Anda di halaman 1dari 7

Analisis Tegangan dan Retakan pada Axle

Housing Mobil Pickup Mitsubishi L300


Anis Kurniawan1,1
1
State University of Malang, Post Graduate, Vocational Education, 65145 Malang, Indonesia

Abstrak. Axle housing pada mobil pickup menerima beban dengan arah
yang berbeda diantaranya beban lentur akibat berat muatan, beban puntir
karena torsi penggerak, beban menikung, dan beban pengereman. Akibat
beban tersebut, beberapa kasus kegagalan kinerja dari axle housing antara
lain bengkok, retak, dan patah. Salah satu faktor penyebab adalah
konsentrasi tegangan secara terus menerus pada titik permukaan tertentu
axle housing. Terjadinya retakan pada permukaan beda kerja akan
berakibat timbulnya resiko patah pada axle housing. Berdasarkan kasus
kegagalan axle housing mobil, dilakukan sebuah analisis kegalalan pada
dua hal, yaitu analisis tegangan (stress) dan analisis retakan (crack).
Analsis tegangan dan retakan menggunakan metode fenite eleement
methode (FEM) dengan menggunakan program Ansys 15.0. Hasil
menunjukkan nilai maksimum Equivalent (von-mises) Stress sebesar
14,356 MPa, nilai Maximum Principal Stress sebesar 14,977 Mpa, dan
nilai Maximum Shear Stress sebsar 7,5471 MPa. Hasil analisis retakan J-
Integral sebesar 0.00051126 mJ/mm2, sedangkan nilai maksimum SIFS
(K1) sebesar 10.823 MPa.mm0.5. Berdasarkan nilai J-Integral,
menunjukkan bahwa laju energi regangan (strain energy release rate) dari
retakan tiap 1 mm2 yaitu sebesar 0.00051126 mJ. Sedangkan berdasarkan
nilai SIFS (K1) menunjukkan intensitas retakan ditinjau dari tegangan tarik
material setiap 1 mm2 adalah 10,823 MPa. Alternatif dalam mengatasi
resiko retakan pada axle housing pick diantaranya (1) mepertebal bahan
axle housing dengan memberikan cicin pada titik konsentrasi tegangan, (2)
memberikan radius pada titik konsentrasi tegangan, dan (3) menggunakan
material yang memiliki faktor keamanan yang tinggi seperti material
komposit.

1 Pendahuluan
Kendaraan niaga jenis pickup semakin diminati pasar karena lebih fleksibel untuk
mengangkut bahan baku dan hasil produksi, memiliki kemampuan menerobos berbagai
kondisi jalan, baik jalan pedesaan hingga perkotaan yang kepadatan lalu lintasnya cukup
tinggi [1]. Salah satu jenis angkutan yang banyak digunakan sebagai alat angkutan-
/pemindah barang adalah pickup tipe L300 produksi dari Mitsubishi.
Selain kelebihan yang telah di uraikan di atas, terdapat beberapa kasus kegagalan kinerja
salah satunya bengkok, retak, bahkan patah.

1 Corresponding author: aniskurniawann@gmail.com


RETAK

Gambar 1. Retakan pada Axle Housing

PATAH

Gambar 2. Patah pada Axle Housing


Konsentrasi tegangan (stress) secara terus-menerus pada suatu titik pemukaan material
dapat menyebabkan kelelahan pada titik tersebut dan pada akhirnya mengakibatkan retakan
dan patah. Berdasarkan uraian tersebut, dikaitkan dengan kasus kegagalan axle housing
maka dilakukan sebuah analisis kegagalan sekurang-kurangnya pada dua hal, yaitu analisis
tegangan (stress) dan analisis retakan (crack) pada axle housing.

2 Axle Housing pada Mobil


Axle housing menerima berbagai beban ketika kendaraan bergerak, diantaranya beban
lentur arah vertikal karena berat muatan, beban puntir karena torsi penggerak, beban
menikung, dan beban pengereman [2], beban inersia [3], dan beban vertikal akibat kondisi
jalan yang kasar [4]. Frame pada Leaf Spring mobil memberikan beban vertikal kebawah
pada axle housing akibat beban muatan dari kendaraan, sedangkan roda kendaraan akan
memberikan gaya reaksi ke atas akibat beban muatan tersebut khususnya saat melewati
permukaan jalan yang tidak rata, berlubang atau bergerunjal.
Axle housing terdiri dari tiga jenis, yaitu Spilt Type, Banjo Type [4], dan tipe Salisbury
atau Integral Carrier Type [5]. Jenis axle housing pada mobil pickup Mitsubishi L300
merupakan tipe banjo (banjo type).

