Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KONTRIBUSI KEBUDAYAAN ISLAM MEMBANGUN PERADABAN

Dosen Pengampu :

Syahrul Ismet,S.Ag.,M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Rohman Hidayat


NIM : 19067071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIFERSITAS NEGERI PADANG


2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Agama Islam mengenai Kontribusi Islam
dalam Membangun Peradaban dengan baik meski memiliki halangan dan rintangan.

Tugas ini saya harapkan dapat membantu bagi pembaca. Dan juga diharapkan dapat menambah
nilai yang ada.

Dalam penyusunan tugas ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam meyelesaikan tugas ini.

Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang dan semoga manfaatbagi kita semua.

Payakumbuh, 7 Mei 2020

Rohman Hidayat
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Islam diturunkan Allah swt melalui Rasulullah saw dengan semangat sebagai rahmat
bagi tiap semesta alam sebagaimana yang telah termaktub pada al Quran surat al Anbiya’,
107. Siapapun atau apapun juga yang berada dalam tatanan cosmos dunia –dalam koridor
firman Allah swt tersebut—berhak untuk mendapatkan rahmat Islam. Rahmat Islam tidak
hanya berhak dimiliki oleh Muhammad saw sebagai penerima dan penyebar wahyu, tidak
juga hanya dimiliki oleh umat Islam sebagai pewaris al Quran dan Sunnah.

Disinilah kemudian muncul tantangan pada diri umat Islam itu sendiri. Tantangan tersebut
adalah dengan warisan al Quran dan Sunnah, Islam mampu memberikan kontribusi positif
bagi kehidupan umat manusia secara umum, bukan hanya umat Islam semata.

Persoalan ekonomi dan kesejahteraan adalah salah satu problem mendasar dari kehidupan
masyarakat Indonesia. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.  Realitas juga
menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara berkembang yang masih memiliki
problem dalam dimensi ekonomi seperti kemiskinan dan pengangguran. Maka dapat
dikatakan bahwa yang menyandang status sebagai “orang miskin” atau “orang tidak
mampu” adalah mereka yang kebanyakan muslim.

Pada konteks inilah kemudian Islam ditantang untuk mampu menginternalisasikan nilai-nilai
spiritualnya sebagai “agama rahmat” dalam rangka menyelesaikan problem tersebut.

Rumusan Masalah
Tujuan dari pada penulisan makalah ini adalah :

a. Kontribusi kebudayaan dlam masyarakat


b. Kontribusi dalam segi agama islam

Tujuan

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khusunya kita
selaku umat Islam, kemudian tujuan lainnya dalam pembuatan makalah ini ialah :

a. Memberikan wawasan ilmu pengetahuan dalam pembuatan makalah ini


b. Memahami maksud dari Kontribusi Islam dalam membangun peradaban
c. Memenuhi tugas Matakuliah Pendidikan Agama Islam

