ANALISIS TEGANGAN
PADA TRAILER ENGINE CAR (TeC) RAILBUS
Oleh :
Agung Fauzi Hanafi
13107104
Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Indra Nurhadi
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmat-Nya laporan
magang industri di PT Industri Kereta Api Madiun dapat terselesaikan dengan baik.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan ini. Rasa terima kasih ini terutama
disampaikan kepada :
1. Bpk Toto Isdarto S.T. dan Bpk. Abdul Rohman Farid, S.T. yang senantiasa
memberikan bimbingan kepada penulis selama melakukan kerja praktik dan magang
di PT INKA Madiun.
2. Bpk. Yunendar Aryo H sebagai Kepala Divisi Desain dan Rekayasa di PT INKA.
3. Prof. Dr. Ir. Indra Nurhadi selaku pembimbing magang yang selalu memberikan saran
dan arahan.
4. Seluruh karyawan PT Industri Kereta Api (INKA).
5. Rekan-rekan sesama magang.
6. Orang tua dan teman-teman yang telah memberikan doa dan dukungannya.
7. Serta kepada semua pihak yang telah membatu penyusunan laporan ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu dalam halaman ini.
Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Karena itu, penulis sangat
menerima saran, masukan dan kritik untuk memperbaiki laporan ini. Semoga ke depan
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….…………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...ii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………….iii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………..iv
ABSTRAK…………………………………………………………………………………...v
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1
1.2 Tujuan……………………………………………………………………………..1
1.3 Batasan Masalah…………………………………………………………………..2
1.4 Metode Penyelesaian……………………………………………………………...2
1.5 Jadwal Pekerjaan Magang………………………………………………………...3
II. DASAR TEORI…………………………………………………………………………4
2.1 Sifat Mekanik Material……………………………………………………………4
2.2 Analisis Elemen Hingga…………………………………..……………………...7
III. PEMODELAN ELEMEN HINGGA…………………………………………………..8
3.1 Sistem Koordinat dan Satuan……………….…………………………………….8
3.2 Pemodelan Struktur Kereta………………………………………………………..8
3.3 Data Material………………………………………………………………………9
3.4 Kondisi Batas dan Pembebanan………………………………………………….10
3.4.1 Kasus Vertical Load……………………………………………………11
3.4.2 Kasus Commpression Load…………………………………………….12
3.4.3 Kasus Beban Kombinasi………………………………………...……..13
3.4.4 Kasus Three Point Support………………………………..…………...13
3.4.5 Kasus Jacking………………………………..…………………………14
3.5 Kriteria Kegagalan……………………………………..………………………...14
IV. ANALISIS KEKUATAN RAILBUS………………………………….………………15
V. PENUTUP……………………………………..…………………………………….…..16
VI. DAFTAR PUSTAKA………………………………………...………………………....17
LAMPIRAN…………………………………………..……………………………………..18
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
ABSTRAK
Kereta api merupakan moda transportasi yang cukup efisien dibandingkan dengan moda
transportasi lainnya. Hal ini disebabkan daya angkut yang besar pada kereta api. Dengan daya
angkut yang ada kereta api mampu menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan lalulintas di
perkotaan. Karena itu, perlu dirancang suatu kereta yang mampu melaju di area perkotaan
yang sarat akan bangunan dan kemampuan jalur dalam menahan beban di atasnya. PT INKA
Madiun sebagai satu-satunya pembuat kereta api di Indonesia kini telah mampu membuat
kereta yang cocok untuk dipergunakan di dalam perkotaan. Dengan ukurannya yang lebih
kecil dibandingkan kereta-kereta pada umumnya, railbus sangat cocok untuk melaju di tengah
padatnya sebuah kota. Meskipun ukurannya yang kecil, kapasitas angkut dari railbus tidak
kalah dengan moda transportasi dalam kota lainnya. Karena itu, perlu dirancang sebuah
kontruksi railbus yang cukup kuat namun juga tidak terlalu berat karena terbatasnya
kemampuan jalur dalam kota menahan beban gandar dari kereta yang melaju di atasnya.
Laporan ini membahas analisis kekuatan struktur pada underframe dan car body dari railbus.
Karena struktur tersebut mengalami pembebanan maka perlu diverifikasi apakah tegangan
yang terjadi tidak melebihi batas yang diizinkan dalam kriteria desain. Untuk railbus yang
diproduksi oleh PT INKA batas maksimum tegangan yang terjadi adalah 75% kekuatan luluh
dari material ang digunakan pada komponen yang bersangkutan. Sedangkan pembebanan
yang diberikan dikelompokkan ke dalam beberapa kasus pembebanan. Kasus pembebanan
tersebut didasarkan pada dokumen-dokumen PT INKA sebelumnya dan dari pengalaman
pada keadaan sesungguhnya.
