Anda di halaman 1dari 10

Jurnal e-Dinamis, Volume. 6, No.

2 September 2013 ISSN 2338-1035

ANALISIS SIMULASI STRUKTUR CHASSIS MOBIL MESIN USU


BERBAHAN BESI STRUKTUR TERHADAP BEBAN STATIK
DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ANSYS 14.5
Ary Fadila1, Bustami Syam2
Email: Aryfadila@yahoo.co.id
1,2
Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara, Jln.Almamater Kampus
USU Medan 20155 Medan Indonesia

Abstrak
Merancang chassis perlu dilakukan analisis simulasi elemen hingga untuk mengetahui kekuatan
chassis pada mobil Mesin USU pada saat driver berada di dalamnya. Tujuan penelitian ini
adalah mendapatkan hasil simulasi chassis pada mobil Mesin USU I dan mobil Mesin USU II
apabila mengalami pembebanan dengan menggunakan perangkat lunak Ansys 14.5. Penelitian
ini dilakukan dalam beberapa tahap pengerjaan yaitu: pemodelan chassis dengan perangkat
lunak SolidWorks Premium 2011 dan simulasi elemen hingga menggunakan perangkat lunak
Ansys 14.5. Setelah melakukan simulasi dengan beban 700 N terhadap chassis Mesin USU I
didapat defleksi maksimum = 0,96 mm, defleksi ground clearence = 0,6415 mm, tegangan
-5
maksimum = 22,563 Mpa, regangan maksimum = 11,65e mm/mm. Dengan beban 700 N
terhadap chassis Mesin USU II didapat defleksi maksimum = 3,29 mm, defleksi ground
clearence = 2,236 mm, tegangan maksimum = 53,217 Mpa, regangan maksimum = 26,71e-5
mm/mm. Dengan beban 25 kN terhadap chassis Mesin USU I didapat defleksi maksimum =
31,542 mm, defleksi ground clearence = 21,682 mm, tegangan maksimum = 741,59 MPa,
-5
regangan maksimum = 371,12e mm/mm. Dengan beban 3,8 kN terhadap chassis Mesin USU
II didapat defleksi maksimum = 17,074 mm, defleksi ground clearence = 11,582 mm, tegangan
maksimum = 277,64 MPa, regangan maksimum = 139,39e-5 mm/mm. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah efek dari pembebanan chassis dapat diketahui melalui simulasi dengan
perangkat lunak Ansys dengan pemodelan geometry gambar yang benar.

Kata kunci: Analisis Simulasi, defleksi maksimum, defleksi ground clearence,tegangan


maksimum, regangan maksimum, ANSYS

Abstract
Chassis designing needs to be analized by finite element simulation to get the strength of
chassis on Mesin USU car actually the driver is in it. The purpose is how to getting the
simulations effect of chassis on Mesin USU I car and on Mesin USU II car when both are
applied loading which using Ansys 14.5 software. The research was carried out in several
stages of working: the chassis modeling by software SolidWorks Premium 2011 and finite
element simulation using ANSYS 14.5 software. After doing the simulation with 700 N load on
chassis Mesin USU I acquired 0,96 mm maximum deflection, 0,6415 mm ground clearence
-5
deflection, 22,563 MPa maximum stress, 11,65e mm/mm maximum strain. And 700 N load on
chassis Mesin USU II acquired 3,29 mm maximum deflection, 2,236 mm ground clearence
-5
deflection, 53,217 MPa maximum stress, 26,71e mm/mm maximum strain. With 25 kN load on
chassis Mesin USU I acquired 31,542 mm maximum deflection, 21,682 mm ground clearence
deflection, 741,59 MPa maximum stress, 371,12e-5 mm/mm maximum strain. And 3,8 kN load
on chassis Mesin USU II acquired 17,074 mm maximum deflection, 11,582 mm ground
-5
clearence deflection, 277,64 MPa maximum stress, 139,39e mm/mm maximum strain. The
conclusion of this study is the effect of chassis loading can be determined through the
simulations with Ansys software during the geometry modeling is correct

Keywords: Simulation Analysis, maximum deflection, ground clearance deflection, maximum


stress, maximum strain, ANSYS.

