Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN

PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI

KATA PENGANTAR
“The best laid schemes o mice an men Gang aft a-gley”

Robert Burns
(To a mouse)

Baris kalimat diatas yang terkenal ini menyatakan bahwa perencanaan yang terbaik sering
mengalami kegagalan, akan tetapi timbul pertanyaan berikut ini :
a. Mengapa dan berapa seringnya kegagalan itu terjadi ?
b. Apakah proses perencanaan yang sudah dipertimbangkan benar ?
c. Apakah kenyataan yang begitu rumit untuk sebuah contoh, akan tetapi pendekatannya
sudah dilakukan dengan sungguh-sungguh ?
d. Berapa detail yang dibutuhkan dalam perencanaan ?
e. Apakah penggunaan kata “sering” mengisyaratkan bahwa sesuatu “sangat sering”
salah walaupun kita sudah berusaha semampu kita ?

Syukur sekali bahwa buku ini akan mengurangi tingkat perencanaan menjadi salah dan
membantu para pembuat planning mengerti mengapa dan bagaimana mereka membuat
kesalahan saat mereka bekerja.

1.1 MANAGEMENT

Management merupakan sebuah subject yang luas yang sering diperaktekkan oleh setiap
orang tanpa training. Buku ini membahas tentang suatu area management, perencanaan dan
pengawasan konstruksi dengan tujuan yang luas mempersiapkan wawasan kedalam dan
analisa beberapa teknik dan praktek yang dihadapi. Seperti halnya dalam buku ini
menyajikan diskusi untuk ditujukan kepada pembaca yang melatih membuat perencanaan
(para professional dan manajer yang berminat) dan juga agar mahasiswa dan yang lai dapat
mengerti menyajikan teknik. Sebelum menjelaskan tentang objectif khusus/yang spesifik dan
susunan dari buku ini, area management luas diperkenalkan untuk menegaskan latar belakang
dari buku ini.
Fungsi management itu banyak dan banyak yang telah mencoba mendefinisikan,
memperluas/menyaring dan menyampaikan fungsi-fungsi tersebut. Akan tetapi pada dasarnya
fungsi utama dari semua management dapat disingkat menjadi :
a. Perencanaan
b. Pengaturan
c. Susunan Kepegawaian
d. Pengawasan
Daftar ini bagus apabila mengabaikan tingkat dimana manager bekerja walaupun pada
sebuah perusahaan yang levelnya berbeda,para menager mempunyai keseimbangan yang
berbeda dari fungsi-fungsi ini. Pada tingkat management rendah lebih terdapat keutamaan
dan kurang tekanan pada fungsi-fungsi lain. Sedangkan pada tingkat management tinggi
terdapat sedikit keutamaan dan lebih tekanan-tekanan pada aspek lain. Untuk menjalankan
ungsi ini dengan baik maka perlu mengimplementasikan kebutuhan untuk komunikasi yang
baik. Sesunguhnya kebanyakan kritik manager biasanya ketka dianalisa dan berhubungan
dengan komunikasi yang tidak baik.
Bab 2 menyajikan topik penting ini dan mendiskusikan metoda “hard copy” utama dalam
mengkomunikasikan informasi dalam perencanaan dan pengawasan.
Dari daftar diatas, perencanaan dan pengawasan adalah fungsi management yang
segnifikan pada semua level dari suatu oganisasi. Kesuksesan mereka sangat bergantung pada
teknik-teknik yang digunakan, juga sangat tergantung pada struktur organisasi perusahaan
yang harus mengikuti fungsi ini untuk dijalankan secara tepat dengan informasi yang bagis
serta dipadukan dengan fungsi management yang lainnya.
Kunci fungsi management yang lain sekarang dapat didefinisikan yaitu dengan
memonitor kemajuan kerja untuk membuat informasi berguna. Bab selanjutnya dengan topik
mengelola proses perencanaan dan memonitor serta mengawasi konstruksi.
Bagian selanjutnya dari topik ini memperkenalkan menagement dalam contek
perencanaan, monitoring dan pengawasan konstruksi. Berdasarkan latar belakang inilah maka
tujuan dari buku ini dan layoutnya akan dibahas.