2
Gambar 3. Axle Housing Tipe Banjo (Banjo Type)

3 METODE

Material Axle Housing


Material axle housing harus kuat dan memiliki kekakuan yang tinggi, sebagian besar
terbuat dari baja [4]., baja cor, besi lunak, aluminium cor atau baja tempa [5]. Analisis ini
menggunakan material jenis Steel S460N dengan Modulus of Elasticity= 208.5 Gpa, Poisson’s
Ratio= 0.3, Yield Limit Strength= 467.5 Mpa, Tensional Strength= 629.9 Mpa, dan Density= 7850
kg.m-3 [6 -7].

4 Gaya pada Axle Housing


Terdapat tiga model gaya pada axle housing untuk dilakukan analisis pendahuluan, yaitu

Gambar 4. Gaya-Gaya Axle Housing (a) Model Pertama [8-9], (b) Model Kedua [3, 4, 10, 11, 12, 6,
13, 5, 14], (c) Model Ketiga [2].

Berdasarkan analisis pendahuluan sesuai Gambar 4, menunjukkan bahwa model ketiga


menghasilkan titik konsentrasi tegangan sesuai dengan posisi retakan pada axle housing.
Berdasarkan hal tersebut maka model ketiga digunakan pada sebagai dasar dalam melaku-
kan analisis lanjutan.

5 Hasil Analisis
5.2 Tegangan (Stress)

3
Gambar 5. Hasil Analisis Equivalent (von-mises) Stress

Gambar 6. Hasil Analisis Maximum Principal Stress

Gambar 7. Hasil Analisis Maximum Shear Stress.


Berdasarkan Gambar 5, 6, dan 7 menunjukkan nilai maksimum Equivalent (von-mises)
Stress sebesar 14,356 MPa, nilai Maximum Principal Stress sebesar 14,977 Mpa, dan nilai
Maximum Shear Stress sebsar 7,5471 MPa.

5.3 Retakan (Crack)

Simulasi retakan dilakukan dengan spesifikasi retakan panjang 25 mm dan lebar sebesar 0,5
mm. Posisi titik retakan pada titik konsentrasi tegangan

4
FRACTURE
CRACK

Gambar 8. Fracture Crack pada Analisis Retakan

Berdasarkan Gambar 6, dipaparkan hasil analisis retakan J-Integral sebesar 0.00051126


mJ/mm2, sedangkan nilai maksimum SIFS (K1) sebesar 10.823 MPa.mm0.5. Berdasarkan
nilai J-Integral, menunjukkan bahwa laju energi regangan (strain energy release rate) dari
retakan tiap 1 mm2 yaitu sebesar 0.00051126 mJ. Sedangkan berdasarkan nilai SIFS (K1)
menunjukkan intensitas retakan ditinjau dari tegangan tarik material setiap 1 mm 2 adalah
10,823 MPa.

6. Pembahasan
6.1 Analisis Faktor Keamanan
Analisis kegagalan pada axle housing dapat dilakukan dengan melihat faktor keamanan dari
bahan. Faktor keamanan merupakan faktor yang digunakan untuk melakukan proses
evaluasi agar perencanaan elemen mesin terjamin keamanannya [15]. Faktor keamanan
dihitung berdasarkan perbandingan tegangan luluh (yield strength) ( ) pada material yang
digunakan dengan tegangan von mises maksimum ( ). Berdasarkan perbandingan tersebut
diperoleh nilai faktor keamanan sebesar 32,56, berdasarkan hasil tersebut menunjukkan
bahwa bahan dalam kategori aman. (CUT)

6.2 Analisis Tegangan dan Retakan


Retakan pada axle housing diakibatkan dari konsentrasi tegangan secara terus-menerus
sehingga mengakibatkan kelelahan pada permukaan tersebut. Kekuatan fraktur nyata dari
bahan selalu lebih rendah dari nilai teoritis karena sebagian besar material mengandung
retakan kecil yang memusatkan stress. Jika beban berada di atas ambang tertentu, retakan
mikroskopis akan mulai terbentuk di permukaan, akhirnya retakan akan mencapai ukuran
kritis, dan strukturnya akan tiba-tiba retak [7]. Retakan selalu berawal dari stress raisers,
oleh karena itu untuk menghilangkan cacat retak dapat dilakukan dengan meningkat
kekuatan lelah.
Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan axle housing diantaranya dalah
efek pemuatan tidak merata, kemiringan perumahan, dan eksentrisitas [12]. Sebagaimana
dijelaskan [3] ketika kendaraan sedang berjalan di jalan, axle housing adalah bagian mesin
yang menerima beban secara dinamis. Kondisi tersebut akan mengakibatkan terjadinya