1. Pendahuluan transportasi yang hemat energi. Dalam


Konsumsi energi di sektor transportasi menyanggupi tantangan itu sebuah
dari tahun ke tahun telah meningkat kompetisi Indonesia Energy Marathon
secara signifikan, sehingga diperlukan Challenge (IEMC) 2012 merupakan
upaya untuk mendapatkan sistem kegiatan yang diadakan oleh Dikti di

70
Jurnal e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013 ISSN 2338-1035

Surabaya yang bertujuan untuk menguji


kemampuan para mahasiswa dalam
merancang dan membangun kendaraan
yang aman, irit dan ramah lingkungan
dimana lomba ini setiap tim mahasiswa
harus membangun kendaraan yang
mampu menempuh jarak terjauh dengan
satu liter bahan bakar minyak. Sama
halnya dengan kompetisi Shell Eco-
Marathon Asia. Oleh karena dalam Gambar 2.1: Ladder Frame
pembuatan mobil ini, salah satunya
adalah pembuatan chassis merupakan 2. Tubular Space Frame
bagian yang sangat fundamental dari Tubular Space Frame memakai
sebuah kendaraan secara keseluruhan. berbagai macam pipa circular (kadang
kadang dipakai bentuk squaretube agar
2. Tinjauan Pustaka mudah disambung, meskipun begitu
2.1 Chassis bentuk circular memiliki kekuatan begitu
Chassis adalah rangka yang besar).
berfungsi sebagai penopang berat Posisinya yang berbagai arah
kendaraan, mesin serta penumpang. menghasilkan kekuatan mekanikal untuk
Biasanya chassis terbuat dari kerangka melawan gaya dari berbagai arah. Pipa
baja yang memegang body dan engine tersebut dilas sehingga terbentuk struktur
dari sebuah kendaraan [1]. Saat proses yang kompleks [5].Chassis ini dapat
manufaktur body kendaraan dibentuk dilihat pada gambar 2.2.
sesuai dengan struktur chassisnya.
Chassis mobil biasanya terbuat dari
logam ataupun komposit. Material
tersebut harus memiliki kekuatan untuk
menopang beban dari kendaraan.
Chassis juga berfungsi untuk menjaga Gambar 2.3: Tubular Space Frame
agar mobil tetap rigid, kaku dan tidak
mengalami bending [2]. 3. Monocoque
Monocoque merupakan satu
2.2 Jenis - Jenis Chassis kesatuan stuktur chassis dari bentuk
Chassis memilki beberapa jenis kendaraannya sehingga chassis ini
diantaranya: memiliki bentuk yang beragam yang
1. Ladder Frame menyesuaikan dengan body mobil.
Ladder Frame adalah dua batangan Chassis ini dapat dilihat pada gambar
panjang yang menyokong kendaraan 2.4.
dan menyediakan dukungan yang kuat
dari berat beban dan umumnya
berdasarkan desain angkut. Bahan
material yang paling umum untuk jenis
Ladder frame ini adalah material dengan
bahan baja ringan [3]. Berikut adalah
salah satu contoh Ladder Frame modern Gambar 2.4: Chassis Monocoque
yang biasa digunakan pada mobil pickup
dan SUV [4] dapat dilihat pada gambar 4. Backbone
2.1. Ini adalah aplikasi langsung dari
teori jenis rangka pipa. Ide awalnya
adalah dengan membuat struktur depan
dan belakangnya yang terhubung
dengan sebuah rangka tube yang
melintang disepanjang mobil Chassis
Backbone memiliki kekakuan dari luas

71
Jurnal e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013 ISSN 2338-1035

area bagian backbone itu sendiri. memiliki orientasi dengan sudut . Hal ini

   [6]. Chassis ini dapat


Ukuran luas penampangnya sekitar dapat dilihat pada gambar 2.8.

dilihat pada gambar 2.5.

. Gambar 2.8: Kondisi tegangan pada


Gambar 2.5: Chassis Backbone bidang
x-y

kesetimbangan akan didapat variabel 



5. Aluminium Space Frame Maka dengan persamaan

dan 
  sebagai berikut.
Aluminium Chassis Frame dibuat
     
untuk menggantikan chassis baja

      
 
monocoque karena untk menghasilkan

 !..(2-1)
sebuah rangka yang ringan [7]. Chassis
 

   "     !  
.....(2-2)
ini dapat dilihat pada gambar 2.6.