1.2 PERENCANAAN, MONITORING DAN PENGAWASAN.

Sebelum melihat berbagai aspek dari perencanaan secara mendetail atau melihat isi
buku ini maka lebih baik mendefinisikan terlebih dahulu tentang apa sebenarnya yang
dimaksud dengan “Planning” yang digunakan secara luas melalui industri konstruksi yan g
berkmakna lain bagi orang yang berbeda.
Sebuah kamus yang bagus (Collins English Dictionary) mengartikan dua makna dari
perencanaan :
1. Rincian schema, metode dan lain-lain untuk memperleh suatu objective
2. Suatu pengajuan biasanya ide yang bersifat sementara untuk mengerjakan sesuatu.
Jadi perencanaan (planning) bukanlah suatu akhir dari penyelesaian proyek, akan
tetapi merupakan bantuan untuk menyelesaikan proyek. Menariknya lagi adalah program
yang terkait didalamnya dan definisinya lebih khusus adalah sebagai berikut :
“Sebuah diagram atau daftar menunjukkan pekerjaan yang dikerjakan dihubungkan
dengan waktu “.
Dengan definisi ini maka sebuah rencana merupakan skema yang detail atau metoda
untuk mencapai tujuan (objective) dalam hal ini adalah penyelesaian sebuah proyek dan
skema yang detail ini mencakup metoda, kegiatan yang harus diselesaikan, waktu kegiatan,
sumber-sumber yang digunakan dan keuangan yang diperlukan.
Secara umum perencanaan yang dipakai adalah untuk merangkum ide-ide yang
biasanya dihubungkan dengan program, penjadwalan, dan pengaturan. Tujuannya dapat
didefinisikan menjadi :
Harus yakin bahwa semua pekerjaan membutuhkan untuk menyelesaikan sebuah project yang
dikerjakan :
a. Perintah yang benar
b. Tempat yang benar
c. Waktu yang tepat
d. Dikerjakan oleh orang dan perelatan yang tepat
e. Dengan kualitan yang benar.
f. Bekualitan baik
g. Dengan irit, aman dan lingkungan yang dapat diterima

Banyak lagi yang dicover dalam buku ini untuk topik perencanaan dan pengawasan
konstruksi kerja terpuaskan.
Bab ini dilanjutkan dengan pengenalan “siapa (who), apa (what), dimana (where), kapan
(when), dan mengapa (why) perencanaan mempunyai arti terluas (seperti penjelasan diatas),
sedangkan bagaimana (how) yang menjelaskan dan mendiskusikan teknik-teknik yang
berguna akan dijelaskan pada bab berikutnya.

1.2.2. Siapa (who), apa (what), dimana (where) dan mengapa (why) membuat
perencanaan.

Ketika timbul pertanyaan-pertanyaan berikut ini :


a. Siapa yang harus merencanakan ?
b. Apa yang harus mereka rencanakan ?
c. Kapan mereka harus merencanakannya ?

Maka tentu saja jawabannya sangat mudah yaitu :


a. Setiap orang harus merencanakannya
b. Mereka harus merencanakan pekerjaan baik berada dalam tanggung jawab mereka
maupun pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka sendiri
c. Mereka harus merencanakannya secara kontinu.

Setiap orang yang terlibat dalam sebuah proyek mulai dari ketua (pimpinan dari
organisasi client sampai ke pekerja subcontractor harus mempunyai rencana dan kita
harapkan ada ketertban dalam perencanaan).
Masalah timbul apabila mereka tidak merencanakan atau menghabiskan waktu mereka
merencanakan sesuatu yang salah. Berikut ini bagian-bagian yang utama keterlibatan
konstruksi dan personel dan dan sekaligus saran pertimbangan-pertimbangan perencanaan
bagi mereka.

CLIENT

Client harus merencanakan konstruksi projek karena konstruksi biasanya menjadi bagian dari
sebuah projek besar atau sisa dari pekerjaan client. Oleh karena itu konstruksi proyek harus
diintegrasikan dengan aspek-aspek lainnya. Pengeluaran dana pada konstruksi ini akan
ditutupi baik secara langsung maupun proyek yang sudah selesai. Client harus waspada
terhadap pengeluaran dana, tanggal yang diperlukan untuk mengintegrasikan konstruksi
dalam proyek secara keseluruhan.

KONSULTAN UTAMA (Arsitek atau Insinyur Konsultan)

Konsultan utama perlu membuat perencanaan karena tiga alas an yang berbeda.
Pertama : Keuangan dan perencanaan fisik proyek diperlukan sebelum konstruksi kerja
dimulai untuk meringkaskan client pada komitmen yang potensial.
Kedua : Suatu rencana diperlukan untuk memproduksikan gambar-gambar dan informasi
lainnya agar tidak membawa kerugian pada proyek yang sedang dikerjakan. Ini
bias saja berdasarkan perencanaan konstruksi yang dihasilkan oleh organisasi
lain akan tetapi meliputi waktu dan sumber permintaan untuk kerja konsultan itu
sendiri.
Ketiga : Konsultan sering memerlukan sebuah perencanaan untuk meyakinkan bahwa
permintaan yang ditempatkan pada kontraktor pada waktu tender wajar dan
tidak menghasilkan biaya yang berlebihan yang didatangkan oleh client.

