LOKASI
HARINI TRIANA
SILALAHI
Topik Pembahasan
• Pengantar Teori Lokasi
• Tokoh-Tokoh Teori Lokasi
• Pengelompokkan Teori Lokasi
• Teori Lokasi Industri
• Teroi Lokasi dalam Usaha
• Teori Lokasi Pembangunan Wilayah
• Kajian Empiris
PENGANTAR TEORI LOKASI
Landasan dari teori lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada lokasi.
Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut (dapat ditentukan bujur dan
lintangnya). Studi tentang lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu kegiatan
dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan masing-masing karena lokasi yang
berdekatan (berjauhan) tersebut.
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegitan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki
alokasi geografis dari sumber-sumber yang langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi
berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun social. Dalam mempelajari lokasi berbagai kegitan,
ahli ekonomi regional atau geografi terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang yang dianalisis adalah datar dan
kondisinya disemua arah adalah sama. Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan ‘gangguan’ ketika
manusia berhubungan atau berpegian dari satu tempat ke tempat lainnya. Salah satu hal yang banyak dibahas dalam
teori lokasi adalah pengaruh jarak terhadap intensitas orang bepergian dari satu lokasi kelokasi lainnya.
PENGANTAR TEORI LOKASI
Teori lokasi berkembang sejak awal abad 19 dan mengalami pengembangan hingga saat ini.
Dalam pengembangan teori lokasi ini banyak tokoh yang ikut terlibat dalam pembuatan atau
pengembangan teori ini, tetapi ada tiga tokoh yang paling berperan penting dalam
pengembangan teori ini yaitu, Weber, Christaller, Von Thunen n August Losch
Teori Lokasi Alfred Weber (1909)
Prinsip minimalisasi
biaya
Lokasi setiap industri tergantung pada to-
tal
biaya transportasi dan tenaga kerja di-
mana
penjumlahan keduanya
harus minimum
Ada
Lokasi pabrik beberapa
trans- (produksi) lokasi
portasi hanya 1 bahan
tempat mentah
Menurut Weber ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri, yaitu
biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi atau
deaglomerasi. Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan
bahan baku Weber menggunakan konsep segitiga lokasi atau locational
triangle untuk memperoleh lokasi optimum .
Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau
pasar, Weber merumuskan indeks material (IM), sedangkan biaya tenaga kerja sebagai salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi lokasi industri dijelaskan Weber dengan menggunakan
sebuah kurva tertutup (closed curve) berupa lingkaran yang dinamakan isodapan (isodapane).
KONSEP LOCATIONAL TRIANGEL (SEGITIGA LOKASI)
Teori Lokasi Alfred Weber (1909)
Keterangan :
M : pasar
P : lokasi biaya teren-
dah
R1,R2 : bahan baku
SUPLAI SUPLAI
TENAGA AIR
KERJA
FASILITAS
PASARA
TRANS-
N
PORTASI
FAKTOR PENENTU LOKASI INDUSTRI
(FAKTOR NON GEOGRAFI)
KEBIJAKAN
MANAJE-
PEMERIN-
MEN
TAH
FAKTOR
MODAL
PRIBADI
Alasan Lokasi Industri Dekat dengan
Pasar
Efisiensi Produksi: Ketika industri berlokasi dekat pasar, biaya logistik
dan transportasi dapat dikurangi, sehingga biaya produksi dapat lebih
rendah. Ini dapat menghasilkan efisiensi dalam rantai pasokan dan
mengurangi biaya overhead.
Keterjangkauan Tenaga Kerja: Pasar seringkali merupakan pusat
populasi, sehingga perusahaan yang berlokasi di dekatnya dapat dengan
mudah mendapatkan akses ke tenaga kerja dengan berbagai
keterampilan.
Keputusan pemilihan lokasi strategis yang digunakan biasanya adalah strategi untuk
meminimalkan biaya, sedang untuk bisnis eceran dan jasa profesional, strategi yang
digunakan terfokus pada memaksimalkan pendapatan(Heizer & Render, 2009:486).
Usahawan sering membuat kesalahan dalam pemilihan lokasi dan tempat fasilitas-
fasilitas produksinya.
Pembangunan wilayah adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
wilayah pedesaan sehingga dapat memajukan potensi desa
Teori lokasi dalam pembangunan wilayah menjelaskan bahwa landasan yang digunakan dalam
pembangunan wilayah dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan ruang karena dalam ruang
kita dapat menemukan banyak lokasi yang dapat dijadikan sebagai kegiatan perekonomian
Kajian Literatur : Pabrik Rokok di Kudus Teori
Losch
Pusat Permintaan dan Penawaran (Isotim): Teori Losch berbicara tentang garis
isoline dengan kepadatan permintaan dan penawaran yang sama, dikenal sebagai
isotim.Dalam kasus ini, Kudus mungkin dipilih sebagai lokasi untuk pabrik rokok
Djarum
karena berada di titik di mana permintaan dan penawaran ekonomi mencapai titik
kesetimbangan yang menguntungkan. Ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti
ketersediaan tenaga kerja, infrastruktur, dan pasar yang cukup besar.
Pengaruh Terhadap Distribusi Ekonomi: Dalam teori ini, distribusi kegiatan ekonomi
dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran yang beragam. Pabrik rokok Djarum
dapat menjadi pusat penawaran ekonomi di Kudus dan sekitarnya, yang dapat
menarik bisnis dan aktivitas lainnya. Ini dapat berdampak pada perubahan tata ruang
wilayah dan mengubah struktur ekonomi lokal.
Efek Multipel Lokasi: Teori Losch juga menyatakan bahwa efek dari lokasi tertentu
dapat meluas ke wilayah sekitarnya. Jadi, pembangunan pabrik rokok Djarum di
Kudus dapat merangsang aktivitas ekonomi dan pertumbuhan di daerah-daerah
sekitarnya juga, karena adanya interaksi antara pusat ekonomi dan wilayah
sekitarnya.
Kajian Teori Lokasi Weber Terhadap Keberadaan Industri Tenun Ikat di Kecamatan Maduran
Kabupaten Lamongan (Agung Ghufron Riski Fauzi – 2017)