Dosen Pengampu :
Drs.Jasman,M.Kes.
Disusun Oleh :
Dengan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas Teknik Pembentukan Plat tentang Pengerolan (Rolling)
dengan baik meski memiliki halangan dan rintangan.
Tugas ini kami harapkan dapat membantu bagi pembaca. Dan juga diharapkan dapat menambah
nilai yang ada.
Dalam penyusunan tugas ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam meyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang dan semoga manfaatbagi kita semua.
Rohman Hidayat
A. Tujuan Kegiatan Perkuliahan
a. Membuka wawasan ilmu pengetahuan terkait materi Keselamatan Kerja Las Busur
NyalaListrik
b. Membentuk Karakter
c. Diharapkan mahasiswa mampu ikut berkontribusi dalam keterlibatannya di
perkuliahan
d. Mengenali dan memahami kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
e. Mempelajari ruang lingkup Kegiatan perkuliahan
f. Memenuhi tugas Matakuliah Teknologi Pengelasan Logam
B. Uraian Materi
Proses pengelasan (welding) merupakan salah satu proses penyambungan material
(material joining). Definisi dari proses pengelasan mengacu pada AWS (American Welding
Society), dimana proses pengelasan adalah proses penyambungan antara metal atau non-metal
yang menghasilkan satu bagian yang menyatu, dengan memanaskan material yang akan
disambung sampai pada suhu pengelasan tertentu, dengan atau tanpa penekanan, dan dengan atau
tanpa logam pengisi. Salah satunya adalah dengan Las Listrik Busur Manual (Shield Metal Arc
Welding)
Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk suatu proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis
sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap.
Las tistrik ini menggunakan alektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur listrik yang
terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian
bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang
melindungi ujung elektroda, kawah Ias, busur Iistri dan daerah Ias di sekitar busur listrik
terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi
permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
Proses pengelasan dibedakan menjadi beberapa jenis, dan SMAW merupakan salah satu proses
pengelasan yang umum digunakan, utamanya pada pengelasan singkat dalam produksi,
pemeliharaan dan perbaikan, dan untuk bidang konstruksi.
SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan
mempergunagkan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling
banyak dipergunakan untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang
dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan
dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80–200
Ampere.
Las busur listrik ini disebut juga Stick Welding atau Manual Metal Arc Welding. Prinsip kerjanya
adalah menggunakan logam elektroda consumable dengan komposisi/kandungan yang tepat
untuk menghasilkan arc welding antara elektroda dengan benda kerja. Logam elektroda yang
meleleh akibat panas mengisi celah antara ujung elektroda dan bergabung dengan benda
kerja. Elektroda dilapisi dengan shielding flux yang terbuat dari komposisi khusus. Shielding flux
meleleh bersama dengan logam inti dari elektroda, membentuk gas dan kerak, dan melindungi
arc welding dan weld pool. Fluks melakukan pembersihan permukaan logam, mensuplai
beberapa elemen paduan untuk kontak welding, dan melindungi lelehan logam dari oksidasi dan
menstabilkan arc wleding. Kerak dihilangkan setelah dilakukan proses Solidification yaitu
proses transformasi dari fase lelehan dari paduan menjadi bagian padat dari paduan, melibatkan
kristalisasi dari fase cair, pemisahan kotoran dan elemen paduan, pembebasan gas terlarut dalam
lelehan dan pembentukan porositas.
Mesin Las
Mesin-mesin las yang dipakai bermacam-macam, tapi bila ditinjau dari jenis arus yang
digunakan dapat digolongkan sebagai berikut:
Mesin ini memerlukan arus listrik bolak-balik atau arus AC yang dihasilkan oleh pembangkit
listrik, listrik PLN atau generator AC yang digunakan sebagai sumber tenaga dalam proses
pengelasan. Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh sumber pembangkit listrik belum
sesuai dengan tegangan yang digunakan untuk pengelasan. Mesin las ini sangat banyak
dipergunakan karena rendahnya biaya operasi serta hargayang relatif murah. Mesin las ini
membutuhkan voltase rata-rata antara 38-70 volt.
Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah. Arus
searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh
motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang lain. Mesin arus yang
menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi
sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik
(AC) menjadi arus searah (DC).
Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan yang dimiliki masing-
masing mesin las DC atau mesin las AC. Jenis mesin las ini sering digunakan untuk bengkel-
bengkel yang mempunyai jenis pekerjaan yang bervariasi, sehingga tidak perlu berganti mesin
las untuk pengelasan yang berbeda.
Mesin las ini merupakan gabungan dari mesin las arus bolak-balik dan arus searah, mempunyai
transformator satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit mesin.
Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan sekunder transformator melalui regulator
arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran arus bolak-
balik atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat pengatur
arus dari mesin las.
1. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi Yang
disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
kabel elektroda
kabel massa
kabel tenaga
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang
elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada
waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel
digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.
3. Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Iasdengan jalan
memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.
Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke
mata atau ke bagian badan lainnya.
4. Sikat Kawat
Dipergunakan untuk:
5. Klem Massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Pada
umumnya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti tembaga,
agar arus listrik dapat mengalir dengan baik.
6. Tang (penjepit)
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas.
Dalam pengelasan ini, logam induk mengalami pencairan akibat pemanasan dari busur listrik
yang timbul antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja. Busur listrik yang ada
dibangkitkan dari suatu mesin las. Elektroda yang dipakai berupa kawat yang dibungkus oleh
pelindung berupa fluks dan karena itu elektroda las kadang-kadang disebut kawat las. Elektroda
selama pengelasan akan mengalami pencairan bersama-sama dengan logam induk yang menjadi
bagian kampuh las. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair
yang berasal dari elektroda dan logam induk.
Teknik Penyalaan
Pastikan mesin las sudah dalam kondisi siap pakai dan gunakan alat pelindung keselamatan
kerja.
Pada umumnya untuk latihan digunakan elektroda E 6013 dengan diameter 3,25 mm.
Jepit ujung elektroda yang tidak berselaput pada tang penjepit elektroda.
Jika sudah dijepit maka elektroda sudah dialiri arus listrik, hati-hatilah terhadap sentuhan
elektroda dengan meja kerja, karena. bisa terjadi penyalaan.
Berdirilah pada posisi yang nyaman untuk dapat mengikuti gerakan elektroda. jangan
memegang pemegang elektroda terlalu kuat atau kakau. Dengan erakan yang rilek akan lebih
memudahkan dalam penyalaan dan penarikan busur.
Arahkan ujung elektroda ke benda kerja dengan sudut elektroda kurang lebih 70 derajat
terhadap permukaan benda kerja. Turunkan ujung elektroda yang akan dinyalakan sehingga
mencapai 30 mm di atas permukaan benda kerja. Sekarang turunkan pelindung muka (helm las).
Nyalakan busur dengan menggoreskan ujung elektroda pada permukaan benda kerja seperti
mnggoresakan korek api atau menyentuhkannya pada permukaan benda kerja. ketika sudah
mulai nampak busur, tarik elektroda hingga kurang lebih 6 mm, kembalikan elektroda ke posisi
penyalaan kemudian kurangi tinggi busur sampai jaraknya sebesar diameter kawat inti elektrode
(muka dan mata harus selalu dilindungi oleh helm las).
Ulangi latihan ini sampai menghasilkan penyalaan busur yang baik dan tinggi busur yang tetap.
Untuk mematikan busur, elektroda harus diangkat dengan cepat, ini dimaksudkan untuk
mencegah menempelnya ujung elektroda pada permukaan benda kerja.
Bila elektroda menempel secara kuat pada benda kerja, maka mesin las segera dimatikan
kemudian elektroda dapat dilepas.
Struktur adalah pada saat ini istilah samar-samar yang membutuhkan penjelasan. Secara
singkat, struktur material biasanya berhubungan dengan struktur penyusun komponen internal.
Struktur sub atomik melibatkan elektron dalam atom individu dan interaksi dengan inti mereka.
Pada tingkat atom, struktur meliputi organisasi atom atau molekul relatif terhadap yang lain.
Bidang struktural yang lebih besar berikutnya, yang berisi kelompok besar atom yang biasanya
diaglomerasi bersama-sama, disebut mikroskopis, yang berarti bahwa yang tunduk pada
pengamatan langsung menggunakan beberapa jenis mikroskop. Akhirnya, elemen struktur yang
dapat dilihat dengan mata telanjang disebut makroskopik.
Gagasan properti layak elaborasi saat digunakan layanan, semua bahan yang terkena
rangsangan eksternal yang membangkitkan beberapa jenis respon. Misalnya, spesimen
mengalami gaya akan deformasi, atau permukan logam yang mengkilap akan memantulkan
cahaya. Properti adalah sifat materi dalam hal jenis dan besarnya.
