Anda di halaman 1dari 88

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang
semakin maju saat ini membuat perkerjaan manusia menjadi ringan karena
adanya bantuanperkembangan tersebut. Salah satunya yaitu mesin yang
dapat mempermudah perkerjaan manusia dalam proses produksi oleh
karena itu barang maupun produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas
yang lebih bermutu.
Mesin merupakan salah satu alat yang berguna untuk
mempermudah suatu proses produksi. Banyak perusahaan minuman besar
melayani kemasan minuman praktis dan ini sangat memudahkan manusia
untuk membawa minuman. Masalahnya adalah bagaimana sebuah
perusahaan dapat memproduksi botol minum dalam jumlah banyak tetapi
dengan waktu yang singkat untuk itu perlu dicari solusi untuk mengatasi
masalah tersebut. Sebuah mesin membutuhkan sistem landasan atau sistem
rangka yangdigunakan untuk menggabungkan semua komponen menjadi
satu dan mampu menopang beban komponen. Dalam merancang rangka
pengisi botol dan penutup botol otomatis, langkah yang dilakukan antara
lain adalah pembuatan rangka serta perhitungan rangka menerima beban
(Istiqlaliyah, 2021).
Pada penulisan skripsi ini dapat dilakukan rancang bangun analisis
rangka mesin pengisi botol dan penutup botol otomatis. Salah satu bagian
dari suatu mesin yaitu adalah rangka. Rangka berfungsi sebagai
penompang dari suatu alat, agar rangka yang digunakan aman maka harus
dilakukan suatu perhitungan terhadap beban yang akan dipasangkan ke
rangka. Proses pemilihan bahan rangka juga memengaruhi suatukekuatan
dari rangka tersebut. Proses perhitungan dan pemilihan bahan yang salah
akan berakibat rangka tidak mampu menahan beban. Mesin pengisi botol
dan penutup botol otomatis memerlukan rangka yang kuat dan kokoh. Hal
tersebut diperlukan karena adanya beban pada mesin tersebut yang cukup
besar. Beban tersebut didapat pada komponen komponen mesin penggerak
dan beban dari cairan pengisi botol.
Dari beberapa hasil perancangan framework yang telah dilakukan
didapatkan sehingga di desain rangka pada mesin pengisi botol dan
penutup botol otomatis meliputi beberapa spesifikasi. Hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah pembuatan. Spesifikasi yang dibutuhkan adalah
sebagai berikut: Kuat, Profil berbentuk L, bahan rangka besi ST 37 atau
dengan istilah lain besi siku Baja AISI 1045 dengan dimensi x 30 mm
30mmx3mm. Selain desain rangka, ada juga desain lainnya, yakni
conveyor pengisi botol dan penutup botol otomatis. Pada alat Ini terbuat
dari besi pejal berdiameter 20mm dan panjang 1800mm sebanyak 2 buah.
Adapun bantalan untuk conveyor terbuat dari Nylon (Rod Polyethylene)
dengan ukuran diameter luar 700mm dan diameter dalam 20mm. Proses
pembentukan benda kerja tersebut menggunakan mesi bubut dengan
model pahat rata kanan, pahat potong dan untuk bagian pembubutan
diameter dalam menggunakan mata bor berdiameter 20mm. Bawasanya
rangka dudukan panel kelistrikan, memiliki dimensi panjang 300mm dan
tinggi 200 mm, pada alat ini terbuat dari pipa kotak 20x200mm. Untuk
dudukan instalasi nozel (pengisian air) dan instalasi Linear Actuator
Putter (penutup botol) menggunakan pipa kotak 20x20mm dengan
dimensi dudukan nozel diantaranyatinggi 20mm, lebar 15mm, panjang
30mm. dan untuk dimensi dudukan Linear Actuator Putter yaitu tinggi
20mm, lebar 30mm.rangka adalah komponen yang berfungsi untuk
mendukung semua komponen mesin pengisi botol dan penutup botol
otomatis, rangka ini terbuat dari besi siku berdimensi 30mm x 30mm x
3mm kemudian dilakukan proses pengelasan untuk menghubungkannya.
Dari hasil penelitian lain juga didapatkan hasil bahwa jenis bahan baku
juga dapat mempengaruhi kekuatan rangka. Bahwasalnya penentuan bahan
baku sebaiknya di sesuaikan dengan kebutuhan. Dan seharusnya rangka
yang baik itu adalah memiliki kekuatan dan kestabilan yang tinggi, serta
mempunyai ketahanan yang lebih terhadap korosi. Proses penyambungan
juga dapat mempengaruhi kekuatan dari kerangka tersebut (Istiqlaliyah,
2021).
System kerja mesin pengisi botol dan penutup botol otomatis
memiliki fungsi untuk mengisi botol dengan cairan dan menutup tutup
botol secara otomatis. Input kedatangan botol akan dideteksi oleh sensor
lalu di kirimkan ke micrikontroler. Proses pengisian botol dimulai dari
kedatangan botol yang mana botol akan bergerak mendekati sensor yang
di gerakan oleh conveyor lalu botol yang datang akan terisi cairan sampai
cairan tersebut mengisi botol secara penuh melalui sensor yang telah
ditetapkan kemudian botol akan berjalan lagi menggunakan conveyor
sampai kearah sesnsor penutup botol kemudian sensor akan membaca
kedatangan botol lalu sensor penutup botol akan menutup botol secara
otomatis. Dan terakhir botol akan berjalan menuju penampungan botol.
Penggunaan metode elemen hingga dalam bidang enggingeering
oleh para insinyur dan ahli dalam meneliti dan menganalisis desain dan
konstruksi alat-alat di bidang teknik sejauh ini terbukti cukup berhasil
Banyak peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode ini.
Avianto dkk (2013: 5) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa hasil
analisis dengan menggunakan metode elemen hingga menunjukkan
korelasi yang baik dari keseluruhan deformasi yang dialami, dengan
menunjukkan informasi penting terkait pengaruh perbedaan peletakan
pembujur geladak. Dengan penelitian yang relevan, Erinofardi (2012: 370)
meyimpulkan bahwa hasil analisis dengan metode elemen hinga
menunjukkan perbandingan yang baik dengan hasilnya.
Analisis dengan menggunakan metode elemen hingga pada kasus 1
dimensi dan 2 dimensi dapat diselesaikan dengan cara teoritis meskipun
dalam mencari solusi kasus tersebut memerlukan banyak waktu dan
membutuhkan jumlah halaman kertas yang tidak sedikit. Akan tetapi
dalam kasus 3 dimensi tidak mungkin untuk diselesaikan secara teoritis
dengan mempertimbangkan berapa banyak matriks kolom baris yang akan
dihitung untuk mendapatkan hanya beberapa solusi dari hasil pemecahan
analisis elemen hingga. Sementara kita tahu perkembangannya teknologi
telah mencapai tahap analisis digital dengan menggunakan perangkat
lunak metode elemen hingga dapat dilakukan pada objek 3 dimensi.
Yamin et al (2008:49), dalam penelitiannya menyatakan bahwa
metode analisis yang ada terlalu sulit untuk diterapkan pada analisis
struktural, meskipun dapat digunakan untuk menganalisis struktur yang
sulit. Tetapi karena pengembangan pengujian analisis struktural, poin
utama adalah yang harus diperhatikan adalah faktor keamanan, dengan
teknologi yang semakin maju saat itu desain struktural dan dapat
dilakukan dengan bantuan komputer, karena informasi yang akurat salah
satunya dari hasil analisis.
Pengujian analisis desain dengan menggunakan software juga
dapat mengetahui titik-titik pembebanan, dimana dapat diketahui titik
mana yang mengalami pembebanan paling kecil, pembebanan sedang dan
pembebanan paling besar. Hasil analisis diperoleh nilai ambang sehingga
nilai faktor keamanan dapat diketahui. Hasil analisis juga memberikan
perbandingan nilai keamanan yang asli dan bahan yang diberikan
perlakuan, kemudian dari variasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahan
mana yang lebih optimal.
Banyak jenis software yang dapat digunakan untuk pembuatan
desain, mulai dari yang paling sering digunakan yaitu CAD, inventor,
Catia, ANSYS, SolidWorks dll. Akan tetapi software yang support sampai
ke tahapan analisis hanya beberapa saja dan software SolidWorks termasuk
dalam software yang support sampai tahapan analisis.
Beberapa keunggulan software SolidWorks adalah gambar yang
dihasilkan pemesinan manual juga merupakan hasil dari geometri suatu
produk desain, selain itu aplikasi ini juga dapat langsung diproses dengan
membuat program CAM Code G digunakan dalam proses pemesinan
otomatis dengan CNC, dan yang mana terpenting aplikasi ini dilengkapi
dengan menu simulasi, dalam hal ini memungkinkan menghitung
hambatan model, kekuatan model, fatigue, mencari nilai keamanan dan
lain-lain.
Dari deskripsi permasalahan yang telah dipaparkan, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai analisis pembebanan kekuatan
rangka mesin filling dengan menggunakan software. Pokok analisis tertuju
pada pengujian statis dengan menggunakan software support analisis
desain yaitu SolidWorks.

B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang, maka dapat didefinisikan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil yang didapatkan pada variasi rangka pada
pembebanan statis
2. Apakah ada perbedaan yang diperoleh dari variasi rangka pada
pembebanan yang digunakan.
3. Material yang digunakan adalah besi siku baja AISI 1045.
4. Desain dan analisis pembebanan rangka tanpa menggunakan
bantuan software memerlukan waktu yang lama.
5. Mendesain rangka tanpa dilakukan analisis tidak dapat mengetahui
kekuatan rangka.

C. Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan skripsi ini, pembahasan dibatasi pada:
1. Analisis pengujian dilakukan pada bagian rangka penyangga atas
penampang conveyor, rangka penyangga motor, reducer, tempat
penampung air(drigen).
2. Pembuatan desain ulang dan permodelan desain dilakukan
menggunakan software SolidWork 2022.
3. Software uji analisis menggunakan software SolidWork 2022.
4. Penelitian hanya mendasar pada analisis stress, displacement, dan
safety factor.
5. Analisis kekuatan pembebanan rangka dilakukan pada kondisi
statis.
6. Tidak memperhitungkan kekuatan sambungan (kekuatan
sambungan las).
7. Material yang digunakan adalah besi baja siku dan besi hollow
dengan jenis material AISI 1045
8. Penelitian simulasi frekwensi, hanya pada getaran dirangka
(dinamo dan reducer).
D. Perumusan Masalah
Bedasarkan uraian latar belakang masalah, maka permasalahan yang
diteliti dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana melakukan analisa kekuatan pembebanan ststis pada
rangka mesin filling dengan menggunakan software solidwork?
2. Apakah desain rangka yang dibuat aman?
3. Apakah ada pengaruh variasi rangka terhadap tegangan ideal pada
desain mesin filling menggunakan Solidworks?
4. Apakah ada pengaruh variasi rangka terhadap faktor kaeamanan
pada desain mesin filling menggunakan Solidworks?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui cara melakukan analisa kekuatan pembebanan
statis pada rangka mesin filling menggunakan software solidwork.
2. Untuk mengetahui keamanan pada rangka mesin filling.
3. Untuk mengetahui pengaruh variasi rangka terhadap tegangan ideal
pada rangka mesin filling menggunakan Solidworks.
4. Untuk mengetahui pengaruh variasi rangka terhadap faktor
keamanan pada rangka mesin filling menggunakan Solidworks.
5. Perbandingan segi ekonomis dari variasi rangka besi siku dan
hollow.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk mengetahi lebih dalam dan memperoleh ilmu penganalisis guna
menciptakan suatu alat yeng bermanfaat bagi masyarakat luas.
2. Bagi Institusi
Dapat mengengembangkan dan memperluas wawasan untuk
mahasiswa yang akan mempeljari pemograman.
3. Bagi Masyarakat
Dengan adanya alat ini masyarakat khususnya para wirausaha
menengah kebawah dapat dengan mudah melakukan produksi degan
sekala lebih besar dan lebih cepat.