Hasil yang diperoleh dari simulasi menggunakan software ANSYS 11 menunjukkan struktur
badan railbus aman untuk digunakan dalam kondisi normal. Untuk kasus-kasus tertentu
tegangan yang terjadi terlalu dekat dengan batas yang ditetapkan. Namun, kasus tersebut
terjadi pada waktu proses perawatan kereta sehingga masih diizinkan. Untuk dasain yang
lebih kuat, maka perlu ditambahkan pengaut di daerah di dekat pintu karena di bagian ini
merupakan bagian yang paling lemah.
v
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Analis kekuatan struktur pada railbus bertujuan untuk mengetahui seberapa aman kereta
tersebut saat dioperasikan. Jika ternyata ditemukan bagian yang kritis maka langkah
selanjtnya adalah melakukan modifikasi pada desain yang sudah ada sehingga tegangan
yang terjadi pada struktur tidak melebihi ambang batas yang diizinkan.
1
pada kenyataannya beban yang dialami oleh struktur berbeda-beda di setiap ttik
bergantung pada posisi komponen pada kereta. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
analisis dan mempersingkat waktu analisis.
2
1.5 Jadwal Pekerjaan Magang
Selama periode magang peserta magang diberikan beberapa tugas yang harus diselesaikan. Tabel 1.1 menunjukkan jadwal kerja selama
peserta menjalani magang di PT INKA Madiun selama periode Juni-Desember 2010. Selain topik utama yang diberikan peserta juga diminta
untuk mengerjakan beberapa tugas tambahan dengan harapan dapat meringankan beban pekarjaan karyawan yang sudah ada.
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Magang di PT INKA Madiun
Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Regristrasi peserta magang PT INKA
Penentuan topik magang
Studi literatur tentang topik yang dihadapi
Pembuatan jadwal dan timeline magang
Mempelajari penggunaan software ANSYS
Pembuatan model bogie frame lokomotif DH
Analisis model bogie frame lokomotif DH
Penyusunan progress report
Mempelajari analisis modal pada bogie frame lokomotif DH
Analisis kekuatan struktur handle lokomotif
Pembuatan model gogie PGC pada ANSYS
Analisis kekuatan struktur railguard
Simulasi kekuatan statik trailer railbus
Modifikasi struktur underframe wellwagon
Analisis kekuatan dan verifikasi hasil pengujian pada center plate
Mempelajari analisis fatigue bogie frame lokomotif
Pembuatan model kereta PGC
3
II. DASAR TEORI
komponen tersebut perlu dipertimbangkan juga jenis material yang akan digunakan saat
melakukan proses produksi. Dalam pemilihan material perlu diperhatikan sifat-sifat dari
material yang akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal
dari desain yang akan dibuat. Sifat mekanik suatu material menunjukkan hubungan antara
respon dalam hal ini adalah deformasi dengan beban yang diberikan. Sifat-sifat mekanik
Tegangan-Regangan
Hubungan tegangan dan regangan dari suatu material dapat digambarkan dengan
engineering stress-strain curve yang paling umum diperoleh dari pengujian tarik suatu
material tertentu. Meskipun kurva ini tidak menunjukkan nilai yang sebenarnya namun
kurva ini sudah cukup memberikan informasi yang cukup mengenai sifat-sifat mekanik
suatu material. Untuk mengetahui keadaan nyata dari suatu material maka digunakan true
luas penampang dari specimen yang diuji. Contoh kurva tegangan regangan ditunjukkan
4
Gambar 2.1 Kurva tegangan regangan (sumber : http://www.cvgs.k12.va.us)
Modulus of Elasticity
Saat material mengalami deformasi plastis, tegangan dan regangan suatu material
memiliki hubungan
ߪ ൌ ߝܧ
Hubungan ini dikenal dengan hukum Hooke dan konstanta E disebut sebagai modulus of
elasticity. Dalam kurva stress-strain pada Gambar 3.2, modulus of elasticity ditunjukkan
oleh gradient kemiringan kurva di daerah elastic. Sedangakan deformasi plastis adalah
deformasi dari suatu material saat diberikan beban namun material tersebut masih dapat
Poisson’s Ratio
Saat suatu material mengalami beban kompresi pada suatu arah maka material tersebut
akan mengalami ekspansi pada dua arah yang lain yang tegak lurus dengan arah gaya
yang menekan. Fenomena ini disebut sebagai Poisson effect. Poisson’s ratio adalah
perbandingan regangan yang terjadi pada arah tnasversal (tegak lurus arah pembebanan)
dengan regangan arah aksial (searah arah pembebanan). Arah regangan yang terjadi
diperlihatkan oleh Gambar 2.2. Sehingga Poisson’s ratio dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut :
5
Gambar 2.2 Poisson’s ratio
Yield Strength
sebelum material tersebut mengalami deformasi plastis. Batas terjadinya deformasi elastis
menentukan seberapa aman suatu komponen dalam menerima beban statik. Suatu
komponen dikatakan sudah tidak aman lagi saat tegangan yang terjadi telah melewati
yield point.