CONTRACTOR

Kebanyakan orang menghubungkan kontraktor dengan perencanaan proyek dan


sesungguhnya merupakan hal biasa bagi kontraktor mengerjakan perencanaan mayoritas
untuk fase konstruksi sebuah proyek.
Banyak alasan mengapa kontraktor memerlukan sebuah program kerja termasuk yang berikut
ini :
1. Memberikan laporan pada client
2. Memonitor Kemajuan
3. Mengawasi pekerjaan
4. Memahami/menguasai
5. Meyakinkan bahwa sumber-sumber digunakan secara efektif
6. Meyakinkan bahwa informasi diperlukan tepat pada waktunya
7. Menyakinkan bahwa cash flow memuaskan
8. Menyakinkan bahwa pekerjaan dijalankan siirit mungkin
9. Meyakinkan keamanan kerja
10. Meyakinkan bahwa masalah lingkungan dipertimbangkan degan tepat

Dalam daftar ini “sumber (resourse)” digunakan sebagai istilah umum untuk semua
tipe pekerja, pabrik, material (bahan), subkontraktor dan pengeluaran tambahan (seperti para
insinyur).
Dengan banyaknya penggunaan potensial, maka tidak heran lagi kalau banyak
program dihasilkan pada suatu proyek (a single project) didalam organisasi kontraktor,
sedangkan pada proyek yang lebih kecil program-programnya bias digabungkan,
merefleksikan kombinasi peran orang banyak. Pada sebuah proyek besar orang-orang berikut
ini mempunyai program-program yang berbeda :

 Orang yang membuat perkiraan (Estimator)


Estimator memerlukan suatu out line program kerja untuk menentukan biaya
pekerjaan dengan tepat. Ini bias saja diperiksa dan diubah oleh management senior pada
pertemuan terakhir sebelum tender.

 Manager Project (Project Manager)


Project Manager perlu memiliki program-program kerja untuk mengontrol keuangan
project dan meyakinkan bahwa sumber-sumber yang benar akan berguna dan melaporkan
kepada client, engineer atau arsitek.

 Agen (Agent)
Disini agen proyek didefinisikan sebagai orang yang langsung bertanggung jawab
kepada konstruksi kerja atau bagian utama mereka. Agen juga perlu mempunyai program
kerja untuk meyakinkan bahwa sumber-sumber yang benar tersedia dan digunakan untuk
proyek secara efesien.

 Insinyur Lapangan (Site Engineer)


Insinyutr harus mempunyai program kerja untuk meyakinkan bahwa pekerjaan seperti
setting out dan checking dikerjakan pada waktu yang tepat. Program tersebut juga digunakan
untuk meyakinkan bahwa sumber-sumber tersebut digunakan secara efisien pada proyek.

 Ganger
Ganger atau orang lain yang bertanggung jawab terhadap sebuah tim yang operative
Ganger perlu mempunyai program kerja untuk meyakinkan bahwa sumber-sumber digunakan
untuk proyek secara efesien. Ganger harus yakin bahwa semua sumber tersedia untuk
mengerjakan tugas yang diemban dan oleh karenanya mereka bekerja bersama-sama untuk
melaksanakan tugasnya.

 Operative
Walaupun ada pemikiran yang mengatakan bahwa operative secara individu tidak
memerlukan program. Hal ini penting bahwa mereka memikirkan perencanaan kedepan
untuk meyakinkan bahwa system kerja aman. Bila hal ini tidak dikerjakan maka masalah-
masalah akan timbul dan pengawasan akan menjadi aktif kembali.

 Sub Kontraktor (Sub Contractor)


Sub kontraktor mempunyai persyaratan yang sama dengan kontraktor utama sejauh
perencanan proyek diperhatikan. Semua orang yang terlibat dalam sebuah proyek
memerlukan program untuk meyakinkan pekerjaan dikerjakan dengan aman, memenuhi
kualitas yang diinginkan dan dengan mempertimbangkan lingkungan yang semestinya.
Semua perencanaan dan program-program ini tidak hanya mengahasilkan sekali saja, tapi
perencanaan (planning) adalah suatu proses lanjutan yang bersinambungan melalui proyek
sebagainmana dijelaskan dalam bagian berikut ini.

1.2.2. Lingkaran Perencanaan dan Pengawasan

Manajemen perencanaan adalah suatu bagian yang penting dari suatu proses
management. Untuk mengelolan perencanaan harus diketahui bahwa proses planning
digabungkan bukan saja dengan fungsi planning akan tetapi juga digabungkan dengan fungsi
monitoring dan control. Semua proses dapat dipresentasikan dengan lingkaran planning dan
kontrol seperti dalam gambar 1.1.
Dari perputaran proses alami dapat diketahui bahwa planning bukanlah sesuatu yang
terjadi sekali dalam kehidupan proyek dan kemudian dilupakan hingga periode yang sama
berikutnya. Berikut ini adalah sebuah diskusi tentang elemen gambar :

Informasi Ekternal
Rencana Kerja (tingkat produksi, batas, kantor pusat, dll)

