Transmisi Manual
Didalam kotak transmisi terdapat beberapa pasangan roda gigi. Dengan berbagai pasangan
roda gigi tersebut, transmisi dapat menaikkan dan menurunkan torsi, tenaga dan putaran
motor serta membalik arah putaran motor untuk keperluan memundurkan kendaraan
1) Lengan
Maka : F2 = 16 x 2 / 8 = 4 kg
Kesimpulan :
Dengan lengan pengungkit yang lebih panjang (l2) memungkinkan dapat
memindahkan beban berat (F1 = 16 kg) dengan tenaga kecil (F2 = 4 kg)
Pasangan roda gigi seperti gambar memiliki kesamaan dengan prinsip dasar kerja lengan.
Roda gigi penggerak akan mengungkit roda gigi yang digerakkan. Gaya atau momen
pada roda gigi dengan diameter yang lebih kecil bisa berubahmenjadi gaya atau momen
yang semakin besar pada roda gigi dengan diameter yang lebih besar dengan putaran
yang lebih lambat.
Gambar 1. 9 Prinsip Pengungkit Pada Roda Gigi Transmisi
Posisi Gigi 1 :
Roda gigi A dihubungkan dengan roda gigi D, maka roda gigi C lepas dengan roda gigi B,
hasilnya putaran output lebih rendah / lambat daripada putaran input. Posisi Gigi 2 :
Roda gigi B dihubungkan dengan roda gigi C, maka roda gigi D lepas dengan roda gigi A,
hasilnya putaran output lebih tinggi / cepat daripada putaran input.
Posisi Gigi 2 :
Kopling geser dihubungkan ke roda gigi C, maka aliran putaran dari putaran input - roda
gigi B (diameter besar) - roda gigi C (diameter kecil), hasilnyaputaran output tinggi/cepat.
a) Cara Kerja Transmisi Biasa Dengan Roda Gigi Geser (Gambar 1.12)
Posisi Gigi 1 :
Roda gigi geser C dihubungkan dengan roda gigi F, maka roda gigi A – D dan roda gigi F
- C berhubungan, akibatnya aliran putaran dari putaran input - roda gigi A (diameter kecil)
- roda gigi D (diameter besar) – poros (3) - roda gigi F (diameter kecil) - roda gigi C
(diameter besar), hasilnya putaran output rendah/lambat.
Posisi Gigi 2 :
Roda gigi geser B dihubungkan dengan roda gigi E, C – F di lepas, maka roda gigi A – D
dan roda gigi E - B berhubungan, akibatnya aliran putaran dariputaran input - roda
gigi A (diameter kecil) - roda gigi D (diameter besar) – poros
(3) - roda gigi F (diameter kecil) - roda gigi C (diameter besar), hasilnya putaran output
tinggi/cepat.
Posisi Gigi 3 :
Roda gigi geser B dihubungkan dengan roda gigi A, C – F di lepas, maka poros output dan
input seporos, sehingga putaran output dan input sama.
Posisi Gigi R :
Roda gigi geser C dihubungkan dengan roda gigi H (B dilepas), maka berhubungan roda
gigi A – D – poros (3) - dan roda gigi G - H - C, akibatnya aliran putaran dari putaran input
- roda gigi A (diameter kecil) - roda gigi D (diameter besar) – poros (3) - roda gigi G
(diameter kecil) - roda gigi H (diameter lebih kecil) roda gigi C (diameter besar), hasilnya
putaran output lebih lambat dengan arah putaran terbalik (mundur).
c. Transmisi Dua Poros
Disebut transmisi dua poros, karena untuk menghasilkan sejumlah posisi gigi maju (pada
gambar 1.19 menghasilkan 3 posisi maju) diperlukan 2 poros. Untuk posisi gigi mundur
diperlukan satu poros lagi.
Putaran poros input akan menghasilkan putaran poros output, jika salah satu roda gigi
poros output digeser dan berhubungan dengan roda gigi poros input. Demikian juga untuk
posisi gigi mundur, dengan menggeser gigi mundur pada porosnya, maka akan diperoleh
posisi gigi mundur.
Transmisi dua poros umumnya digunakan pada kendaraan ringan dan kendaraan dengan
penggerak roda depan.
(1) Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Depan
Bagian – bagian (gambar 1.20)
1. Poros input
4. Bantalan rol
2. Poros output
5. Bantalan naf
3. Unit sinkromesh
6. Roda gigi pinion
1 3
6 4 2
Posisi Gigi 1
Posisi Gigi 2
Posisi Gigi 3
Posisi Gigi 4
Posisi Gigi R
Aliran tenaga, torsi dan putaran mulai dari poros input - pasangan roda gigi –poros
bantu - pasangan roda gigi – dan poros output.
d. Pemeriksaan Oli Transmisi
Pemeriksaan oli transmisi dan oli aksel dilakukan melalui baut pengontrol. Letak baut
tersebut selalu di bawah garis sumbu poros (t). Volume/isi oli dikatakan cukup bila
permukaannya masih dapat dicapai dengan jari.
Oli transmisi dan oli aksel tidak perlu diganti baru. Permukaan oli yang terlalu rendah
disebabkan karena ada kebocoran , misalnya pada sil-sil.
Pada transmisi otomatis, tinggi permukaan oli diukur melalui batang pengontrol oli.
Pengukuran harus dilakukan ketika motor hidup, pada temperatur kerja, dan tuas transmisi
di posisi P.
Kontrol : F = maksimum
L = minimum
Oli dan saringan pada transmisi otomatis diganti 50' 000 km. Cara
mengganti lihat buku manual.