G. Penegasan Istilah
Penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam judul
skripsi ini agar tidak terdapat pernafsiran juga memberikan arahan dan
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan untuk memberikan
pengertian kepada pembaca mengenai apa yang hendak dicapai dalam
penelitian. Judul yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Rancang
bangun mesin pengisi botol otomatis” penegasan istilah-istilah ini sebagai
berikut:
1. Analisis rancang bangun
Analisis rancang bangun adalah tahap dari analisis dari siklus
pengembangan sistem yang merupakan pendefinisikan dari kebutuhan-
kebutuhan fungsional, serta menggambarkan bagaimana suatu sistem
dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perancanaan dan
pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah
ke dalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi, termasuk
menyangkut mengkonfirmasi dari komponen-komponen perangkat
kertas dan perangkat lunak dari semua sistem (Jogiyanto, 2005).
2. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sistem komputer fungsional sebuah chip. Ini
berisi inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program,
atau keduanya), dan peralatan masukan keluaran. Mikrokontroler
adalah salah satunya bagian dasar dari sistem komputer. Meskipun
memiliki bentuk yang jauh lebih keci dari komputer pribadi dan
computer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen dasar
Sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan OUTPUT
spesifik berdasarkan input yang diterima dan program yang
dilaksanakan dilakukan (Syahwil, 2013).
3. Conveyor
Conveyor atau mesin adalah peralatan sederhana yang bisa
bergerak dari satu tempat ke tempat lain sebagai alat angkut item
tertentu untuk kapasitas kecil hingga besar. Dibuatlah conveyor
sebagai alat transportasi yang cepat dan efisien. Conveyor tersedia
beberapa macam, seperti Roller conveyor, belt conveyor, dan powered
roller. Dalam suatu industri ketika ada bahan-bahan yang ada berat dan
juga berbahaya jika tidak bisa diangkut oleh manusia. Sehingga
diperlukan sarana transportasi untuk mengatasinya keterbatasan
manusia dalam hal daya memelihara keselamatan dan keamanan
pekerja industri. Untuk mesin itu conveyor banyak dipilih sebagai
sarana pengangkutan material industry padat (Anonim, 2019).
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini untuk mendapatkan hasil penelitian yang
optimal, penulis melakukan kajian dari penelitian-penelitian terdahulu
yang linier, sehngga bisa dijadikan refrensi dalam penelitian. Ada
beberapa kajian penelitian yang sudah dilakukan peneliti-peneliti
terdahulu. Diantaranya yaitu penelitian
Ainnun Alif (2022) mengenai penelitin dengan judul ”Analisa
Kekuatan Rangka Mesin Spinner Peniris Minyak Terhadap Pembebanan
Langsung Menggunakan Software Cfd (Computational Fluid Dynamic)”.
Dengan tujuan penelitian untuk menganalisa kekuatan rangka dan dibuat
simulasi menggunakan software CFD. Kelemahan dari alat ini adalah
tidak mencantumkan waktu simulasi frame. Kelebihan dari alat ini adalah
pemilihan material frame yang tepat untuk pembuatan alat, serta
mempertimbangkan sumber energi untuk menjalankan alat.
Dionisius Marcielo, Anton, dkk, (2015) Mengenai penelitian
dengan Judul “Analisis Kekuatan Konstruksi dan Powertrain Pada
Prototype Hand Crank Cycle (sepeda engkol tangan)” Pada perancangan
Hand-Crank Cycle ini,
Pemodelan dan simulasi pembebanan dibuat dan disimulasikan dengan
membantu Software Autodesk Inventor Professional 2017. Tujuan
Perancangan ini untuk merancang dan membuat prototype HandCrank
Cycle (sepeda engkol tangan) yang proporsional dan aman. Didorong baik
oleh manusia tanpa keterbatasan fisik atau manusia dengan keterbatasan
fisik pada satu atau kedua kaki. Kelemahan alat yang dibuat adalah tidak
diperhitungkan sudut sambungan antara rangka dan garpu roda kemudi
(fork) Kelebihan alat ini pada simulasi pembebanan dan perhitungan daya
aktuasi yang dilakukan, menunjukkan bahwa Hand-Crank Cycle memiliki
kekuatan dan kemampuan yang baik untuk menerima beban maksimal
yang diberikan serta tenaga penggerak yang lumayan untuk digerakkan
oleh manusia.
Adriana, Marlia, dkk (2019) tentang penelitian dengan judul
“Desain Alat Pengiris Minyak Pada Keripik Singkong” dengan tujuan
penelitian untuk merancang desain bingkai dan proses manufaktur bingkai
saluran minyak. Melakukan perhitungan dan pembuatan frame pengiris
minyak seperti meja. Kelemahan alat ini dalam desain bingkai ini adalah
penggunaannya baja tahan karat berongga berukuran (20x20x,1,0mm)
dengan penggunaan beban yang terlalu besar. Sedangkan keunggulan
frame ini adalah menggunakan bahan stainless steel hollow untuk
mengurangi korosi.
Ronaldo, Hendry (2020) dalam penelitian berjudul “Desain
Analisis Rangka Mesin dan Sambungan Pengelasan Mixer Adonan Kue”
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang rangka pengaduk adonan,
menghitung kekuatan rangka, dan menganalisis kekuatan rangka
menggunakan software Autodesk Inventor Professional 2019 Kelemahan
penelitian tidak termasuk dimensi frame dibuat, bahan yang digunakan dan
variasi kecil beban yang diuji. Sedangkan keunggulan dari penelitian ini
adalah dari Hasil simulasi frame di atas diperoleh hasil analisis desain
terbaik equivalent stress.
Febrian, Okky dan Mulyadi (2020) Tentang penelitian bersama
judul “Desain Rangka Mesin Pembuat Segmen pada Produk Bambu
sintetis" Keunggulan alat ini dapat dioperasikan dengan satu pekerja tanpa
keahlian khusus. Dan Kekurangan memiliki beban statis yang cukup berat.
Berbagai penelitian diatas muncul inspirasi penulis untuk melakukan
penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian untuk mendapatkan
nilai beban maksimal dapat diropang oleh rangka mesiin filling.
B. Landasan Teori
1. Pengertian pengelasan
Pengertian pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman)
adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau paduan logam
dilakukan dalam keadaan cair atau cair. Dengan kata lain, las adalah
koneksi lokal dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi
panas.
Pengelasan menurut Alip (1989) adalah kegiatan penyambungan
dua atau lebih bagian benda dengan cara memanaskan atau menekan
atau kombinasi keduanya sedemikian rupa sehingga menyatu seperti
benda utuh. Penyambungan bisa dengan atau tanpa bahan tambah
(filler metal) titik leleh atau struktur yang sama atau berbeda.
Pengelasan dapat diartikan sebagai proses penyambungan dua buah
logam sampai titik rekristalisasi logam, dengan atau tanpa penggunaan
bahan tambah dan menggunakan energi panas sebagai bahan pelarut
lasan. Pengelasan juga dapat diartikan sebagai pengikatan tetap benda
atau logam yang dipanaskan.
Pengelasan bukan hanya memanaskan dua bagian benda secara
bersamaan lelehkan dan biarkan membeku kembali, tetapi buat lasan
itu utuh dengan memberikan bahan tambahan atau elektroda pada
waktu tertentu dipanaskan sampai memiliki kekuatan yang diinginkan.
Kekuatan sambungan las dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain,
prosedur pengelasan, bahan, elektroda dan jenis sambungan yang
digunakan.
Proses pengelasan merupakan proses penyambungan dua atau lebih
bagian logam menjadi satu menggunakan energi panas. Energi panas
dalam pengelasan akan menyebabkan terjadinya siklus panas. Adanya
siklus termal akan mengakibatkan terjadinya tegangan sisa, juga
distorsi laju pendinginan logam las dan area sekitarnya. Struktur mikro
dari logam las sangat terpengaruh dengan laju pendinginan dan
komposisi kimia bahan (logam dasar dan elektroda). Pada akhirnya
tegangan sisa dan struktur mikrologam las akan mempengaruhi sifat
mekanik logam lasan. Sambungan las banyak digunakan dengan
pertimbangan konstruksinya ringan, murah dan kerja cepat. Desain las
dan metode pengelasan harus benar-benar diperhatikan kesesuaian
antara sifat-sifat las dengan kegunaan konstruksi dan kondisi
sekitarnya. Kekuatan Sambungan las umumnya dipengaruhi oleh
komposisi dan sifat logam yang dilas, komposisi dan sifat logam
pengisi (elektroda), proses pengelasan, area pemanasan langsung, area
yang terkena dampak pengaruh panas dan adanya tegangan sisa.
Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan
memperbanyak kegiatan dan pengembangan yang kaitannya dengan
proses penyambungan logam. Tujuan penyambungan logam ialah
menggabungkan dua bagian logam atau lebih untuk memudahkan
pekerjaan dan mengurangi biaya produksi. Ada berbagai jenis metode
teknik penyambungan logam, salah satunya yaitu pengelasan.
Pengelasan adalah sebuah metode sambungan logam yang umum
digunakan dalam industri manufaktur. Hampir seluruh proses produksi
penggunaan mesin dan struktur metode pengelasan karena kekuatan
sambungannya nah, itu tidak membutuhkan proses yang panjang juga
biaya yang relatif rendah (Asfat and Malang 2017).
2. GMAW (Gas Metal Arc Welding)
Pengelasan yang bersumber dari busur listrik, pengelasan ini
biasanya dilakukan secara semi otomatis oleh karena itu dengan
berkembangnya dunia kerja, maka pekerjaan kontruksi menjadi lebih
ringan, cepat, dan efisien. Maka proses pengelasan ini dapat dijadikan
sebagai alternatif untuk pengelasan. Metode ini menggunakan
Tungsten sebagai elektroda tidak terumpan dan gas mulia untuk
melindungi elektroda.
Ada berbagai macam bahan yang bisa digunakan digunakan oleh
perusahaan manufaktur produk, satu bahan banyak diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari adalah aluminium. Aluminium adalah logam
ringan yang tahan lama korosi terhadap air laut, konduktivitas listrik
rendah baik sebagai properti logam, dan sebagai property kemampuan
las Aluminium yang sangat baik 6061 adalah sejenis paduan antara
aluminium dengan magnesium dan silikon, sangat cocok untuk bingkai
konstruksi, khususnya konstruksi di lapangan pengiriman. Metode
untuk terhubung logam melalui Gaya tarik-menarik antar atom disebut
las.
Satu metode las yang sering digunakan oleh masyarakat Secara
umum metode GMAW (Gas Metal Arc Welding). Gas Metal Arc
Welding (GMAW) adalah proses pengelasan energy diperoleh dari
busur listrik GMAW biasa dioperasikan semi-otomatis, jadi dengan
pesatnya perkembangan dunia kerja pekerjaan konstruksi dari ringan
sampai berat sangat dibutuhkan pengelasan cepat dan berkualitas
tinggi, maka proses pengelasan GMAW ini dapat digunakan sebagai
proses alternatif dalam metode pengelasan (Ketaren, Budiaro, and
Wibawa 2019).

Gambar Skema proses pengelasanGMAW (Sopiyan and Susetyo


2018)
3. GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW). Metode ini menggunakan
Tungsten sebagai elektroda tidak terumpan dan gas mulia untuk
melindungi elektroda. Gas mulia yang digunakan adalah gas Argon
atau Helium dikeluarkan melalui torchmencegah oksigen atau nitrogen
masuk ke dalam cairan las yang dapat menyebabkan porositas.
Material dilas menggunakan GTAW umumnya membutuhkan arus
searah (Direct Current) dengan muatan negatif pada Tungsten dan
logam las dihubungkan dengan muatan positif. Namun dalam
pengelasan Aluminium, sumber arusnya yang digunakan adalah arus
bolak-balik (Alternating Current). Dalam pengelasan dengan arus AC,
busur akan bekerja ketika elektroda bermuatan positif dan logam las
bermuatan negatif sehingga bisa menghancurkan lapisan oksida yang
terbentuk pada Permukaan aluminium untuk mempermudah proses
pengelasan.
Keuntungan GTAW dibandingkan dengan proses las lainnya adalah
prosesnya lasan bersih karena lebih sedikit oksidasi, kontrol input
panas yang mudah, tidak ada percikan las, dan distorsi yang timbul
sangat rendah (Rahmatika et al. 2019).
4. SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Logam dasar dalam
pengelasan ini mengalami peleburan karena hal tersebut pemanasan
dari busur listrik yang timbul antara ujung elektroda dan permukaan
benda kerja. Busur listrik dihasilkan dari mesin las. Elektroda yang
digunakan berupa kawat yang dibungkus dengan pelindung. Aliran.
Elektroda ini pada saat pengelasan akan mengalami peleburan
sambungan dengan logam dasar dan mengeras bersama untuk
membentuk lapisan las.
Proses pelepasan logam dari elektroda terjadi di ujung elektroda
meleleh dan membentuk butiran yang dibawa oleh arus busur listrik
berlangsung. Bila arus listrik yang digunakan besar maka butiran
logam cairan yang dibawa menjadi halus dan sebaliknya jika arusnya
kecil maka detailnya semakin besar. Pola transfer logam yang sangat
cair mempengaruhi kemampuan las logam. Logam memiliki sifat
kemampuan las yang tinggi saat pemindahan terjadi dengan butiran
halus.
Pola perpindahan fluida dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan
komposisi bahan fluks yang digunakan. Bahan fluks yang digunakan
untuk membungkus elektroda selama peleburan dan pembentukan
pengelasan terak menutupi logam cair yang terkumpul di sambungan
dan bertindak sebagai penghalang oksidasi (Wiryosumarto, 2000).
5. FCAW (Flux Corect Arc Welding)
FCAW (Flux Corect Arc Welding) adalah jenis las listrik yang
memasok elektroda filter yang memasok elektroda filter mekanis
diarahkan ke busur listrik yang terbentuk antara ujung elektroda filter
dan logam induk. Gas pelindung juga menggunakan karbon CO2.
Sumber energi dari pengelasan ini adalah listrik AC atau DC dari
pembangkit listrik atau trafo dan rectifier.
Kecepatan pengelasan sangat bergantung pada besar arus yang
digunakan. Jenis elektroda, diameter inti elektroda, bahan yang akan
dilas, geometri sambungan dan sebagainya. Didalam pengelasan,
kecepatan tinggi dapat menyebabkan kurangnya penetrasi, kekuatan
berkurang sambungan dan mengakibatkan masukan panas yang
diterima per satuan panjang akan lebih banyak kecil. Hal ini dapat
berdampak pada pendinginan yang cepat sehingga dapat mengeraskan
area tersebut dipengaruhi oleh panas. Kecepatan las yang terlalu tinggi
akan mempengaruhi bentuk manik las yang menyempit dan kualitas
rendah. Selain itu, dapat mengubah sifat mekanik area las yang
menghasilkan peningkatan kekuatan tarik dan perpanjangan yang lebih
rendah.
Pengelasan menggunakan las listrik FCAW (Flux Correct Arc
Welding) dengan pengelasan otomatis. Ini sangat erat kaitannya
dengan arus listrik, ketangguhan, cacat las, struktur mikro dan retakan
yang umumnya berdampak fatal pada keselamatan dan konstruksi yang
di las tapi jangan khawatir, proses las FCAW ini memiliki keunggulan
yaitu penetrasi lebih dalam dan tingkat pengisian lebih tinggi dari
proses SMAW (Asfat and Malang 2017).