2.4.2 Tegangan utama (principal stress)


Untuk menentukan tegangan normal
maksimum dan minimum yaitu dengan

terhadap  sama dengan nol. Maka:


mendiferensialkan persamaan 2-1

Gambar 2.6: Aluminium Chassis Frame


   
# $%
  
2.3 Pembebanan pada Chassis Mobil 
   
&  
 ....(2-3)
Mesin USU
Pada dasarnya pembahasan utama 2.4.3 Tegangan Geser Maksimum
daripada chassis mobil Mesin USU ini Untuk mendapatkan tegangan geser
adalah dengan pemberian beban pada maksimum yaitu dengan
saat diam (static load). Berikut ini
terhadap  sama dengan nol. Maka:
mendiferensialkan persamaan 2-2
merupakan gaya yang diterima oleh
   
'() *+,-.+/  $%" &  
 ..(2-4)
chassis mesin USU, yaitu pada bagian

driver.
Adapun pada gambar 2.7
merupakan gambar beban yang diterima
oleh chassis mesin USU. 2.5 Regangan
2.5.1 Transformasi Regangan
Elemen yang mengalami suatu
regangan pada suatu bidang x-y seperti
ditunjukkan pada gambar 2.9.
W driver

Gambar 2.7: Gaya yang diterima chassis

2.4 Tegangan
2.4.1 Transformasi Tegangan
Pada dasarnya Kesetimbangan a b

(a) Regangan normal, 0


 ;
Gambar 2.9: Regangan pada elemen

,  dan  sama dengan nol [8].
suatu benda dapat ditentukan dengan

Kondisi tegangan di sebuah elemen yang (b) Regangan geser, 1


 

72
Jurnal e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013 ISSN 2338-1035

regangan normal 0
 pada arah 23adalah:
Persamaan transformasi regangan pada 2.7 Momen Inersia
2.7.1 Momen Inersia Penampang Hollow
Segiempat
45 5 6 45 5 6
0
    
Untuk luas penampang dari rangka
 
7
 !..(2-5)
utama yang merupakan besi hollow

persegi dapat dilihat pada gambar 2.10.

Untuk regangan geser 1


  yang
berorientasi pada sudut  adalah:

7 45 5 6 7


"  !  ....(2-
  
6)
2.5.2 Regangan Utama
Seperti halnya sama dengan Gambar 2.10: Penampang rangka utama
pencarian tegangan utama dalam
menentukan regangan normal Untuk luas penampang persegi panjang
maksimum dan minimum yaitu dengan rumus inersia luas penampangnya

terhadap  sama dengan nol. Maka:


mendiferensialkan persamaan 2-5 adalah:
F
E
  F GHI...............(2-10)

7 
# 89
45 5 6 45 5 6
0
  : % & ...(2-7)
   Maka dari persamaan 2-10, dapat dicari
momen inersia luas penampang rangka
utama:
F F
E  E
  GHI " G3H3I ...(2-11)
2.5.3 Regangan Geser Maksimum
F F
maksimum pada arah 23yaitu dengan
Untuk mendapatkan regangan geser

terhadap  sama dengan nol. Maka:


mendiferensialkan persamaan 2-6 2.7.2 Momen Inersia Penampang Hollow
Lingkaran
7;<= >?@AB?C

 Untuk luas penampang dari rollbar yang
merupakan besi hollow lingkaran dapat
 
89455 6:  %7& ....(2-8)
dilihat pada gambar 2.11.
 

2.6 Hukum Hooke

Diagram tegangan-regangan di
kebanyakan material engineering Gambar 2.11 Penampang rollbar
memperlihatkan hubungan yang linear
antara tegangan dan regangan di Untuk luas penampang lingkaran rumus
wilayah elastis. Dengan demikian inersia luas penampangnya adalah:
JK L
peningkatan tegangan menyebabkan E M
...................(2-12)
kesebandingan peningkatan regangan.
Fakta inilah yang ditemukan oleh Robert
Hooke 1676 dalam penerapan pegas Maka dari persamaan 2-12, dapat dicari
momen inersia luas penampang rollbar :
J4K L KL 6
  D0........................(2-9) E
dan dikenal dengan hukum Hooke.
M
..............(2-13)

Dimana :  = Tegangan (N/m2)


2.8 Defleksi
Ketika suatu batang dibebani
E = Modulus elastisitas atau dengan gaya atau momen, defleksi
modulus young (N/m2)
0 = Regangan yang terjadi
terjadi pada batang. Sebelum mencari
defleksi pada batanng perlu diketahui
(m/m) tegangan normal dan tegangan geser.

