Di Susun Oleh:
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Fauzan Annas Wirawan
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIM : D200180181
d. Jabatan Struktural : -
e. Jabatan fungsional :
f. Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Mesin
g. Pusat Penelitian : LPPM UMS
h. Alamat : Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura
i. Telpon/Faks : 0271-717417, 0271-715448
j. Alamat Rumah : Manggung RT 001/RW 008 Cangakan Karanganyar
k. Telpon/Faks/E-mail : 081326279182 /wirawanfauzan14@gmail.com
Mengetahui,
Dosen Mata Kuliah Peneliti,
Metode Penelitian dan Statistik
ABSTRAK
Chassis merupakan bagian yang terpenting pada stabilitas kendaraan selain
suspensi, ban, setir dan pengereman. Perancangan chassis ini bertujuan mendapatkan hasil
yang optimal antara tingkat keamanan dan ukuran konstruksi chassis untuk kebutuhan mobil
listrik “UEV TRISULA 21” agar bisa kokoh menopang semua komponen yang melekat di
chassis ini. Rancangan menggunakan desain rangka tipe ladder frame karena tipe ini
sederhana tapi kokoh untuk menopang beban. Material yang digunakan adalahtipeSquare
Tube Aluminium Alloy 6063-T6. Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka perancangan
chassis menggunakan software SolidWorks 2016. Dengan meng- gunakan fitur stress
analysis yang dilengkapi dengan metode Finite Element Analysis (FEA)dapat diketahui
fenomena yang terjadi pada struktur chassis mobil listrik yang telah dirancang
sebelumnya,yaitu dengan hasil keluaran Von Mises Stress, Displacement dan Safety Factor.
Dari hasil perancangan diperoleh dimensi keseluruhan chassis.
BAB 1
PENDAHULUAN
Beberapa tahun bekang ini pertumbuhan kendaraan sangatlah pesat, baik roda dua
maupun roda empat. Jumlah kendaraan yang semakin meningkat ini berpengaruh terhadap
konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang juga semakin meningkat serta menyebabkan
polusi udara semakin parah (Suwarso, 2015).Oleh sebab itu banyak peneliti berlomba-lomba
untuk menciptakan sebuah kendaraan yang ramah lingkungan dengan berbagai macam
bentuk dan fitur, salah satunya yaitu mobil listrik (Putra, 2015).
Geliat pengembangan mobil listrik nasional juga telah merambah ke tanah air
(Samman, 2013). Diperlukan upaya untuk melakukan pengembangan mobil listrik secara luas
seperti pengembangan chassis mobil listrik untuk menopang beban kendaraan, pengemudi,
dan mesinnya. Chassis merupakan komponen mobil yang berfungsi untuk menahan beban
kendaraan, mesin serta penumpang. Chassis yang baik harus mempunyai kekakuan yang baik
untuk menumpu semua bagian dari mobil di semua kondisi (Adhim, 2012). Chassis yang baik
juga harus mampu menjaga agar mobil tetap rigid, kaku dan tidak mengalami bending,
biasanya chassis terbuat dari berbagai bahan yang memiliki kekuatan yang dapat menopang
berat body dan engine dari sebuah kendaraan. Material chassis dapat berupa logam ataupun
komposit. Material komposit pada chassis tidak seperti komposit pada bodi kendaraan yang
reinforcement-nya berupa fiber, komposit pada chassis lebih pada struktur sebagai
reinforcement-nya, seperti foam core structure dengan struktur chassis berupa monocoque
structure (Hibller, 2011). Syarat utama yang harus terpenuhi adalah material tersebut harus
memiliki kekuatan untuk menompang beban kendaraan (Fadila, 2013).
Untuk pemilihan rangka yang baik, perlu dipertimbangkan sifat- sifatnya antara lain
yaitu kekuatan, ketangguhan serta fleksibel. Sifat kuat memberikan kemampuan chassis
untuk menahan beban yang berat, sementara sifat ketangguhan memberikan kemampuan
ketahanan dan umur pakai chassis. Sementara fleksibel memberikan kemungkinan rangka
untuk beroperasi dengan berbagai gerakanPerlu dilakukan banyak eksperimen dan penelitian
pada kedua bagian ini agar dapat menghasilkan mobil yang kuat, tahan terhadap goncangan,
dan mampu secara maksimal melindungi bagian dalam mobil. Penelitian ini diusulkan untuk
merancang dan simulasi chassis pada mobil listrik jenis urban.
UEV TRISULA 21 merupakan nama mobil listrik tipe mobil urban yang
dikembangkan oleh peneliti dari mahasiswa dan dosen teknik Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Bagi masyarakat dan komunitas, riset ini merupakan inisiasi pengembangan mobil
hemat energi dan ramah lingkungan yang akan memberikan dukungan konservasi energi pada
skala nasional.
