Anda di halaman 1dari 14

2.

Transmisi Manual

Didalam kotak transmisi terdapat beberapa pasangan roda gigi. Dengan berbagai pasangan
roda gigi tersebut, transmisi dapat menaikkan dan menurunkan torsi, tenaga dan putaran
motor serta membalik arah putaran motor untuk keperluan memundurkan kendaraan

a.Prinsip Dasar Kerja Transmisi

1) Lengan

Gambar 1. 8 Prinsip Pengungkit (Lengan) Pada Transmisi

Dari gambar tersebut diatas, maka:


∑M terhadap titik ungkit = 0
F1 x l1 = F2 x l2Jika
diketahui : F1 = 16 kg, l1 = 2 cm, l2 = 8 cm

Maka : F2 = 16 x 2 / 8 = 4 kg

Kesimpulan :
Dengan lengan pengungkit yang lebih panjang (l2) memungkinkan dapat
memindahkan beban berat (F1 = 16 kg) dengan tenaga kecil (F2 = 4 kg)

2) Pasangan Roda Gigi

Pasangan roda gigi seperti gambar memiliki kesamaan dengan prinsip dasar kerja lengan.
Roda gigi penggerak akan mengungkit roda gigi yang digerakkan. Gaya atau momen
pada roda gigi dengan diameter yang lebih kecil bisa berubahmenjadi gaya atau momen
yang semakin besar pada roda gigi dengan diameter yang lebih besar dengan putaran
yang lebih lambat.
Gambar 1. 9 Prinsip Pengungkit Pada Roda Gigi Transmisi

b. Macam – Macam Transmisi

1) Dengan Gigi Geser (Sliding Gear)

Gambar 1. 10 Transmisi Dengan Gigi Geser (Sliding Gear)

Posisi Gigi 1 :
Roda gigi A dihubungkan dengan roda gigi D, maka roda gigi C lepas dengan roda gigi B,
hasilnya putaran output lebih rendah / lambat daripada putaran input. Posisi Gigi 2 :
Roda gigi B dihubungkan dengan roda gigi C, maka roda gigi D lepas dengan roda gigi A,
hasilnya putaran output lebih tinggi / cepat daripada putaran input.

2) Dengan Gigi Tetap (Constant Mesh)


Posisi Gigi 1 :
Kopling geser dihubungkan ke roda gigi D, maka aliran putaran dari putaran input - roda
gigi A (diameter kecil) - roda gigi D (diameter besar), hasilnya putaran output
rendah/lambat.

Gambar 1. 11 Transmisi Dengan Gigi Tetap (Constant Mesh)

Posisi Gigi 2 :
Kopling geser dihubungkan ke roda gigi C, maka aliran putaran dari putaran input - roda
gigi B (diameter besar) - roda gigi C (diameter kecil), hasilnyaputaran output tinggi/cepat.

a) Cara Kerja Transmisi Biasa Dengan Roda Gigi Geser (Gambar 1.12)

Gambar 1. 12 Transmisi Dengan Roda Gigi Geser


Nama komponen :
1 = Poros kopling / Poros input. 4 = Garpu pemindah
2 = Poros utama / Poros output . 5 = Roda gigi balik (mundur)3
= Poros bantu / Counter Gear = Reserve Gear

Posisi Gigi 1 :
Roda gigi geser C dihubungkan dengan roda gigi F, maka roda gigi A – D dan roda gigi F
- C berhubungan, akibatnya aliran putaran dari putaran input - roda gigi A (diameter kecil)
- roda gigi D (diameter besar) – poros (3) - roda gigi F (diameter kecil) - roda gigi C
(diameter besar), hasilnya putaran output rendah/lambat.

Posisi Gigi 2 :
Roda gigi geser B dihubungkan dengan roda gigi E, C – F di lepas, maka roda gigi A – D
dan roda gigi E - B berhubungan, akibatnya aliran putaran dariputaran input - roda
gigi A (diameter kecil) - roda gigi D (diameter besar) – poros
(3) - roda gigi F (diameter kecil) - roda gigi C (diameter besar), hasilnya putaran output
tinggi/cepat.

Posisi Gigi 3 :
Roda gigi geser B dihubungkan dengan roda gigi A, C – F di lepas, maka poros output dan
input seporos, sehingga putaran output dan input sama.