Faktor external
Control Pekerjaan

Informasi Yang Monitor


Berhubungan

Gambar 1.1 Lingkaran Planning dan Kontrol


RENCANA KERJA
Tidak mungkin mengerjakan pekerjaaan apapun apalagi mencapai kemajuan tanpa
perencanaan kerja. Bahkan bila ini diartikan lebih luas lagi untuk memutuskan apa yang
harus dikerjakan dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan.
Maka jelaslah bahwa makin baik perencanaan kerja makin sedikit masalah-masalah
yang akan timbul dalam menegerjakan pekerjaan. Kebenaran bukti ini sering tidak dikenal
oleh pekerja lapangan yang mampu melaksanakan hampir semua tugas-tugas konstruksi.
sesuai dengan waktu yang diberikan. Sesungguhnya mereka sering mengabaikan metode
kerja yang diajukan agar kerja dilaksanakan. Ini tidak memberikan kesan bahwa perencanaan
kerja sia-sia akan tetapi lebih menunjukkan bahwa planning dan kontrol adalah penting untuk
meyakinkan bahwa kemajuan kerja tepat pada waktunya, irit dan sesuai petunjuk.
Sangat perlu dipahami bahwa planning bukan saja artinya perencanan kerja yang
dilakukan secara fisik akan tetapi juga termasuk aspek keuangan. Pada hal-hal tertentu
sebuah rencana harus menyediakan informasi tentang jumlah uang proyek yang akan
mengalir dan keluar serta kapan ini terjadi. Biasanya karena uang diperoleh sebelum uang itu
diterima dan komit sebelum dibelanjakan (sebuah proyek biasanya akan mengadakan biaya
nyata atau biaya taksiran untuk diutangkan dan keuntungan tambahan untuk
disurplus/dilebihkan), dan ada suatu kebutuhan untuk mempertimbangkan secara detail waktu
kerja. Dari penjelasan ini merupakan hal biasa menghitung keuntungan dan kerugian waktu
yang berlebihan.

PEKERJAAN
Pekerjaan dapat diselesaikan apabila pekerjaan tersebut dilakukan dengan cara harus
mencapai tuuan yang ditetapkan dalam fase perencanaan. Berbagai pencapaian mungkin
sudah ditetapkan dan detailnya tergantung pada tingkat dimana rencana dan kontrol
dilakukan.

MONITOR
Proses fase ketiga adalah pengumpulan informasi sesuai dengan pekerjaan yang
sedang dikerjakan. Monitoring harus menyediakan keduanya baik informasi fisik maupun
informasi keuangan yang harus dalam bentuk yang cocok untuk dijadikan perbandingan
dengan rencana. Fase keempat dapat dkerjakan apabila fase ketiga sudah diselesaikan. Fase
keempat membahas tentang hubungan informasi.

HUBUNGAN INFORMASI (Informasi yang saling terkait)


Yang dimaksud dengan informasi adalah kemajuan informasi (diambil dalam fase
monitoring) yang berhubungan dengan informasi perencanaan (dari fase planning). Dalam
fase ini acheivmet (dari pekerjaan) dibandingkan dengan taget (dari perencanaan). Beberapa
teknik berguna untuk membantu fase ini dan kebanyakan teks pada “kontrol”
mengkosentrasikan semata-mata pada fase dan termasuk pada fase berhubungan. Namun
tidak dapat eksis tanpa beberapa tindakan dan inilah tujuan dari fase selanjutya.

KONTROL
Kegiatan kontrol harus berdasarkan hasil dari informasi yang berhubungan dan
mungkin tipe re-active tradisional yang mana tindakan diambil untuk mempengaruhi out-put
kerja berdasarkan informasi terkinidan informasi yang lalu. Akan tetapi orang menyadari
bahwa time schedule kegiatan sering membuat tipe kontrol ini sedkit berguna, dan tekanan
lebih ditempatkan pada kontrol pro-active. Pro-active kontrol mencoba merubah rencana-
rencana untuk mencapai target jangka panjang atau jika perlu menggunakan fase untuk
membuktikan bahwa target jangka panjang tidak realistic dan oleh karenanya harus diganti.
Planning dasar dan control cycle pada gambar 1.1 dapat digabungkan dengan konsep
planning secara hirarki. Ini dijabarkan pada seksi 1.2.1 untuk memberikan planning hirarki
dan system kontrol seperti pada gambar 1.2. Ini akan didiskusikan lebih jauh pada Bab II.