73
Jurnal e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013 ISSN 2338-1035

Untuk menentukan besarnya tegangan- Maka didapat persamaan kurva


tegangan ini pada suatu bagian atau titik kemiringan:
F F F TUV

tersebut dan menentukan besarnya  % RO2  " S R2 I " F &...(2-14)


PQ M
F F F TUV
V
W % RO2 I " M R2 M " M &.(2-15)
resultan pada tumpuan dapat
PQ F
menggunakan persamaan-persamaan
kesetimbangan.
Maka untuk rangka utama yang
menerima beban seperti ditunjukkan 2.9 Perangkat Lunak Analisis Elemen
pada gambar 2.12 Hingga

2.9.1 Ansys
Ansys adalah suatu perangkat
A lunak komputer umum yang mampu
B menyelesaikan persoalan-persoalan
. elemen hingga dari pemodelan hingga
Gambar 2.12: Pembebanan pada analisis. Ansys ini digunakan untuk
rangka utama mensimulasikan semua disiplin ilmu
Dimana mengalami pembebanan merata fisika baik statis maupun dinamis,
dengan reaksi pendukung fixed support analisis struktural (kedua-duanya linier
A dan B [9] pada gambar 2.13. Maka dan nonliner), perpindahan panas,
untuk analisisnya adalah dinamika fluida, dan elektromagnetik
untuk para engineer [10].
2.9.2 Cara Kerja Ansys
ANSYS bekerja dengan sistem
metode elemen hingga, dimana
Gambar 2.13: Pembebanan merata penyelesaiannya pada suatu objek
batang dilakukan dengan pendeskritisasian
dimana membagi atau memecah objek
1. Diagram benda bebas kesetimbangan analitis satu rangkaian kesatuan ke
gaya - gaya luar dan momen dapat dalam jumlah terbatas elemen hingga
dilihat pada gambar 2.14. [11].
Ada 3 langkah utama dalam analisis
Ansys yaitu:
1. Model generation:
a. Penyederhanaan, idealisasi.
b. Menentukan bahan/sifat material.
c. Menghasilkan model elemen
Gambar 2.14 Diagram benda bebas hingga.
kesetimbangan gaya 2. Solusi:
a. Tentukan kondisi batas.
gaya luar b. Menjalankan analisisnya untuk
mendapatkan solusi.

dalam di sepanjang  N 2 N O dapat


2. Diagram benda bebas gaya gaya 3. Hasil ulasan:
a. Plot/daftar hasil.
dilihat pada gambar 2.15. b. Periksa validitas [12].

3. Metodologi Penelitian

3.1 Material yang Digunakan


Material chassis yang digunakan
adalah besi struktur yaitu hollow
Gambar 2.15: Diagram benda bebas structural section, square ASTM A500
gaya-gaya dalam Gr.B.

74
Jurnal e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013 ISSN 2338-1035

3.2 Pemodelan Chassis Mobil Mesin


USU
Sesuai dengan regulasi peraturan
kompetisi Indonesia Energy Marathon
Challenge, maka pendesainan
kenderaan harus sesuai dengan pasal
47: tentang kendaraan, yakni isinya Gambar 3.2 Model besi hollow lingkaran
adalah sebagai berikut:
a. Tinggi keseluruhan kendaraan antara Dengan adanya konsep dari rangka
100 cm dan 130 cm. utama dan rollbar yang telah disesuaikan
b. Lebar keseluruhan kendaraan antara dimensinya, maka model chassis mobil
120 cm dan 130 cm. Mesin USU I dapat dilihat pada gambar
c. Panjang keseluruhan kendaraan 3.3.
antara 220 cm dan 350 cm.
d. Lebar track (jarak antar roda pada
b
satu sumbu) tidak boleh kurang dari
100 cm untuk poros depan dan 80
cm untuk poros belakang, diukur dari
kedua titik kontak roda dengan a
lintasan.
e. Jarak wheelbase (sumbu roda) tidak
boleh kurang dari 120 cm. Gambar 3.3 Chassis mobil Mesin USU I
f. Tinggi ruang kemudi tidak boleh (a) Rangka utama; (b)
kurang dari 88 cm dan lebar Rollbar
minimum 70 cm pada bahu
pengemudi. 3.2.1 Pemodelan Chassis Mobil Mesin
g. Jarak terendah komponen kendaraan USU II
dari lintasan (ground clearance) tidak Sama halnya dengan Chassis Mobil
boleh kurang dari 10 cm. Mesin USU I dengan beda dimensi yaitu
pada Rangka utama yang dipakai adalah

berdimensi   , dengan tebal


3.2.1 Pemodelan Chassis Mobil Mesin besi hollow persegi (rectangular tube)

. Dan untuk bagian rollbar, material


USU I
a. Rangka Utama
Rangka utama yang dipakai adalah yang dipakai adalah besi hollow

Y  Z, dengan tebal .


lingkaran (circular tube) berdimensi
berdimensi X  X, dengan tebal
besi hollow persegi (rectangular tube)

. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.5 Simulasi


3.1. 1.Buka program ansys14.5, dan pilih
static structural, seperti yang ditunjukkan
pada gambar 3.4.