DASAR TEORI
Chassis merupakan bagian yang terpenting dalam stabilitas dari sebuah kendaraan
selain suspensi, ban, setir dan pengereman. chassis yang baik harus mempunyai kekakuan
yang baik untuk menumpu semua bagian dari mobil di semua kondisi. chassis juga harus
mampu melindungi pengendaranya terutama bila terjadi kecelakaan. Pada proses
perancangan chassis, simulasi pembebanan statik atau dinamik sangat penting dilakukan.
Simulasi yang sering digunakan adalah simulasi menggunakan software numerik dengan
metode finite element.(Adhim, M.F dan Wikarta, A 2012).
Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat kendaraan, mesin serta
penumpang. Biasanya chassis terbuat dari kerangka baja yang memegang Body dan Engine
dari kendaraan. Saat proses manufaktur body kendaraan di bentuk sesuai dengan chassisnya.
Chassis mobil biasanya terbuat dari logam atau komposit. Material tersebut harus memiliki
keuatan untuk menopang beban dari kendaraan. Chassis juga berfungsi untuk menjaga agar
tetap rigid, kaku dan tidak mengalami bending.(Fadila,A dan Syam, B 2013).
Chassis adalah salah satu bagian terpenting dari sebuah kendaraan, yang merupakan
struktur pendukung aslinya. Penelitian perintis menunjukkan bahwa rangka cenderung
menerima beban yang berlebihan dan mungkin menyebabkan perilaku yang tidak diinginkan,
yaitu retak atau kegagalan yang signifikan. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan
ketertarikan pada pengaruh bahan tertentu pada perilaku sasis, namun tidak dibahas secara
eksplisit. Berdasarkan studi tersebut, disimpulkan bahwa penelitian lebih lanjut tentang sasis
perlu menghasilkan data penelitian untuk pertimbangan masa depan dalam penilaian dan
pengembangan rangka. ( Angga Kengkongan Ary.Aditya Rio Prabowo,Fitrian Imaduddin 2020).
Chassis atau rangka merupakan bagian terpenting dari konstruksi suatu kendaraan,
karena semua beban bertumpu pada chassis. Ketepatan dalam perancangan chassis kendaraan
merupakan hal penting untuk menjamin keselamatan dan keamanan. (Bambang Setyono ,
Ardi Noerpamoengkas , Sofyan Hadi 2020 ).
2.2 Landasan Teori
Gambar
2.1 Displacement pada prinsip superposisi
Sebuah obyek / struktur dikenai, katakanlah, tiga buah gaya P1, P2, dan P3. Pada
lokasi dan arah yang sama dengan tiga gaya tsb, terjadilah displacement pada komponen
sebesar q1, q2, dan q3 (Sutantra I, 2001).
Perancangan chassis dipilih jenis Ladder Frame dimana terdapat dua batang panjang
yang menyokong kendaraan dan menyediakan dukungan yang kuat dari berat beban dan
umumnya berdasarkan desain angkut. Metode sambungan dipilih sistem las, dengan
menggunakan las argon. Las argon memiliki konstruksi lebih rigid dibandingkan dengan
sistem keling, namun lebih mahal dalam proses produksinya. Ladder Frame atau yang lebih
banyak dikenal dengan rangka tangga (H), disebut rangka tangga karena bentuknya yang
menyerupa tangga dengan dua batangan panjang yang menyokong kendaraan dan
menyediakan dukungan yang kuat dari berat beban, umumnya digunakan pada mobil-mobil
yang bermuatan berat. Ladder frame merupakan chassis paling awal yang digunakan sekitar
tahun 1960-an, namun sampai sekarang masih banyak kendaraan yang menggunakan chassis
jenis ini, bahan material yang paling umum untuk jenis Ladder frame ini adalah material
dengan bahan baja ringan, dua batang memanjang tersebut merupakan bagian yang utama
untuk menahan beban longitudinal akibat percepatan dan pengereman. (Adriana,2017).
Material yang digunakan pada chasis yang akan direncanakan adalah square tube aluminium
alloy 6063-T5 dengan dimensi 40x40 mm, Tebal 2 mm dengan spesifikasi berikut
(Spesifikasi dari Solidwork 2016) yang disajikan pada tabel 2.1 berikut.
Uji kekuatan dengan Finite Element Method (FEM) dengan aplikasi Solidwork
2016. Pada simulasi ini rangka atau sasis diuji dengan beban sesuai distribusi beban
untuk mengetahui kekuatan sasis saat dilakukan pengujian. Proses pertama dalam
pengujian adalah dengan memilih bahan sasis dengan menggunakan bahan dan material
aluminium alloy 6063-T5.
