Anda di halaman 1dari 21

Percobaan Material/Agregat

PRILIANI .ALICE.VABIOLA.WALUKOW
17021101109
Teknik Sipil
Agregat atau batuan didefinisikan secara umum seba
gai formuliasi kulit bumi yang keras dan pejal (solid).
Menurut ASTM (1974) mendefinisikan batuan sebag
ai suatu bahan yang terdiri dari mineral padat, berup
a masa berukuran besar ataupun berupa fragmen-fra
gmen. Secara umum agregat didefinisikan sebagai su
atu bahan keras dan kaku yang digunakan sebagai ca
mpuran berupa berbagai jenis butiran atau pecahan s
eperti pasir, kerikil, agregat pecah, dan abu batu. (S
ukirman 1992).
Sifat – Sifat Agregat

1. Kekuatan dan keawetan (strength and durability) lapisan pe


rkerasan yang dipengaruhi oleh: gradasi, ukuran maximum, ka
dar lempung, bentuk butir, tekstur permukaan, kekerasan dan
ketahanan.

2. Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, yang dipengaruhi ole


h porositas, kemungkinan basah dan berat jenis agregat.

3. Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan


yang nyaman dan aman, dipengaruhi oleh tahanan geser dan
campuran yang memberikan kemudaan dalam pekerjaan.
KLASIFIKASI AGREGAT
1. Agregat alam

Berdasarkan Proses
2. Agregat buatan
Pengolahannya

3. Agregat yang melalui


proses pengolahan
BENTUK DAN TEKSTUR AGREGAT
BENTUK TEKSTUR

1. Bulat (Rounded) 1. Permukaan kasar (rough)


2. Lonjong (Elongated) 2. Permukaan halus (smooth)
3. Kubus (Cubical) 3. Permukaan licin dan mengk
4. Pipih (Flaky) ilap (glassy)
5. Tak Beraturan (Irregular) 4. Permukaan berpori (porous
)
BERAT JENIS AGREGAT

Specific gravity dari agregat adalah perb


andingan berat antara 1 unit volume agreg
at dengan berat air pada suhu 250 C deng
an volume yang sama dengan agregat. Bes
arnya berat jenis agregat penting dalam p
erencanaan campuran agregat dengan asp
al karena umumnya direncanakan berdasar
kan perbandingan berat dan juga untuk m
enentukan banyaknya pori.
1. Percobaan Material (Pengujian Berat Jenis
Agregat (Kasar, Sedang dan Halus)

A. Standard Uji
SNI 03-1969-1990/AASHT
O T.85-88
“Metode Pengujian Berat Je
nis dan Penyerapan Air Agreg
at Kasar ”.
.

Tujuan Praktikum
1. Untuk mendapatkan angka berat jenis curah, berat jenis per
mukaan jenuh, berat jenis permukaan kering jenuh, berat jenis
semu dan penyerapan air dari agregat kasar .
2. Untuk mendapatkan angka untuk berat jenis curah, berat je
nis permukaan jenuh, berat jenis semu, dan penyerapan air pad
a agregat sedang.
3. Mampu melakukan perhitungan berat jenis curah, berat jeni
s permukaan jenuh, berat jenis semu dan penyerapan agregat
halus.
.
2. Metode Pelaksanaan

Alat Dan Bahan

1. Agregat halus 9. Air


2. Agregat medium 10. Pan dan Ember
3. Agregat kasar 11. Oven untuk pemanasa
4. Timbangan konvension n agregat dengan suhu sa
al mpai 105±5ºC atau kompo
5. Timbangan digital r dan wajan (alternative a
6. Timbangan dalam air lat pemanasan agregat de
7. Picnometer 500 ml, k ngan suhu sampai 105±5º
erucut terpancung da C)
m tempat penyiapan b 12. Kain lap
ahan 13. Wajan
8. Saringan no. 4 (4,75 m 14. Kompor
m) 15. Spatula
Langkah Kerja
Agregat Halus
1. Siapkan benda uji kurang lebih 1000 kg kering udara.
2. Spliter benda uji hingga menjadi duplo (dua benda uji dari satu sumber)
.
3. Cuci benda uji hingga air terlihat jernih.
4. Rendam benda uji dalam suhu ruangan selama 24 jam. Setelah melakuka
n perendaman buang sebagian air dengan hati-hati, jangan ada butiran a
gregat yang hilang terbawa air.
5. Hampar agregat halus di atas meja sampai keadaan SSD (kering permuk
aan jenuh).
6. Setelah SSD masukkan agregat halus ke dalam picnometer, masukkan ai
r suling hingga 90% volume picnometer, kocok hingga gelembung udara y
ang ada di dalamnya habis.
7. Rendam picnometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhi
tungan pada suhu standar 25oC.
8. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas, kemudian timbang dengan
timbangan digital dengan ketelitian 0,1 gram (Bt).
9. Keluarkan benda uji, tuangkan ke dalam penggorengan baja untuk disang
rai hingga dalam keadaan kering.
10. Setelah benda uji berada dalam keadaan kering, kemudian tunggu hingg
a dingin dan timbang berat benda uji.
11. Tuangkan air pada picnometer yang telah digunakan pengujian tersebut
hingga tanda batas dan kemudian timbang dan ukur suhunya.
Langkah Kerja