BAB II

PEMBAHASAN

Kontribusi Islam Membangun Peradaban


Sejak awal perkembangannya, agama-agama di Indonesia telah menerimaakomodasi budaya.
Sebagai contoh AgamaIslam, dimana Islam sebagai agamafaktual banyak memberikan norma-
normaatauaturan tentang kehidupan dibandingkandengan agama-agama lain.
Jikadilihatdarikaitan Islam dengan budaya, paling tidakada dua hal yang perlu
diperjelas.Pertama,Islam sebagai konsespsi sosial budayadanIslam sebagairealitas
budaya.Kedua,Islamsebagai konsepsi budaya ini oleh para ahlisering disebut dengan great
tradition (tradisibesar), sedangkan Islam sebagai realitasbudaya disebut dengan little tradition
(tradisikecil) atau local tradition (tradisi local) ataujuga Islamicate, bidang-bidang
yang“Islamik”yang dipengaruhi Islam.Tradisi besar Islamadalah doktrin-doktrin original Islam
yang permanenatausetidak-tidaknya merupakan interpretasiyang melekat ketat pada ajaran dasar.
Dalamruang yang lebih kecil doktrin ini tercakupdalam konsepsi keimanan dan
syariahatauhukum Islam yang menjadi inspirasi polapikir dan pola bertindak umat Islam.
Tradisi-tradisi ini seringkali juga disebut dengancenter (pusat) yang dikontraskan denganferi-
feriatau pinggiran.Tradisi kecil(local, Islamicatetradi-tioan) adalahrealm of influence,kawasan-
kawasan yang berada di bawah pengaruhIslam (great tradition).Tradisi lokal inimencakup unsur-
unsur yang terkandung didalam pengertian budaya yang meliputikonsep atau norma, aktivitas
serta tindakanmanusia, dan berupa karya-karya yangdihasilkan masyarakat.Istilah
lain,prosesakulturasi antaraagama Islam danbudayalokal ini kemudian melahirkan apa
yangdikenal dengan local genius, yaitukemampuan menyerap sambil mengadakanseleksi dan
pengolahan aktif terhadappengaruh kebudayaan asing, sehingga dapatdicapai suatu ciptaan baru
yang unik, yangtidak terdapatdi wilayah bangsa yangmembawa pengaruh budayanya. Pada
sisilain local genius memiliki karakteristikantara lain: mampu bertahan terhadapbudaya luar;
mempunyai kemampuanmengakomodasi unsur-unsur budaya luar;mempunyai kemampuan
mengintegrasiunsur budaya luar ke dalam budaya asli; danmemiliki kemampuan mengendalikan
dan memberikan arah pada perkembanganbudaya selanjutnya.Sebagai suatu norma,aturan,
maupun segenap aktivitas masya-rakat Indonesia, ajaran Islam telah menjadipola anutan
masyarakat. Dalam konteksinilah Islam sebagai agama sekaligus telahmenjadi budaya
masyarakat Indonesia. Disisi lain budaya-budaya lokal yang ada dimasyarakat, tidak otomatis
hilang dengankehadiran Islam. Budaya-budaya lokal inisebagian terus dikembangkan
denganmendapat warna-warna Islam. Perkem-bangan ini kemudian melahirkan
“akulturasibudaya”, antara budaya lokal dan Islam.
Budaya-budaya lokal yang kemudianberakulturasi dengan Agama Islam antaralain,acara
slametan (3,7,40,100, dan 1000hari) di kalangan suku Jawa. Tingkeban(nujuh hari). Dalam
bidang seni, jugadijumpai proses akulturasi seperti dalamkesenian wayang di Jawa.
Wayangmerupakan kesenian tradisional suku/etnisJawa yang berasal dari agama Hindu
India.Proses Islamisasitidak menghapuskankesenian inimelainkan justru memperka-yanya, yaitu
memberikan warna nilai-nilaiIslam di dalamnya.tidak hanya dalam bidangseni, tetapi juga di
dalam bidang-bidang laindi dalam masyarakat Jawa. Dengan kata lainkedatangan Islam di
Indonesia dalam taraf-taraf tertentu memberikan andil yang cukupbesar dalam pengembangan
budaya lokal.

Pada sisi lain, secara fisik akulturasibudaya yang bersifat material dapat dilihatmisalnya: bentuk
masjid Agung Bantenyang beratap tumpang, berbatu tebal,bertiang saka, dan sebagainya benar-
benarmenunjukkan ciri-ciri arsitektur local.Sementara esensi Islam terletak pada “ruh”fungsi
masjidnya. Demikian juga dua jenispintu gerbang bentar dan paduraksa sebagaiambang masuk
masjid di Keraton Kaibon.Namun sebaliknya, “wajah asing” puntampak sangat jelas di kompleks
MasjidAgung Banten, yakni melalui pendirianbangunan Tiamah dikaitkan denganarsitektur
buronan Portugis,Lucazs Cardeel,dan pendirian menara berbentuk mercu suardihubungkan
dengan nama seorang Cina:Cek-ban Cut.

Dalamperkembangan selanjutnya seba-gaimana diceritakan dalam Babad Banten,Banten


kemudian berkembang menjadisebuah kota. Kraton Banten sendiridilengkapi dengan struktur-
struktur yangmencirikan prototype kraton yang bercorakIslam di Jawa, sebagaimana di
Cirebon,Yogyakarta dan Surakarta. Ibukota KerajaanBanten dan Cirebon kemudian
berperansebagai pusat kegiatan perdaganganinternasional dengan ciri-ciri metropolitan dimana
penduduk kota tidak hanya terdiri daripenduduk setempat, tetapi juga terdapatperkampungan-
perkampunan orang-orangasing, antara lain Pakoja, Pecinan, dankampung untuk orang Eropa
seperti Inggris,Perancis dan sebagainya.