1.2.3 TIPE PERECANAAN

Pada bagian yang lalu penjelasan berkenaan dengan planning dalam pengertian yang
umum untuk semua tipe personel dalam semua tipe organisasi pada seluruh tipe proyek dan
pada semua waktu.
Beberapa tipe perencanaan yang khusus dapat diidentifikasi dalam konstruksi. Ini
dapat diklasifikasikan pada beberapa tingkat dalam sebuah management hirarki, contohnya :
 Strategi perencanaan yang bersifat badan hukum
 Rencana-rencana pra-tender
 Master plans atau rencana-rencana pra-contract
 Rencana-rencana konstruksi jangka pendek.
Klasifikasi ini berguna sebagai suatu surat peringatan yang mana konstruksi adalah
berdasarkan sekitar kontrak yang sering menentukan persyaratan-persyaratan khusus pada
program konstruksi.
Pre tender plans biasanya bertujuan mengidentifikaskan keuntungan dari harga dan
atau sebagai elemen dari sebuah penawaran :
 Metode kerja
 Struktur organisasi lapangan
 Pengaturan-pengaturan sub kontrak.
Kebijakan Perusahaan

Pengawasan Head Office Plan Yang Membuat


Kantor Pusat Rencana Kantor Pusat Perkiraan

Project Manager Plan


Pengawasan Rencana Manajer Proyek
Manajer Proyek Informasi di luar

Plan Work (Site)


Kontrol Rencana Kerja Lapangan
Lapangan

Work
Informasi yang Kerja
terkait
Faktor Luar
Monitor Progress
Kemajuan Pekerjaan

Gambar 1.2 Sistem Perencanaan dan Kontrol Secara Hirarki

Pertimbangan perencanaan –perencanaan pra konstruksi detail yang lebih luas :


 Kerusakan dari bahan-bahan kerja yang utama
 Waktu kerja
 Tahapan dan fase kerja
 Keamanan, kualitas dan aspek lingkungan
 Resiko dan kemungkinan-kemungkinan
 Kebutuhan sumber
 Taggal
 Informasi yang dibutuhkan pada tanggal-tanggal
 Menyeleksi sub kontrakor dan supplier
 Jadwal kerja

Pertimbangan rencana-rencana konstruksi jangka pendek :


 Pemamfaatan sumber-sumber yang tersedia
 Mengausai/penguasaan sumber-sumber yang diperlukan
 Bekerja dengan aman, irit dan berkualitas tinggi
Masing-masing tipe perencanaan memiliki tujuan yang berbeda seperti dijelaskan diatas,
akan tetapi tujuan recana secara keseluruhan tetap seperti yang dijelaskan pada awal bagian
1.2.
Tipe-tipe rencana yang diberikan diatas akan berbeda bila diproduksi (dihasilkan) oleh
organisasi yang berbeda karena tujuan-tujuan tertentu mereka akan berbeda. Ini terbukti
dalam ringkasan yang mana sebuah rencana alami akan tergantung pada :
 Tipe organisasi (seperti client atau kontraktor)
 Level dalam organisasi (contoh direktur manager atau proyek menejer)
 Waktu produksi (misalnya tender stage atau post-contract stage)
 Tujuan-tujuan.

1.12.4 KEUNTUNGAN PERENCANAAN


Apabila dijalankan dengan tepat maka perencanaan merupakan waktu yang digunakan
dan proses yang mahal. Ini membutuhkan waktu dari personel yang berpengalaman yang
dapat diperkerjakan pada tugas lain dan perencanaan tersebut perlu menggunakan komputer.
Pembenaran mengadakan pengeluaran terletak pada keuntungan yang bias ditambah.
Daftar keuntungan berikut ini sama sekali tidak lengkap akan tetapi menunjukkan
area-area dimana keuntungan dapat diperoleh dari perencanaan yang bagus. Keuntungan ini
pernah dihasilkan oleh seorang insinyur perencanaan senior dengan sebuah kontraktor besar
berskala internasional dan oleh karenanya bias dipertimbangkan terhadap cabang industri
konstruksi.
 Planning memprediksikan waktu aktivitas dan urutan mereka disebabkan periode
konstruksi total.
 Planning dapat membuat keamanan, kualitasdan pengaruh lingkungan kerja menjadi
pertimbangan yang tepat.
 Planning dapat mengevaluasi resiko dan kemungkinan-kemungkinan
 Ongkos dan harga direfleksikan dengan metoda kerja dan waktu yang diambil, dengan
demikian menyediakan suatu basis untuk perkiraan (estimasi).
 Planning menyediakan suatu basis pengawasan
 Planning memprediksikan flow of cash seperti ongkos yang akan kembali.
 Planning menyediakan suatu basis penilaian-penilaian tuntutan dalam perpanjangan
waktu tertentu.
 Planning menunjukkan sesuatu dengan yang tepat kapan material diperlukan sehingga
bias mengoptimalkan ruang untuk gudang dan meminimalkan kerusakan dan
kerugian.
 Gunakanlah histogram untuk material tebal seperti beton, dan hasil galian, sediakan
supplier tinghkat penawarn tinggi.
 Planning memprediksikan tingkat sumber pekerja, staff dan plant.
Keuntungan tambahan bagi client (untuk konsultan mereka) adalah :
 Planning menyediakan deadline (batas waktu) tanggal terakhir merilis informasi.
 Planning menghasilkan perkiraan pengeluaran client, dengan demikian
memprediksikan arus pembayaran pada kontraktor melalui proses penaksiran bulanan.
 Planning memprediksikan tingkat staff yang dibutuhkan untuk supervisi yang
memadai
 Planning membantu dalam memberikan pelayanan kepada publik dan kunjungan
organisasi lapangan kedalam dan keluar
 Planning mampu membuat koordinasi scema lain berdampingan, misalnya dalam
scema jalan raya mengintegrasikan antara pengalihan traffic utama dengan jalan-jalan
yang lebih dekat.