Ultimate tensile strength adalah tegangan maksimum yang masih dapat dialami material
berkurangnya penampang suatu komponen karena adanya beban yang telah melewati
UTS suatu material. Pada peristiwa necking regangan akan bertambah namun tegangan
strength terlihat pada tinggi maksimum dari kurva tersebut. Jika komponen yang telah
6
mengalami necking diberikan beban terus menerus maka akan terjadi patah atau fracture
7
III. PEMODELAN ELEMEN HINGGA
8
Gambar 3.1 Geometri pemodelan untuk simulasi Railbus TeC
9
Gambar 3.2 Susunan sandwich panel railbus
Adapun sifat-sifat mekanisk dari setiap komponen sandwich adalah sebagai berikut :
a.Aluminium 2024 T3
• Modulus elastisitas = E = 7.3 X 104 MPa
• Poisson’s ratio = ν = 0.33
• Massa jenis = ρ = 2.8 x 10-6 kg/mm3
• Yield Tensile Strength = 290 MPa
b.Chopped Strand Mat (CSM) 450 gr/m2 Fibre Reinfored Epoxy 2 Layer
• Modulus elastisitas arah-x = Ex = 10.06 x 103 MPa
• Modulus elastisitas arah-y = Ey = 10.06 x 103 MPa
• Poisson’s ratio = 0.3
• Massa jenis = ρ = 0.862 x 10-6 kg/mm3
• Yield Tensile Strength = 93 MPa
• Compression Strength = 183 MPa
c.Divinycell Grade H 60
• Modulus elastisitas = E = 75 MPa
• Poisson’s ratio = ν = 0.32
• Massa jenis = ρ = 0.06 x 10-6 kg/mm3
• Yield tensile strength = 1.8 Mpa
10
diantaranya pembebanan vertical, pembebanan longitudinal (compression load),
pembebanan kombinasi vertical dan longitudinal serta pembebanan three point support.
Untuk kondisi tertentu saat dilakukan mantanance perlu diverifikasi juga kekuatan
kontruksi saat dilakukan proses jacking. Adapun tumpuan yang diberikan pada bagian-
bagian tertentu yaitu :
• Translasi anah sumbu Y pada keeempat center plate yang bertumpu pada bogie
• Translasi arah sumbu Z pada salah satu center plate tiap bogie
Translasi arah sumbu X pada coupler
12
pengereman yang ekstrim pada kereta. Kasus pembebanan ini ditunjukkan oleh Gambar
3.4.
13
support
bogie jack
support bogie
weight
Gambar 3.6 Skema proses jacking pada kereta
14
IV. ANALISIS KEKUATAN RAILBUS
Hasil simulasi yang dilakukan dengan menggunakan software ANSYS 11 tercantum pada
Tabel 4.1. Sedangkan gambar model dengan kondisi tegangan di tiap bagian terlampir
pada akhir laporan ini.
Tabel 4.1 Hasil analisis tegangan pada setiap kasus pembebanan
Kasus Defleksi Safety
vertikal Tegangan
maksimum maksimum
Beban (mm) (MPa) Material Lokasi Factor
SM Side sill(dekat
I 11,578 179,767 490A pintu) 1,81
II 6,992 125,896 SS 400 Bolster depan 1,95
SM Side sill(dekat
III 10,29 191,161 490A pintu) 1,7
SM Side sill(dekat
IV 112,45 243,557 490A pintu) 1,33
SM Side sill(dekat
V 80,776 219,105 490A pintu) 1,48
SM Side sill(dekat
VI 2,922 95,238 490A pintu) 3,41
15
V. PENUTUP
Dari perhitungan kekuatan TeC Railbus, didapatkan nilai tegangan aman dalam batas
luluh material. Pembebanan pada kasus IV memang tinggi tapi tegangan masih berada di
bawah tegangan luluh material. Pada kasus pembebanan III, IV dan V tegangan yang
terjadi masih terlalu tinggi dan melebihi batas yang disyaratkan PT INKA yaitu 75% dari
kekuatan luluh material. Untuk mendapatkan struktur railbus yang lebih kuat dapat
dilakukan dengan memberikan penguat pada bagian pintu depan. Meskipun pada kasus
pembebanan VI dan V tegangan yang cukup tinggi dan mendekati batas yang diijinkan
namun kasus pembebanan ini jarang terjadi sehingga kekuatan kontruksi railbus ini masih
dikatakan aman,
16
VI. DAFTAR PUSTAKA
- D. L. Logan, 2007, A First Course in the Finite Element Method, 4th Ed. Toronto :
Nelson
- 1995, Frame Calculation and Tests. GEC Alsthom : Transport Etablissement ACR
- Norton, Robert L.2006. Machine Design : An Integrated Approach 3rd ed.,New
Jersey:Pearson Education, Inc.
17
LAMPIRAN
18
Defleksi vertikal beban kasus III
19
Defleksi vertikal beban kasus V
(three point support di bagian belakang)
20
Tegangan von mises beban kasus I
21
Tegangan von mises beban kasus III
22
Tegangan von mises beban kasus V
(three point support di bagian belakang)
23
Tegangan von mises beban kasus III pada underframe
24
Tegangan von mises beban kasus III pada atap
25
Tegangan von mises beban kasus III pada frame
26