Untuk setiap jenis karakteristik stimulus mampu memprovokasi respon yang berbeda.
Hampir semua sifat penting dari bahan padat dapat dikelmpokkan ke dalam enam kategori yang
berbeda, yakni :
1. Mekanik
Sifat mekanik berhubungan deformasi dengan beban yang diterapkan atau kekuatan.
Contohnya termasuk modulus elastisitas dan kekuatan.
2. Listrik
Untuk sifat listrik, seperti konduktifitas listrik dan konstan di elektrik, stimulus adalah
medan listrik.
3. Thermal
Perilaku termal padatan dapat direpresentasikan dalam hal kapasitas panas dan
konduktivitas termal.
4. Magnetik
Sifat magnetik menunjukkan respon bahan terhadap penerapan medan magnet.
5. Optik
Sifat optik, stimulus adalah radiasi elektro magnetik atau cahaya. Indeks biasa dan
reflektifitas adalah sifat optik perwakilan.
6. Korosi
Karakteristik korosif menunjukkan kreatifitas kimia bahan.
Mengapa materi penting untuk depelajari ? banyak pendapat insinyur atau ilmuan
diaplikasikan, baik sipil, mekanik, kimia, atau listrik, akan ada pada satu waktu atau yang lain
akan terkena masalah desain yang melibatkan bahan. Contoh mungkin termasuk gigi transmisi,
suprastruktur suatu bangunan, kilang minyak komponen, atau mikroprosesor "chip". Tentu saja,
bahan ilmuwan dan insinyur spesialis yang benar-benar terlibat dalam investigasi dan desain
material.
Berkali-kali, masalah bahan adalah salah satu dari memilih bahan yang tepat dari
ribuan yang tersedia. Ada beberapa kriteria yang menjadi dasar keputusan akhir biasanya
didasarkan. pertama-tama, kondisi pelayanan di harus ditandai, untuk ini akan menentukan sifat
material yang dibutuhkan. Hanya pada kesempatan langka melakukan proses bahan kombinasi
maksimum atau ideal properti. Oleh karena itu mungkin perlu untuk trade off satu karakteristik
yang lain. Contoh klasik melibatkan kekuatan dan daktilitas. Normal, bahan yang memiliki
kekuatan tinggi akan hanya memiliki daktilitas terbatas. Dalam kasus seperti kompromi yang
masuk akal antara dua atau lebih sifat mungkin diperlukan.
Pertimbangan seleksi kedua adalah setiap kerusakan sifat material yang mungkin
terjadi selama operasi pelayanan. Misalnya, penurunan yang signifikan dalam kekuatan mekanik
dapat mengakibatkan dari paparan suhu tinggi atau lingkungan korosif.
Akhirnya, mungkin Pertimbangan utama adalah bahwa ekonomi: apa yang akan
biaya produk jadi? Sebuah materi dapat ditemukan yang memiliki set yang ideal sifat tapi
mahal. Sini lagi, beberapa kompromi tidak bisa dihindari. Biaya sepotong selesai juga mencakup
setiap biaya yang dikeluarkan selama fabrikasi untuk menghasilkan bentuk yang diinginkan.
Yang lebih akrab seorang insinyur atau ilmuwan yang dengan berbagai karakteristik
dan hubungan struktur properti, serta teknik pengolahan semakin mahir dia akan membuat
pilihan bijaksana bahan yang didasarkan pada kriteria.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita petik dari pembahasan di atas adalah :
1. Sejarah material bahan meliputi era batu, era perunggu dan era besi, penemuan api, dan
penemuan material non logam.
2. Bahan zat atau benda yang darimana sesuatu dapat dibuat darinya, atau barang yang
dibutuhkan untuk membuat sesuatu.
3. Material adalah sebuah masukan dalam produksi. Mereka seringkali adalah bahan mentah
yang belum diproses, tetapi kadangkala telah diproses sebelum digunakan untuk proses
produksi lebih lanjut.
4. Struktur adalah pada saat ini istilah samar-samar yang membutuhkan penjelasan.
sifat penting dari bahan padat dapat dikelmpokkan ke dalam enam kategori yang berbeda,
yakni , Mekanik, Listrik, Thermal, Magnetik, Optik, dan Korosi.