Posisi Gigi R :
Roda gigi geser C dihubungkan dengan roda gigi H (B dilepas), maka berhubungan roda
gigi A – D – poros (3) - dan roda gigi G - H - C, akibatnya aliran putaran dari putaran input
- roda gigi A (diameter kecil) - roda gigi D (diameter besar) – poros (3) - roda gigi G
(diameter kecil) - roda gigi H (diameter lebih kecil) roda gigi C (diameter besar), hasilnya
putaran output lebih lambat dengan arah putaran terbalik (mundur).
c. Transmisi Dua Poros

Disebut transmisi dua poros, karena untuk menghasilkan sejumlah posisi gigi maju (pada
gambar 1.19 menghasilkan 3 posisi maju) diperlukan 2 poros. Untuk posisi gigi mundur
diperlukan satu poros lagi.

1. Kedudukan Gigi pada Poros


Pada poros input terdapat roda – roda gigi tetap (permanen) dan pada poros output terdapat
roda – roda gigi terhubung dan dapat digeser sepanjang alur pada poros tersebut.

Gambar 1. 13 Transmisi Dua Poros

(2) Prinsip Kerja

Putaran poros input akan menghasilkan putaran poros output, jika salah satu roda gigi
poros output digeser dan berhubungan dengan roda gigi poros input. Demikian juga untuk
posisi gigi mundur, dengan menggeser gigi mundur pada porosnya, maka akan diperoleh
posisi gigi mundur.
Transmisi dua poros umumnya digunakan pada kendaraan ringan dan kendaraan dengan
penggerak roda depan.
(1) Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Depan
Bagian – bagian (gambar 1.20)
1. Poros input
4. Bantalan rol
2. Poros output
5. Bantalan naf
3. Unit sinkromesh
6. Roda gigi pinion

1 3

6 4 2

Diagram Posisi Gigi

Posisi Gigi 1

Posisi Gigi 2

Posisi Gigi 3

Posisi Gigi 4

Posisi Gigi R

Gambar 1. 14 Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Depan


Aliran tenaga, torsi dan putaran mulai dari poros input - pasangan roda gigi –dan
poros output tergambar dalam diagram diatas.

(2) Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Belakang


Nama komponen :
1. Poros intput 5. Bantalan bola pada poros
2. Poros bantu 6. Bantalan pilot
3. Poros output 7. Gigi spedometer
4. Unit sinkromes 8. Gigi balik

Diagram Posisi Gigi


Posisi 1
Posisi 2
Posisi 3
Posisi 4
Posisi 5

Gambar 1. 15 Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Belakang

Aliran tenaga, torsi dan putaran mulai dari poros input - pasangan roda gigi –poros
bantu - pasangan roda gigi – dan poros output.
d. Pemeriksaan Oli Transmisi
Pemeriksaan oli transmisi dan oli aksel dilakukan melalui baut pengontrol. Letak baut
tersebut selalu di bawah garis sumbu poros (t). Volume/isi oli dikatakan cukup bila
permukaannya masih dapat dicapai dengan jari.

Gambar 1. 16 Posisi Oli Transmisi dan Gardan

Oli transmisi dan oli aksel tidak perlu diganti baru. Permukaan oli yang terlalu rendah
disebabkan karena ada kebocoran , misalnya pada sil-sil.

e. Pengisian Oli Transmisi


Persyaratan : kendaraan harus berada pada posisi datar (tidak miring). Oli dapat diisikan
dengan menggunakan pompa tangan . Untuk aksel diperlukan oli roda gigi dengan
spesifikasi GL 5 atau 6. Pada transmisi bisa juga menggunakan oli mesin .

Gambar 1. 17 Pengisian Oli Transmisi


Automatis dan Gardan

Pada transmisi otomatis, tinggi permukaan oli diukur melalui batang pengontrol oli.
Pengukuran harus dilakukan ketika motor hidup, pada temperatur kerja, dan tuas transmisi
di posisi P.
 Kontrol : F = maksimum
L = minimum

Gambar 1. 18 Pengecekan Oli Transmisi

 Tinggi permukaan berubah sesuai temperatur oli transmisi . Dalam


keadaandingin , kadang-kadang permukaan oli tidak mencapai batang
pengukur.
 Penambahan oli dilakukan melalui pipa batang pengontrol.
 Gunakan corong untuk mengisi oli . Hati-hati kotoran tidak boleh
masuk(misal : benang-benang lap) karena bisa mengganggu kerja
transmisi.
 Gunakan hanya oli khusus ATF.

Oli dan saringan pada transmisi otomatis diganti  50' 000 km. Cara
mengganti lihat buku manual.

Anda mungkin juga menyukai