Gambar 3.1 Model besi hollow persegi

b. Rollbar
Untuk bagian rollbar, material yang

(circular tube) berdimensi Y  ,


dipakai adalah besi hollow lingkaran
Gambar.3.4 Jendela utama Ansys 14.5
dengan tebal . Hal ini dapat dilihat
pada gambar 3.2. 2. Pilih engineering data, kemudian isi
data engineering yang akan digunakan,
seperti ditunjukkan pada gambar 3.5.

75
Jurnal e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013 ISSN 2338-1035

Gambar 3.8 Parameter simulasi


Gambar 3.5 Jendela engineering data
Ansys
6. Langkah berikutnya adalah
14.5
menentukan variabel yang akan
3. Return to project kemudian pilih
disimulasi, dalam simulasi ini adalah
geometri untuk mendapatkan geometri
defleksi, tegangan, dan regangan seperti
yang akan disimulasikan seperti yang
yang ditunjukkan pada gambar 3.9.
ditunjukkan pada gambar 3.6

.
Gambar 3.6: Geometri yang di input dari
Solidwork Gambar 3.9: Menentukan variabel yang
akan ditentukan
4. Pemberian meshing pada benda
seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Hasil dan Diskusi
3.7.
4.1 Hasil Modelling Chassis Mobil
Mesin
USU
4.1.1 Hasil Modelling Chassis Mobil
Mesin USU I

Gambar 37: Pemberian meshing

5. Masukkan parameter simulasi yaitu


Standard earth gravity, fixed support, dan
pemberian beban. Untuk parameter
gravitasi Bumi, dengan memasukkan
nilai Standard earth gravity. Untuk
parameter tumpuan, dengan memilih part
chassis untuk diberi fixed support. Gambar 4.1: Model struktur chassis
Untuk parameter pemberian beban pada Mobil Mesin USU I
pengemudi, dengan memasukkan nilai 4.1.2 Hasil Modelling Chassis Mobil
force pada chassis dapat ditunjukkan Mesin USU II
pada gambar 3.8.

76
Jurnal e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013 ISSN 2338-1035

yang mewakili setiap bagian chassis


maka diperoleh grafik distribusi
deformasi seperti yang ditunjukkan pada
gambar 4.5

Gambar 4.2: Model struktur chassis


Mobil
Mesin USU II

4.2 Hasil Simulasi Analisis Struktur


Chassis Mobil Mesin USU
4.2.1 Defleksi Chassis Mobil Mesin
USU dengan Pembebanan 700 N

1. Defleksi maksimum chassis .


Mesin USU I akibat beban 700 N Gambar 4.5: Grafik distribusi deformasi
chassis akibat beban 700
N

3. Defleksi Ground clearence chassis


Mesin USU I akibat beban 700 N
Hasil simulasi chassis mesin USU I
dengan pembebanan 700 N pada terjadi
defleksi ground clearence sebesar
0,6415 mm pada gambar 4.6.

Gambar 4.3: Defleksi chassis Mesin USU


I
dengan beban 700 N

2. Defleksi maksimum chassis


Mesin USU II akibat beban 700 N

Gambar 4.6: Defleksi ground clearence


chassis Mesin USU I
dengan beban 700 N

Untuk studi kasus dalam penelitian ini


adalah adanya defleksi ground clearence
karena beban 700 N sebesar 0,6415
Gambar 4.4: Defleksi chassis Mesin USU mm. Gambar 4.7 menunjukkan jarak
II normal dari bagian paling bawah chassis
dengan beban 700 N terhadap lintasan dengan besar 122,1
mm.
hasil simulasi berupa defleksi
chassis dengan menunjukkan 10 sampel