5. Bahan padat telah nyaman dikelompokkan menjadi tiga klasifikasi dasar: logam,
keramik, dan polimer.
3.2 Saran
Dari uraian yang telah kami sampaikan, bisa kita lihat banyak sekali pembahasan mengenai
Material Bahan ini yang bisa kita temui di dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, tidak ada
salahnya kalau kita mempelajari lebih dalam lagi tentang Material Bahan ini, disamping
menambah ilmu pengetahuan kita,semoga juga akan bermanfaat di dalam kehidupan kita
Semoga apa yang dipelajari dari Material Bahan pada makalah ini dapat dipergunakan
sebaik-baiknya.
SOAL-SOAL
4.1 Soal Objektif
1. Senyawa antara unsur-unsur logam dan non logam adalah klasifikasi bahan dari……
a. Logam
b. Keramik
c. Polimer
d. Komposit
satu acuan untuk melakukan proses selanjutnya terhadap suatu material itu merupakan
a. Mekanik
b. Thermal
c. Korosif
d. Komposit
3. Metode untuk menguji kekuatan suatu bahan atau material dengan memeberi beban
aya yang sesumbu merupakan metode dari …….
a. Uji pusat
b. Uji sumbu
c. Uji tarik
d. Uji singgung
4. Struktur yang bisa dilihat dengan mata telanjang adalah struktur bahan……
a. Struktur Subatomik
b. Level Atom
c. Mikroskopik
d. Makroskopik
5. Cmpuran dari suatu bahan merupakan sifat bahan dari….
a. Komposit
b. Keramik
c. Polimer
d. Logam
4.2 Soal Essay
salah satu acuan untuk melakukan proses selanjutnya terhadap suatu material itu
a. Mekanik
b. Thermal
c. Komposit
d. Korosif
Soal Objektif
1. B
2. A
3. C
4. D
5. B
Soal Essay
1. Material Science adalah material disiplini Ilmu yang mempelajari hubungan antara
struktur material dengan sifat–sifat material.
2. Engineering Material dalah material dengan dasar hubungan struktur dan sifat bahan,
mendisain struktur bahan untuk mendapatkan sifat–sifat yang diinginkan.
3. Tinjauan struktur bahan :
a. Struktur Subtomik : Ditinjau dari susunan elektron dengan inti
b. Level Atom : Ditinjau dari pengaturan atom atau molekul satu sama lain.
c. Mikroskopik : Ditinjau dari kumpulan group-group atom
d. Makroskopik : Ditinjau dari struktur yang bisa dilihat dengan mata telanjang.
4. Sifat bahan :
a. Sifat mekanik
b. Sifat listrik
c. Sifat termal atau panas
d. Sifat magnet
e. Sifat optik
f. Sifat deterioratif (penurunan kualitas)
5. Klasifikasi Bahan :
a. Logam : Unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat,keras,liat,penghantar
listrik dan panas, mengkilap dan umumnya mempunyai titik cair tinggi
b. Komposit : Adalah campuran lebih dari satu bahan. (misal polimer dengan
keramik)
c. Keramik : Cmpuranatau senyawa logam + non logam. Keramik adalah bahan
yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu dan lebih unsur
anorgonik bukan logam.
d. Polimer : Adalah senyawa karbon dengan rantai molekul panjang,termasuk
bahan plastik dan karet.
REFERENSI
Suatu logam mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat fisik, mekanik,
thermal, dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah sifat mekanik. Sifat
mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. Sifat mekanik merupakan
salah satu acuan untuk melakukan proses selanjutnya terhadap suatu material, contohnya untuk
dibentuk dan dilakukan proses permesinan. Untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu logam
harus dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Salah satu pengujian yang dilakukan adalah
pengujian tarik.
Dalam pembuatan suatu konstruksi diperlukan material dengan spesifikasi dan sifat-sifat
yang khusus pada setiap bagiannya. Sebagai contoh dalam pembuatan konstruksi sebuah
jembatan. Diperlukan material yang kuat untuk menerima beban diatasnya. Material juga harus
elastis agar pada saat terjadi pembebanan standar atau berlebih tidak patah. Salah satu contoh
material yang sekarang banyak digunakan pada konstruksi bangunan atau umum adalah
logam.Meskipun dalam proses pembuatannya telah diprediksikan sifat mekanik dari logam
tersebut, kita perlu benar-benar mengetahui nilai mutlak dan akurat dari sifat mekanik logam
tersebut. Oleh karena itu, sekarang ini banyak dilakukan pengujian-pengujian terhadap sampel
dari material.
