BAB IV
PRODUKSI BETON SEGAR
4.1. Umum
Campuran beton direncanakan berdasarkan suatu asumsi bahwa sifat-sifat
beton setelah mengeras sangat bergantung pada sifat-sifat komposisi
campurannya. Agar beton dapat mencapai sifat-sifat keras yang
dikehendaki, maka beton harus dipadatkan dengan keseragaman yang baik.
Apakah suatu campuran beton dapat dipadatkan dengan baik atau tidak,
sangat bergantung pada sifat-sifat beton segar itu sendiri
Campuran beton segar dapat dikatakan mempunyai sifat yang baik bila
memenuhi persyaratan utama campuran yaitu mampu memberikan
kemudahan pengerjaan (Workability), yaitu bila campuran tersebut tetap
bertahan seragam ketika berlangsung proses pengangkutan, pengecoran
dan pemadatan.
Sifat kemudahan pengerjaan merupakan permasalahan yang kompleks,
karena di dalamnya bergabung pengaruh sifat alami dan faktor-faktor lain
yang secara kebetulan terjadi pada saat pengerjaan. Sebagai contoh,
campuran beton yang memberi kemudahan untuk pekerjaan lantai belum
tentu akan mudah bila digunakan untuk mengerjakan pengecoran balok
dengan penampang yang sempit serta mempunyai penulangan yang rapat.
Bentuk slump seperti ini diperoleh dari adukan beton yang homogen dan
kohesif, sehingga nilai slump yang diukur adalah nilai slump yang
sebenarnya.
Bila terjadi keruntuhan geser beton pada satu sisi atau sebagian massa
beton, pengujian harus diulangi dengan mengambil porsi lain dari adukan
yang sama. Kemudian bila dua pengujian berturutan pada satu contoh
beton menunjukkan keruntuhan geser, kemungkinan adukan beton kurang
plastis atau kurang kohesif sehingga harus dinyatakan sebagai adukan yang
tidak memenuhi syarat workabilitas.
Prinsip Pengerjaan :
Hopper pertama diisi adukan beton hingga penuh, ”pintu” yang berengsel
yang terdapat pada bagian dasar hopper dibuka dan beton akan jatuh
mengisi hopper kedua, ”pintu” pada bagian alas hopper kedua dibuka dan
beton akan jatuh mengisi silinder. Adukan yang berlebih di atas permukaan
silinder diratakan, silinder ditimbang sehingga diketahui berat beton yang
ada dalam silinder (Wp).
Silinder dikosongkan dan kemudian diisi kembali dengan adukan beton yang
sama, dipadatkan secara sempurna dengan cara ditusuk-tusuk atau dengan
cara digetarkan. Silinder harus terisi hingga batas permukaan atasnya,
ditimbang sehingga diketahui berat betonnya (Wf). Nilai perbandingan
Wp/Wf dinyatakan sebagai faktor pemadatan.
Faktor pemadatan yang normal berkisar 0,80 – 0,92. Metode ini lebih cocok
untuk pengujian kering, dimana jika dilakukan dengan metode slump
memberikan hasil yang kurang memuaskan. Metode ini juga efektif untuk
ukuran agregat maksimum 37,5 mm.
4-6
c. Metode V-B
Skema alat uji seperti gambar di bawah ini.
Lempeng
transparan
Ke crane
Muka air
Luncuran
Memadai
Benar
Benar
4-11
Benar Salah
Penahan
Benar Salah
Luncuran
fleksibel
Benar Salah
Benar Salah
Luncuran
Luncuran
Penahan
Benar Salah
4.7. Pemadatan
Pemadatan beton segar dimaksudkan untuk menghilangkan rongga-rongga
udara yang terdapat di dalamnya. Sifat-sifat kekuatan (strength), keawetan
(durability), dan kekedapan (impermeability) beton setelah mengeras
ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah pencapaian derajat
kepadatan saat beton dipadatkan dalam kondisi masih plastis. Tinggi atau
rendahnya sifat-sifat tersebut sebanding dengan tinggi atau rendahnya
derajat kepadatan beton. Alat getar adukan beton segar terbagi ke dalam
dua tipe, yaitu :
a. Alat getar intern (internal vibrator), yaitu alat getar yang berupa
batang dan digerakkan dengan mesin. Dalam menggunakannya, batang
4-14
Benar Salah