6. SAW (Submerged Arc Welding)


Pengelasan SAW (Submerged Arc Welding) adalah salah satu dari
jenisnya las busur listrik dimana proses pengelasannya itu
memanaskan dan melelehkan benda kerja dan logam pengisi atau
elektroda dengan busur arus listrik antara logam dasar elektroda.
Pengelasn SAW ini menggunakan fluks yang berbentuk seperti pasir
untuk sebagai pelindung logam pengisi yang menjadi cair selama
proses pengelasan untuk menghindari kontaminasi dari udara luar
untuk menghasilkan lasan yang bagus. Pengelasan SAW di bidang
permesinan banyak atau sering digunakan pada saat itu membuat
mesin industri untuk koneksi komponen komponen mesin dan
sebagainya.
Proses perlakuan panas memiliki tujuan untuk mendapatkan bahan
yang kuat, keras, lunak, ulet, dan menghilangkan penekanan sisa.
Perlakuan panas sering dilakukan disebut sebagai cara untuk
meningkatkan kekerasan bahan, sebenarnya bisa digunakan juga untuk
mengubah sifat yang berguna atau dengan kepentingan tertentu untuk
tujuan pengguna, seperti meningkatkan kelenturan, memulihkan
elastisitas setelah proses pendingin bekerja. Bahkan perlakuan panas
tidak akan mengubah sifat material, tetapi juga mampu meningkatkan
kinerja material dengan peningkatan kekuatan atau karakteristik
tertentu dari bahan yang dirawat panas (Perdana et al. 2020).
7. Jenis Sambungan Las
Jenis sambungan pengelasan merupakan jenis bahan sambungan
atau pelat yang digunakan digunakan untuk proses pengelasan. Ada
beberapa jenis sambungan las jenis-jenis yang merupakan jenis-jenis
persendian yang utama yaitu Butt Joint, Fillet (T) Joint, Corner Joint,
Lap Joint dan Edge Joint.(Studi and Industri 2019)

Gambar Jenis jenis sambungan dasar (https://slv.co.id/tipe-


sambungan-pengelasan/)
a. Butt Joint
Sambungan butt joint adalah jenis sambungan yang tumpul
dan dalam penerapan jenis sambungan ini ada berbagai jenis
kampuh atau groove yaitu V groove (kampuh V), single bevel,
J groove, U Groove, Square Groove untuk melihat macam
macam kampuh las lebih detail silahkan lihat gambar berikut
ini.

Gambar butt joint


b. T Fillet Joint
T Joint adalah jenis sambungan yang berbentuk seperti
huruf T, tipe sambungan ini banyak diaplikasikan untuk
pembutan kontruksi atap, konveyor dan jenis konstruksi
lainnya. Untuk tipe groove juga terkadang digunakan untuk
sambungan fillet adalah double bevel, namun hal tersebut
sangat jarang kecuali pelat atau materialnya sangat tebal.
Berikut ini gambar sambungan T pada pengelasan.

Gambar fillet joint


c. Corner Joint
Corner Joint memiliki desain sambungan yang hampir
sama dengan T Joint, namun yang membedakannya adalah
letak materialnya. Dalam hubungan ini, bahan yang disambung
adalah ujung ke ujung. Ada dua jenis sambungan sudut yaitu
tertutup dan terbuka. Untuk detailnya, silahkan lihat gambar di
bawah ini.

Gambar corner joint (https://engineersblog.net/what-is-


corner-seam-joint/)
d. Lap Joint
Jenis sambungan las yang sering digunakan untuk las titik
atau lapisan. Karena bahan materialnya jadi ditumpuk atau
disusun digunakan untuk aplikasi pada badan kereta api dan
cenderung untuk plat plat tipis. Jika menggunakan proses
pengelasan SMAW, GMAW atau FCAW pengelasan sama
seperti sambungan fillet.

Gambar Lap Joint


8. Posisi Pada Pengelasan
Posisi pada las atau sikap las adalah pengaturan posisi dan arah
pergerakan elektroda saat pengelasan.
Gambar posisi posisi pada pengelasan
Ada 4 jenis posisi itu adalah:
a. Posisi 1G (down hand position)
pengelasan ini adalah yang paling banyak mudah untuk
dilakukan. Posisi ini dilakukan untuk pengelasan pada
permukaan datar atau permukaan yang sedikit miring, yaitu
lokasi elektroda berada di atas benda kerja (Tarkono 2010).
b. Posisi 2G (horizontal position)
Posisi pengelasan mendatar (horizontal position)
Pengelasan dalam posisi horizontal adalah arah pengelasan
mengikuti arah garis mendatar / mendatar. Dalam posisi
pengelasan ini kemiringan dan arah ayunan elektroda harus
perhatikan, karena akan sangat berpengaruh hasil pengelasan.
Posisi benda kerja normal berdiri tegak atau sedikit miring
sedikit dari arah elektroda las. Pengelasan posisi horizontal
sering digunakan untuk benda las berdiri tegak Misalnya
pengelasan lambung kapal mendatar (Tarkono 2010).
c. Posisi 3G (vertical position)
Posisi pengelasan tegak (vertical position) Mengelas
dengan posisi tegak merupakan pengelasan yang arahnya
mengikuti arah garis tegak/vertikal. Seperti pada horizontal
position pada vertical position, posisi benda kerja biasanya
berdiri tegak atau agak miring sedikit searah dengan gerak
elektroda las yaitu naik atau turun. Misalnya pengelasan badan
kapal laut arah vertical (Tarkono 2010).
d. Posisi 4G (over head position)
Posisi pengelasan di atas kepala (over head position) Benda
kerja terletak di atas kepala tukang las, jadi pengelasan
dilakukan di atas kepala operator atau tukang las. Posisi ini
lebih sulit dibandingkan dengan posisi pengelasan lain. Posisi
pengelasan ini dilakukan untuk pengelasan pada permukaan
datar atau agak miring tetapi diposisikan di atas kepala, yaitu
letak elektroda berada di atas kepala welder.
9. Elektroda Terbungkus
Pengelasan menggunakan las busur listrik membutuhkan kawat las
(elektroda) yang terdiri dari satu inti yang terbuat dari logam dilapisi
dengan lapisan campuran kimia. Fungsi elektroda sebagai pembangkit
dan sebagai bahan tambahan. Elektroda terdiri dari dua bagian yaitu
bagian yang berselaput (fluks) dan bukan bagian yang berselaput dasar
untuk menjepit tang las. Fungsi fluks adalah untuk melindungi logam
cair dari lingkungan udara, menghasilkan gas pelindung, menstabilkan
busur. Tegangan sisa akan mempengaruhi sifat dan kekuatan dari
sambungan. Pada lasan kontruksi akan terjadi tegangan tarik arah
memanjang pada sekitar garis las dan tegangan tekan pada jarak yang
sedikit lebih jauh yang seimbang antara satu sama lain. Tegangan sisa
tidak mempengaruhi kekuatan statis logam selama logam induk dan
logam las mempunyai keuletan yang cukup.
Material fluks yang digunakan untuk tipe ini adalah E7018 besi
rendah dan bubuk hidrogen. Jenis ini kadang disebut jenis kapur. Jenis
ini menghasilkan persimpangan dengan kandungan hidrogen yang
rendah kepekaan sambungan terhadap retak sangat rendah,
ketangguhannya sangat tinggi memuaskan. Kerugiannya adalah busur
listrik kurang stabil, sehingga butiran yang dihasilkan agak besar
dibandingkan tipe yang lain. Dalam pelaksanaannya pengelasan
membutuhkan tukang las yang memiliki berpengalaman. Kemampuan
las fluks sangat baik, sehingga biasa digunakan untuk konstruksi yang
membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi (Arifin, 1997).
Spesifikasi elektroda untuk baja karbon berdasarkan jenis dari lapisan
elektroda, jenis listrik yang digunakan, posisi pengelasan dan polaritas
pengelasan terdapat tabel 1 dibawah ini:
Tabel 2.1 Spesifikasi Elektroda Terbungkus dari Baja Lunak
(Wiryosumarto,2000).
Berdasarkan jenis elektroda dan diameter kawat inti elektroda
dapat ditentukan arus dalam ampere dari mesin las seperti pada tabel 2
dibawah ini: Tabel 2.2. Spesifikasi Arus Menurut Tipe Elektroda dan
Diameter dari Elektroda (Soetardjo, 1997).

Diameter Tipe elektroda dan amper yang digunakan


Mm In E 6010 E 6014 E 7018 E 7027 E 7027 E 7028
2,5 3/32 - 80-125 70-100 70-145 - -
3,2 1/8 80-120 110-160 115-165 140-190 125-185 140-190
4 3/32 120-160 150-210 150-220 180-250 160-240 180-250
5 3/16 150-200 200-275 200-275 230-305 210-300 230-250
5,5 7/32 - 260-340 360-430 275-375 250-350 275-365
6,3 1/4 - 330-415 315-400 335-430 300-420 335-430
8 5/16 - 90-500 375-470 - - -

Elektroda adalah bagian ujung (yang berhubungan dengan benda


kerja) rangkaian penghantar arus listrik sebagai sumber panas.
(Alip,1989) E7018 adalah suatu jenis elektroda yang mempunyai
spesifikasi tertentu. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan E7018
menurut Soedjono(1994) adalah
E : Elektroda las listrik (E7018 diameter 3,2 mm)
70 : Tegangan tarik minimum dari hasil pengelasan (70.000
Psi) atau sama dengan 492 MPa.
1 : Posisi pengelasan (angka 1 berarti dapat dipakai dalam
semua posisi pengelasan).
8 : Menunjukkan jenis selaput serbuk besi hidrogen rendah
dan interval arus las yang cocok untuk pengelasan.
Gambar struktur penyusun elektroda terbungkus
10. Heat Input (HI)
Peleburan logam dasar dan logam pengisi membutuhkan energy
cukup. Energi yang dihasilkan dalam operasi pengelasan dihasilkan
dari berbagai sumber tergantung pada proses pengelasan. Pada las
busur listrik, sumber energi berasal dari listrik yang dikonversi
menjadi energi panas. Energi panas ini sebenarnya adalah hasil dari
kolaborasi arus las, tegangan las dan kecepatan las. Parameter ketiga
adalah kecepatan pengelasan juga mempengaruhi energi pengelasan
akibat proses tersebut pemanasan tidak diam tetapi bergerak dengan
kecepatan tertentu.
Kualitas hasil pengelasan dipengaruhi oleh energi panas yang
signifikan dipengaruhi oleh tiga parameter yaitu arus las, tegangan las
dan kecepatan pengelasan. Hubungan antara ketiga parameter tersebut
menghasilkan energy pengelasan yang sering disebut input panas.
Persamaan hasil input panas dari kombinasi ketiga parameter tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut:
HI(HeatInput)=
Tegangan pengelasan ( E ) x Arus pengelasan ( I )
Kecepatan pengelasan ( v )
(Santoso 2006).
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan beberapa pengertian
antara lain, jika kita menginginkan input panas tinggi maka parameter
itu dapat diukur yaitu arus las dapat diperbesar atau kecepatan las
diperlambat. Besar kecilnya arus las dapat diukur langsung pada mesin
las. Tegangan las umumnya tidak dapat diatur langsung pada mesin las
efeknya pada input panas tetap ada (Santoso 2006).
Untuk mendapatkan input panas aktual dari suatu proses
pengelasan, persamaan satu dikalikan efisiensi proses pengelasan (η)
sehingga persamaannya menjadi:
HI(HeatInput)=η x
Pegangan pengelasan(E)x Arus pengelasan(I )
Kecepatan pengelasan( v)
(Santoso 2006).
Efisiensi masing-masing proses pengelasan dapat dilihat dari tabel
di bawah ini:
Tabel . Efisiensi proses pengelasan (Malau, 2003).

Masukan panas merupakan besaran energi panas setiap satuan


panjang pengelasan ketika sumber panas (Berupa nyala api dari busur
listrik plasma atau cahaya energi tinggi bergerak).
Masukan Panas : HI=EI/V (Fahrizal
2016)
Dimana : HI = masukan panas atau energi ( J/mm )
I = Arus ( Ampere )
E =Voltase ( Volt )
V =Jarak/Waktu ( mm/s )
Masukan panas juga mempengaruhi bentuk penampang
garis lintang las (bead on plate) yang meliputi besarnya permukaan
logam induk cair, permukaan material pengisi dan HAZ (Fahrizal
2016).
11. Arus Listrik
Jumlah arus pengelasan yang dibutuhkan tergantung pada diameter
elektroda, ketebalan material yang dilas, jenis elektroda yang
digunakan, geometri sambungan, diameter inti elektroda, posisi
pengelasan. Daerah pengelasan memiliki kapasitas panas yang tinggi,
membutuhkan arus yang tinggi.
Arus las merupakan parameter las yang berpengaruh langsung
penetrasi dan laju pelelehan logam dasar. Semakin tinggi arus
pengelasan semakin besar penetrasi dan kecepatan pencairan. Arus
besar menyala pengelasan mempengaruhi hasil pengelasan ketika arus
terlalu rendah transfer cairan dari ujung elektroda yang digunakan
sangat sulit dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas yang
terjadi tidak cukup untuk melelehkan logam dasar untuk membentuk
bubungan yang dilas kecil dan tidak rata dan penetrasi kurang
mendalam. Jika arus terlalu besar, maka akan menghasilkan manik
melebar, butiran percikan kecil, penetrasi serta penguatan matriks las
tinggi.
12. Sumber Daya Dalam Pengelasan
Mesin las yang menggunakan arus bolak-balik lebih murah harga
dan biaya pengoperasiannya, tetapi umumnya terbatas pemakaiannya
hanya untuk pengelasan logam ferrous. Mesin las yang menggunakan
arus searah dapat dipakai untuk semua jenis logam dengan hasil yang
baik dan umumnya busur listrik dapat dikendalikan dengan lebih baik
pula.
Sumber daya dalam pengelasan busur, dapat berupa:
- arus searah (direct current, DC).
- arus bolak-balik (alternating current, AC).
Dalam semua proses pengelasan, daya yang digunakan untuk
menjalankan pengoperasian dihasilkan dari arus listrik I yang melewati
busur dan tegangan E. Daya ini dikonversikan menjadi panas, tetapi
tidak semua panas ditransfer ke permukaan benda kerja, karena adanya
kebocoran daya dalam penghantar, adanya radiasi, percikan nyala api,
dan sebagainya sehingga mengurangi jumlah panas yang dapat
dimanfaatkan. Efisiensi transformasi panas (heat tranfer efficiency) f1
berbeda untuk setiap proses pengelasan busur. Pengelasan dengan
menggunakan elektrode terumpan memiliki efisiensi yang lebih besar
dibandingkan dengan elektroda tak terumpan, karena sebagian besar
panas yang dihasilkan digunakan untuk melebur elektroda dan benda
kerja. Sedang pengelasan busur tungsten gas yang menggunakan
elektrode tak terumpan memiliki efisiensi paling rendah. Efisiensi
peleburan (melting efficiency) f2 selanjutnya mengurangi panas yang
ada untuk pengelasan (Siswanto 2018).
Keseimbangan daya yang dihasilkan dalam pengelasan busur
didefinisikan dengan Persamaan:
HRw = f1 f2 I E = Um Aw v (Siswanto 2018)
Dimana: E = tegangan, V;
I = arus, A;
HRw = laju pembentukan panas pada las-an
(rate of heat generation atthe weld), Watt atau
Joule/sec. atau Btu/sec.
Catatan: 1 Btu = 1055 J
U m = energi peleburan logam (melting enrgy for
metal), Btu/in3.
Aw = luar permukaan las-an, mm2 atau in2
v = kecepatan gerak pengelasan, mm/sec. atau
in/min.
Laju volume pengelasan logam (volume rate of metal welded,
MVR), dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
MVR = HRw / Um , in.3/sec. (Siswanto 2018)
13. Dinamo
Dinamo adalah mesin mengubah energi listrik menjadi energi
gerak. Alat yang berfungsi menggerakkan alat. Dinamo yang di pakai
adalah motor listrik 1 phase spesifikasi ukuran 1/4 HP,kecepatan 2800
rpm,kekuatan arus 110/220 volt, frekwensi 50Hz, daya listrik 180 watt.

Gambar spesifikasi dinamo

Gambar dinammo penggerak


14. Gearbox Reducer
Gearbox yang digunakan adalah gearbox reducer WPA tipe 50
dengan spesifikasi input shaft (diameter x lenght) : 12 mm x 30 mm,
output diameter ( diameter x lenght): 17 mm x 40 mm yang
mempunyai rasio 1:20 yang berfungsi sebagai pengubah daya motor
yang berputar menjadi tenaga yang lebih besar.

Gambar reducer
15. Box kelistrikan
Komponen panel listrik yang pertama ialah box kelistrikan.
Kegunaan box Kelistrikan ialah untuk menempatkan semua alat yang
digunakan dalam jaringan listrik. Sebagian box panel dsertai dengan
proteksi terhadap air dan debu. Biasanya dalam box terdapat tertulis
proteksi kekuatan material mekanik (Deni herdanto,2015)

Gambar box kelistrikan


16. Drigen air 20L
Drigen air pada umumnya digunakan sebagai penampungan air
berkapasitas sesuai kebutuhan. Drigen yang digunakan dalam
penelitian ini mengunakan bahan dasar dari plastic yang kuat serta
terdapat pegangan yang bisa mempermudah dalam memindahkannya.
Untuk bagian tutup dari drigen itu sendiri terdapat sedikit modifikasi
yang mana dibuat lubang pada penutup drigen yang bisa dipasangkan
selang untuk mempermudah dalam mengambil air didalam drigen
tersebut.

Gambar drigen 20L


17. Rangka
a. Pengertian
Rangka adalah struktur dari beberapa batang dihubungkan
dengan sambungan (pin atau las). Ditinjau Dari segi struktur atau
bentuk, rangka memiliki fungsi antara lain harus mampu
menempatkan dan menopang mesin, transmisi, suspensi dan sistem
kelistrikan, serta komponen lainnya, oleh karena itu rangka harus
kuat dan kaku tetapi ringan.
b. Jenis Rangka
1. Besi Siku
Besi siku adalah batang besi sikudisambung menggunakan
baut atau las. Besi siku adalahbatang besi siku (membentuk
sudut 90˚). Besi siku merupakan salah satu bahan terpenting
dalam industry konstruksi.
2. Besi Hollow
Berbeda dengan besi siku yang terdiri dari jeruji besi siku,
besi Hollow ini berbentuk batang besi batang berongga, berupa
pipa persegi. Aplikasi Besi hollow ini meliputi berbagai hal
seperti rangka besi palfond, rangka dinding partisi dan
bangunan. Besi berongga sudah banyak digunakan sebagai
bahan pengganti kayu karena lebih kokoh dan kualitasnya
homogen karena produksi pabrik.
18. Baja AISI 1045
Baja AISI 1045 adalah baja karbon yang memiliki komposisi
kandungan 0,42-0,50% C, 0,50-0,80% Mn, 0,035% S, 0,17-0,37% Si,
0,25% Ni, 0,25% Cr, 0,035% P dan termasuk golongan baja karbon
menengah (medium carbon steel). Baja karbon medium jenis ini
banyak digunakan sebagai komponen otomotif, misalnya untuk
pembuatan roda gigi, poros, dan bantalan pada kendaraan bermotor.
Baja AISI 1045 sering disebut sebagai baja karbon karena
kesesuaiannya dengan koding internasional yaitu seri 10xx
berdasarkan nomenklatur yang dikeluarkan oleh AISI dan SAE
(Society of Automotive Engineers) pada angka 10 pertama merupakan
kode yang menunjukan plain carbon, selanjutnya pada kode xx setelah
angka 10 menunjukan komposisi kadar karbon pada baja AISI
1045(Haryadi, Utomo, and Ekaputra 2021).
Dalam penerapannya, baja harus memiliki sifat ketahanan aus yang
baik karena fungsinya harus mampu menahan keausan akibat gesekan
dan beban tekanan. Ketahanan aus dapat didefinisikan sebagai
ketahanan suatu material terhadap reduksi dimensi akibat gesekan
antar permukaan tertentu. Salah Salah satu upaya agar baja lebih awet
terhadap gesekan atau tekanan adalah melalui proses perlakuan panas.
Gambar spesimen material baja AISI 1045 (solidwork 2022)
19. Perhitungan data perancangan rangka
a. Finite Element Methode
FEM adalah singkatan dari Finite Element Methode, dalam
bahasa Indonesia Indonesia disebut Metode Elemen Hingga.
Konsep paling dasar dari FEM adalah pemecahan masalah dengan
membagi objek analisis menjadi bagian-bagian kecil yang terbatas.
Bagian-bagian kecil ini kemudian dianalisis dan hasilnya
digabungkan kembali untuk mendapatkan solusi untuk seluruh
area.
Metode elemen hingga adalah salah satu cara memecahkan
masalah yang ada di alam dengan solusi numerik. Biasanya
peristiwa di alam dapat dijelaskan baik dari segi internal maupun
eksternal bentuk diferensial atau integral. Untuk alasan itu metode
elemen menjadi salah satu cara untuk memecahkan bentuk
diferensial, parsial dan integral. Umumnya metode elemen hingga
memungkinkan pengguna untuk mendapatkan evolusi dalam ruang
atau waktu satu atau variabel yang lebih representatif dari sistem
fisik. Saat merujuk analisis struktural, metode elemen hingga
adalah metode yang baik dalam menghitung perpindahan,
tegangan, dan regangan dalam suatu struktur di bawah beban
tertentu.
b. Solidworks
Perangkat lunak CAD 3D yang dikembangkan oleh SolidWorks
Corporation yang kini telah diakuisisi oleh Dassault Sytemes.
SolidWork digunakan untuk mendesain bagian pemesinan, susunan
bagian pemesinan berupa assembling dan gambar 2D untuk
penyajian gambar proses manufaktur atau permesinan. Saat ini
sudah banyak perusahaan yang menggunakan Software SolidWork,
karena memang demikian Software ini memiliki banyak kelebihan
dari SolidWork yaitu rendering yang lebih realistis dari Autodesk
dan aplikasinya sangat mudah dipahami.

Gambar Aplikasi solidwork


1. Part
Objek 3D yang terdiri dari fitur. Part adalah seperangkat
fungsi yang solid yang terdiri dari anterior, geometri, dan relasi
Boolean. Bagian dapat menjadi komponen dalam perakitan,
dan juga dapat dibuat dalam 2D pada sebuah gambar. Fitur
adalah pembuatan dan pengoperasiannya membentuk part.
Fitur dasar adalah fitur pertama yang dibuat. Extension file
untuk komponen SolidWorks adalah SLDPRT
Gambar gambar part
2. Assembly
Assembly adalah kombinasi dari beberapa part, feature, dan
Assembly lain (Sub- Assembly) yang disatukan. Extension file
untuk SolidWorks Assembly adalah SLDASM.

Gambar gambar assembling


3. Drawing
Template digunakan untuk membuat gambar kerja 2D/3D
Gambar Teknik dari komponen tunggal (part) dan Assembly
apa yang telah kita buat. Extension file untuk SolidWorks
Drawing adalah SLDDRW.
Kelebihan:
a. Sangat mudah digunakan
b. Penggambaran 3D sangat baik
c. Mudah dicari di internet untuk cara menggunakannya
d. Modulnya sangat lengkap selain simulation, juga terdapat
piping, electrical, plastics, moulding.
e. Mudah untuk digabung dengan software analisa lain
f. Detail dari penggambaran 2D, annotation, section,
thickness, dan 3D view sangat muadah, secara otomatis
dengan sempurna

Gambar gambar drawing


c. Stress Analysis
Stress Analysis Adalah alat yang disediakan untuk
pengguna SolidWorks yang fungsinya untuk menganalisa kekuatan.
Alat ini cukup mudah digunakan dan dapat membantu kita untuk
mengurangi kesalahan dalam desain. Jadi, selain biaya apa yang
harus kita keluarkan akan berkurang, waktu untuk memasarkan
barang yang kita miliki desainnya juga bisa dipercepat karena
sudah kita simulasikan sebelumnya terlebih dahulu objek yang kita
desain di komputer sebelum masuk ke proses produksi.
Analisis simulasi faktor gaya, tegangan, dan keamanan
rangka dihasilkan dalam perangkat lunak dengan memilih toolbar
analysis stres. Setelah memilih stress toolbar, selanjutnya
masukkan data spesifikasi material sesuai rencana sebelumnya.
Setelah bahan dipilih, kemudian Kami memilih analysis statis dan
mess view. Di SolidWorks, part data dimasukkan sesuai dengan
kondisi yang mendekati actual analysis statis dapat dilakukan pada
struktur. Setelah tiba di Pada langkah ini dapat diketahui apakah
terdapat kesalahan pada langkah-langkah tersebut analysis. Jika
ada kesalahan, perlu diedit sampai benar. Pada analysis ini struktur
rangka dapat dilihat pada gambar untuk menentukan gaya
keseluruhan, tegangan, dan faktor keamanan.
d. Static analysis
Static analysis dalam konteks SolidWorks adalah metode
simulasi numerik yang digunakan untuk memprediksi bagaimana
komponen atau struktur akan berperilaku saat dikenakan beban
statis. Beban statis adalah beban yang tetap dan tidak berubah
dalam rentang waktu tertentu. Analisis statis biasanya menghitung
deformasi, tegangan, dan faktor keamanan komponen atau struktur
akibat beban tersebut.
SolidWorks adalah perangkat lunak desain dan simulasi 3D
yang populer yang digunakan oleh pengguna dan desainer untuk
mengembangkan produk dan sistem teknik. Fitur analisis statis
SolidWorks memungkinkan pengguna untuk menguji kekuatan dan
kinerja komponen mereka sebelum diproduksi fisik.
Dalam analisis statis SolidWorks, komponen atau struktur
dimodelkan dalam lingkungan 3D menggunakan elemen finit
(finite element) yang memecah objek menjadi bagian-bagian kecil
yang dapat dihitung dengan lebih mudah. SolidWorks kemudian
melakukan perhitungan untuk menghitung deformasi dan tegangan
pada setiap elemen, sehingga memungkinkan pengguna untuk
memahami bagaimana komponen tersebut akan berperilaku di
bawah beban tertentu.
Dengan analisis statis SolidWorks, pengguna dapat
mengidentifikasi daerah yang rentan terhadap kegagalan,
mengoptimalkan desain untuk memenuhi persyaratan kinerja, dan
memastikan bahwa produk akhir aman dan dapat diandalkan.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan analisis statis
dalam SolidWorks memerlukan pemahaman yang baik tentang
mekanika struktur dan simulasi numerik untuk menginterpretasi
hasil dengan benar dan membuat keputusan desain yang tepat.
20. Konsep Tegangan dan Renggangan.
a. Tegangan
Dendy et al (2015:36) mendefinisikan tegangan sebagai
objek elastis ditarik oleh suatu gaya, panjang benda akan
bertambah sampai ukuran tertentu sebanding dengan gaya, yang
berarti ada sejumlah gaya yang bekerja pada setiap satuan panjang
benda, dengan kata lain tegangan adalah besarnya gaya yang
bekerja dibagi luas penampang. tegangan kerja dan tegangan kerja
aman memiliki arti yang sama dan keduanya secara luas
diimplementasikan.
Hukum Newton pertama tentang aksi dan reksi, bila sebuah
balok terletak diatas lantai akan memberikan reaksi yang sama,
sehingga benda dalam keadaan setimbang. Gaya aksi sepusat (F)
dan gaya reaksi (F*) dari bawah akan bekerja pada setiap
penampang balok tersebut. Jika ambil penampang A-A dari balok,
gaya sepusat (F) yang arahnya ke bawah, dan dibawah penampang
bekerja gaya reaksinya (F*) yang arahnya keatas (Sumbodo, 2008:
9). Kemudian dari hasil pengertian diatas apabila dirumuskan
tegangan yang bekerja pada penampang bahan adalah sebagai
berikut.
P
σ= (Sumbodo, 2008: 9)
A
Dimana:
σ : Tegangan atau gaya per satuan luas (N/m2)
P : Beban (Newton)
A : Luas Penampang (m2)

Secara umum ada dua jenis tegangan, yaitu: Tegangan


normal, tegangan normal sebagai tegangan yang bekerja tegak
lurus terhadap permukaan mengalami tegangan yang ditinjau serta
tegangan tekan dan geser yaitu tegangan yang bekerja sejajar
dengan permukaan yang sedang ditekan.
Tegangan maksimum yang diijinkan adalah nilai tegangan
maksimum tidak melebihi kekuatan luluh dari bahan yang
digunakan, karena kita tahu bahwa nilai tegangan luluh adalah fase
dari daerah pendaratan transisi deformasi elastis menuju deformasi
plastis. Karena itu pemilihan material sangat menentukan nilai
batasan maksimum yang diijinkan dalam sebuah alat.
b. Regangan
Dendy dan Abu (2015:36) juga menyebutkan bahwa
regangan adalah perubahan bentuk yang terjadi ketika dua gaya
yang sama dan berlawanan arah diterapkan di setiap bidang ujung
benda dengan arah menjauhi benda, sehingga benda menjadi lebih
panjang. regangan adalah bentuk tanpa dimensi untuk menyatakan
perubahan bentuk (sari dan puguh, 2012: 3). Untuk memperoleh
satuan regangan, kemudian dilakukan dengan membagi
perpanjangan dengan panjang yang telah diukur (Singer and Pytel
dalam Fuad, 2015:11), kemudian dirumuskan sebagai berikut:
δ
ε= (Fuad, 2015:11)
L
Dimana:
Ε : Regangan
δ : perubahan bentuk aksial total (mm)
L : panjang batang (mm)

Hubungan antara tegangan dan regangan dapat digambarkan


dengan diagram hubungan tegangan-regangan berikut:

Gambar Diagram Tegangan-Regangan


(Gere dan Timoshenko 1996: 10)
Dengan menaikkan tegangan hingga melewati batas
proporsional, maka ketegangan mulai meningkat lebih cepat
dengan setiap peningkatan tegangan. Dengan demikian kurva
tegangan-regangan memiliki kemiringan yang berangsur-angsur
mengecil hingga pada titik B kurva menjadi mendatar.
Dari titik B ada regangan yang sangat besar ke titik C tanpa
ada Jika stres meningkat, fenomena ini disebut peleburan material.
Setelah mengalami regangan yang besar pada daerah BC, maka
baja akan mengalami penguatan regangan yang mengakibatkan
peningkatan ketahanan material terhadap deformasi berikutnya.
Akhirnya pemuatan mencapai nilai maksimumnya pada titik D
yang disebut tegangan batas, jika penarikan bahan dilakukan justru
diikuti dengan pengurangan beban dimana terjadi proses necking
atau kontraksi lebar, membuat material pecah di titik E. Jika luas
penampang berada di bagian sempit kontraksi luas yang digunakan
untuk menghitung tegangan, maka kurva tegangan-regangan yang
sebenarnya akan mengalami kenampakan seperti garis berselang.
c. Tegangan statis
Tegangan statis (static stress) adalah pembebanan yang
dilakukan komponen di mana beban diterapkan perlahan, tanpa
guncangan dan hambatan dengan nilai konstan atau tetap.
Contohnya adalah beban pada a struktur akibat beban mati pada
struktur akibat beban mati pada a bangunan. Tegangan keluaran
statis (pada kecepatan sudut nol) dalam V, Sv (skala factor) adalah
faktor skala dalam satuan V/deg/s, dan ω adalah kecepatan sudut
atau angular velocity dalam satuan deg/s (Tirta dan Wiryadinata,
2012)
d. Rasio Tegangan
Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam menentukan
jenis pembebanan yang akan diterima oleh suatu komponen adalah
pola variasi beban dan variasi tegangan yang dihasilkan terhadap
waktu. Variasi tegangan ditunjukkan oleh empat nilai penting
sebagai berikut:
1) Tegangan maksimal (σmax)
2) Tegangan minimal (σmin)
3) Tegangan rata-rata (σm)
4) Tegangan bolak-balik (σa)
Tegangan maksimum dan minimum biasanya dihitung
berdasarkan informasi ditentukan dengan analisis tegangan atau
metode elemen hingga, atau diukur menggunakan teknik analisis
tegangan eksperimental. Setelah itu, tegangan rata-rata dan
tegangan bolak-balik dapat dihitung dari:
(σ max +σ min)
σm = (Tirta dan Wiryadinata, 2012)
2
(σ max−σ min)
σa =
2
Suatu bahan mengalami tekanan tergantung pada
variasinya. Pada Dalam hal ini, rasio tegangan adalah salah satu
variasi yang digunakan. Perbandingan ada dua jenis tegangan yang
biasa digunakan, yaitu:

(Tirta dan Wiryadinata, 2012)


Jika beban diterapkan ke komponen secara perlahan, tanpa
ada kejut dan diadakan pada nilai konstan, maka tegangan yang
dihasilkan menyala komponen ini disebut tegangan statis.
e. Tegangan lentur
Tegangan lentur adalah tegangan yang terjadi karena
momen yang menyebabkan benda membengkok atau bengkok.
Sebelum menentukan tegangan lentur perlu mengetahui nilai
momen lentur, momen lentur adalah gaya yang bermaksud untuk
bergerak atau berputar obyek.
τb = Mb / Wb
Mb = F x L (Tirta dan Wiryadinata, 2012)
1 (do−di)4
Wb = ( )
32 do
Dimana:
τb = Tegangan Bengkok
Mb = Momen Bengkok
Wb = Tahanan Bengkok
F = Gaya
L = Panjang Penampang
do = Diameter Luar
di = Diameter Dalam
21. Stress
Stress adalah tegangan yang menyebabkan terjadinya keruntuhan
material yang mengalami tegangan triaksial menghasilkan energi
regangan dari pemuatan saat mendekati titik leleh kekuatan. Kegagalan
pada material rangka dapat terjadi seperti retak, patah, korosi, keausan
dan sebagainya. Beberapa penyebab kegagalan seperti salah desain,
beban operasional, kesalahan pemeliharaan, cacat material, suhu,
lingkungan dan lain-lain.
Trimulya, dkk (2015:321), menyatakan bahwa dalam mendesain
bagian struktur, tegangan ijin harus lebih rendah dari kekuatan
tertinggi diperoleh dari pengujian "statis" untuk berbagai
pertimbangan. Oleh karena itu pada saat melakukan proses
perancangan nilai stress di bawah nilai kekuatan luluh untuk desain
yang aman digunakan. Rumus Stress adalah sebagai berikut (Mott,
dkk, 2018:156).

σe=
√ (σ 1−σ 2)2+(σ 2−σ 3)2+(σ 3−σ 1)2
2
(Mott, dkk,

2018:156)
22. Displacement
Displacementadalah perubahan sumbu batang dari posisinya
kembali (flex) ketika di bawah pengaruh kekuatan. Karena balok
biasanya horizontal, maka perpindahannya merupakan deviasi vertikal.
Hendrawan, dkk(2018:100) menyatakan bahwa jika suatu
benda/struktur diberikan tiga buah kekuatan, yaitu P1, P2, dan P3.
Pada lokasi dan arah yang sama dengan ketiga gaya tersebut, akan
terjadi perpindahan benda q1, q2, dan q3.
Gambar Displacement pada Prinsip Superposisi
(Hendrawan, dkk, 2018)
23. Faktor Keamana
Nilai faktor keamanan dikatakan berhasil jika memiliki nilai di atas
1,0 untuk menghindari kegagalan atau keruntuhan struktur.
Perhitungan faktor security berfungsi untuk menentukan layak atau
tidaknya alat tersebut dibuat digunakan (Kristyadi et al, 2015: 6).
Gunawan (2009: 7) mendefinisikan faktor keamanan adalah nilai
perbandingan antara kekuatan aktual terhadap kekuatan yang
dibutuhkan. Untuk perumusan nilai safety factor dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Sy
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝑛) = (Gunawan
σ
(2009: 7)
Dimana:
Sy = Yield Strength
𝜎 = Tegangan sesungguhnya

Nilai faktor keamanan berkisar antara 1,0 sampai 10. Jika nilainya
kekuatan yang dibutuhkan lebih besar dari kekuatan sebenarnya
menghasilkan nilai faktor keamanan di bawah 1,0, dengan kata lain
deformasi adalah terjadi melewati batas harga, hal ini menyebabkan
struktur tidak lagi mampu menunjukkan fungsi yang diharapkan, hal
ini dapat menyebabkan material menjadi rusak. Aturan untuk
menentukan faktor keamanan suatu struktur adalah sebagai berikut:
a. N= 1,25 sampai dengan 2,0 ditetapkan pada perancangan
struktur yang menerima beban statis dengan tingkat
kepercayaan yang tinggi untuk semua data perancangan.
b. N = 2,0 sampai dengan 2,5 ditetapkan pada perancangan
stuktur statis atau elemen-elemen mesin yang menerima
pembebanan dinamis dengan tingkat kepercayaan rata-rata
untuk semua data perancangan.
c. N = 2,5 sampai dengan 4,0 ditetapkan pada perancangan
struktur statis atau elemen-elemen mesin yang menerima
pembebanan dinamis dengan tingkat ketidakpastian
mengenai beban, sifat-sifat bahan analisis tegangan, atau
lingkungan.
d. N = 4,0 atau lebih ditetapkan pada perancangan struktur
statis atau elemen-elemen mesin yang menerima
pembebanan dinamis dengan ketidak pastian mengenai
beberapa kombinasi beban, sifat-sifat bahan, analisis
tegangan, atau lingkungan.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menetapkan nilai-nilai faktor
keamanan karena rangka mesin filling dalam aplikasinya menerima
beban statis dengan tingkat kepercayaan rata-rata untuk setiap
perancangannya dari objeknya.
24. Frekwensi
Frekuensi adalah banyaknya jumlah getaran yang terjadi dalam
satu detik. Satuan frekuensi dalam sistem internasional adalah Hertz
(Hz). Benda yang memiliki massa dan sifat elastisitas akan bergetar.
Kondisi dimana saat benda itu bergerak secara bolak-balik atau
periodik terhadap posisi setimbangnya (referensinya) atau posisi titik
benda tersebut berada dalam keadaan diam dikatakan dengan bergetar.
Frekuensi merupakan banyaknya siklus gerakan massa yang terjadi
pada waktu tertentu. Ketika dilakukan pengukuran nilai frekuensi
getaran massa didapatkan nilai amplitudo. Dimana amplitudo
merupakan seberapa jauh penyimpangan terjadi yang dibandingkan
terhadap titik netral awal pada tiap-tiap nilai frekuensi yang akan
diukur. Ketika dilakukan pengukuran getaran, besaran dari amplitudo
dapat ditentukan dalam berbagai besaran tergantung parameter apa
yang akan digunakan. Parameter gelombang sinusoidal diantaranya
percepatan, kecepatan dan perpindahan (Silitonga Jhonson, Dkk 2020).
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Parameter amplitudo.

Parameter Amplitudo Satuan


Displacement ( m, mm, µm )
Velocity ( m/s, mm/s, µm/s )
Acceleration ( m/s2 ) ( g = 9,81 m/s2 )
Berdasarkan parameter utama yang digunakan terdapat juga bentuk
ekspresi lain dari amplitudo pada gelombang sinus. Pertama, peak to
peak adalah nilai yang mengindikasikan jarak perpindahan antar
puncak maksimum dari gelombang. Ini sangat bermanfaat contohnya
untuk getaran dari bagian mesin yang kritis untuk tegangan maksimum
atau akibat kelonggaran mekanik. Kedua, peak adalah nilai yang
mengindikasikan perpindahan maksimum dari satu puncak. Tidak ada
nilai yang mengacu pada rentetan waktu gelombang yang telah terjadi.
Ketiga, average ini dianggap sebagai titik yang dibatasi karena tak
memiliki hubungan yang berguna terhadap nilai fisik. Keempat, RMS
(Root Mean Square) dalam kelistrikan, dianggap sebagai nilai arus
efektif. Namun juga dianggap sebagai nilai amplitudo paling relevan
karena mengacu pada sejarah terjadinya gelombang yang secara
langsung berhubungan dengan besarnya kandungan energi, yang mana
akan bersifat menghancurkan dari suatu getaran. Kelima, frekuensi
adalah jumlah siklus dalam tiap satu satuan waktu. Besarnya dapat
dinyatakan dalam siklus per detik (cycle per second) atau siklus per
menit (cycle per minute) atau waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu siklus gerakan selama periode 1detik atau 1 menit
disebut dengan frekuensi, yang diukur dengan satuan Hertz (Hz).
Rumus dari frekuensi getaran dapat dilihat pada persamaan 1

n
f= (Silitonga Jhonson, Dkk 2020)
t

dengan:
f = Frekuensi (Hz)
n = Rotaso per menit (rpm)
t = Waktu (sekon)
atau
1
f= (Silitonga Jhonson, Dkk 2020)
T
dengan:
f = Frekuensi (Hz)
T = Periode getaran (sec)

Frekuensi getaran penting untuk diketahui ketika


menganalisa getaran mesin untuk menunjukan masalah apa yang
terjadi pada mesin tersebut. Frekuensi getaran yang diketahui akan
dapat mengindentifikasi bagian mesin yang mengalami kerusakan
(fault) dan juga penyebabnya. Keenam, frekuensi pribadi adalah
frekuensi dari sistem getaran bebas (free vibration) atau frekuensi
”kesukaan” dari sesuatu benda untuk bergetar yang hanya dipengaruhi
oleh massa dan kekakuan. Nilainya beragam tergantung sifat dan
bentuk dari setiap benda. Frekuensi pribadi merupakan salah satu
parameter dari dinamika. Bergetarnya suatu benda pada nilai frekuensi
kesukaanya atau frekuensi pribadinya dinamakan resonansi. Besarnya
frekuensi pribadi tergantung pada massa dan kekakuan. Mesin atau
struktur tertentu adalah sistem banyak derajat kebebasan (multi degree
of freedom) sehingga jumlah frekuensi pribadinya banyak. Untuk
mesin atau struktur dengan bentuk yang kompleks, misal rotor turbin
memiliki banyak (tak hingga) frekuensi pribadi. Namun yang penting
untuk diketahui adalah frekuensi pribadi yang berada direntang putaran
operasi mesin atau dinamakan juga putaran kritis. Jika sebuah benda
berputar pada putaran kritisnya, maka akan terjadi resonansi atau
dengan kata lain resonansi dapat terjadi jika frekuensi putaran sama
dengan salah satu frekuensi pribadi benda tersebut. Resonansi akan
meningkatkan getaran mesin. Getaran yang berlebih pada mesin bisa
menyebabkan kerusakan dan efek yang merugikan pada struktur
pondasi sebagai penopang. Kekakuan adalah sifat dari material. Pegas
memiliki konstanta pegas (k), Sedangkan material memiliki modulus
elastisitas (modulus young) yang merupakan perbandingan tegangan
dan regangan. Modulus Young dapat ditentukan dengan menggunakan
simulasi elemen hingga berdasarkan ukuran geometri benda. Rumus
frekuensi pribadi dapat dilat pada persamaan 3.

fn=
1


2π m
k
(Silitonga Jhonson, Dkk

2020)
dengan:
ƒn = Frekuensi Pribadi (Hz)
k = Kekakuan (N/m)
m = Massa (kg)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian dapat dibedakan antara metodologi penelitian
kuantitatif (penelitian ilmiah) dan metodologi penelitian kualitatif (penelitian
alamiah). Penelitian ilmiah umumnya menggunakan proses logical
hypothetico verivicative, sedangkan penelitian alam pada umumnya
menggunakan proses melingkar. Terkadang karena ketidaktahuan kita,
kemudian kami mengidentifikasi sebagai penganut metode tertentu, dan
dengan penuh semangat mencela metode lain.
Meskipun ada perbedaan antara kedua metode tersebut, tidak ada itu
berguna untuk membedakannya bahkan melihatnya sebagai dua aliran
permusuhan. Yang penting ada masalah Ada juga yang lebih cocok diteliti
dengan menggunakan penelitian ilmiah masalah yang lebih cocok untuk
diselidiki menggunakan penelitian alam. Penelitian ilmiah lebih menekankan
pada pengukuran produk, sedangkan penelitian alam lebih menekankan pada
pengukuran proses. (Widyastono, Hery. 2007)
Metode penelitian kuantitatif merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan data berupa angka dan
program statistik. Untuk dapat menjabarkan dengan baik tentang pendekatan
dan jenis penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, dan analisis data dalam suatu proposal dan/atau laporan
penelitian diperlukan pemahaman yang baik tentang masing-masing konsep
tersebut. Hal ini penting untuk memastikan bahwa jenis penelitian sampai
dengan analisis data yang dituangkan dalam proposal dan laporan penelitian
telah sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah yang dipersyaratkan. Pada
artikel ini disajikan contoh-contoh riil pemaparan pendekatan dan jenis
penelitian sampai dengan analisis data penelitian kuantitatif. (Wahidmurni,
2017)

B. Lokasi penelitian dan Fokus penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Kampus 3 Universitas PGRI
Semarang yang beralamat di Jalan Pawiyatan Luhur III, Bendan Duwur
kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah. Alasan peneliti
pemilihan lokasi penelitian dilakukan di Kampus 3 Universitas PGRI, karena
merupakan tempat peneliti melakukan praktikum selama selama kuliah
sehingga mempermudah proses perijinan dan pengolahan data penelitian.
Tentunya untuk mempermudah prosesnya perizinan dan pengolahan data
penelitian.

Gambar lokasi kampus 3 UPGRIS


2. Fokus Penelitian
Bedasarkan latar belakang masalah, maka fokus penelitian ialah
menganalisa kekuatas rangka yang menompang mesin dan conveyor mesin
filling terhadap pembebanan langsung untuk mendapatkan faktor keamanan
pada kontruksi rangka.
C. Kerangka Berfikir
Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen, yaitu
dengan melakukan pengukuran langsung alat dengan menggunakan variasi
variabel bebas.
Mulai

Studi literature (Pengumpulan data dan


perumusan masalah)

Penggunaan model rancangan


-Perencanaan dan penjelasan
-Perancangan konsep
-Perancangan bentuk
-Perancangan detail

Pemodelan rangka dan penyusunan dimensi


mengguakan solidwork 2022

Input data material propertis,


constraints, contact, mesh dan loads

Simulasi menggunakan static analysis

Variasi
Rangka

Hasil simulasi

Analisis dan Pembahasan

Selesai
Gambar Kerangka berfikir
D. Sampel dan Populasi Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,
baik kuantitatif atau kualitatif, bukan karakteristik kelompok objek tertentu
yang lengkap dan jelas (Usman dan Setiadi, 2008). Populasi dari penelitian ini
adalah analisis kekuatan pembebanan langsung pada frame mesin filling.
2. Sample Penelitian
Sample atau (sampel) adalah bagian dari populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut teknik sampling. Sampel adalah
bagian dari populasi yang ada, jadi untuk Pengambilan sampel harus
menggunakan metode tertentu berdasarkan pertimbangan yang ada (Usman
dan Setiady, 2008).Sampel yang akan digunakan oleh peneliti memiliki
ketentuan, menggunakan perangkat lunak solidwork dengan simulasi
pembebanan.

E. Variable Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah atau bervariasi. Variabel
penelitian merupakan gejala yang menunjukkan adanya perubahan (Arikunto,
1996:107). Variabel yang termasuk dalam penelitian ini adalah:
1. Variable Bebas
Variabel bebas atau variabel independen menurut Sugiyono (2011:61)
adalah “Ini adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab
perubahan atau munculnya variable dependen (terikat). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah beban langsung pada rangka yang menopang alat
mesin filling dengan variable variasi rangka besi siku dan besi hollow
2. Variable Terkait
Variabel terkait atau sering disebut variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang merupakan akibat dari variabel bebas (Sugiyono,
2015:61). Variable terikat, variable yang mempengaruhi ataupun yang
menjadi akibat adanya variable bebas. Variable terikat disini adalah jenis
material rangka yang digunakan yaitu dengan jenis material AISI 1045, serta
pembebanan static yaitu menopang beban penampang air dan beban
komponen mesin dengan pembebanan seluruh komponen sebesar 54,2Kg
dengan besaran 531,7N.

F. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Eksperimen adalah
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap orang lain dalam kondisi yang terkendali, kondisi terkendali
dimaksudkan untuk menjadi hasil penelitian diubah menjadi angka, untuk
analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis statistic
(Sugiyono, 2011: 72).
Desain (exsperimental) merupakan salah satu bentuk penelitian
eksperimental, karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semuanya
variabel eksternal yang mempengaruhi jalannya percobaan. Karena itu
validitas internal (kualitas implementasi desain penelitian) dapat menjadi
tinggi. Perancangan komponen-komponen pembebanan dilakukan pada tahap
ini. Setelah komponen pembebanan selesai, maka dilakukan assembly antar
komponen pembebanan dengan desain rangka. Langkah selanjutnya adalah
melakukan simulasi welding dan bolting. Welding dan bolting dilakukan pada
tiap sambungan rangka yang memerlukan fungsi tersebut. Tahap akhir,
melakukan analisis struktur rangka menggunakan metode elemen hingga pada
software solidwork2022.
Gambar desain rangka mesin filling
Desain penelitian ini adalah tahapan yang akan dilakukan untuk
pelaksanaan penelitian. Adapun tahapan yang ditempuh yaitu proses desain
penelitian ini bedasarkan sebagai berikut:
a. Alat penelitian
1. Laptop
Laptop merupakan perkembangan dari komputer bergerak (bisa
dipindahkan dengan mudah) yang berukuran relatif kecil dan ringan,
beratnya berkisar dari 1-6 Kg, tergantung ukuran, bahan, dari spesifikasi
laptop tersebut, laptop dapat digunakan dalam lingkungan yang berbeda
dari komputer. Mereka termasuk layar, keyboard, dan trackpad atau
trackball, yang berfungsi sebagai mouse karena laptop dimaksudkan untuk
digunakan di mana saja.
Laptop memiliki baterai yang memungkinkan untuk beroperasi
tanpa terhubung ke stopkontak (sumber listrik). Laptop juga termasuk
adaptor daya yang memungkinkan untuk menggunakan daya dari stop
kontak dan mengisi kembali baterai. Laptop yang digunakan pada
penulisan dan proses analysis yaitu Asus A456U. Untuk spesifikasi laptop
ini adalah:
- Prosesor : Intel Core i7-7500U. dual-core
2,7GHz TurboBoost 3,5GHz
- Layar : TFT LCD dengan LED backlight
14 inci -full HD1920x1080 piksel
- Chipset : Intel
- Grafis : Intel HD Graphics 620
- NVIDIA : GeForce GT 940MX
- VRAM : 2GB GDDR5
- Memori : RAM 8GB DDR4 2133MHz.
- HDD : 1TB 5400rpm
- Dimensi : 34.8 x 24.28 x 2.53cm,
- Berat : 2,1Kg
2. Timbangan digital
Timbangan Digital adalah alat yang digunakan sebagai alat ukur
untuk mengukur suatu berat atau beban atau massa pada suatu zat. Alat-
alat ini membutuhkan sumber daya dan tidak sepenuhnya akurat, tetapi
biasanya cukup akurat bila digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Timbangan digital digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
mengukur bahan di dapur hingga mengukur bahan di laboratorium dengan
presisi.
Skala digital sangat bervariasi namun berdasarkan tujuan yang
digunakannya. Timbangan yang sering digunakan untuk mengukur suatu
berat umumnya tidak perlu tepat sebagai perbedaan antar gram dengan
beberapa lainnya, bahkan dalam beberapa pound tidak sangat signifikan.
Timbangan juga dibutuhkan pada sebuah toko yang memiliki nilai harga
item, seperti memproduksi hal ini karena orang membayar uang
berdasarkan sesuai banyak skala berat suatu benda.
Pada penelitian ini timbangan sangat dibutuhkan untuk mengukur
berat dari bagian bagian mesin filling agar mempermudahkan kita saat
proses perhitungan analisis kekuatan rangka mesin filling terhadap
pembebanan statis.
b. Penjelasan produk
Rangka mesin filling yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
pembuatan mesin filling dengan kekuatan tinggi namun memiliki berat
yang ringan. Material rangka dirancang menggunakan material baja AISI
1045 agar mampu menompang bagian bagian dari pembeban mesin filling.
Material rangka adalah baja AISI 1045 dengan standar ISO. Pemilihan
material baja AISI 1045 sebagai material penyusun rangka karena
beberapa kelebihan sifatnya seperti tahan aus, keuletan, dan daya tahan
yang baik terhadap beban komponen mesin filling.

Gambar desain assembling mesin filling

G. Proses Eksperimen
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan prosedur:
1. Persiapan
a. Peneliti mencari topik dengan mengidentifikasi masalah
dalam alat yang dibuat sebelumnya
b. Kemudian topik yang telah diidentifikasi dirangkum untuk
dibuat kriteria pemecahan masalah, peneliti menemukan
masalah pada alat yang ada tidak memiliki perhitungan
khusus mengenai analisis kekuatan rangka mesin filling.
2. Pelaksanaan
Pada tahapan kegiatan dilakukan ialah:
a. Peneliti membuat rancangan desain rangka mesin filling
secara 3D menggunakan Software Solidworks 2022.
b. Kemudian pembuatan langung rangka mesin filling sesuai
dengan desain yang telah dirancang.
c. Setelah itu pengujian analisis kekuatan pembebanan mesin
filling dengan di simulasikan ke Software solidwork 2022.
3. Akhir eksperimen
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah penarikan
kesimpulan analisis kekuatan rangka rangka penyangga mesin
filling untuk mendapatkan nilai Stress, Displacement, safety
factor yang diraih.

H. PENGUJIAN RANGKA
1. Perhitungan Rangka
Dalam perhitungan penampang beban pada masing-masing
tumpuan rangka, maka harus mengetahui berapa beban maksimal yang
akan ditumpu. Beban tersebut berasal dari berbagai komponen mesin
filling yaitu meliputi:
- Beban penampang air :20Kg
- Beban Reducer 1:20 WPA 50 :7,45Kg
- Beban box kelistrikan :5,20Kg
- Beban dinamo ¼ HP :8,720Kg
- Beban komponen penampang atas :12,88Kg
- Berat keseluruhan komponen mesin : 531,7N
- Beban rangka mesin filling :19,37Kg

Dari daftar beban tersebut maka kita dapat mengetahui beban


maksimal tersebut adalah 54,2Kg dan untuk berat rangka tersebut
yaitu 19,37Kg, dapat diperhitungkan berat seluruh mesin filling
ialah 73,65Kg.
Penentuan daerah constraints adalah dudukan yang
langsung berhubungkan dengan suspensi. Dudukan ini diasumsikan
dengan suspense dan tidak mengalami displacement akibat dari
pembebanan.
Contacts dilakukan secara otomatis dan distribusi
pembebanan disesuaikan dengn layout konsep barang, untuk
mempermudahkan perhiyungan perlu dikelompokan beban beban
yang terletak disuatu titik pusat. Maka perubahan massa ke dalam
suatu gaya dikalikan dengan resultan g = 9,81 m/s2. Distribusi
pembebananhanya berada diatas rangka. Pembebanan pada mesin
filling adalah sebagai berikut:

F1 = (massa penampang air) x g


=20Kg x 9,81 m/s2
=196,2Kg.m/s2
=196,2N

F2 = (massa Reducer) x g
=7,45Kg x 9,81 m/s2
=73,08Kg.m/s2
=73,08N
F3 = (massa dinamo) x g
=8,720Kg x 9,81 m/s2
=85,54Kg.m/s2
=85,54N

F4 = (massa box listrik) x g


=5,20Kg x 9,81 m/s2
=51,04 Kg.m/s2
=51,04N
F5 = (massa penampang atas) x g
=12,88Kg x 9,81m/s2
=126,35 Kg.m/s2
=126,35N

2. Perhitungan frekwensi
Dalan perhitungan frekuensi output dari gearbox reducer, melipui:
- Kecepata Input dari Dinamo : 2800 rpm
- Daya Dinamo : ¼ HP
- Frekuensi input : 50 Hz
- Ratio(perbandingan) Reducer : 1:20
- Type Reducer : 50 WPA

Menghitung kecepatan output dari gearbox reducer dan kemudian


mengonversinya menjadi frekuensi. Jadi kecepatan output (rpm) dari
gearbox reducer, yaitu:
Hasil simulai pada rangka mesin filling dengan frekuensi 52.33Hz,
dimana hasil tersebut berasal dari dinamo ¼ HP (50Hz) 2800 Rpm dan
reducer 1:20 (23,33Hz) pada perhitungan frekwensi Reducer:

kecepatan∈( rpm )
Kecepatan out (rpm) =
ratio( perbandingan)

Maka:

2800
Kecepatan out (rpm) =
20

= 140 rpm

Kecepatan output adalah 140 rpm. Tetapi frekuensi (Hz) terkait


dengan kecepatan output. Untuk menghitung frekuensi output, kita
dapat menggunakan rumus:
kecepatan out( rpm)
Frekwensi out (Hz) =
60

Maka:

140rpm
Frekwensi out (Hz) =
60

= 2.33 Hz

Frekuensi output dari gearbox reducer dengan Ratio


(perbandingan) 1:20, kecepatan input dari dinamo pada 2800 rpm,
Daya dinamo ¼ HP, dan frekuensi input 50 Hz adalah 2,33 Hz. Maka
total frekwensi dari dinamo dan reducer yaitu 52,33

I. Teknk Pengumpulan data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah
mendapatkan data. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data,
peneliti akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah
ditentukan (Sugiyono,2010: 62). Teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan:
1. Eksperimen
Menurut Ltin (2002), penelitian eksperimen adalah
penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang
bertujuan untuk mengetahui efek manipulasi pada perilaku yang
diamati. Dalam studi ini, beban yang dimanipulasi didukung oleh
frame saat ini pengujian menggunakan Software simulasi sehingga
diketahui nilainya beban maksimum yang dapat ditopang oleh
rangka Filling.
2. Pengujian
Pengujian penelitian ini menggunakan aplikasi solidwork
2022. Pengujian dilakukan pada desain rangka mesin filling
dengan materian baja AISI 1045 dengan default mesh, kemudian
dilakukan refinement meshing. Asumsi digunakan untuk
memudahkan peneliti dalam melakukan analisa. Beberapa asumsi
yang diberikan yaitu:
a. Material rangka diasumsikan sama guna seluruh struktur
rangka. Material yang digunakan untuk desain rangka
adalah baja AISI 1045.
b. Daerah titik titik pembebanan berada pada bagian dudukan
rangka mesin filling.
c. Beban yang beberja pada proses analisa ini berupa beban
statis.
3. Hasil analisis
Hasil analisis berupa distribusi stress, displacement, dan
safety factor yang ditampilkan dalam kontur warna pada geometri
rangka dan/atau angka-angka yang menunjukkan besarnya nilai
output pada tiap elemen. Dari kontur warna dapat diketahui nilai
maksimum dan nilai minimum hasil analisis.

J. Teknik dan Analisa


Teknik analisis data yang digunakan adalah Metode Analisis
Deskriptif. Analisis deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui keberadaan variabel bebas, baik hanya pada satu variabel saja
atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan
dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel lainnya (Sugiyono,
2009, hal. 35).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode analisis
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif adalah suatu metode yang
bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan faktual tentang
fakta serta hubungan antara variabel yang diselidiki dengan cara
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan
data ke dalam pengujian hipotesis statistik berupa grafik, tabel dan
presentasi. Jenis analisis yang menggunakan beberapa alat di atas adalah
analisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif.

K. Jadwal Penelitian
Dalam penelitian penulis membuat jadwal dalam setiap tahapanya,
berikut adalah jadwal kegiatan penelitian yang akan dilakukan pada :
Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian

No Uraian Bulan
1 2 3 4 5 6 7
1 Persiapan
2 Perancangan Desain
3 Pembuatan Filling
Botol
4 Pengujian Filling
Botol
5 Penyempurnaan
Filling Botol
6 Hasil Akhir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Validasi Data
Fungsi validasi hasil dari perancangan ialah guna menjamin keakuratan data
dan penelitian seragam menggunakan software Solidwork 2022. Validasi desain
digunakan sebagai acuan desain layak atau tidak. Kelayakan desain rangka standar
adalah hasil dari tekanan von Mises harus di bawah nilai yield strength (Salimin, dkk,
2018: 6), dan safety factor harus ≥ 2 (Mott, dkk, 2018: 189). Perumusan desain
rangka rangka mesin filling dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
1. Validasi desain rangka
Validasi desain rangka pada software solidwork 2022 dilakukan dengan Langkah
langkah sebagai berikut:
a. Proses pra-desain
Pada proses ini dilakukan dengan cara sketching secara manual
dengan serta pemberian dimensi secara toleransi. Sketching manual
dilakukan dengan kertas dan dilengkapi pemberian dimensi disetiap
Sketching.
b. Proses desain
Hasil Sketch diubah kedalam bentuk 3D menggunakan menu menu
yang ada di software solidwork 2022 antara lain; menu extrude, thread,
structural member, dan menu lainnya sesuai dengan fungsi dan bentuk
komponen yang dikerjakan. Pada pengerjaan ini dilakukan validasi jenis
material dan bentuk bentuk komponen terkait.

66
Gambar Permodelan 3D Menggunakan structural member
c. Proses assembly
Proses ini dilakukan guna menggabungkan seluruh komponen dari
part design yang saling melengkapi. Penggabungan dilakukan
menggunakan menu assembly. Fitur mate digunaka untuk perakitan antar
part dapat menempel sesuai yang diinginkan

Gambar Tampilan Proses Assembly


d. Gambar kerja
Gambar kerja digunakan untuk memudahkan komunikasi antara
desiner produk dengan pekerja pembuat produk. Gambar kerja menggunakan
standar DIN dengan system proyeksi amerika. Gambar kerja terdiri dari
dimensi, proyeksi, dan satuan yang digunakan. Hasil dari gambar kerja dan
gambar 3D dijadikan acuan untuk proses validasi Analisa perancangan.

67
Gambar gambar proyeksi amerika
2. Validasi Hasil Analisis Kekuatan Rangka
Validasi hasil analisis kekuatan rangka mesin filling pada software
solidwork 2022 menggunakan stress analysis dilakukan dengan metode elemen
hingga menggunakan software solidwork 2022. Objek pengujian berupa desain
3D rangka.
Metode elemen hingga akan membagi 3D rangka menjadi
geometri yang kecil dan tetap terhubung, disebut meshing. Geometri ini diberi
beban sesuai dengan parameter pengujian. Beban yang dimaksut adalah beban
penampang air, dan beban komponen mesin filling. Menurut Setyono dan
Gunawan (2015: 72), tahapan-tahapan pada stress analysis menggunakan
software solidwork 2022 yaitu:
a. Proses pra analisis
Prosedur pada proses pra analisis struktur adalah pembuatan
desain, melakukan verifikasi material, menentukan jenis material, tumpuan (fix
geometry) dan menentukan beban (force). Langkah langkahnya yaitu:
1) Melakukan penyederhanaan model rangka. rangka disesuaikan dengan rangka
mesin filling.

68
2) Klik tab solidwork add ins – solidwork simulation - new study- static – ok.

Gambar tampilan tab static


3) Menginput material atau bahan yang digunakan adalah AISI 1045 Stell, cold
drawn. Dalam solidworks simulation sudah tersedia material properties dan
standar yang digunakan dalam standar internasional.
4) Klik tab apply Material – pilih steel – AISI 1045 steel, cold drawn – units – SI-
N/mm2(MPa) – Apply – close

Gambar tampilan Apply Material


5) Mementukan lokasi titik titik fix geometry
6) Klik tab Fixtures Advisor – fix geometry – fixture fix geometry – pilih lokasi titik
titik tumpuan fix geometry

69
Gambar tumpuan fix geometry mesin filling
7) Menentukan Force, yaitu total beban sebesar 531,7N, untuk total berat seluruh
komponen mesin filling.
8) Klik tab external loads advisor – force – selection – beams – pilih lokasi titik
titik beams – face – pilih lokasi yang akan dijadikan arah pembebanan – units SI
– force – normal place – masukan data pembebanan(N) – ok

Gambar pemberian pembebanan pada rangka mesin filling


b. Proses analisis
Proses analisi yaitu diantaranya create mesh dan run this study. Berikut merupakan
langkah langkah dari proses Analisa diantaranya yaitu;
1) Melakukan Meshing setelah penginputan batasan kondisi pada model
sudah selesai, maka dilakukan meshing pada model. Analisa yang

70
digunakan pada SolidWorks Simulation adalah menggunakan FEA (Finite
Elemen Method). Pada proses ini elemen-elemen dibuat pada seluruh
bagian model.
2) Klik tab mesh – create mesh

Gambar proses meshing


3) Proses simulation klik run this study – ok.

Gambar proses run simulation


c. Hasil analisis
Data yang diperoleh dari pengolahan software berupa data numerik, grafik,
dan simulasi stress, displacement, dan safety factor yang terjadi di setiap
geometri dari yang terkecil hingga terbesar. Analisis deskriptif dilakukan guna

71
menentukan kelayakan suatu desain dengan memastikan bahwa tegangan
perancangan tidak melebihi tegangan yang diizinkan material. Data yang
dianalisis adalah angka yang diperoleh dari pengujian stress analysis berupa
stress, displacement, dan safety factor dari software solidwork 2022.
3. Hasil perancangan rangka
Berdasarkan hasil penelitian, telah dihasilkan desain dan analisis kekuatan
pada rangka pada mesin filling. Desain rangka menggunakan software solidwork
2022. Desain rangka yang telah dihasilkan termasuk dalam material baja AISI
1045 berstandar ISO.

Gambar desain rangka mesin filling

Berikut ada 2 gambar percobaan analisis menggunakan variasi dari jenis besi
yang berbeda yaitu besi baja siku dan besi baja hollow.

72
Gambar rangka besi baja siku

Gambar rangka besi hollow

4. Hasil analisis kekuatan rangka


a. Hasil analisis
Simulasi hasil penguian rangka pada mesin filling dilakukan menggunakan
pembebanan statis dengan total pembebanan sebesar 54,2kg = 531,7N. Stress
analiysis digunakan dengan memberikan pembebanan pada titik titik lokasi
penampang rangka yang akan menerima beban tersebut. Pembebanan dilakukan
guna memberikan asumsi pada dudukan rangka sesuai dengan besaran beban

73
yang diterima rangka penampang tersebut. Detail asumsi pembebanan ditunjukan
pada gambar berikut

Gambar letak pembebanan


Hasil dari kekuatan rangka pada mesin filling berupa nilai stress,
displacement, safety factor. Material yang digunakan pada pembebanan analisis
simulasi yaitu baja AISI 1045 dengan variasi rangka besi baja siku dan besi baja
hollow. Hasil simulasi masing masing variasi rangka diuraikan sebagai berikut:
1) Besi baja siku
a) Stress
Stress memperlihatkan distribusi tegangan yang terjadi pada seluruh
bagian model. Pada sisi bawah dari “legenda” diperlihatkan batasan Yield
Strength dari material yang diinput sehingga bisa dibandingkan apakah
Stress yang dialami model melebihi yield strength dari material atau tidak.

74
Gambar hasil analisis stress
Stress tertinggi berada pada sambungan kaki kaki rangka. Nilai stress
sebesar 193,507 MPa
b) Displacement
Displacement Pada Plot ini terlihat besar distribusi defleksi yang dialami
model.

Gambar hasil analisis Displacement


Displacement tertinggi berada pada sambugan rangka bagian depan atas.
Nilai displacement sebesar 1,822 mm
c) Safety factor

75
Pada plot ini terlihat safety factor yang dimiliki oleh model. Safety
factor pada plot ini mengacu pada kekuatan material dari model
menanggung tegangan yang dialami setelah beban diberikan. Maka didapat
distribusi Safety Factor pada seluruh bagian model. Terlihat nilai safety
factor minimal yang dimiliki model adalah 2,7

Gambar hasil analysis safty factor


Safety Factor terendah berada pada area dudukan area rangka bawah. Nilai
safety factor sebesar 2,7
d) Amplitude
Hasil simulai pada rangka mesin filling dengan frekuensi 52.33Hz.