Pengujian ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui besar sifat mekanik dari material,
sehingga dapat dlihat kelebihan dan kekurangannya. Material yang mempunyai sifat mekanik
lebih baik dapat memperbaiki sifat mekanik dari material dengan sifat yang kurang baik dengan
cara alloying.Hal ini dilakukan sesuai kebutuhan konstruksi dan pesanan. Uji tarik adalah suatu
metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan
beban gaya yang sesumbu. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk
rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji
tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan
secara lambat.Salah satu cara untuk mengetahui besaran sifat mekanik dari logam adalah dengan
uji tarik. Sifat mekanik yang dapat diketahui adalah kekuatan dan elastisitas dari logam tersebut.
Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan
dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Nilai kekuatan dan elastisitas dari material
uji dapat dilihat dari kurva uji tarik.
Pengujian tarik ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu material, khususnya
logam diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui dari hasil pengujian tarik adalah sebagai
berikut:
a. Kekuatan tarik
b. Kuat luluh dari material
c. Keuletan dari material
d. Modulus elastic dari material
e. Kelentingan dari suatu material
f. Ketangguhan.
Pengujian tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu
bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat
diukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan. Pengujian
tarik ini merupakan salah satu pengujian yang penting untuk dilakukan, karena dengan pengujian
ini dapat memberikan berbagai informasi mengenai sifat-sifat logam.
Dalam bidang industri diperlukan pengujian tarik ini untuk mempertimbangkan faktor metalurgi
dan faktor mekanis yang tercakup dalam proses perlakuan terhadap logam jadi, untuk memenuhi
proses selanjutnya.Oleh karena pentingnya pengujian tarik ini, kita sebagai mahasiswa metalurgi
hendaknya mengetahui mengenai pengujian ini. Dengan adanya kurva tegangan regangan kita
dapat mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh, keuletan, modulus elastisitas, ketangguhan, dan
lain-lain. Pada pegujian tarik ini kita juga harus mengetahui dampak pengujian terhadap sifat
mekanis dan fisik suatu logam. Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut maka kita
dapat data dasar mengenai kekuatan suatu bahan atau logam.
Jenis-jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri adalah sebagai berikut:
Bahan baku langsung atau direct material adalah semua bahan baku yang merupakan bagian dari
barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang di keluarkan untuk membeli bahan baku langsung ini
mempunyai hubungan erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
Bahan baku tidak langsung atau disebut juga dengan indirect material adalah bahan baku yang
ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang
dihasilkan.
Sebagai contoh dari jenis bahan baku adalah apabila barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan
kursi, maka yang merupakan bahan baku langsung dari pembuatan meja dan kursi tersebut
adalah kayu, sedangkan yang termasuk ke dalam bahan baku tidak langsung adalah paku dan
plamir yang berfungsi sebagai perekat kayu dan dasar cat untuk kursi yang dihasilkan.
Setelah Anda mengetahui apa saja jenis-jenis bahan baku, kini akan DIjelaskan mengenai
jenis-jenis industri yang dapat dikelompokan berdasarkan bahan baku yang digunakan. Tiap-tiap
industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari
proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan
menjadi:
1. Industri Ekstraktif
Bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya industri hasil pertanian, perikanan,
kehutanan, peternakan, dan pertambangan. Seluruh industri yang bergerak pada bidang dengan
bahan baku utama dari hasil-hasil alam tersebut diklasifikasikan sebagai industri dengan bahan
baku ekstraktif.
2. Industri Non-Ekstraktif
Industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya industri kayu lapis,
pemintalan, dan kain. Jenis industri ini memfasilitasi Anda untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari seperti kebutuhan furniture, kebutuhan pakaian sampai kendaraan.
3. Industri Fasilitatif
Kegiatan industri yang menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya perbankan,
perdagangan, angkutan, ekspedisi dan asuransi. Jika Anda memiliki rekening bank atau pernah
mengirimkan barang menggunakan jasa ekspedisi atau membeli polis asuransi ketiga industri
tersebut merupakan industri dengan bahan baku jasa.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
http://khairunnisatpusk13.blogspot.com/2015/02/makalah-pengetahuan-bahan.html