11.2 Teori
KELOMPOK 9
11.3. Peralatan
KELOMPOK 9
d. Peralatan pengukuran slump.
11.4. Bahan
KELOMPOK 9
b. Semen.
KELOMPOK 9
11.5. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada modul ini sebagai berikut.
a. Pemilihan faktor air.
KELOMPOK 9
d. Pengadukan agregat dalam molen.
KELOMPOK 9
g. Tambahkan lagi air 1/3 jumlah total kedalaman wadah dan ulangi proses
untuk mendapatkan konsistensi adukan.
KELOMPOK 9
j. Mengangkat cetakan slump
KELOMPOK 9
j. Buatlah benda uji kubus sesuai petunjuk. Jumlah benda uji ditetapkan
berdasarkan volume adukan.
11.6. Analisis
Dari data tersebut di dapatkan bahwa pada pengukuran tinggi slump pada
adukan beton kubus adalah 9cm.Dari nilai tersebut diketahui bahwa adukan
beton tersebut berkualitas bagus dengan perbandingan nilai dari test
pengukuran slump tersebut, kualitas bagus dari adukan adalah dengan nilai
interval slump 8cm-12cm.Untuk nilai slump pada adukan beton silinder adalah
setinggi 4 cm, dari nilai tersebut diketahui bahwa adukan beton tersebut
berkualitas dibawah standar interval slump dari perbandingan nilai test
pengukuran slump dengan standar interval slump, senilai 5cm- 8cm, hal
tersebut diakibatkan karena terjadinya kesalahan saat menentukan ukuran
campuran yang seharusnya.
Adapun kesimpulan dan saran pada modul ini sebagai berikut ini.
11.7.1. Kesimpulan
KELOMPOK 9
a. Dapat disimpulkan bahwa pada pengukuran tinggi slump adukan
beton kubus yang di dapat setinggi 9 cm memiliki kualitas yang
bagus untuk membuat beton yang kuat.
b. Pengukuran tinggi slump pada adukan beton silinder didapat
ukuran 4 cm, hal ini berarti adukan beton memiliki kualitas
dibawah standar untuk membuat beton yang kuat.
c. Pada percobaan pertama hasil yang didapatkan yaitu sebesar 4
cm, hal tersebut disebabkan karena kurangnya air pada
campuran beton tersebut.
11.7.2. Saran
KELOMPOK 9