Anda di halaman 1dari 10

BAB 11

PELAKSANAAN CAMPURAN BETON

11.1 Tujuan Percobaan

Menentukan komposisi komponen atau unsur beton basah dengan ketentuan


kuat tekan karakteristik dan slump rencana.

11.2 Teori

Dalam pelaksanaannya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


memacu adanya pengembangan kreatifitas setiap orang sebagai modal agar
pembangunan dapat dilaksanakan secara lebih baik. Seiring dengan hal
tersebut, peningkatan mutu, efisiensi, dan produktivitas dari setiap kegiatan
pembangunan terutama yang terkait dengan sektor fisik mutlak harus
dilakukan, seperti halnya sektor bangunan yang saat ini terus mengalami
peningkatan.
Dalam dunia konstruksi bangunan, penelitian untuk mendapatkan produk-
produk konstruksi yang lebih baik terus dilakukan. Beton yang merupakan
salah satu material penting dari sebuah bangunan. Pada dasarnya beton
terbentuk dari dua bagia nutama yaitu pasta semen dan agregat. Pasta semen
terdiridari semen portland, air dan bahan campur tambahan (admixture).
Sedangkan agregat terdiri dari agregat kasar (batu pecah) dan agregat halus
(pasir). Beton banyak digunakan karena keunggulan-keunggulannya antara lain
kuat tekan beton mutu tinggi. Beton merupakan material yang kuat dalam
kondisi tekan dan lemah dalam kondisi tarik, merupakan elemen struktur yang
paling banyak digunakan dalam bangunan karena bahannya yang mudah
didapat, mudah dibuat dan harganya murah.

KELOMPOK 9
11.3. Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan pada modul ini sebagai berikut.


a. Timbangan.

Gambar 11.3.1. Timbangan


b. Kontainer.

Gambar 11.3.2. Kontainer


c. Sendok semen.

Gambar 11.3.3. Sendok Semen

KELOMPOK 9
d. Peralatan pengukuran slump.

Gambar 11.3.4. Peralatan Slump


e. Tongkat pemadat.

Gambar 11.3.5. Tongkat Pemadat

11.4. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada modul ini sebagai berikut.


a. Air.

Gambar 11.4.1. Air

KELOMPOK 9
b. Semen.

Gambar 11.4.2. Semen


c. Agregat halus.

Gambar 11.4.3. Agregat Halus


d. Agregat kasar.

Gambar 11.4.4. Agregat Kasar

KELOMPOK 9
11.5. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada modul ini sebagai berikut.
a. Pemilihan faktor air.

Gambar 11.5.1.Persiapan Bahan Campuran


b. Mempersiapkan container penampung adukan.

Gambar 11.5.2. Kontainer Penampung Adukan


c. memasukan agregat kasar dan halus kedalam molen.

Gambar 11.5.3.Memasukkan Agregat Kasar dan Halus

KELOMPOK 9
d. Pengadukan agregat dalam molen.

Gambar 11.5.4.Pencampuran Agregat


e. Memasukan semen pada agregat campuran didalam molen.

Gambar 11.5.5. Pemasukan Semen


f. Tuangkan air 1/3 jumlah total kedalaman wadah dan lakukan pencampuran
sampai terlihat konsistensi adukan yang merata.

Gambar 11.5.6. Memasukkan Air

KELOMPOK 9
g. Tambahkan lagi air 1/3 jumlah total kedalaman wadah dan ulangi proses
untuk mendapatkan konsistensi adukan.

Gambar 11.5.7.Menambahkan Air


h. Mengeluarkan adukan beton dari mesin molen

Gambar 11.5.7.Mengeluarkan Beton


i. Memasukkan campuran beton kedalam kerucut abrams

Gambar 11.5.8. Memasukkan Campuran Kedalam Kerucut Abrams

KELOMPOK 9
j. Mengangkat cetakan slump

Gambar 11.5.9. Mengangkat Kerucut Abrams


k. Lakukan pemeriksaan slump.

Gambar 11.5.10. Mengukur Slump


l. Tambahkan sisa air dan lakukan pengadukan kembali.

Gambar 11.5.11. Penambahan Sisa Air

KELOMPOK 9
j. Buatlah benda uji kubus sesuai petunjuk. Jumlah benda uji ditetapkan
berdasarkan volume adukan.

Gambar 11.5.1. Memasukan Beton Basah Kedalam Cetakan


k. Lakukan pencatatan hal-hal yang menyimpang dan perencanaan, terutama
pemakaian jumlah air dan nilai slump.

11.6. Analisis

Dari data tersebut di dapatkan bahwa pada pengukuran tinggi slump pada
adukan beton kubus adalah 9cm.Dari nilai tersebut diketahui bahwa adukan
beton tersebut berkualitas bagus dengan perbandingan nilai dari test
pengukuran slump tersebut, kualitas bagus dari adukan adalah dengan nilai
interval slump 8cm-12cm.Untuk nilai slump pada adukan beton silinder adalah
setinggi 4 cm, dari nilai tersebut diketahui bahwa adukan beton tersebut
berkualitas dibawah standar interval slump dari perbandingan nilai test
pengukuran slump dengan standar interval slump, senilai 5cm- 8cm, hal
tersebut diakibatkan karena terjadinya kesalahan saat menentukan ukuran
campuran yang seharusnya.

11.7. Kesimpulan dan Saran

Adapun kesimpulan dan saran pada modul ini sebagai berikut ini.

11.7.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut.

KELOMPOK 9
a. Dapat disimpulkan bahwa pada pengukuran tinggi slump adukan
beton kubus yang di dapat setinggi 9 cm memiliki kualitas yang
bagus untuk membuat beton yang kuat.
b. Pengukuran tinggi slump pada adukan beton silinder didapat
ukuran 4 cm, hal ini berarti adukan beton memiliki kualitas
dibawah standar untuk membuat beton yang kuat.
c. Pada percobaan pertama hasil yang didapatkan yaitu sebesar 4
cm, hal tersebut disebabkan karena kurangnya air pada
campuran beton tersebut.
11.7.2. Saran

Adapun saran dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut.


a. Praktikan diharapkan memahami pada modul yang akan di
praktikumkan.
b. Praktikan diharapkan berhati-hati dalam pencampuran air pada
adukan beton pada molen.
c. Praktikan diharapkan memperhatikan dalam pengambilan data.

KELOMPOK 9

Anda mungkin juga menyukai