Tentu saja planning dapat memberikan keuntungan-keuntungan diatas apabila kualitas


planning tinggi. Ini dapat diperoleh melalui planning cycle dimana perencanaan-perencanaan
dievaluasi sebelum digunakan dan dimana perencanaan-perencanaan dievaluasi sebelum
digunakan dan dimana perencanaan itu penggunaannya diawasai. Feetback dari kedua proses
ini (evaluasi dan monitoring) dapat digunakan untuk menyediakan informasi untuk
merencanakan kembali rencana kedepan.

1.2.4 SASARAN PLANNING


Setelah megungkapkan tujuan planning secara panjang lebar dan membuat daftar
produksi tingkat perencanaan-perencanaan maka jelaslah bahwa sukar untuk menyatakan
tujuan dari semua bentuk perencanaan. Sesungguhnya tujuan detail dari perencanaan adalah
sangat berhubungan dengan fungsi khusus dari perencaaan untuk organisasi-organisasi
tertentu dalam memproduksinya. Akan tetapi sebuah klarifikasi yang berguna tentang tujuan-
tujuan planning dapat diberikan dalam hubungannya dengan time schedule ditutupi oleh
perencanaan. Tujuan utama dari palnning jangka panjang, menegnah dan pendek adalah
sebaiknya digunakan contoh proyek yang durasinya sekurang-kurangnya satu tahun.

Program jangka panjang (memproduksikan 3 bulanan untuk sisa proyek).

Untuk meyakini bahwa proyek itu akan dijalankan dalam ketentuan yang terdesak dan pada
hampir semua cara untuk membiayai secara efektif adalah dengan pertimbangan pada
keselamatan dan lingkungan, waktu kerja dan sumber untuk menjalankan proyek perlu
dipertimbangkan. Biasanya akan ada pertimbangan yang tidak pasti dalam rencana jangka
panjang untuk proyek-proyek konstruksi dikarenakan industri alamiah.
Rencana jangka menengah (diproduksikan secara bulanan untuk tiga bulan kedepan).

Meyakini bahwa taget rencana jangka panjang akan diperoleh.

Ini menyediakan basis dimana sumber yang diperlukan dapat dikumpulkan dan siap
untuk bekerja. Dalam perencanaan ini ketidakpastian menjadi berkurang dibandingkan
dengan rencana jangka panjang. Namun demikain masih dapat dipertimbangkan.
Rencana jangka pendek (diproduksikan secara mingguan untuk dua minggu yang akan
dating), yakinlah bahwa sumber-sumber yang disediakan oleh pertimbangan rencana jangka
menengah digunakan pada hampir semua cara yang efisien untuk mencapai tujuan-tujuan
proyek yang dinyatakan dalam tingkat perencanaan yang lebih tinggi. Untuk meyakini bahwa
pekerjaan berjalan dengan aman dan berkualitas. Dalam perencanaan-perencanan ini terdapat
sedikit ketidakpastian.

1.3 LAYOUT BUKU

Pada bagian sebelumnya telah memperkenalkan planning proyek dalam kontek


menajemen yang luas, dan kontek perencanaan tertentu serta pengawasan melingkar. Tujuan-
tujuan planning secara umum telah diidentifikasikan dan menfaat-manfaat dari perencanaan
yang baik telah dijelaskan.
Kesukaran dalam mendifinisikan tujuan khusus dari perencanaan tertentu telah
diperkenalkan dengan memeriksa beberapa dari kebanyakan tipe perencanaan yang disiapkan
oleh orang pada level yang berbeda dalam tipe organisasi yang berbeda.
Buku ini mengarah pada subject perencanaan kerja kontruksi dalam konteks diatas.
Ini menutupi beberapa detail penggunaaan teknik rencana yang lebih umum digunakan untuk
contoh-contoh proyek dan contoh hasil yang dianalisa serta masalah-masalah potensial yang
tidak teridentifikasi. Diakhir tiap-tiap bab tipe praktis dimasukkan dan diringkaskan untuk
para pembaut rencana.
Dua studi kasus utama, satu untuk civil engineering dan satu lagi untuk bangunan
digunakan untuk mengilustrasikan menerapkan berbagai teknik. Management proses
perencanaan dan teknik pengawasan (monitor) dan kontrol juga dibicarakan untuk
melengkapi sebuah buku perencanaan proyek yang praktis.
Diharapkan buku ini kaan berguna bagi semua fihak yang terlibat dalam kerja
konstruksi, bukan saja para kontraktor, subkontraktor atau pembuat bangunan (builders).
Walaupun banyak contoh-contoh yang berhubungan dengan fase perencanaan konstruksi,
peraturan-peraturan pada bagian-bagian tertentu didiskusikan dan beberapa contoh yang tepat
bagi client dan wakil mereka juga termasuk didalamnya. Mahasiswa harus dapat melihat
beberapa keuntungan, kepentingan, keterbatasan dan akibat-akibat dari penggunaan tekni yag
mereka pelajari tentang proyek-proyek yang sebenarnya.
1.4 ISI SECARA GARIS BESAR