77
Jurnal e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013 ISSN 2338-1035

5. Kesimpulan
Dalam hal ini kesimpulan akan
disajikan dalam tabel.

Tabel 5.1 Perbandingan Hasil Analisis


struktur dengan pembebanan
700 N
Chassis Chassis
Analisis
Mesin USU I Mesin USU II
Defleksi
0,96 mm 3,29 mm
maks
Gambar 4.7: Pandangan kiri chassis Defleksi
Mesin USU I ground 0,6415 mm 2,236 mm
clearence
Dengan terjadinya defleksi pada chassis Tegangan
akan didapat selisih jarak ground 22,563 MPa 53,217 MPa
maks
clearence chassis terhadap lintasan.
Perhitungannya adalah sebagai berikut: Regangan 11,655e-5 26,71e-5
Jarak akhir = Jarak awal defleksi maks mm/mm mm/mm
ground clearence
= 122,10 0,641 Tabel 5.2 Perbandingan Hasil Analisis
= 121,45 mm struktur dengan variasi beban
Maka dengan adanya beban driver
yang berada di chassis didapat jarak Chassis Mesin Chassis
terendah chassis terhadap lintasan Analisis USU I Mesin USU II
sebesar 121,45 mm. Sehingga masih (25 kN) (3,8 kN)
memenuhi standar jarak ground
clearence minimal 100 mm. Defleksi
31,542 mm 17,074 mm
Sama halnya untuk chassis Mesin maks
USU II. Hasil simulasi pada pembebanan Defleksi
700 N pada chassis mesin USU II terjadi ground 21,682 mm 11,582 mm
defleksi ground clearence sebesar 2,236 clearence
mm. Untuk studi kasus dalam penelitian Tegangan
741,59 MPa 277,64 MPa
ini adalah adanya defleksi ground maks
clearence karena beban 700 N sebesar Regangan 371,12e-5 139,39e-5
2,236 mm. Jarak normal dari bagian maks mm/mm mm/mm
paling bawah chassis terhadap lintasan
dengan besar 112,1 mm. Gambar 4.12 Tabel 5.3 Perbandingan sifat chassis
Pandangan kiri chassis Mesin USU II Mesin USU I dengan chassis
Dengan terjadinya defleksi pada Mesin USU II
chassis akan didapat selisih jarak ground
clearence chassis terhadap lintasan.
Perhitungannya adalah sebagai berikut: Chassis Chassis
Properti
Jarak akhir = Jarak awal defleksi Mesin USU I Mesin USU II
ground clearence 5,5829e6 3,7556e6
= 112,10 2,236 Volume
mm mm
= 109,86 mm
Maka dengan adanya beban driver Massa 43,825 kg 29,482 kg
yang berada di chassis didapat jarak
terendah chassis terhadap lintasan
sebesar 121,45 mm. Sehingga masih
memenuhi standar jarak ground
clearence minimal 109,86 mm.

78
Jurnal e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013 ISSN 2338-1035

Daftar Pustaka

[1]
http://en.wikipedia.org/wiki/Frame_
%28 vehicle%29
[2]
http://www.scribd.com/doc/585161
10/ Chasis-and-Karoseri
[3] Costin, Michael and Phipps, David.
Racing and Sports Car Chassis
Design. London: B. T. Batsford Ltd.
[4] Julian Happian-Smith. An
Introduction to Modern Vehicle
Design. New Delhi: Butterworth-
Heinemann. 2003.
[5] Keith J. Wakeham. Introduction To
Chassis Design. Newfoundland
and Labrador: Memorial University.
2009.
[6] Jason C.Brown, A.John Robertson,
Stan T. Serpento. Motor Vehicle
Structure: Concepts and
Fundamentals. Oxford: Elsevier
Ltd. 2002.
[7] M.J. Nunney. Light and Heavy
Vehicle Technology, fourth edition.
Oxford: Elsevier Ltd. 2007.
[8] Hibbler, R. C. Engineering
Mechanics Statics, Twelfth Edition.
New Jersey: Prentice Hall. 2011.
[9] Hibbler, R. C. Mechanics of
Materials, Eighth Edition. New
Jersey: Prentice Hall. 2011.
[10]
http://www.figes.com.tr/english/an
sys /ansys.php
[11] T.A.Stolarski, Y.Nakasone and
S.Yoshimoto. Engineering Analysis
With ANSYS Software. Oxford:
Elsevier Ltd. 2006.
[12] Erdogan Madenci dan Ibrahim
Guven. The Finite Element Method
and Applications in Engineering
Using Ansys. New york:springer.
2006

79

Anda mungkin juga menyukai