5
tegangan (stress) pada bagian axle housing, secara berulang akan terjadi pemusatan
tegangan pada axle housing yang berisiko mengakibatkan kelelahan dan retakan.
Berdasarkan analisis kegagalan di atas dapat terdapat beberapa solusi yang dapat
dilakukan dalam rangka mengurangi kegagalan pada axle housing pickup L300 diantaranya
(1) mempertebal bahan axle hosuing akan menurunkan konsentrasi tagangan pada benda
kerja sehingga mampu meminimalisir terjadinya kegagalan [3]. Salah satu modifikasi axle
housing untuk mengurangi konsentrasi stres adalah dengan memberikan cincin pada daerah
konsentrasi stress untuk menambah ketebalan bahan axle housing, hal ini dapat
meningkatkan umur kelelahan. (2) Memberikan radius pada bagian konsentrasi tegangan
akan meningkatkan kekuatan kelelahan pada axle housing [7]., (3) menggunakan jenis
material komposit dapat menigkatkan faktor keamanan pada axle housing Material
komposit memiliki faktor keamanan lebih tinggi untuk pembebanan maksimum saat beban
diterapkan secara statis [4].

7. Kesimpulan
Hasil simulasi menunjukkan bahwa retakan yang terjadi pada axle housing pickup L300
berasal dari gaya vertikal dari roda kendaraan sebagai gaya reaksi dari beban muatan
pickup, pengaruh permukaan jalan yang tidak rata maupuan begerunjal. Retakan terjadi
akibat adanya konsentrasi tegangan pada axle housing secara terus menerus sehingga
mengakibatkan kelelahan pada titik konsentrasi tersebut, dan pada akhirnya terjadi retakan
kecil pada titik konsentrasi tegangan. Alternatif dalam mengatasi resiko retakan pada axle
housing pick diantaranya (1) mepertebal bahan axle housing dengan memberikan cicin pada
titik konsentrasi tegangan, (2) memberikan radius pada titik konsentrasi tegangan, dan (3)
menggunakan material yang memiliki faktor keamanan yang tinggi seperti material
komposit.

Daftar Rujukan
1. S. Frans dan A. Nursanti. J. Online Mhs. JOM Bid. Ilmu Ekon. 1, 1–14 (2014).
2. R. Oyyaravelu, K. Annamalai, M. S. Kumar, C. D. Naiju, dan J. Michael. Adv. Mater.
Res. 488–489, 1808–1812 (2012).
3. M. Qinghua, Z. Huifeng, L. Fengjun. Int. J. Phys. Sci. 6, 1563–1568 (2011).
4. Guruprasad.B.S, Arun.L.R, Mohan.K. Int. J. Innov. Res. Sci. Eng. Technol. 2, 2514–
2519 (2013).
5. Hanamant Ambiger Byra Reddy.B. Int. J. Sci. Res. Dev. 4, 633–636 (2016).
6. M. M. Topaç, H. Günal, N. S. Kuralay. Eng. Fail. Anal. 16, 1474–1482 (2009).
7. A K, Shamsuddin, M S, Tajuddin, M M A M M. Aris, M M. The International
Journal Of Engineering And Science. 3, 53-61 (2014).
8. J. Qian, M. Fei. International Conference on Transportation, Mechanical, and
Electrical Engineering (TMEE), 592–595 (2011).
9. F A F C Wahyu, E. Muthoriq. Semnasteknomedia, 3, 4–6 (2015).
10. N. S. Bai, A. Y. Jiao, S. M. Liu. Appl. Mech. Mater. 215–216, 717–720 (2012).
11. Y. Shao, J. Liu, C. K. Mechefske. Eng. Fail. Anal. 18, 1049–1057 (2011).
12. Y. C. Zhou, M. Z. Sun, L. J. He. Adv. Mater. Res. 753–755, 1314–1317 (2013).
13. J. S. Fu, J. Wang, J. F. Wang. Appl. Mech. Mater, 37–38, 482–485 (2010).

6
14. J. Tarighi, S. S. Mohtasebi, R. Alimardani. Aust. J. Agric. Eng. 2, 45 (2011).
15. L. A. . Wibawa. Simulasi Kekuatan Komponen Sarana Pengujian Roket
Menggunakan Autodesk Inventor Professional 2017 (Solo, Bukukatta, 2018).

Anda mungkin juga menyukai