Agregat Medium dan Agregat Kasar


1. Siapkan peralatan dan material yang akan digunakan.
2. Penyiapan agregat di laboratorium berupa agregat kasa
r dan medium yang tertahan pada ayakan no. 4.
3. Pisahkan agregat menjadi dua sample dengan sampel spl
iter (ketelitian 100gr)
4. Rendam Agregat medium dan kasar selama minimal 16 j
am.
5. Kemudian timbang benda uji dalam air.
6. Setelah perendaman keringkan permukaan benda uji de
ngan cara mengusap permukaan benda uji dengan kain la
p yang telah di sediakan.
7. Timbanglah benda uji dalam keadaan SSD.
8. Kemudian hitung BJ curah, BJ semu, BJ SSD, dan peny
erapan air.
Hasil Penelitian

Jenis Material : Batu Pecah Kasar (10/20)


Asal Material : Kinilow

Sampel
No Pengukuran Indeks
(A) (B)
Berat Benda Uji di
1 (Ba) 1806.0 1801.5
dalam air
2 Berat Benda Uji SSD (Bj) 3084.0 3083.1
BJ Agregat Kasar=BJ Bulk+BJ
Berat Benda Uji
Semu2
3 (Bk) 3000.1 2999.6 = 2.34+2.512
Kering Oven
2.35 2.34 =2.43
4 Berat jenis Bulk Bk/(Bj-Ba)
2.34
2.41 2.41
5 Berat jenis SSD Bj/(Bj-Ba)
2.41
2.51 2.50
6 Berat jenis semu Bk/(Bk-Ba)
2.51
2.80% 2.78%
(Bj-
7 Penyerapan
Bk)/Bk*100% 2.79%
Hasil Penelitian

Jenis Material : Batu Pecah Sedang (5/10)


Asal Material : Kinilow
Sampel
No Pengukuran Indeks
(A) (B)
Berat Benda Uji di
1 (Ba) 1812.7 1810.8
dalam air

2 Berat Benda Uji SSD (Bj) 3091.5 3086.9 BJ Agregat Sedang=BJ Bulk+BJ
Berat Benda Uji Kering Semu2
3 (Bk) 3004.9 3003.0 = 2.35+2.522
Oven
2.35 2.35 =2.44
4 Berat jenis Bulk Bk/(Bj-Ba)
2.35
2.42 2.42
5 Berat jenis SSD Bj/(Bj-Ba)
2.42
2.52 2.52
6 Berat jenis semu Bk/(Bk-Ba)
2.52

(Bj- 2.88% 2.79%


7 Penyerapan
Bk)/Bk*100%
2.84%
Hasil Penelitian

Jenis Material : Batu Pecah Halus (Abu Batu) (0/5)


Asal Material : Kinilow

Pengukuran Indeks Sampel


(A) (B)
Berat Benda Uji 508.4 507.7
Berat Piknometer 165.0 165.0
Berat Piknometer + Air (B) 662.7 662.7
BJ Agregat Halus=
Berat Piknometer + Benda (Bt) 962.6 962.5
BJ Bulk + BJ Semu2
Uji +
= 2.46+2.562
Air
=2.51
Berat Benda Uji Kering Oven (Bk) 491.3 491.6
Berat jenis Bulk Bk/(B+500-Bt) 2.46 2.46
2.46
Berat jenis SSD 500/(B+500-Bt) 2.50 2.50
2.50
Berat jenis Semu Bk/(B+Bk-Bt) 2.57 2.56
2.56
Penyerapan (500-Bk)/Bk*100% 1.77% 1.71%
1.74%
Hasil Penelitian