Gambar 2.4 Bahan dan Material
Setelah menentukan bahan dan material pada rangka maka selanjutnya adalah langkah
memilih bagian atau part yang dianggap kaku atau diam tidak bergerak (fix).
Dari hasil simulasi diatas menunjukan tegangan minimum pada chassis sebesar
1,923e+003 N/m2 sedangkan tegangan maximum rangka sebesar 1,481e+007 N/m2.
Nilai yield strength pada simulasi tersebut dapat diketahui dengan nilai sebesar
1.450e+008 N/m2 . Dengan hasil simulasi tersebut dapat diketahui bahwa tegangan yang
bekerja masih dalam batas normal, sehingga tidak terjadi deformasi pada chassis. Dapat
disimpulkan bahwa chassis yang direncanakan aman untuk digunakan.
Displacement adalah perubahan bentuk pada benda yang dikenai gaya. Dalam
hali ini dimana rangka melengkung. Bagian yang paling melengkung dari rangka adalah
bagian dengan warna merah dengan nilai sebesar 1,7 mm, dan bagian yang paling lurus
terdapat pada bagian rangka belakang dengan nilai sebesar 1 mm. Melengkungnya
rangka terjadi karena gaya yang tiba-tiba. Bagian dengan nilai displacement terbesar
terjadi pada bagian dudukan pengemudi, sedangkan nilai terkecil terdapat pada bagian
depan dan belakang rangka.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Melakukan Studi
Pemilihan Bahan
Selesai
Pelaksanaan penelitian di rencanakan dalam kurun waktu 8 hari dengan rencana kerja
sebagai berikut :
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pemilihan material yang digunakan untuk pembuatan chassis prototype mobil listrik
“UEV 21” adalah tipe Square Tube Aluminium Alloy 6063-T5. Perancangan chassis
menggunakan software SolidWorks Premium 2016 . Dengan menggunakan fitur stress
analysis yang dilengkapi dengan metode Finite Element Analysis (FEA)dapat diketahui
fenomena yang terjadi pada struktur chassis mobil listrik yang telah dirancang
sebelumnya,yaitu dengan hasil keluaran Von Mises Stress, Displacement dan Safety Factor.
Dari hasil perancangan diperoleh dimensi keseluruhan chassis mobil listrik urban. yaitu
panjang = 1818 mm, lebar =1200 mm, tinggi = 612 mm dan beban total
1059,48 N. Sedangkan hasil dari simulasi dengan fitur stress analysis diperoleh besar
tegangan maksimum Von Mises Stress yang terjadi pada struktur chassis sebesar 1,481e+007
N/m2 . Defleksimaksimum yang terjadi pada chassis tersebut adalah 1,7 mm. Angka
keamanan (safety factor) yang diperoleh dari analisa tersebut adalah sebesar 2,6.Simulasi
rollbar untuk mengetahui kekuatan rangka rollbar dapat diketahui bahwa kekuatan rollbar
kuat untuk menahan beban sebesar 1000 N.
4.2 Saran
1. Dalam merencanakan chassis sebaiknya menggunakan bahan yang kuat dan ringan
serta tersedia di pasaran.
2. Ketika menganalisa dengan metode simulasi pembebanan alangkah baiknya
menggunakan software yang sudah berlisensi.
3. Dalam mendesain sebuah chassis perlu menggunakan FEM (Finate Method Element).
4. Menggunakan Laptop dengan spesfikasi yang lebih baik agar hasilnya baik.
5. Memerlukan ketelitian yang akurat agar chassis dapat di gunakan sesuai faktor
keamanan.
DAFTAR PUSTAKA
Adhim, M.F dan Wikarta, A. 2012. Analisis struktural performa chassis Sapuangin Speed
2013.
Fadila,A dan Syam, B. 2013. Analisis simulasi struktur chassismobil mesin USU berbahan
besi struktur terhadap beban statik dengan menggunakan perangkat lunak ansys 14.5. Jurnal
e-Dinamis, vol. 6, no.2, pp. 70-79.
Hakim, R., Nugroho, C.B dan Ruzianto. 2016. Desain dan analisis aerodinamika dengan
menggunakan pendekatan CFD pada model 3D untuk mobil prototype “Engku Putri”.
Jurnal Integrasi, vol. 8, no. 1, pp. 6-11.
Hibbler, R. C. 2011. Mechanics of Materials, Eighth Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Putra, B.S., Rusdinar, A dan Kurniawan, E. 2015. Desain dan Implementasi Sistem
Monitoring dan Manajemen Baterai Mobil Listrik. Skripsi: Universitas Telkom. Bandung.