Pentingnya komunikasi yang efektif dalam manajemen telah disebutkan. Bab 2


menggunakan komunikasi sebagai tema untuk mempresentasikan out put dari beberapa
teknik-teknik perencanaan secara umum dihadapi pada konstruksi.
Keuntungan dan kerugain teknikteknik dibelakang bentuk-bentuk output ini
didiskusikan dan beberapa penjelasan tentang petunjuk dan penggunaan teknik ini disertakan
didalamnya. Kepentingan dalam berbagai perencanaan adalah sumber-sumber yang
disebarkan dalam kerja yang direncanakan dan implikasi-implikasi keuangan dari penyebaran
mereka.
Bab 3 memperkenalkan bermacam-macam tipe sumber dan keuangan yang bias saja
masuk kedalam konstruksi dan penjelasan-penjelasan bagaimana mereka dapat
diklasifikasikan dan juga bagaimana mereka harus mempertimbangkan dalam perencanaan.
Perencanaan-perencanaan proyek biasanya dibangun dari komponen yang dihubungkan
sebagai “aktifitas” yang mana elemen-elemen kerja atau operasi perlu dikerjakan untuk
meyelesaikan sebauh proyek. Suatu aktifitas tentu saja memerlukan sumber-sumber dan
keuangan untuk mengerjakan aktivitas tersebut. Oleh karenanya perolehan penyeleksian
aktivitas secara benar sangat menentukan untuk keberhasilan perencanaan akan tetapi
pertimbangan yang memadai jarang diberikan.
Bab 4 memperkenalkan formulasi dari daftar aktifitas dan mendiskusikan tentang
pertimbangan apa yang diperlukan oleh pembuat rencana agar tingkat seleksi benar. Sebuah
rencana harus berjalan lebih jauh dari pada membagikan proyek kedalam kegiatan-kegiatan
yang dapat dimengerti. Perencanaan itu harus mengkombinasikan kembali aktifitas-aktifitas
kedalam sebuah contoh proyek sebagaimana yang diketahui oleh perencana apabila ini
memenuhi tujuan proyek.
Ketika urutan ataupun hubungan aktifitas berada dalam suatu perencanaan maka
banyak masalah dapat muncul. Ketika hubungan yang logis tertinggal dikepala pembuat
rencana dan secara tegas tidak diperlihatkan didalam sebuah rencana maka rencana tersebut
dapat salah diartikan dan hubungan-hubungan yang penting tidak dihargai.
Ketika hubungan-hubungan logis terlihat secara implicit seperti jaringan kerja, maka
pembuat rencana mengalami kesukaran dalam menyampaikan represenasi dari suatu
hubungan yang benar dan bahkan pada sat memahaminya, dan pemakai perencanaan tersebut
mengalami kesukaran dalam meyimpulkan makna hubungan yang tepat/benar.
Bab 5 menguji hubungan antara aktifitas dalam beberapa detail dan demonstrasi
melalui contoh-contoh dengan jaringankerja yang mana representasi yang benar dan
interpretasi bias menjadi sangat sukar. Kesulitan yang lebih jauh lagi dalam perencanan
seperti bekerja dengan lebih dari satu kalender untuk kegiatan yang berbeda dan penggunaan
tanggal yang tepat akan dijelaskan pada Bab 6.
Subjek perencanaan dengan sumber-sumber dan keuangan dipertimbangkan dalam
Bab 7. Macam-macam teknik untuk mencapai jumlah, kelancaran, tingkatan dan penjadwalan
sumber akan dijelaskan. Setelah diperkenalkan dan didiskusikan tentang berbagai teknik
untuk perencanaan proyek pada tingkat ini, maka akan salah bila menganggap bahwa semua
yang mereka representasikan sekarang akan menjadi benar. Didaalm konstruksi ada hal-hal
yang dapat dipertimbangkan tapi tidak pasti ada konstruksi yang membuatnya sukar
memberikan lamanya jangka waktu untuk aktifitas-aktifitas dan yakin tentang urutan kerja.
Teknik-teknik untuk membantu perjanjian/transaksi dengan berbagai bentuk ketidakpastian
akan diperkenalkan dan didiskusikan dalam Bab 8.
Dalam Bab 9 akan dijelaskan tentang membuat keputusan-keputusan di suatu dunia
yang tidak pasti menimbulkan/memunculkan topik resiko manajement. Topik tertentu dari
planning jangka pendek juga jarang mendapat pertimbangan yang cukup. Ini akan dibagi
dalam Bab 10.
Kemudian ulasan perencanaan termasuk diadalamnya gambaran manajemen
perencanaan dan organisasinya pada semua level. Ini diulas dalam Bab 11 dengan mengambil
referensi pada planning dan pengawasan melingkar (bagian 1.2.2).
Pengujian hubungan fungsi monitoring dan kontrol yang lebih detail termasuki sebuah
pengenalan beberapa teknik yang berguna yang dapat diterapkan pada rencana-rencaa jangka
pendek dan jangka panjang diulas dalam Bab 12.
Setelah mengadakan pengujian tingkat jajaran teknik perencanaan dan kontrol
konstruksi, maka dalam bab 13 mendiskusikan tentang teknik-teknik yang mana yang harus
dipilih dalam situasi tertentu dan menawarkan cara-cara mengevaluasi rencana yang telah
dihasilkan. Perencanaan sering dirujuk pada dokumen kontrak seperti kontrak resmi antara
client dan pemborong. Masalah-masalah kontrak dihubungkan dengan perencanaan akan
didiskusikan dalam pengertian luas pada bab 14. Dalam bab ini uga akan didiskusikan
kegunaan teknik-teknik planning dalam membuat kontrak atau dalam evaluasi
tagihan/tuntutan. Semua area perencanaan konstruksi telah didiskusikan dan buku ini
menyertakan 2 study kasus dalam Bab 15 dan Bab 16.
Bab 2 ini akan berdasarkan tentang sebuah proyek civil engineering (a new tank farm)
dan sebuah proyek bangunan (pembaharuan sebuah hotel). Lampran A memperkenalkan latar
belakang informasi untuk beberapa proyek-proyek sederhana lainnya yang digunakan sebagai
contoh tempat lain dalam teks.