Akulturasi budaya Islam dengan budayalokal nusantara sebagaimana yang terjadi diJawa
didapati juga di daerah-daearah lain diluar Jawa, seperti Sumatera Barat, Aceh,Makasar,
Kalimantan, Sumatera Utara, dandaerah-daerah lainnya. Khusus di daerahSumatera Utara, proses
akulurasi ini antaralain dapat dilihat dalam acara-acara sepertiupah-upah, tepung tawar, dan
Marpangir.Apabila ditinjau dari segi munculnya,agama-agama selain monoteisme
murnimerupakan hasil kontemplasi manusia,sedangkan monoteisme murni merupakanwahyu
dari hasil ciptaan Tuhan. Ragamagama yang terakhir ini merupakan jawabandari pertolongan
Tuhan terhadap manusiasetelah “gagal” mencari kedamaian ataukedamaian hakiki melalui
indera.

Dengan demikian kebudayaan atau budayamenyangkut seluruh aspek kehidupan ma-nusia baik
material maupun non material.Sebagian besar ahli yang mengartikankebudayaan kemungkinan
besar sangat dipengaruhi oleh pandanganevolusionisme,yaitu suatu teori yang mengatakan
bahwakebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapanyang lebih
kompleks.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1.Agama,budayadanmasyarakatsalingberkaitandandibuktikandengan

pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabidalam mengubah kehidupan
sosial. Argumentasi rasionaltentang arti dan hakikat kehidupan,tentang Tuhan dankesadaran
akan kematian menimbulkan relegi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada
pengalaman agamanya para tasauf.

2. Agama merupakan tempat mencarimakna hidup yang final dan ultimate.Dan pada
gilirannya agama yang diyakini merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan
sosial dan kembali kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, di mana pengalaman
keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial dan individu dengan masyarakat yang
seharusnya tidak bersifat antagonis.

3. Hubungan agama, kebudayaan dan masyarakat serta agama berfungsi sebagai alat pengatur
pengontrol dan sekaligus membudayakannya dalam arti mengungkapkan apa yang ia percaya
dalam bentuk-bentuk budaya yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur masyarakat, adat
istiadat dan lain-lain.

4. Pengaruh timbal balik antara agama dan budaya, dalam arti agama mempengaruhi
kebudayaan, kelompok masyarakat, suku bangsa.Kebudayaan cenderung mengubah keaslian
agama sehingga meng-hasilkan penafsiran berlainan.

5. Agama dan Budaya memiliki keter-hubungan yang erat, yakni agama berperan sebagai
konsepsi budaya dan sebagai realitas budaya yang terdapat diIndonesia.

6. Budaya merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di
alamraya ini.Dengan kemampuan akal pikiran yang dimiliki oleh manusia maka manusia mampu
menciptakan suatu kebudayaan.
7. Kebudayaan digunakan untuk memahami agama yang tampil dalam bentuk formal yang
menggejala di masyarakat.

8. Keragaman budaya atau “culturaldiversity” adalah keniscayaan yang ada dibumi


Indonesia yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dengan keanekaragaman kebudayaan
Indonesiadapat dikatakan memiliki keunggulan dibandingkan dengan negara lain, dimana
Indonesia mampu menghasilkan potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.

Saran
Dari uraian yang telah kami sampaikan, bisa kita lihat banyak sekali pembahasan
mengenai Kontribusi kebudayaan dalam peradaban. Oleh karena itu, tidak ada salahnya kalau
kita mempelajari lebih dalam lagi tentang Kontribusi kebudayaan dalam makalah ini, disamping
menambah ilmu pengetahuan kita,semoga juga akan bermanfaat di dalam kehidupan kita

Semoga apa yang dipelajari dari Materi Kontribusi kebudayaan dalam peradaban pada
makalah ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai