Anda di halaman 1dari 1

mengenyangkan dan sesuai dengan pendapatan mereka.

Oleh karena itu,


status ekonomi keluarga yang lebih rendah cenderung memiliki anak stunting
karena kurangnya nutrisi.
Penyebab permasalahan-permasalahan terkait dengan kasus stunting
pada subbab sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Faktor pendidikan ibu yang masih rendah.
2. Kurangnya pengetahuan dan sikap tentang kebutuhan gizi laktasi
3. Kesibukan ibu yang hanya mengurus bayi.
4. Kurangnya informasi dari tenaga kesehatan

C. FAKTA YANG MEMPENGARUHI


1. Kebiasaan (adat/tradisi) dari pada ibu memberikan ASI tidak sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
2. Pemahaman yang salah tentang pemberian makanan tambahan pada
bayi yang masih berumur kurang dari 2 tahun (umur ASI Ekslusif).
3. Kasus Ibu-ibu pada fase menyusui tetapi ASI nya tidak keluar karena faktor
kekurangan gizi.
4. Masih belum dianggap penting oleh sebagian masyarakat tentang
penyampaian informasi dan pendampingan tentang ASI, kesehatan ibu
dan Bayi melalui posyandu, PKK, dan lain sebagainya.
5. Kaderisasi petugas penyuluh kesehatan di tingkat kelurahan/desa yang
masih tersendat.
6. Fasilitas kesehatan sebagai sarana penyampaian informasi tentang ASI,
kesehatan ibu dan Bayi masih sangat minim.

D. ANALISIS
Asupan gizi yang diperoleh sejak bayi lahir tentunya sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhannya termasuk risiko terjadinya stunting. Stunting
adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun)
akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya.
Menurut Kementerian Kesehatan definisi stunting adalah anak balita
dengan nilai z-scorenya < -2SD/standar deviasi (stunted) dan < – 3SD
(severely stunted) menurut (TNP2K 2017). Faktor nutrisi yang diperoleh sejak
bayi lahir seperti tidak terlaksananya inisiasi menyusu dini (IMD) dapat
menjadi salah satu faktor terjadinya stunting (Kemenkes RI, 2018). 1
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021,
prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33
juta balita. Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-
tahun sebelumnya. Akan tetapi prevalensi nasional masih diatas toleransi
yang ditetapkan WHO yang hanya 20%. Sesuai dengan informasi dari

1
Jurnal Kebidanan Vol. 10 No. 2 ISSN 2580-4774, September 2020 Hal. 66

Telaahan Staf: Cegah Stunting Menyusui | 2

Anda mungkin juga menyukai