1.5 RINGKASAN

 Management adalah sebuah subjek yang luas dipraktekkan oleh hampir semua orang.
 Fungsi-fungsi utama para manajer adalah merencanakan, mengorganisasikan,
membuat susunan kepegawaian, memimpin dan mengawasi.
 Komunikasi yang baik penting bagi manajemen yang baik.
 Keberhasilan perencanaan dan kontrol tegantung pada teknik-teknik yang digunakan
dan tergantung pada struktur organisasi perusahaan itu sendiri.
 Tujuan perencanaa adalah untuk meyakinkan bahwa semua pekerjaan perlu
melengkapi sebuah proyek untuk diselesaikan dengan cara yang tepat waktu yang
tepat, dikerjakan oleh orang-orang dan perlengkapan yang tepat dengan kualitas yang
tepat dengan cara paling irit, aman dan dengan cara diterima oleh lingkungan.
 Setiap orang harus secara kontinu merencanakan pekerjaan yang mereka pertanggung
jawabkan atau pekerjaan yang mereka selesaikan.
 Program-program yang berbeda untuk proyek yang sama kemungkinan besar ada
pada client, konsultan dan kontraktor.
 Program-program yang berbeda untuk proyek yang sama kemungkinan besar ada
pada orang yang berbeda pula dalam suatu organisasi, seperti misalnya pembuat
perkiraan kontraktor, menejer proyek, agen, insinyur lapangan dan operatif.
 Perencanaan dan pengawasan melingkar manajemen meliputi merencanakan
pekerjaan, mengerjakan pekerjaan, mengawasi pekerjaan, menghubungkan
perencanaan dan progress informasi dan mengawasi pekerjaan.
 Merencanakan pekerjaan harus meliputi perencanaan keuangan sama baiknya dengan
hanya menjadwalkan pekerjaan fisik.
 Pengawasan proyek harus menyediakan informasi dalam sebuah bentuk yang cocok
untuk membanding dengan rencana kerja.
 Kontrol proyek bias re-aktif maupun pro-aktif
 Keberadaan planning dalam suatu manajemen hirarki organisasi, seperti strategi
perencanaan perusahaan yang bersifat badan hukum, perencanaan pra-tender,
perencanaan sebelum kontrak dan perencanaan konstruksi jangka pendek.
 Perencanaan yang baik membutuhkan waktu dan mahal.
 Ada banyak keuntungan dari perencanaan yang baik termasuk menghemat biaya (cost
saving) ketika pekerjaan dikerjakan.
 Tujuan pokok dari perencanaan jangka panjang, menengah dan pendek adalah
berbeda dan akan saling berhubungan.

Anda mungkin juga menyukai