Oleh
DWI KURNIAWATI
5401418011
FAKULTAS TEKNIK
2021
PRAKATA
Puji syukur pada kehadirat Allah SWT karena berkat rachmat dan hidayatnya
sehingga makalah implantasi pengenalan lapangan persekolahan di SMPN 8
Semarang ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Implantasi pengenalan lapangan persekolahan (PLP) ini sangat penting bagi seluruh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negri
Semarang sebagai salah satu kurikulum program studi. Hal ini dilakukan untuk
menerapkan teori yang di dapatkan dalam lingkup perkuliahan dengan di lapangan
secara langsung.
Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari bayak sekali kekurangan dalam
penulisan. Sehingga saya sangat perlu saran dan kritik guna menyempurnakan
makalah ini di masa yang akan dating.
Saya sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi orang banyak demi
mengingkatkan kemampuan kita di bidang pengajaran.
Pembelajaran pola kreativitas merupakan salah satu kendalan yang di alami oleh
siswa dalam hal mempelajari mata pelajaran prakarya. Banyak siswa yang merasa
kesulitan dalam memahami kreativitas pada diri siswa tersebut. Hal ini yang melatar
belakangi saya untuk mengajarkan pola kreativitas dengan menggunakan metode
pembelajaran secara implentasi pengenalan pembelajaran lapangan. Sehingga para
siswa dapat lebih jelas dan mudah di pahami karna sebetulnya mata pelajaran
prakarya itu tidak hanya sekedar teori tetapi harus dengan mengedepankan praktek.
Pada persaingan global saat ini telah menghampiri semua sisi kehidupan di
dunia ini. Maka di perlukan peningkatan kuatitas SDM di setiap lini. Bahkan tak
jarang dalam penentuan persaingan pembangunan pendidikan Nasional tak sedikit
yang bermuara pada percepatan perwujutan SDM yang berkualitas. Untuk itu perlu
adanya pengakomodikasian atas konsep konsep tersebut, demi peningkatan kualitas
guru sebagai SDM pembangunan dalam bidang pengetahuan dan ilmu teknologi
baik pada acuan keilmuan maupun pengetahuan.
Kontrol meliputi :
b.Tentukan skala yang akan menjadi dasar suatu satuan angka pengukuran.
sebenarnya.
Mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan terbagi menjadi 4 bidang yang terdiri
dari kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Bidang-bidang yang tersedia
tersebut memungkinkan guru untuk memilih bidang yang akan diajarkan sesuai
dengan latar belakang pendidikannya.
Guru-guru yang mengampu mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan saat ini
adalah guru seni budaya dan guru kimia. Hal ini menandakan bahwa pendidikan
guru sudah sesuai untuk mengajar prakarya dan kewirausahaan. Namun penulis
melihat bahwa bidang prakarya dan kewirausahaan yang dipilih oleh sekolah
belum semuanya sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Di sekolah ini guru
yang berlatar belakang seni rupa memberikan materi bidang kerajinan, sementara
itu guru kimia yang seharusnya memilih bidang pengolahan, namun di sekolah ini
malah memberikan bidang rekayasa.
2. Implementasi Pembelajaran
Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan danketerampilan. Penilaian dilakukan
untuk mengukur pencapaian kompetensi secara holistik. Aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan dinilai secara bersamaan sesuai dengan kondisi nyata. Penilaian
dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang dikaitkan
dengan situasi nyata bukan dunia sekolah. Oleh karena itu, dalam melakukan
penilaian digunakan berbagai bentuk dan teknik penilaian. Penilaian otentik tidak
hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan
mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
a. Sikap profound
1. ketaatan beribadah;
2. berperilaku syukur;
3. berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan (4) toleransi dalam
beribadah.Sikap profound tersebut dapat ditambah sesuai karakteristik satuan
pendidikan.
b. Sikap Sosial
4. santun yaitu perilakuhormat pada orang lain dengan bahasa yang baik
5. peduliyaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada
orang lain ataumasyarakat yang membutuhkan; dan (6) percaya diri yaitu
suatu keyakinan ataskemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau
tindakan. Sikap sosial tersebutdapat ditambah oleh satuan pendidikan sesuai
kebutuhan.
Penilaian sikap dapat dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, penilaian diri,
dan penilaian antarteman, selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya
di dalam kelas. Hasil penilaian sikapberupadeskripsi yang menggambarkan perilaku
peserta didik. Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikapyang
dituliskan di dalam rapor peserta didik. Penilaian sikap spiritual dan sosial dilaporkan
kepada orang tua dan pelaku kepentingan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu
semester. Laporanberdasarkan catatan pendidik hasil musyawarah pengajar kelas,
pengajar muatan pelajaran, dan pembina ekstrakurikuler. Pelaksanaan penilaian sikap
spiritual dan sosial dilakukan setiap hari pada saat pembelajaran dan di luar
pembelajaran dengan menggunakan stimulus yang disiapkan pengajar. Respon atau
jawaban yang diberikan peserta didik dicatatdalam lembar observasi disiapkan oleh
pengajar. Penilaian sikap spiritual dan sosialjuga dapat dilakukan dengan
menggunakan penilaian diri dan penilaian antarteman. Hasil penilaian diri dan
penilaian antarteman digunakan pengajarsebagai penguat atau konfirmasi hasil
catatan observasi yang dilakukan oleh pengajar
PENUTUP
A. Kesimpulan