Gambar input calculate frequency

76
Dalam momen yang dicari adalah getaran pada rangka yang ditopang oleh
kaki kaki rangka.

Gambar hasil amalisis amplitude


Hasil Bentuk simulasi getaran pada frekuensi 52.33 hertz
1.Pada warna biru bentuk rangka mesin filling di angka 0.00adalah dimana
getaran mulai bereaksi dan keadaan masih terlihat normal.
2. Pada warna hijau bentuk rangka mesin filling di angka 0.180 adalah
dimana getaran mulai sudah bereaksi dan mengalami perubahan.
3. pada warna merah bentuk rangka mesin filling di angaka 0.301 adalah
dimana bentuk total sehingga rangka tersebut bergetar sangat keras
2) Besi Baja Hollow
a) Stress
Stress memperlihatkan distribusi tegangan yang terjadi pada seluruh
bagian model. Pada sisi bawah dari “legenda” diperlihatkan batasan Yield
Strength dari material yang diinput sehingga bisa dibandingkan apakah
Stress yang dialami model melebihi yield strength dari material atau tidak.

77
Gambar hasil analisis stress
stress tertinggi berada pada kaki kaki rangka. Nilai stress sebesar 34,8 MPa
b) Displacement
Displacement Plot Pada Plot ini terlihat besar distribusi defleksi yang
dialami model.

Gambar hasil analisis displacement


Displacement tertinggi berada pada penampang box listrik. Nilai
displacement sebesar 0,6 mm
c) Safety factor
Pada plot ini terlihat safety factor yang dimiliki oleh model. Safety
factor pada plot ini mengacu pada kekuatan material dari model
menanggung tegangan yang dialami setelah beban diberikan. Maka didapat
distribusi Safety Factor pada seluruh bagian model. Terlihat nilai safety
factor minimal yang dimiliki model adalah 15.

78
Gambar hasil analisis safety factor
Safety Factor terendah berada pada area sambungan rangka bawah. Nilai
safety factor sebesar 15.
d) Amplitude
Hasil simulai pada rangka mesin filling dengan frekuensi 52.33Hz.

Gambar input calculate frequency


Dalam momen yang dicari adalah getaran pada rangka yang ditopang oleh
kaki kaki rangka.

79
Gambar hasil analisis amplitude
Hasil Bentuk simulasi getaran pada frekuensi 52.33hertz
1. Pada warna biru bentuk rangka mesin filling di angka 0.00adalah dimana
getaran mulai bereaksi dan keadaan masih terlihat normal.
2. Pada warna hijau bentuk rangka mesin filling di angka 0.218 adalah
dimana getaran mulai sudah bereaksi dan mengalami perubahan.
3. pada warna merah bentuk rangka mesin filling di angaka 0.363 adalah
dimana bentuk total sehingga rangka tersebut bergetar sangat keras
Bedasarkan analisis kekuatan rangka pada mesin filling terhadap stress,
displacement, safety factor menggunakan software solidwork 2022, hasil analisis
secara rinci ditujukan pada Tabel 4. Perbedaan hasil stress analisis pada desain
rangka
Stress Displacement Safety Amplitude
Material
(Mpa) (mm) factor
Besi baja
193,507 1,822 2,7 0.301
siku
Besi baja
34,8 0,6 15 0.363
hollow

Berdasarkan hasil stress analysis pada desain rangka dengan variasi jenis besi baja
siku dan hollow, perbedaannya ditampilkan pada grafik di bawah ini.

a. Stress

80
Stress (Mpa)
250

200 193.507.5

150

MPa 100

50 34.8

0
Besi baja siku Besi baja hollow
material

Gambar Grafik dari hasil simulasi Stress


b. Displacement

Displacement
2
1.8
1.8
1.6
1.4
1.2
1
mm

0.8
0.6
0.6
0.4
0.2
0
besi siku besi Hollow
material

Gambar Grafik dari hasil simulasi Displacement


c. Safety factor

81
safety factor
16 15
14
12
10
8

Sf
6
4 2.7
2
0
baja siku baja hollow
material

Gambar Grafik dari hasil simulasi safety factor


d. Amplitude

Amplitude
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
mm

0.15
0.1
0.05
0
besi siku besi Hollow
material

Gambar Grafik dari hasil simulasi Amplitude


Tabel 4. harga material besi siku dan besi hollow
Material Harga

Besi siku 30x30x3 Rp 108.000

Besi hollow 30x30x2,6 Rp 175.000

Bedasarkan hasil survei ditoko besi dengan pasaran harga material tersebut maka
dapat disimpulkan harga dari besi siku lebih terjangkau dan lebih ekonomis
dibandingkan dengan harga dari besi hollow.

82
5. Pembahasan hasil analisis
Bedasarkan analisis kekuatan rangka pada mesin filling terbadap stress,
pengujian rangka besi siku nilai stress tertinggi berada pada sambungan kaki kaki
rangka. Nilai stress sebesar 193,507 MPa. Stress yang terjadi dikategorikan aman
karena berada dibawah Yield Strength yaitu 530 Mpa (Salimin, dkk, 2018: 6). Pada
pengujian kedua menggunakan besi baja hollow nilai stress terbesar pada kaki
kaki rangka. Nilai stress sebesar 34,8 MPa. Stress yang terjadi dikategorikan aman
karena berada dibawah Yield Strength yaitu 530 Mpa (Salimin, dkk, 2018: 6).
Bedasarkan analisis kekuatan rangka pada mesin filling terbadap
Displacement, pengujian rangka besi siku nilai Displacement tertinggi berada pada
sambugan rangka bagian depan atas. Nilai displacement sebesar 1,822 mm.
displacement dikategotikan aman karena relatif kecil. Pada pengujian kedua
menggunakan besi baja hollow nilai Displacement tertinggi berada pada
penampang box listrik. Nilai displacement sebesar 0,6 mm. displacement
dikategotikan aman karena relatif kecil. Displacement tertinggi terjadi karena
banyaknya pembebanan di area tersebut.
Bedasarkan analisis kekuatan rangka pada mesin filling terbahap safety factor,
pengujian rangka besi siku nilai Safety Factor terendah berada pada area dudukan
area rangka bawah. Nilai safety factor sebesar 2,7. Nilai safety factor 2,5 sampai
dengan 4,0 ditetapkan pada perancangan struktur statis atau elemen-elemen mesin
yang menerima pembebanan dinamis dengan tingkat ketidakpastian mengenai
beban, sifat-sifat bahan analisis tegangan, atau lingkungan. (Mott, dkk, 2018: 189).
Pada pengujian kedua menggunakan besi baja hollow nilai Safety Factor terendah
berada pada area sambungan rangka bawah. Nilai safety factor sebesar 15. Nilai
Safety factor 4,0 atau lebih ditetapkan pada perancangan struktur statis atau
elemen-elemen mesin yang menerima pembebanan dinamis dengan ketidak
pastian mengenai beberapa kombinasi beban, sifat-sifat bahan, analisis tegangan,
atau lingkungan. (Mott, dkk, 2018: 189).
Bedasarkan analisis kekuatan rangka pada mesin filling terbahap Amplitude,
pengujian rangka besi siku nilai amplitude terendah berada pada area sambungan

83
rangka penampang atas. Nilai amplitude sebesar 0.301 mm. pada pengujian kedua
menggunakan besi hollow nilai amplitude terendah berada pada area sambungan
rangka penampang atas. Nilai amplitude sebesar 0.363 mm.
Perbedaan jenis material besi yaitu besi baja siku dan besi baja hollow
mengakibatkan perbedaan dari hasil analisis perbedaan cukup signifikan dimana
rangka besi hollow memiliki nilai stress yang lebih rendah, displacement yang
semakin rendah, safety factor yang makin tinggi dan hasil dari frekwensi yang
tidak jauh beda. Hal ini berbanding terbalik dengan rangka besi siku, akan tetapi
walau berbanding terbalik dengan rangka besi hollow, rangka besi siku masih
masuk kedalam nilai toleransi dari hasil Analisa tersebut, dan lebih layak
digunakan sebagai rangka mesin filling karena beberapa factor yaitu bentuk dan
struktur besi siku berbentuk L dengan dua sisi bertemu membentuk sudut 90 0,
dalam segi desain besi siku memberikan tampilan yang lebih kuat dan mudah
karena bentuk sudutnya yang mudah dipotong dan dirakit. Ketika memilih antara
besi siku atau besi hollow, pentingnya untuk mempertimbangkan kebutuhan
pengerjaan proyek spesifikasi pada penelitian ini, terbasuk beban yang akan
ditampung, desain yang diinginkan, dan kekuatan yang diperlukan.
B. Hasil Validasi Perancangan
Validasi perancangan digunakan untuk mengetahui presentasi perbedaan antara
perhitungan komputasi dengan perhitungan menggunakan rumus manual.

1) Safety factor Besi Siku Baja AISI 1045(Gunawan (2009: 7)

Yield Strength
Safety factor =
Tegangan sesungguhnya
530.000 MPa
Sf =
193.507 MPa
Sf= 2.738

2) Safety factor Besi Hollow Baja AISI 1045(Gunawan (2009: 7)

Yield Strength
Safety factor =
Tegangan sesungguhnya

84
530.000 MPa
Sf =
34.887 MPa
Sf= 15.191
Hasil analisis pada material Besi Siku Baja AISI 1045 menggunakan
software solidwork 2022 didapatkan data safety factor 2.739, sedangkan
pada rumus manual didapatkan hasil Safety factor sebesar 2.738. Dari hasil
tersebut dapat diketahui error sebesar 0,001%. Tingkat error ini masih pada batas
wajar karena tidak lebih dari 5%.
Hasil analisis pada material Besi Hollow Baja AISI 1045 menggunakan
software solidwork 2022 didapatkan data safety factor 15.192, sedangkan
pada rumus manual didapatkan hasil Safety factor sebesar 15.191. Dari hasil
tersebut dapat diketahui error sebesar 0,001%. Tingkat error ini masih pada batas
wajar karena tidak lebih dari 5%.
Hasil analisis kekuatan desain filling dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti dimensi rangka, bentuk dan ukuran profil, jenis material yang digunakan,
dan distribusi pembebanan. Tidak ada perbedaan nilai pembebanan antara baja
Siku dengan material baja Hollow, yang keduanya memiliki jenis material yang
sama yaitu baja AISI 1045.
Nilai safety factor pada material baja Siku lebih rendah dibandingkan nilai
safety factor pada material baja Hollow. Karena memiliki struktur bentuk yang
lebih kokoh. Meskipun demikian, baja Siku sudah dapat digunakan sebagai
material pada desain rangka karena safety factor minimum perancangan telah
dicapai. Material baja Hollow dapat dipilih untuk memaksimalkan nilai safety
factor.

85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang analisis kekuatan rangka
pada mesin filling maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Desain rangka dengan spefikasi panjang rangka 1510 mm, lebar rangka 400
mm, lebar bagian tengah rangka 400 mm, tinggi rangka 900 mm dengan
dudukan drigen berukuran 233x400 mm, dudukan box listrik 170x370 mm,
dudukan reciduer 120x132 dan dudukan dinamo 400x30(x2) mm. Desain
rangka ini dapat digunakan untuk skala usaha menengah kebawah dan juga
dapat sebagai alat untuk praktek mahasiswa.
2. Nilai Stress pada material baja siku adalah sebesar 193,5 MPa dan pada
material baja hollow adalah sebesar 34,8 MPa. Nilai Displacement pada
material baja siku adalah sebesar 1,8 mm dan pada material baja hollow
adalah sebesar 0,6 mm. Nilai safety factor pada material baja siku adalah
sebesar 2,7 dan pada material baja hollow adalah sebesar 15. Nilai
Amplitude pada material baja siku adalah sebesar 0,301 mm dan pada
material baja hollow adalah sebesar 0,363 mm.
3. Desain rangka dibuat seaman mungkin dengan pertimbangan bahwa
material besi baja hollow lebih aman apabila digunakan karena memiliki
nilai Stress yang lebih baik dari material besi baja siku akan tetapi
Perbedaan jenis material besi yaitu besi baja siku dan besi baja hollow
mengakibatkan perbedaan dari hasil analisis perbedaan cukup signifikan
dimana rangka besi hollow memiliki nilai stress yang lebih rendah,
displacement yang semakin rendah, safety factor yang makin tinggi dan
hasil dari frekwensi yang tidak jauh beda. Hal ini berbanding terbalik
dengan rangka besi siku, akan tetapi walau berbanding terbalik dengan
rangka besi hollow, rangka besi siku masih masuk kedalam nilai toleransi
dari hasil Analisa tersebut, dan lebih layak digunakan sebagai rangka mesin
filling karena beberapa factor yaitu bentuk dan struktur besi siku berbentuk

86
L dengan dua sisi bertemu membentuk sudut 90° , dalam segi desain besi
siku memberikan tampilan yang lebih kuat dan mudah karena bentuk
sudutnya yang mudah dipotong dan dirakit. Ketika memilih antara besi siku
atau besi hollow, pentingnya untuk mempertimbangkan kebutuhan
pengerjaan proyek spesifikasi pada penelitian ini, terbasuk beban yang akan
ditampung, desain yang diinginkan, dan kekuatan yang diperlukan.

B. Saran
Untuk meningkatkan pengembangan dari alat yang dibuat dapat diberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Pembuatan rangka mesin filling dengan kebutuhan nilai safety factor yang
tinggi sebaiknya menggunakan baja hollow dibandingkan baja siku. Namun,
Baja siku sudah layak digunakan dengan pertimbangan kekuatan tidak jauh
berbeda dan safety factor sudah di atas 2.
2. Dalam penelitian lebih lanjut diharapkan dilakukan perhitungan lebih
mendalam sehingga dapat diketahui rancangan rangka mesin filling yang
lebih akurat.
3. Ukuran dan bentuk pada desain rangka mesin filling belum dilakukan variasi,
dalam penelitian lebih lanjut diharapkan dilakukan variasi ukuran, bentuk,
dan material, agar dapat lebih mempertimbangkan faktor ekonomi secara
kuantitatif sehingga didapat perancangan sesuai dengan kebutuhan.

87
DAFTAR PUSTAKA

88

Anda mungkin juga menyukai