Pengukuran Rata-Rata Rata-Rata


Agregat
Agregat Kasar Agregat Medium Agregat Halus

BJ Bulk 2.34 2.35 2.46 2.38

BJ SSD 2.41 2.42 2.50 2.44

BJ Semu 2.51 2.52 2.56 2.53

Rata-Rata 2.42 2.43 2.51 2.45

Penyerapan 2.79% 2.84% 1.74% 2.46%

Kesimpulan
Berdasarkan Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 Divisi 6 Konteks 6.3.2, nilai berat jenis
agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda lebih dari 0,2 dan nilai penyerapan air oleh agregat
maksimal 3%. Dan dari hasil praktikum diperoleh nilai rata-rata berat jenis agregat kasar sebesar
2.42, dan rata-rata berat jenis agregat halus sebesar 2.51 (selisih 0.086), dan nilai penyerapan
agregat adalah 2.46%. Jadi dapat disimpulkan agregat tersebut memenuhi syarat dan dapat
digunakan dalam pembuatan aspal.
Solusi Dalam Menghindari Perubahan Iklim

3. Reduce
Mengurangi penggunaan bahan-
bahan yang bisa merusak lingkungan.
Reduce berarti mengurangi belanja bar
ang-barang yang anda tidak “terlalu”
butuhkan seperti baju baru, aksesoris
tambahan dan pengurangan penggunaan
kertas tissue dengan sapu tangan, meng
urangi penggunaan kertas di kantor
dengan print preview sebelum menceta
k agar tidak salah, baca koran online,
dan lainnya.
Solusi Dalam Menghindari Perubahan Iklim

4. Reuse
Arti menggunakan kembali sampah atau
bahan-bahan yang terbuang dan tidak
terpakai agar tidak terjadi penumpukan
sampah di lingkungan sekitar, seperti
kertas, botol bekas seperti bekas
minum-minuman, kaleng susu, semua itu
dapat digunakan dan dimanfaatkan sepe
rti merubahnya menjadi pot tanaman,
atau kerajinan tangan, dan kreativitas
lainnya.
Solusi Dalam Menghindari Perubahan Iklim

5. Recyle
Artinya mendaur ulang kembali sampah-
sampah atau bahan-bahan yang tidak
lagi berguna menjadi bahan atau barang
yang baru. Dengan melakukan berbagai
proses pengolahan seperti mengolah
sisa-sisa kain perca menjadi selimut,
kainlap, keset kaki, mengolah kembali botol-
botol plastik bekas menjadi biji plastik, sehi
ngga bisa dicetak kembali menjadi ember,
mengolah kertas sehinggadapat menjadi
bubur kertas dan bisa dicetak menjadi
kertas yang bisa dijual
Solusi Dalam Menghindari Perubahan Iklim

6. Penghijauan
Penanaman Kembali pepohonan di
daerah daerah seperti lahan yang gund
ul karena penebangan liar, di daerah
taman kota ataupun di daerah pegunung
an yang sering terjadi longsor , penana
man pohon di daerah daerah padat
penduduk karena pohon dapat menguran
gi CO2 dan menggantinya dengan O2
Kesimpulan
Perubahan Iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi p
ola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa
hingga jutaan tahun, perubahan iklim juga merupakan perubahan yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tida
k langsung.
Berbagai penyebab ternjadinya perubahan iklim yaitu, adanya
aktivitas manusia yang mempengaruhi lingkugan, pemanasan global,
adanya efek rumah kaca yang sering digunakan oleh manusia baik
dalam pertanian maupun pembangunan pencakar langit, menipisnya
lapisan ozon yang disebabkan oleh banyaknya asap baik dari pabrik
maupun oleh kendaraan bermotor dan juga kebakaran hutan yang
sering terjadi. Selain adanya penyebab perubahan iklim, ada juga ber
bagai solusi yang bisa dilakukan oleh manusia dalam menghindari
perubahan iklim antara lain ; penghematan listrik yang bisa dilakuka
n dengan mematikan lampu jika tidak dipakai dan mengurangi
pemakaian alat listrik yang berlebihan, penghematan air, reduce, reu
se dan recyle
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai