Anda di halaman 1dari 88

RANCANG BANGUN ALAT PEMANEN DAN PEMBERSIH KOTORAN

AYAM BROILER BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO


MENGGUNAKAN SISTEM CONVEYOR

SKRIPSI

NIZAR ANGGRIAWAN PAMBUDI


NPM 16650045

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2021
RANCANG BANGUN ALAT PEMANEN DAN PEMBERSIH KOTORAN
AYAM BROILER BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO
MENGGUNAKAN SISTEM CONVEYOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Dan Informatika


Universitas PGRI Semarang Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

NIZAR ANGGRIAWAN PAMBUDI


NPM 16650045

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2021
SKRIPSI

i
SKRIPSI

ii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto:
1. Gagasan untuk menciptakan sesuatu yang baru tidak bisa dicapai hanya dengan
mengandalkan kecerdasan, tetapi juga dengan memainkan peran insting kita.
Pikiran kreatif memainkan obyek-obyek yang disuakainya (Carl Gustav Jung,
Psikolog Swiss).
2. Memupuk cita-cita dengan kekhawatiran dan ketakutan akan menghasilkan
akar yang membelenggu hidup pada kegagalan. Memupuk cita-cita denga
optimism dan solusi akan menuai kesuksesan (Lao Tzu, Filsuf Cina).
3. Keberhasilan hanya untuk mereka yang mau berusaha.
4. Tidak perlu menunggu untuk bisa menjadi cahaya bagi orang-orang. Lakukan
kebaikan sekecil apapun sekarng juga(Andy F.Noya).

Persembahan;
Kupersembahkan skripsi ini untuk
1. Bapak dan ibuku tercinta
2. Seluruh keluargaku
3. Teman dan sahabat
4. Seluruh dosen Teknik Mesin
Universitas PGRI Semarang
5. Almamaterku Universitas
PGRI Semarang

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertada tangan dibawah ini :

Nama : Nizar Anggriawan Pambudi


NPM : 16650045
Progdi : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik dan Informatika

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang sata buat ini benar benar
merupakan hasil kaya saya sendiri, bukan plagiarism.
Apabila pada kemudian hari skripsi ini terbukti plagiarism, saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut

Semarang, 25 Maret 2021


Yang membuat pernyataan

Matrai 6000 n ttd

Nizar Anggriawan Pambudi


NPM. 16650045

iv
ABSTRAK

Kendala yang menjadi masalah utama penyebab kotoran ayam menumpuk


karena pembersihan dan pemanenan ayam broiler yang dilakukan secara
koncensional yaitu dilakukan oleh campur tangan manusia. Sebagian besar
peternak ayam mengeluhkan kondisi kandang ayam yang seringkali kotor dan
menghasilkan bau yang tidak sedap, serta pada proses pemanenan memerlukan
tenaga orang yang cukup banyak. Maka dari itu perlu diciptakan alat yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. “Rancang bangun alat
pemanen dan pembersih kotoran ayam broiler berbasis mikrokontroler arduino
uno menggunakan sistem conveyor“, Alat ini mampu menggatikan tugas manusia
dalam proses pemanenan dan juga pembersihan kotoran. Proses pembuatan alat
ini yaitu pertama dengan melakukan survei guna memperoleh data yang valid
kemudian merancang alat sesuai dengan kebutuhan peternak. Pengujian dilakukan
dengan metode eksperimen yaitu memberikan variasi tegangan pada motor wiper,
tegangan yang akan digunakan adalah 8 volt, 10 volt, 12 volt, dan 14 volt. Dan
hasil pada percobaan eksperimen alat dengan memeberikan variasi tegangan untuk
kecepatan motor wiper, maka didapatkan hasil yang paling efektif untuk proses
pemanenan ayam broiler yaitu pada tegangan 14 volt dengan rata-rata kecepatan
12, 2 detik.

Kata kunci : Mikrokontroler Arduino, ayam broiler, conveyor.

v
PRAKATA

Allhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menuyusun dan menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar. Skripsi yang berjudul “Rancang bangun alat pemanen dan
pembersih kotoran ayam broiler berbasis mikrokontroler arduino uno
menggunakan sistem conveyor” ini disusun untuk memenuhi sebagai syarat
memperoleh gelar sarjana Teknik.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta
kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dorongan, doa
serta saran-saran dari berbagai pihak. Sehingga segala hambatan dan rintangan
serta kesulitan dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
dengan tulus hati penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Muhdi, S.H., M.Hum. Rektor Universitas PGRI Semarang yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas
PGRI Semarang.
2. Drs. Slamet Supriyadi, M. Env. St. Dekan Fakultas Teknik Dan Informatika
Universitas PGRI Semarang yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
3. Ketua Progam Studi Teknik Mesin Universitas PGRI Semarang yang telah
menyetujui topik proposal skripsi penulis.
4. Drs. Slamet Supriyadi, M. Env. St. Selaku Pembimbing I yang telah
mengarahkan penulis dengan penuh ketekunan dan kecermatan.
5. Agus Mukhtar, S.Pd., M.T. Selaku Pembimbing II yang telah membimbing
penulis dengan penuh didikasi tinggi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknik Mesin yang telah memberikan
bekal ilmu kepada penulis selama belajar di Universitas PGRI Semarang.
7. Kedua orang tua yang selalu medoakan dan memberikan dukungan sehingga
penulis dapat menyelasaikan skripsi ini.
8. Teman-teman prodi Teknik Mesin angkatan tahun 2016 Universitas PGRI
Semarang yang senantiasa membantu penulis.

vi
Akirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia
pendidikan.

Semarang, 25 Maret 2021


Penulis

Nizar Anggriawan Pambudi


NPM. 16650045

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSTUJUAN ................................................................................ ii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

PRAKATA ............................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL.................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3

C. Pembatasan masalah..................................................................................... 3

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 3

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

G. Penegasan Istilah .......................................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 6

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 6

B. Landasan Teori ............................................................................................. 7

1. Ayam Broiler............................................................................................... 7

2. Mikrokontroller ........................................................................................... 8

3. Arduino ...................................................................................................... 13

4. Software arduino IDE ................................................................................ 15

5. Kabel Pelangi ............................................................................................ 17

viii
6. Conveyor ................................................................................................... 18

7. RTC (Real Time Clock) ............................................................................. 20

C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 28

A. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 28

B. Lokasi/Fokus Penelitian ............................................................................. 28

C. Variable Penelitian ..................................................................................... 29

D. Desain Penelitian........................................................................................ 31

E. Proses Eksperimen ..................................................................................... 32

G. Jadwal......................................................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 36

A. Desain Awal Produk .................................................................................. 36

B. Data Hasil Pengujian .................................................................................. 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 57

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 57

B. SARAN ...................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 57

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Data Berat Ayam 0,5 kg/ekor ............................................................. 34
Tabel 3. 2 Data Berat Ayam 1 kg/ekor ................................................................ 34
Tabel 3. 3 Data Berat Ayam 1,5 kg/ekor ............................................................. 34
Tabel 3. 4 Data Berat Ayam 2 kg/ekor ................................................................ 35
Tabel 3. 5 Jadwal Pembuatan ............................................................................... 35
Tabel 4. 1 Data Berat Ayam 0,5 kg/ekor………………………………………...38
Tabel 4. 2 Data Berat Ayam 1 kg/ekor ................................................................. 41
Tabel 4. 3 Data Berat Ayam 1,5 kg/ekor .............................................................. 44
Tabel 4. 4 Data Berat Ayam 2 kg/ekor ................................................................. 47
Tabel 4. 5 Perbedaan tegangan dan kecepatan ...................................................... 50

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 MCS51 .............................................................................................. 9
Gambar 2. 2 Mikrokontroler AVR ....................................................................... 10
Gambar 2. 3 Mikrokontroler PIC ......................................................................... 11
Gambar 2. 4 Mikrokontroler Arduino .................................................................. 12
Gambar 2. 5 Mikrokontroler ARM Cortex-M0 ................................................... 12
Gambar 2. 6 Arduino Uno .................................................................................... 14
Gambar 2. 7 Tampilan Arduiniuno IDE .............................................................. 16
Gambar 2. 8 Kabel Jumper Female-Female ........................................................ 17
Gambar 2. 9 Kabel Male-Male............................................................................. 18
Gambar 2. 10 Kabel Male-Female. ...................................................................... 18
Gambar 2. 11 Liquid Crystal Display (LCD) 16x2............................................. 22
Gambar 2. 12 Relay 1 Chanel .............................................................................. 24
Gambar 2. 13 Volt Ampere Meter ....................................................................... 24
Gambar 2. 14 Motor Wiper .................................................................................. 25
Gambar 2. 15 Power Supply ................................................................................ 25
Gambar 2. 16 Bagan Kerangka Berfikir Penelitian ............................................. 26
Gambar 3. 1 Diagram Alir Tahap Pelaksanaan …………………………………31
Gambar 4. 1 Desain Mekanik Alat tampak depan
………………………………37
Gambar 4. 2 Desain 3D Rangkaian Alat Menggunakan Software Fritzing ........ 37
Gambar 4. 3 Grafik kecepatan conveyor pada berat ayam 0,5 kg/ ekor. ............. 39
Gambar 4. 4 Grafik kecepatan conveyor pada berat ayam 1 kg/ ekor ................. 42
Gambar 4. 5 Grafik kecepatan conveyor pada berat ayam 1,5 kg/ ekor .............. 45
Gambar 4. 6 Grafik kecepatan conveyor pada berat ayam 2 kg/ ekor ................. 48
Gambar 4. 7 Grafik Hubungan Tegangan dengan Kecepatan.............................. 51

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Program alat ..................................................................................... 60


Lampiran 2. Hasil penelitian ................................................................................ 65
Lampiran 3. Foto pembuatan alat......................................................................... 65
Lampiran 4. Tampilan indikator konveyor on......................................................
67
Lampiran 5. Tampilan indikator konveyor off..................................................... 68
Lampiran 6. Lembar pembimbing skripsi dosen pendamping 1...........................
69
Lampiran 7. Lembar pembimbing skripsi dosen pendamping 2...........................
71
Lampiran 8. Desain gambar..................................................................................
73

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sangat subur, mayoritas
penduduknya hidup dari sektor pertanian dan bekerja sebagai petani,
pekebun, peternak, dan nelayan. Penduduk di Indonesia juga sangat
membutuhkan protein hewani seperti daging dan telur ayam. Seiring dengan
meningkatnya taraf perekonomian penduduk Indonesia, maka semakin
meningkat pula kualitas gizi yang diperlukan.
Beternak ayam merupakan salah satu kegiatan yang masih banyak
dilakukan oleh masyarakat desa ataupun masyarakat umum yang ingin
berbisnis di bidang peternakan ayam karena rata-rata manusia
mengkonsumsi daging ayam hampir setiap hari, sehingga bisnis ini sangat
menguntungkan bagi peternaknya. Meskipun kegiatan berternak ini cukup
sederhana, namun sebagian banyak orang yang mempermasalahkan tentang
bagaimana cara merawat kandang ayam. Kebanyakan peternakan yang
hidup di Indonesia adalah peternak ayam pedaging (broiler), bagi usaha
peternakan ayam pedaging, diperlukan pemeliharaan yang lebih baik untuk
menghasilkan ayam pedaging dengan kualitas yang baik, sehingga peternak
ayam broiler dituntut untuk meningkatkan kualitas proses pemeliharaan
kandang ayam broiler, tetapi masih banyak ditemukan peternak ayam
pedaging yang masih menggunakan cara manual dalam membersihkan
kandang ayam broiler.
Peternak ayam broiler skala besar rata-rata memiliki luas kurang lebih
3 hektar hingga 7 hektar, dengan kandang seluas itu tentunya tidak mudah
untuk pegawai dan pemilik peternakan melakukan pengawasan berkala
secara cepat terhadap kondisi kandang. Pengelolaan kesehatan unggas dan
tingkat produksi dalam suatu peternakan tidak dapat dilepaskan dari
manajemen perkandangan, karena semakin maju dunia perunggasan
menjadikan industri perunggasan di Indonesia semakin berlomba melakukan
peningkatan hasil produksinya baik secara kualitas maupun secara kuantitas.
2

Usaha peningkatan peternakan ayam dimulai dari rancang bangunannya dan


tata cara membersihkan kandang ayam. Kandang ayam broiler menjadi hal
yang sangat penting, karena kenyamanan kandang ayam broiler akan
mempengaruhi produktifitas ayam broiler. Penyakit pada ayam broiler
merupakan salah satu penyebab menurunnya perkembangbiakan pada ayam
broiler, karena kebersihan pada kandang tidak terjaga sehingga kotoran yang
menumpuk akan mengakibatkan timbulnya penyakit yang dapat menyerang
ayam broiler ataupun peternak ayam broiler.
Kendala yang menjadi masalah utama penyebab kotoran ayam
menumpuk karena pembersihannya dilakukan secara manual yang secara
langsung dilakukan oleh campur tangan manusia. Sebagian besar peternak
ayam mengeluhkan kondisi kandang ayam yang seringkali kotor dan
menghasilkan bau yang tidak sedap. Bau yang tidak sedap yang dihasilkan
oleh kotoran ayam di sebut amonia. Amonia adalah senyawa kimia dengan
rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati berupa gass dengan bau tajam
yang khas, peternak ayam sangat kesulitan apabila harus melihat kondisi
kandang secara terus-menerus untuk mengecek apakah kotoran ayam yang
menghasilkan amoniak (NH3) di dalam kandang sudah harus di bersihkan
atau belum. Amoniak memiliki ambang bau yang moderat yaitu antara 5-20
ppm (Hattori, dkk) dalam Heriawan, dkk (2013). Permasalahan lain dari
berternak ayam yaitu peternak harus berjaga membersihkan kandang ayam,
dengan begitu peternak ayam harus selalu mengontrol agar kandang ayam
selalu terjaga kebersihannya. Dari berbagai permasalahan dalam beternak
ayam di atas, mulai dari cara pemeliharaan ayam, panen ayam, dan
kebersihan kandang ayam. Maka dari itu perlu diciptakan alat yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
3

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasikan
peramsalahan sebagai berikut :
1. Peternak ayam kesulitan pada saat panen ayam yang harus dilakukan
secara manual.
2. Peternak ayam kesulitan apabila secara terus menerus harus melihat
kandang ayam untuk mengontrol dan membersihkan kotoran pada
kandang ayam.

C. Pembatasan masalah
Dalam tugas akhir ini, Pembahasan dibatasi pada:
1. Mikrokontroller yang digunakan adalah jenis Arduino Uno.
2. Bahasa pemrograman menggunakan Bahasa c/cc++ dengan sofware
Arduino IDE.
3. Hanya membahas tentang bagaimana membuat alat conveyor panen dan
pembersih kotoran pada kandang ayam broiler berbasis mikrokontroler
arduino.
4. Sensor yang digunakan adalah RTC.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka permasalahan yang
diteliti dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat conveyor panen dan pembersih kotoran pada
kandang ayam broiler berbasis mikrokontroler arduino ?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu:
1. Membuat rancang bangun kandang ayam broiler dengan pemanen dan
pembersih kotoran secara otomatis berbasis microkontroller arduino.
4

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui lebih lanjut dan memperdalam ilmu pemograman
guna menciptakan suatu alat yang bermanfaat.
2. Bagi Institusi
Dapat mengembangkan dan memperluas wawasan untuk mahasiswa
yang akan mempelajari pemograman.
3. Bagi Masyarakat
Dengan adanya alat ini masyarakat khususnya para pengusaha
peternakan ayam broiler dapat dengan mudah melakukan panen ayam
secara cepat serta dapat melakukan pembersihan kotoran ayam secara
langsung.

G. Penegasan Istilah
Penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam judul
skripsi ini agar tidak terdapat pernafsiran juga memberikan arahan dan
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan untuk memberikan
pengertian kepada pembaca mengenai apa yang hendak dicapai dalam
penelitian. Judul yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Rancang
bangun alat pemanen dan pembersih kotoran ayam broiler berbasis
mikrokontroler arduino uno menggunakan sistem conveyor” penegasan
istilah-istilah ini sebagai berikut :

1. Rancang bangun
Rancang bangun adalah tahap dari setelah analisis dari siklus
pengembangan sistem yang merupakan pendefinisikan dari kebutuhan-
kebutuhan fungsional, serta menggambarkan bagaimana suatu sistem
dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perancanaan dan
pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah
ke dalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi, termasuk
5

menyangkut mengkonfirmasi dari komponen-komponen perangkat


kertas dan perangkat lunak dari semua sistem (Jogiyanto, 2005).

2. Mikrokontroller
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam
sebuah chip. Didalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori(
sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan
perlengkapan input OUTPUT. Mikrokontroler adalah salah satu dari
bagian dasar dari suatu sistem komputer. Meskipun mempunyai bentuk
yang jauh lebih kecil dari suatu kumputer pribadi dan komputer
mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang
sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan OUTPUT
spesifik berdasarkan inputan yang diterima dan program yang
dikerjakan (Syahwil, 2013).

3. Conveyor
Conveyor atau mesin merupakan peralatan sederhana yang dapat
bergerak dari suatu tempat ke tempat lain sebagai alat angkut suatu
barang tertentu unruk kapsitas kecil sampai besar. Conveyor dijadikan
sebagai alat transportasi yang cepat dan efisien. Conveyor terdapat
beberapa macam, seperti roller conveyor, belt conveyor, dan lain
sebagainya. Dalam sebuah industry kala terdapat bahan- bahan yang
berat dan juga berbahaya bahkan tidak bisa jika dibawa atau diangkut
oleh manusia. sehingga diperlukan alat bantu angkut untuk mengatasi
keterbatasan manusia tersebut dalam dal tenaga untuk menjaga
keselamatan dan keamanan para pekerja industri. Untuk itu mesin
kompayer banyak dipilih sebagai alat angkut bahan-bahan industri yang
padat. (Anonim, 2019)
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang optimal, penulis
melakukan kajian dari penelitian-penelitian terdahulu yang linier,
sehingga bisa dijadikan referensi dalam penelitian. Ada beberapa kajian
penelitian yang sudah dilakukan peneliti - peneliti sebelumnya, di
antaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ridhamuttaqin, Trisanto
dan Nasrullah (2013) dalam (Syafar, A Muhammad, 2018: 92) pada
penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Model Sistem Pemberi Pakan
Ayam Otomatis Berbasis Fuzzi Logic Control”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk membuat sistem pemberi pakan ayam secara otomatis.
Sedangkan pada penelitian yang akan dirancang adalah berupa Rancang
Bangun Kandang Ayam Modern Dengan Sistem Panen Dan Pembersih
Kandang ayam Broiler Berbasis Mikrocontroller Arduino.
Menurut Daniel, JOY (2019) pada penelitian dengan judul
“Rancang Bangun Kandang Ayam Portabel Menggunakan Sensor Suhu,
Sensor Amonia, dam Pakan Otomatis” dalam penelitian ini dirancang
untuk membuat kandang ayam portabel dengan pengatur suhu otomatis
menggunakan sensor suhu, membuat kandang ayam portabel dengan
pendeteksi gas amonia (NH3) menggunakan sensor amonia, membuat
kandang ayam portabel dengan pakan otomatis.
Menurut Menurut Widianto, Eko Didik, dkk (2017, 137-138) pada
penelitian yang berjudul “Sistem Otomatisasi Pembersihan Kotoran dan
Pengaturan Suhu Kandang Kelinci Berbasis Arduino Mega 2560” dalam
penelitian ini dirancang sebuah sistem yang mampu melakukan pengaturan
suhu kandang dan menjaganya dalam suhu normal yaitu - C dan
mampu melakukan pembersihan kotoran dengan batas nilai berat kotoran
mencapai 1000 gram dan menyelakan servo pada penyapu sebagai
keluarnya.
7

Dari berbagai penelitian di atas muncul inisiatif penulis untuk


melakukan penelitian dengan judul “Rancang Bangun Alat Pemanen Dan
Pembersih Kotoran Pada Kandang Ayam Broiler Berbasis Mikrontroller
Ardiuno Menggunakan Sistem Conveyor ”. Rancang Bangun Conveyor ini
memiliki dua sistem kerja khusus yaitu dapat membersihkan kotoran
ayam secara langsung dan berkala serta dapat melakukan panen ayam
secara langsung.

B. Landasan Teori
1. Ayam Broiler
Ayam broiler atau ayam pedaging adalah ayam yang mempunyai
kemampuan hidup yang tinggi dan mampu mengubah pakan menjadi
daging secara efisien.

Gambar 2. 1 Ayam Broiler

Pada umumnya ayam ini siap panen pada usia 28-45 hari
dengan berat badan 1,2-2 kg/ekor. Suhu lingkungan mempengaruhi
pertumbuhan ayam. Pada prinsipnya pertumbuhan dan efisiensi
penggunaan makanan yang maksimum tidak dapat dicapai, bila ayam
dipelihara di bawah atau di atas suhu lingkungan yang tidak sesuai.
Pada suhu 34oC, ayam mengalami kesulitan dalam membuang panas,
terutama jika dikuti dengan kelembaban yang tinggi dalam keadaan
demikian ayam tidak dapat lagi membuang panasnya, sehingga suhu
tubuh cenderung melambung. Pada saat hewan sudah tidak mampu
lagi mempertahankan homeoterm, hewan akan mereduksi produksi
8

panas dengan menggunakan mekanisme fisiologis internal untuk


mengupayakan pengaturan keseimbangan panas menjadi lebih baik
kembali. Komsumsi pakan dan sekresi hormon termogenik akan
mengalami penurunan untuk mengurangi metabolisme basal yang
akan diikuti dengan adanya penurunan produktivitas. Jika semua
mekanisme fisiologis tersebut gagal untuk memperbaiki atau
mengembalikan keseimbangan muatan panas tubuh maka suhu tubuh
hewan akan meningkat dan hewan tersebut memasuki fase akut. Jika
sistem tersebut juga masih gagal maka fase selanjutnya akan dapat
mengakibatkan kematian.

2. Mikrokontroller
a. Pengertian Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional
dalam sebuah chip. Didalamnya terkandung sebuah inti prosesor,
memori( sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya),
dan perlengkapan input output. Mikrokontroler adalah salah satu
dari bagian dasar dari suatu sistem komputer. Meskipun
mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu kumputer
pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari
elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan
menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang diterima
dan program yang dikerjakan. (Syahfril, 2013).
Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang
mengerjakan intruksi-intruksi yang diberikan kepadanya. Artinya
bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi
adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programer.
Program ini mengintruksikan komputer untuk melakukan jalinan
yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang
lebih kompleks yang diinginkan oleh programer. Dengan kata lain
mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang
9

mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program


yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

b. Pemanfaatan Mikrokontroler
Mikrokontroler ada pada perangkat elektronik disekeliling kita
misalnya handpone, MP3 Player, DVD, televisi, Ac, dll.
Mikrokontroler juga dipakai untuk keperluan mengendalikan robot,
baik robot mainan maupun robot industri. Mikrokonktroler juga
digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara
automatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin
kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan
mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan
dengan mendesain menggunakan mikroprosesor memori, dan alat
input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat
kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis.
c. Jenis – jenis Mikrokontroler
Secara teknis hanya ada dua macam mikrokontroler, yaitu
RISC dan CISC. RISC (Reduced Instruction Set Computer)
instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih
banyak. Sedangkan CISC (Complex Instruction Set Computer)
instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas
secukupnya. Adapun mikrokontroler yang sering digunakan secara
umum yaitu sebagai berikut :
1) Keluarga MCS51

Gambar 2. 1 MCS51
10

(www.tmnstudio.com)

Mikrokontroller ini termasuk dalam keluarga


mikrokontroler CISC. Sebagian besar instruksinya dieksekusi
dalam 12 siklus clock. Mikrokontroler ini berdasarkan arsitektur
Hardward dan meskipun awalnya dirancang untuk aplikasi
mikrokontroler chip tunggal, sebuah mode perluasan telah
mengizinkan sebuah ROM luar 64 KB dan RAM luar 64 KB
diberikan alamat dengan cara jalur pemilihan chip yang terpisah
untuk akses program dan memori data. Salah satu kemampuan
dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin
pemroses boolean yang mengizinkan operasi logika boolean
tingkatan-bit dapat dilakukan secara langsung dan efisien dalam
register internal dan RAM. Karena itulah MCS51 digunakan
dalam rancangan awal PLC (Progammabel Logic Controller).

2) AVR

Gambar 2. 2 Mikrokontroler AVR

(www.robotics-university.com)

Mikrokontroller AVR atau kepanjangan dari Alv and


Vegard’s Risc procecor merupakan mikrokontroller RISC 8 bit.
Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas
11

dalam satu siklus clock. AVR adalah jenis mikrokontroller yang


paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan
instrumentasi. Secara umum AVR dapat dikelompokkan dalam
4 kelas. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas
adalah memori, pariferal, dan fungsinya. Keempat kelas
tersebut adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga
ATMega, dan AT86RFxx.

3) PIC

Gambar 2. 3 Mikrokontroler PIC

(www.nextsys.web.id)

Pada awalnya, PIC merupakan Programmabel Interface


Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah menjadi
Programmabel Intelligent Computer. PIC termasuk keluarga
mikrokontroller beraksitektur Harwad yang dibuat oleh
Microchip Technology . awalnya dikembangkan oleh Divisi
Mikroelektronik General Intruments dengan nama PIC 1640.
Sekarang Microchip telah mengumumkan pembuatan PIC-nya
yang keenam PIC cukup populer digunakan oleh para developer
dan para penghobingoprek karena biayanya yang rendah,
ketersediaan dan penggunaan yang luas, database aplikasi yang
besar, serta pemrograman (dan pemrograman ulang) melalui
hubungan serial pada komputer.
12

4) Arduino

Gambar 2. 4 Mikrokontroler Arduino

(Saghoa. 2018)
Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian
elektronik open source yang didalamnya terdapat komponen
utama, yaitu sebuah chip mikrokontroller dengan jenis AVR dari
perusahaan Atmel.

5) ARM Cortex-M0

Gambar 2. 5 Mikrokontroler ARM Cortex-M0

(www.agfi.staff.ugm.ac.id)
13

ARM adalah proses dengan arsitektur set intruksi 32 bit


RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang dikembangkan
oleh ARM Holding. ARM merupakan singkatan dari Advance
RISC Machine (sebelumnya lebih dikenal dengan kepanjangan
Acorn RISC Machine).

3. Arduino
a. Pengertian Arduino
Arduino Arduino adalah pengendali mikro single-board yang
bersifat open-source, diturunkan dari wiring platform, dirancang
untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.
Hardware memiliki prosesor AtmelAVR dan software memiliki
bahasa pemrograman sendiri. Arduino juga merupakan platform
hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin
membuat purwarupa peralatan elektronik interaktif berdasarkan
hardware dan software yang fleksibel dan mudah digunakan.
Mikrokontroler diprogram menggunakan bahasa pemrograman
arduino yang memiliki kemiripan syntax dengan bahasa
pemrograman C. Karena sifatnya yang terbuka maka dapat
mengunduh skema hardware arduino dan membangunnya dengan
mudah. Arduino menggunakan keluarga mikrokontroler ATMega
yang dirilis oleh Atmel sebagai basis, namun ada individu atau
perusahaan yang membuat clone arduino dengan menggunakan
mikrokontroler lain dan tetap kompatibel dengan arduino pada
level hardware. Untuk fleksibilitas, program dimasukkan melalui
bootloader meskipun ada opsi untuk bypass bootloader dan
menggunakan downloader untuk memprogram mikrokontroler
secara langsung melalui port ISP.

b. Penggunaan dan Pemanfaatan Arduino


Kegunaan Arduino tergantung kepada kita yang mmebuat
program. Arduino bisa digunakan untuk mengontrol LED,
14

mengontrol lampu lalu lintas, bisa juga digunakan utuk mengontrol


helikopter. Sudah banyak contoh yang sudah pernah dibuat
diantaranya MP3 player, pengontrol mesin, mesin CNC, monitor
kelembapan tanah, pengukur jarak, penggerak servo, balon udara,
pengendali suhu, monitor energi, stasiun cuaca, pembaca RFID,
drum elektronik, GPS logger, monitoring bensin, dan masih banyak
lagi.

c. Jenis-Jenis Perangkat Keras Arduino


1) Board Arduino/Arduino Uno

Gambar 2. 6 Arduino Uno

(Andi. 2003)

Arduino uno adalah papan mikrokontroller berbasis


Atmega328 yang memiliki 14 pin digital input/output (dimana 6
pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, clock
speed 16 MHz, koneksi USB, jack listrik header ICSP, dan
tombol reset. Board ini menggunakan daya yang terhubung ke
komputer dengan kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor
AC-DC atau baterai. Arduino Uno adalah pilihan yang baik
untuk pertama kali atau bagi pemula yang ingin mengenal
arduino. Di samping sifatnya yang reliabel, harganya juga
murah.
2) Sumber Catu Daya
15

Arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan


catu daya eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis.
Sumber daya eksternal (non-USB) dapat berasal dari adapter
AC-ke-DC atau baterai. Adapter ini dapat dihubungkan dengan
menancapkan power jack, dapat juga menghubungkan pada
power pin (Gnd dan Vin).
3) Input dan Output
Setiap pin digital pada board Arduino Uno dapat digunakan
sebagai input ataupun output. Dengan menggunakan fungsi
pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Pin-pin ini
beroperasi pada tegangan 5V. Setiap pin mampu memberikan
atau menerima arus maksimum dan memiliki resistor pull-up
internal (secara default tidka terhubung) dari 20-50 kOhms.
4) USB/Serial Light Adapter
Board ini mengonversi sambungan ketegangan 5V serial TX
and RX yang dapat anda sambungkan dengan arduino mini,
arduino Ethernet, atau mikrokontroller lainnya. USB serial
adaptor mempunyai mini USB pada board dan terdapat 5 pin
termasuk RX untuk menerima data dari komputer dan pin TX
untuk mengirim data ke komputer, pin 5V, Ground dan pin
reset.
5) Mini USB/Serial Adapter
Board ini mengonversi sambungan ketegangan 5V serial TX
and RX yang dapat anda sambungkan dengan arduino mini,
arduino Ethernet, atau mikrokontroller lainnya. USB serial
adaptor mempunyai mini USB pada board dan terdapat 5 pin
termasuk RX untuk menerima data dari komputer dan pin TX
untuk mengirim data ke komputer, pin 5V, Ground dan pin
reset.

4. Software arduino IDE


16

Untuk bisa memprogram board arduino, kita membutuhkan


software arduino IDE. Software ini berguna sebagai text editor untuk
membuat, membuka, memprogram, mengedit dan juga untuk
memvalidasi kode serta untuk di Upload ke board Arduino. Berikut ini
merupakan tampilan dari software Arduino IDE (Syahfril, 2013).

Gambar 2. 7 Tampilan Arduiniuno IDE

Berikut ini merupakan penjelasan beberapa fungsi yang ada di dalam


tampilan software Arduino IDE:
a. Verify, fungsi ini digunakan untuk mengecek kesalahan atau error
sebelum program di Upload ke dalam board Arduino. Proses
Verify/compile mengubah program ke binary code untuk kemudian
di Upload ke mikrokontroler.
b. Upload, fungsi ini digunakan untuk mengUpload program ke dalam
board Arduino. Meskipun kita tidak menggunakan fungsi Verify
terlebih dahulu maka program akan tetap ter compile kemudia
program akan langsung ter Upload ke dalam board mikrokontroler.
c. New Sketch berfungsi untuk membuka halaman kerja baru.
d. Open Sketch berfungsi untuk membuka halaman Sketch yang
sebelumnya pernah di buat dan tersimpan.
e. Save Sketch berfungsi untuk menyimpan program atau Sketch yang
telah di buat
17

f. Serial monitor berfungsi untuk membuka interface antara komputer


dengan mikrokontroler.

5. Kabel Pelangi
Kabel jumper adalah kabel yang digunakan sebagai penghubung antar
komponen yang digunakan dalama membuat perangkat prototype.
Kabel jumper dihubungkan ke controller Arduino Uno. Kabel jumper.
Berdasarkan kebutuhannya kabel jumper dapat di gunakan dalam
bermacam-macam versi, contohnya seperti versi male to female, male
to male dan female to female. Karakteristik dari kabel jumper ini
memiliki panjang antara 10 sampai 20 cm. Jenis kabel jumper ini jenis
kabel serabut yang bentuk housingnya bulat.
ada beberapa jenis kabel jumper yang terbagi berdasarkan
konerktor kabelnya yaitu :
a. Female-Female

Gambar 2. 8 Kabel Jumper Female-Female

Kabel jumper yang berjenis ini digunakan untuk koneksi Female ke


Female pada kedua ujungnya.
b. Male-Male.
18

Gambar 2. 9 Kabel Male-Male

Kabel jumper yang berjenis ini digunakan untuk koneksi Male ke


Male pada kedua ujungnya.
c. Male-Female.
Kabel jumper jenis ini digunakan untuk koneksi Male ke Female,
dengan salah satu ujungnya kabel koneksi male, kemudian satu
ujungnya lagi dengan koneksi female.

Gambar 2. 10 Kabel Male-Female.

6. Conveyor
Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi
memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor
banyak dipakai di industri untuk transportasi barang yang jumlahnya
sangat banyak dan berkelanjutan. Dalam kondisi tertentu, Conveyor
banyak dipakai karena mempunyai nilai ekonomis dibanding
transportasi berat seperti truk dan mobil pengangkut. Jenis Conveyor
membuatpenanganan alat berat tersebut / produk lebih mudah dan
lebih efektif. Banyak conveyor dapat bergerak secepat 75 kaki / menit.
Conveyor dapat memobilisasi barang dalam jumlah banyak dan
19

kontinyu dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan tempat tersebut


harus mempunyai lokasi yang tetap agar sistem conveyor mempunyai
nilai ekonomis.
Kelemahan sistem ini adalah tidak mempunyai fleksibilitas saat
lokasi barang yang dimobilisasi tidak tetap dan jumlah barang yang
masuk tidak kontinyu. Banyak sekali macam jenis dan kateristik
conveyor untuk keperluan banyak macam proses produksi. Sebelum
memutuskan untuk mendesain suatu conveyor. Sebelumnya harus
dipahami terlebih dahulu bagaimana alur proses produksi yang
nantinya akan dilewati conveyor, serta tipe produk atau bentuk barang
yang akan melewati Conveyor. Conveyor mempunyai berbagai jenis
yang disesuaikan dengan karakteristik barang yang diangkut.
Jenis-jenis conveyor tersebut antara lain Apron, Flight, Pivot,
Overhead, Load propelling, Car, Bucket, Screw, Roller, Vibrating,
Pneumatic, dan Hydraulic.Disini akan dibahas satu jenis conveyor
yaitu Roller Conveyor. Belt conveyor atau ban berjalan adalah alat
transportasi yang paling efisien dalam pengoperasiannya jika
dibanding dengan alat berat / truk untuk jarak jauh, karena dapat
mentransport material lebih dari 2 kilometer, tergantung disain belt itu
sendiri. Material yang ditransport dapat berupa powder, granular atau
lump dengan kapasitas lebih dari 2000 ton/jam, hal ini berkembang
seiring dengan kemajuan disain belt itu sendiri. Saat ini sudah
dikembangkan belt conveyor jenis long curve, yaitu belt dengan
lintasan kurva horizontal maupun vertikal dengan radius minimum 400
m, sehingga sangat cocok untuk medan berliku dan jarak jauh.
Keuntungan lainnya penggunaan belt adalah kemudahan dalam
pengoperasian dan pemeliharaan, tetapi belt tidak tahan temperatur di
atas 200oC. Dengan belt conveyor, material dapat diumpan disepanjang
lintasan, begitu juga pengeluarannya. Jenis belt bisa berupa textil
rubber belt, metal belt, steel cord belt. Jenis yang paling banyak
dipakai adalah jenis textil rubber belt. Lintasan belt dapat
direncanakan horizontal, inklinasi, kombinasi inklinasi dan horizontal.
20

Sudut kemiringannya tergantung koefisien gesek antara material yang


diangkut. Dalam prakteknya sudut inklinasi berkisar antara 7o – 10o
lebih kecil dari sudut gesek material belt. Hal ini disebabkan karena
adanya penurunan belt (belt sag) antara idler roller, sehingga inklinasi
lebih besar dari inklinasi belt itu sendiri.
Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang ada
di atas belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan
menggunakan chute dan setelah sampai di head material ditumpahkan
akibat belt berbalik arah. Belt digerakkan oleh drive atau head pulley
dengan menggunakan motor penggerak. Head pulley menarik belt
dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan drum dengan belt,
sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut.
a. Kecepatan Belt Conveyor
Kecepatan dan belt conveyor tergantung dari jenis material
yang dpindahkan serta dimensi sabuk yang dipergunakan. Bahan-
bahan yang tidak mudah rusak dan memiliki berat jenis yang relatif
besar dapat diangkut dengan kecepatan tinggi. Untuk kapasitas
pengangkutan tertentu dipilih kecepatan dan lebar sabuk yang
tepat, semakin besar kapasitasnya. Pada perencanaan conveyor,
biasanya dipilih kecepatan rendah dangan lebar sabuk yang lebih
besar, mengingat faktor dinamis yang timbul pada kecepatan tinggi
yang mengakibatkan impact dan gaya inersia terhadap muatan
yang dapat merusak bahan.
Kecepatan belt conveyor dihitung berdasarkan waktu dalam
pengangkutan beban. Dari rumus, besar kapasitas pada belt
conveyor dapat diketahui dengan cara menghitung massa yang
dihasilkan per satuan waktu. Jika material yang dipindah oleh
conveyor berbentuk satuan (unit load) maka kapasitas conveyor.

7. Liquid Crystal Display (LCD)

LCD merupakan singkatan dari Liquid Crystal Display yang biasa


digunakan untuk menampilkan berbagai hal berbakaitan dengan
21

aktivitas mikrokontroler, salah satunya adalah menampilkan teks


karakter. LCD sering digunakan sebab fungsinya yang bervariasi dan
juga pemrograman yang relatif mudah. Untuk bisa menggunkan LCD
maka PIN yang tertera di LCD harus dihubungkan sesuai dengan PIN
yang tertera pada mikrokontroler. Berikut ini merupakan gambaran
LCD 16X2 dan pemasangan PIN nya.
a. Fungsi – Fungsi Pin Pada LCD 16x2
Menurut Risal (2017:67) modul LCD berukuran 16 X 2
baris dengan fasilitas back lighting memiliki 16 pin yang terdiri
atas 8 jalur data, 3 jalur kontrol, dan jalur catu daya. Berikut
merupakan fungsi dari pin-pin tersebut:
1) Pin 1 dan 2 merupakan sambungan catu daya, Vss dan Vdd. Pin
Vdd dihubungkan dengan tegangan positif catu daya, sedangkan
Vss dihubungkan dengan 0 Volt atau ground.
2) Pin 3 merupakan pin kontrol Vcc yang digunakan untuk mengatur
kontras diplay, idealnya pin ini dihubungkan dengan tegangan yang
bisa diubah untuk memungkinkan pengaturan tingkat kontras
display sesuai kebutuhan.
3) Pin 4 merupakan register select (RS), masukan yang pertama dari 3
comand control input. Dengan membuat RS menjadi high, data
karakter dapat ditransfer dari dan menuju modulnya.
4) Pin 5 merupakan Read/Write (R/W). Cara memfungsikan printah
Write adalah R/W low atau menulis karakter ke modul. R/W hight
untuk membaca data karakter auto informasi status registernya.
5) Pin 6 merupakan Enable(E). Input ini digunakan untuk transfer
aktual perintah-perintah atau karakter antara modul dangan
hubungan data. Ketika menulis ke display, data ditransfer hanya
pada perpindahan high/low. Namun, ketika membaca dari display,
data akan menjadi lebih cepat tersedia setelah pepindahan dari low
ke high dan tetap tersedia hingga sinyal low kembali.
6) Pin 7 sampai 14, pin 7 sampai 14 adalah jalur 8 data (D0-D7)
dimana data dapat di transfer ke dan dari display.
22

7) Pin 15 dan 16 pin 15 atau A(+) mempunyai level DC + 5V dan


berfungsi sebagai LED backlight +, sedangkan pin 16 atau K(-)
memiliki level 0V berfungsi sebagai LED backlight

Gambar 2. 11 Liquid Crystal Display (LCD) 16x2

8. RTC (Real Time Clock)


Real Time Clock merupakan suatu chip (IC) yang memiliki fungsi
sebagai penyimpan waktu dan tanggal. RTC DS1307 merupakan Real
Time Clock (RTC) yang dapat meyimpan data-data detik, menit, jam,
tanggal, bulan, hari dalam seminggu, dan tahun valid hingga 2100. 56-
byte, battery-backed, RAM nonvolatile (NV) RAM untuk
penyimpanan. RTC DS1307 merupakan Real Time Clock (RTC)
dengan jalur data parallel yang memiliki Antarmuka serial Two-wire
(I2C), Sinyal luaran gelombang-kotak terprogram (Programmable
squarewave), Deteksi otomatis kegagalan-daya (power-fail) dan
rangkaian switch, Konsumsi daya kurang dari 500nA menggunakan
mode baterai cadangan dengan operasional osilator. Tersedia fitur
industri dengan ketahanan suhu: -40°C hingga +85°C. Tersedia dalam
kemasa 8-pin DIP atau SOIC.

9. Relay
23

Relay adalah saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan


merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang
terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanik
(seperangkat Kontak Saklar/ Switch). Relay menggunakan prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakan kontak saklar sehingga dengan
arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi, Sebagai contoh, dengan relay yang
menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan
Armature relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A. (Kho, 2020)
a. Prinsip Kerja Relay
Pada dasarnya , Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu:
1) Elctromagnet (Coil)
2) Armature
3) Switch Contact Point (saklar)
4) Spring
b. Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu:
1) Nomarlly Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan
akan selalu berada posisi CLOSE (tertutup)
2) Nomarlly Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan
akan selalu berada posisi OPEN (terbka)
24

Gambar 2. 12 Relay 1 Chanel

10. Volt Ampere Meter Digital


Ampere Meter Digital adalah sebuah komponen panel listrik yang
berfungsi untuk menampilkan sebuah nilai arus (A) pada suatu
rangkaian daya listrik berupa digital pada LCD Display.
Volt Meter Digital adalah sebuah komponen panel listrik yang
berfungsi untuk menampilkan sebuah Tegangan listrik (V) pada suatu
rangkaian daya listrik berupa digital pada LCD Display.

Gambar 2. 13 Volt Ampere Meter

11. Motor Wiper


Wiper merupakan salah satu aksesoris kendaraan yang mempunyai
fungsi membersihkan kaca dari guyuran air hujan, salju, binatang-
binatang kecil, dan mengurangi embun yang menempel pada kaca
depan. Pada penggunaanya sistem wiper dibedakan menjadi beberapa
tipe menurut fungsinya yaitu single speed wiper (wiperbelakang), 2
speed wiper, intermittent wiper (INT), washerlink wiper.
25

Gambar 2. 14 Motor Wiper

12. Power Supply


Modul power supply dengan keluaran 12 volt dan 10 ampere,
cukup efisien untuk mensuplay/mencatu segala jenis peralatan
elektronik terutama yang memerlukan tegangan 12V. Bisa juga
sebagai pengganti trafo konvensional yang sangat memakai space luas
dan volume yang berat untuk ukuran yang setara (10 Ampere) baik
dipergunakan untuk camera CCTV, Hobby ataupun profesional.
Dilengkapi proteksi overload, overcurrent dan short circuit. Pada
penelitian kali ini digunakan sebagai penyuplai fan DC. Spesifikasi :
Input 220 Volt AC, Output 12 Volt DC 3 Ampere, dengan teknologi
Auto off jika terjadi konslet.

Gambar 2. 15 Power Supply


26

C. Kerangka Berfikir
Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen, yaitu
dengan cara melakukan pengukuran langsung terhadap alat dengan menggunakan
variasi dari variabel bebas, dalam hal ini kecepatan putaran mesin DC.

Mulai

Studi Literatur Review


Jurnal

Analisa Kebutuhan

Desain Alat

Pembuatan Alat dan


Pemrograman Alat
Tidak

Pengujian Alat

Apakah Hasil Sesuai


Yang Diinginkan?

Ya

Analisa Hasil

Selesai

Gambar 2. 16 Bagan Kerangka Berfikir Penelitian


27

1. Studi Literatur
Pada tahap ini prosenya adalah
 Peneliti ini melihat penelitian yang sudah ada sebelumnya ataupun
terdahulu
2. Analisis perancangan alat
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
 Peneliti merancang alat yang akan diteliti
 Peneliti merencanakan atau menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan
untuk penelitian
3. Persiapan alat dan bahan
 Peneliti menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
 Peneliti menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan
4. Pembuatan alat
Pada tahap pembuatan alat, diawali dengan membuat:
 Peneliti membuat rangkaian control menggunakan Arduino dan
RTC
5. Pengujian
Pada tahap pembuatan alat, kegiatan yang dilakukan adalah:
 Penelitian mengkontrol apakah alat tersebut berjalan sesuai yang
diharapkan
6. Evaluasi
Setelah semua proses pengujian alat dilakukan kemudian melakukan
tadap evaluasi, dimana jika hasil pengujian sesuai dengan parameter
yang ada maka penelitian selesai, tapi jika pengujian tidak sesuai
parameter pengujian maka akan dilakukan ulang sampai memenuhi
parameter yang ada.
7. Selesai
28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen
(experimental) yang bertujuan untuk mendekatkan permasalahan yang
diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan secara
tepat. Eksperimen ialah penelitian dengan memanipulasi suatu variable
yang sengaja dilakukan oleh peneliti untuk melihat efek yang terjadi dari
tindakan tersebut (Suharsini, 1998 : 3). Adapun penelitian ini adalah
bentuk penelitian yang berusaha untuk mengisolir dan mengkontrol pada
tiap keadaan yang relevan dengan situasi yang diteliti lalu melakukan
pengamatan terhadap efek atau pengaruh ketika kondisi-kondisi tersebut
dimanipulasi. Dengan kata lain, perubahan atau manipulasi dilakukan
terhadap variabel bebas dan pengaruhnya diamati pada variabel terikat.
Selain itu, metode eksperimen ini dilaksanakan dengan
tujuan agar hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya dapat terbukti.
Metode eksperimen ini cocok dengan penelitian yang sedang penulis
laksanakan yakni Rancang Bangun Conveyor Panen dan Pembersih
Kotoran Pada Kandang Ayam Broiler Berbasis Mikrocontroller. Metode
penelitian eksperimen terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu pra-
eksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu (quasi experiment). Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen
(exprerimental)..

B. Lokasi/Fokus Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan di
Laboratorium Robotika Universitas PGRI Semarang dan Kampus 3
Universitas PGRI Semarang yang beralamat Jalan Pawiyatan Luhur
III, Bendan Duwur Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah.
29

Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian dilaksanakan di


Kampus 3 Universitas PGRI Semarang antara lain sebagai berikut:
a. Kampus 3 Universitas PGRI Semarang merupakan tempat peneliti
melakukan praktikum selama kuliah sehingga mempermudah dalam
proses perijinan dan pengolahan data penelitian.
b. Secara geografis letak Kampus 3 Universitas PGRI Semarang dekat
dengan lingkungan tempat tinggal peneliti, sehingga peneliti
dapat lebih efisien dalam melakukan penelitian.

2. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus penelitian
ini adalah untuk membangun alat pembersih kotoran dan pemanen ayam
dengan menggunakan mikrokontroler arduino dan mengetahui
bagaimana pengaruh tegangan berbanding lurus dengan putaran conveyor
sehingga pada saat proses pemanenan putaran motor penggerak conveyor
efektif terhadap proses pemanenan ayam.

C. Variable Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah atau beragam.
Variabel penelitian adalah gejala-gejala yang menunjukkan
perubahan. (Arikunto, 1996:107). Variabel yang termasuk dalam
penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas. pada
penelitian ini adalah variasi tegangan dan variasi beban ayam.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi


akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat
pada penelitian ini adalah pengaruh kecepatan conveyor terhadap
variasi tegangan dan beban .

3. Variabel control menurut Sugiyono (2014:41) dapat didefinisikan


sebagai variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
30

pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi


oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kotrol pada penelitian ini
adalah:
a. Menggunakan motor wiper
b. Sensor yang digunakan adalah sensor RTC.
c. Panjang conveyor 1.2 meter.
d. Bobot 0,5 – 2 kg/ ekor.
31

D. Desain Penelitian

Mulai

Studi literatul
(Arduino, dan Motor DC)

Mengumpulkan data
spesifikasi alat

Perancangan hardware dan


software

Pembuatan hardware Pembuatan software


Integrasi
semua
komponen

Pengujian alat hardware dan


software

Apakah Alat sesuai dengan rencana

Tidak

Iya

Pengambilan
data
Analisis dan
kesimpulan

Selesai

Gambar 3. 1 Diagram Alir Tahap Pelaksanaan


32

E. Proses Eksperimen
Penelitian ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahapan prosedur
sebagai berikut:
1. Persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Peneliti mencari topik dengan mengidentifiasi permasalahan yang ada
sewaktu kegiatan survey dipeternakan daerah desa Serang,
Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang dimana proses
pembersihan dan pemanenan ayam broiler masih menggunakan cara
konvensional. Sehingga peneliti mempunyai gagasan untuk
membuat alat pembersih dan pemanen ayam broiler dengan system
mikrokontroler arduino.
b. Kemudian topik yang telah diidentifikasi dirangkum untuk dijadikan
kriteria pemecahan masalah, peneliti menemukan permasalahan di
peternakan ayam di daerah tersebut.

2. Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Peneliti membuat rancangan desain kandang ayam yang akan
dibuat menggunakan software Solidworks.
b. Kemudian pembuatan secara actual dari desain yang telah dirancang.
c. Setelah itu pengerjaan software atau program dari arduino.
d. Kemudian pengoperasian dan pengujian alat sesuai dengan rencana
di atas.

3. Akhir Eksperimen
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menarik kesimpulan
penggunaan voltase motor wiper yang paling tepat digunakan dalam sistem
kandang ini dan dapat menerapkannya pada peternakan langsung.
33

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data, maka peneliti akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono,
2010: 62). Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:
1. Eksperimen
Menurut Ltin (2002), penelitian eksperimen
merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan
manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi
terhadap perilaku yang diamati. Dalam penelitian ini yang
dimanipulasi adalah putaran dari penggerak belt conveyor atau motor
DC agar diketahui putaran yang paling tepat untuk alat ini.

2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang (Sugiyono, 2010: 82).
Dokumentasi pada penelitian ini lebih pada pengumpulan
dokumentasi pendukung datadata penelitian yang dibutuhkan. Dalam
penelitian kualitatif, dokumentasi berguna sebagai pelengkap dari
penggunaan teknik pengumpulan data dengan pengambilan gambar dan
pencatatan hasil eksperimen.
34

Tabel 3. 1 Data Berat Ayam 0,5 kg/ekor

Berat ayam 0,5 kg/ ekor


NO Tegangan Kecepatan Keterangan

Conveyor Putaran Conveyor

1. 8 volt

2. 10 volt

3. 12 volt

4. 14 volt

Tabel 3. 2 Data Berat Ayam 1 kg/ekor

Berat ayam 1 kg/ ekor


NO Tegangan Kecepatan Keterangan

Conveyor Putaran Conveyor

1. 8 volt

2. 10 volt

3. 12 volt

4. 14 volt

Tabel 3. 3 Data Berat Ayam 1,5 kg/ekor

Berat ayam 1,5 kg/ ekor


NO Tegangan Kecepatan Keterangan

Conveyor Putaran Conveyor

1. 8 volt

2. 10 volt

3. 12 volt

4. 14 volt
35

Tabel 3. 4 Data Berat Ayam 2 kg/ekor

Berat ayam 2 kg/ ekor


NO Tegangan Kecepatan Keterangan

Conveyor Putaran Conveyor

1. 8 volt

2. 10 volt

3. 12 volt

4. 14 volt

G. Jadwal
Berikut ini merupakan jadwal untuk pembuatan skripsi :
Tabel 3. 5 Jadwal Pembuatan

No Kegiatan Bulan
Nov Des Jan Feb Mar Apr
1. Tahap penelitian
a. Penyusunan dan
pengajuan judul
b. Pengajuan
proposal
c. Perijinan
penelitian
2. Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan
data
b. Analisis data
3. Penyusunan
laporan
36

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Desain Awal Produk


1. Deskripsi alat
Alat pemanen dan pembersih kotoran ayam broiler merupakan alat
yang dapat membantu para peternak atau pengusaha pembesaran ayam
broiler. Alat ini sangat berguna untuk mempersingkat waktu dan
mengurangi tenaga yang dibutuhkan pada saat proses pemanenan ayam
broilernya. Jadi, dengan menggunakan alat ini waktu yang dibutuhkan
pada saat proses pemanenan ayam lebih efisien, dan hasil pembersihan
kotoranyapun lebih bersih.
Alat pemanen dan pembersih kotoran ayam broiler ini dilengkapi
dengan sebuah belt conveyor dengan kapasitas kurang lebih 4 kg untuk
tempat panen dan pembersihan kotoran ayam. serta didalamnya juga
terdapat sebuah motor wiper yang berfungsi sebagai pemutar belt
conveyor, dan terdapat sebuah sensor RTC untuk mengatur waktu
proses pembersihan kotoran ayam. Pada alat pemanen dan pembersih
kotoran ayam broiler ini menggunakan arduino uno.

2. Hasil Implementasi Perancangan Hardware


Desain rancangan secara keseluruhan rangkaian alat merupakan
gambaran secara utuh tentang alat yang akan dibuat. Berikut adalah
rancangan mekanik Prototype Alat Pemanen dan pembersih kotoran
ayam broiler.
37

Gambar 4. 1 Desain Mekanik Alat tampak depan

3. Hasil Implementasi Rangkaian Kelistrikan


Rangkaian sensor RTC ini berisi tentang sistem rangkaian
kelistrikan berupa input dan output. Tampian hasil uji alat dapat di
tampilkan pada LCD. Bentuk rangkaian kelistrikan sensor RTC ada
pada gambar dibawah ini :

Gambar 4. 2 Desain 3D Rangkaian Alat Menggunakan Software Fritzing


38

B. Data Hasil Pengujian


Pengujian alat Pemanen dan Pembersih kotoran ayam broiler Berbasis
mikrokontroller arduino dilakukan beberapa sempel putaran mesin yaitu
pengujian kecepatan putaran motor menggunakan mikrokontroler Arduino.
Pengujian ini diperlukan untuk mengetahui pemilihan kecepatan putaran
mesin penggerak conveyor yang sesuai sehingga ayam tidak terlontar jauh
pada saat proses pemanenan ayam. Pengujian dilakukan selama 4 kali dan
pengujian menggunakan 3 variasi kecepatan motor yang berbeda,
kemudian Pengujian proses pembersihan dilakukan untuk melihat proses
serta fungsi keseluruhan mulai dari pembacaan sensor hingga proses hasil
pembersihanya. Kemudian menuliskan hasilnya dalam bentuk tabel.

Tabel 4. 1 Data Berat Ayam 0,5 kg/ekor

Berat ayam 0,5 kg/ ekor


NO Tegangan Kecepatan Keterangan

Conveyor Putaran Conveyor

1. 8 volt 28, 6 detik Terlalu lambat sehingga


ayam tidak terlontar
2. 10 volt 20 ,6 detik Terlalu lambat sehingga
ayam tidak terlontar
3. 12 volt 14, 2 detik Lebih cepat namun
ayam tidak terlontar
4. 14 volt 12, 2 detik Lebih cepat namun
ayam tidak terlontar
39

Hubungan Kecepatan Conveyor dan Tegangan


35
30
25
Detik 20
15
10
5
0
8 volt 10 volt 12 volt 14 volt
Tegangan

Berat Ayam 0,5 kg/ ekor

Gambar 4. 3 Grafik kecepatan conveyor pada berat ayam 0,5 kg/ ekor.

Berdasarkan grafik gambar 4. 3 menunjukan pada 4 kali pengujian


dengan memberikan variasi tegangan yang berbeda beda pada conveyor
terlihat semakin tinggi tegangan maka kecepatan conveyor juga semakin
tinggi.
Perhitungan Daya motor wiper untuk beban 0,5 kg sebagai berikut :
1. Tegangan 8 volt
Diketahui : m : 0, 5 kg
t : 28, 6 s
h :1m
Ditanya : Daya motor wiper ?
Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 0, 5 . 10 . 1
: 5 Joule
P : W/t
: 5/ 28, 6
: 0, 17 J/s
40

2. Tegangan 10 volt
Diketahui : m : 0, 5 kg
t : 20 ,6 s
h :1m
Ditanya : Daya motor wiper ?
Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 0, 5 . 10 . 1
: 5 Joule
P : W/t
: 5/ 20 ,6
: 0, 24 J/s
3. Tegangan 12 volt
Diketahui : m : 0, 5 kg
t : 14, 2 s
h :1m
Ditanya : Daya motor wiper ?
Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 0, 5 . 10 . 1
: 5 Joule
P : W/t
: 5/ 14, 2
: 0, 35 J/s
4. Tegangan 14 volt
Diketahui : m : 0, 5 kg
t : 12, 2 s
h :1m
41

Ditanya : Daya motor wiper ?


Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 0, 5 . 10 . 1
: 5 Joule
P : W/t
: 5/ 12, 2
: 0, 41 J/s

Tabel 4. 2 Data Berat Ayam 1 kg/ekor

Berat ayam 1 kg/ ekor


NO Tegangan Kecepatan Keterangan

Conveyor Putaran Conveyor

1. 8 volt 29, 2 detik Terlalu lambat sehingga


ayam tidak terlontar
2. 10 volt 20, 8 detik Terlalu lambat sehingga
ayam tidak terlontar
3. 12 volt 14, 7 detik Lebih cepat namun
ayam tidak terlontar
4. 14 volt 12, 29 detik Lebih cepat namun
ayam tidak terlontar
42

Hubungan Kecepatan Conveyor dan Tegangan

35
30
25
Detik

20
15
10
5
0
8 volt 10 volt 12 volt 14 volt
Tegangan

Berat Ayam 1 kg/ ekor

Gambar 4. 4 Grafik kecepatan conveyor pada berat ayam 1 kg/ ekor

Berdasarkan grafik gambar 4. 4 menunjukan pada 4 kali pengujian


dengan memberikan variasi tegangan yang berbeda beda pada conveyor
terlihat semakin tinggi tegangan maka kecepatan conveyor juga semakin
tinggi.
Perhitungan Daya motor wiper untuk beban 1 kg sebagai berikut :
5. Tegangan 8 volt
Diketahui : m : 1 kg
t : 29, 2 s
h :1m
Ditanya : Daya motor wiper ?
Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 1 . 10 . 1
: 10 Joule
P : W/t
: 10/ 29, 2
: 0, 34 J/s
43

6. Tegangan 10 volt
Diketahui : m : 1 kg
t : 20, 8 s
h :1m
Ditanya : Daya motor wiper ?
Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 1 . 10 . 1
: 10 Joule
P : W/t
: 10/ 20, 8
: 0, 48 J/s
7. Tegangan 12 volt
Diketahui : m : 1 kg
t : 14, 7 s
h :1m
Ditanya : Daya motor wiper ?
Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 1 . 10 . 1
: 10 Joule
P : W/t
: 10/ 14, 7
: 0, 68 J/s
8. Tegangan 14 volt
Diketahui : m : 1 kg
t : 12, 29 s
h :1m
44

Ditanya : Daya motor wiper ?


Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 1 . 10 . 1
: 10 Joule
P : W/t
: 10/ 12, 29
: 0, 81 J/s

Tabel 4. 3 Data Berat Ayam 1,5 kg/ekor


Berat ayam 1,5 kg/ ekor
NO Tegangan Kecepatan Keterangan

Conveyor Putaran Conveyor

1. 8 volt 29, 5 detik Terlalu lambat sehingga


ayam tidak terlontar
2. 10 volt 20, 7 detik Terlalu lambat sehingga
ayam tidak terlontar
3. 12 volt 14, 9 detik Lebih cepat namun
ayam tidak terlontar
4. 14 volt 12, 2 detik Lebih cepat namun
ayam tidak terlontar
45

Hubungan Kecepatan Conveyor dan Tegangan

35
30
25
Detik

20
15
10
5
0
8 volt 10 volt 12 volt 14 volt
Tegangan

Berat Ayam 1,5 kg/ ekor

Gambar 4. 5 Grafik kecepatan conveyor pada berat ayam 1,5 kg/ ekor

Berdasarkan grafik gambar 4. 5 menunjukan pada 4 kali pengujian


dengan memberikan variasi tegangan yang berbeda beda pada conveyor
terlihat semakin tinggi tegangan maka kecepatan conveyor juga semakin
tinggi.
Perhitungan Daya motor wiper untuk beban 1, 5 kg sebagai berikut :
1. Tegangan 8 volt
Diketahui : m : 1, 5 kg
t : 29, 5 s
h :1m
Ditanya : Daya motor wiper ?
Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 1,5 . 10 . 1
: 15 Joule
P : W/t
: 15/ 29, 5
: 0, 50 J/s
46

2. Tegangan 10 volt
Diketahui : m : 1, 5 kg
t : 20, 7 s
h :1m
Ditanya : Daya motor wiper ?
Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 1,5 . 10 . 1
: 15 Joule
P : W/t
: 15/ 20, 7
: 0, 72 J/s
3. Tegangan 12 volt
Diketahui : m : 1, 5 kg
t : 14, 9 s
h :1m
Ditanya : Daya motor wiper ?
Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 1,5 . 10 . 1
: 15 Joule
P : W/t
: 15/ 14, 9
: 1, 00 J/s
4. Tegangan 14 volt
Diketahui : m : 1, 5 kg
t : 12, 2 s
h :1m
47

Ditanya : Daya motor wiper ?


Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 1,5 . 10 . 1
: 15 Joule
P : W/t
: 15/ 12, 2
: 1, 23 J/s

Tabel 4. 4 Data Berat Ayam 2 kg/ekor


Berat ayam 2 kg/ ekor
NO Tegangan Kecepatan Keterangan

Conveyor Putaran Conveyor

1. 8 volt 29, 9 detik Terlalu lambat sehingga


ayam tidak terlontar
2. 10 volt 21, 1 detik Terlalu lambat sehingga
ayam tidak terlontar
3. 12 volt 14, 7 detik Lebih cepat namun
ayam tidak terlontar
4. 14 volt 12, 2 detik Lebih cepat namun
ayam tidak terlontar
48

Hubungan Kecepatan Conveyor dan Tegangan

35
30
25
Detik

20
15
10
5
0
8 volt 10 volt 12 volt 14 volt
Tegangan

Berat Ayam 2 kg/ ekor

Gambar 4. 6 Grafik kecepatan conveyor pada berat ayam 2 kg/ ekor

Berdasarkan grafik gambar 4. 6 menunjukan pada 4 kali


pengujian dengan memberikan variasi tegangan yang berbeda beda pada
conveyor terlihat semakin tinggi tegangan maka kecepatan conveyor juga
semakin tinggi.
Perhitungan Daya motor wiper untuk beban 2 kg sebagai berikut :
1. Tegangan 8 volt
Diketahui : m : 2 kg
t : 21, 1 s
h :1m
Ditanya : Daya motor wiper ?
Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 2 . 10 . 1
: 20 Joule
P : W/t
: 20/ 29, 9
: 0, 67 J/s
49

2. Tegangan 10 volt
Diketahui : m : 2 kg
t : 21, 1 s
h :1m
Ditanya : Daya motor wiper ?
Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 2 . 10 . 1
: 20 Joule
P : W/t
: 20/ 21, 1
: 0, 95 J/s
3. Tegangan 12 volt
Diketahui : m : 2 kg
t : 14, 7 s
h :1m
Ditanya : Daya motor wiper ?
Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 2 . 10 . 1
: 20 Joule
P : W/t
: 20/ 14, 7
: 1, 36 J/s
4. Tegangan 14 volt
Diketahui : m : 2 kg
t : 12, 2 s
h :1m
50

Ditanya : Daya motor wiper ?


Jawab :
Rumus Daya (P) : W/t
Mencari nilai (W) atau usaha
W :mgh
: 2 . 10 . 1
: 20 Joule
P : W/t
: 20/ 12, 2
: 1, 64 J/s

Pada percoban pertama hingga keempat adapun selisih kecepatan


conveyor meskipun di berikan tegangan yang sama sebagai berikut :

Tabel 4. 5 Hubungan Tegangan dan Kecepatan


Berat Tegangan
Pengujian
8 volt 10 volt 12 volt 14 volt
0, 5 kg 28, 6 det 20, 6 det 14, 2 det 12, 2 det
1
1 kg 29, 2 det 20, 8 det 14, 7 det 12, 29 det
2
1, 5 kg 29, 5 det 20, 7 det 14, 9 det 12, 2 det
3
2 kg 29, 9 det 20, 1 det 14, 7 det 12, 2 det
4
51

Hubungan Kecepatan Conveyor dan Tegangan

30

28

26

24

22
Detik

20

18

16

14

12

10
8 volt 10 volt 12 volt 14 volt
Tegangan

0,5 kg/ ekor 1 kg/ ekor 1,5 kg/ ekor 2 kg/ ekor

Gambar 4. 7 Grafik Hubungan Tegangan dengan Kecepatan

Pada data tabel 4. 5 terlihat dengan pemberian tegangan yang sama


namun kecepatan conveyor tidak sama dikarenakan yang pertama pada
faktor beban yang berbeda pada setiap perlakuan percobaan, dan yang kedua
karena factor naik turunnya tegangan pada saat pengujian contoh mengambil
8 volt pada saat pengujian tidak murni stabil pada 8 volt terkadang 7, 9 – 8,
2 volt sehingga mengakibatkan perbedaan pada kecepatan conveyor
meskipun kontroler memberikan tegangan yanag sama.
52

C. Pembahasan
1. Implementasi perancangan alat.
Alat berbahan besi hollow, besi L, kayu triplek, roler conveyor, v-
belt conveyor dan anyaman besi. Desain alat berbentuk persegi
panjang dimana kandang ayam dengan conveyor menjadi satu,
kandang ayam berada diatas dan conveyor berada dibawah, untuk
kontroler diletakkan pada permukaan atas kandang ayam. Dimensi
kandang 150 cm x 52 cm x 112 cm, rangka kandang terbuat dari
hollow ukuran 4 cm x 2 cm x 0,2 cm, dan untuk bagian tempat
penyangga alas kandang ayam menggunakan besi L. Penutup kanan
kiri belakang dan depan sebagai pintu kandang menggunakan anyaman
besi yang biasa untuk bahan kandang. Kandang dibuat tidak terlalu
besar dalam satu kandang ayam berisikian 5-7 ekor ayam bertujuan
dengan cara mempetakan tempat demikian pemantauan ayam agar
lebih mudah sehingga kebutuhan pakan dan nutrisi ayam tercukupi,
dengan demikian panen akan lebih maksimal dalam memperoleh berat
ayam yang bagus. Salah satu dari keunggulan sistem alat ini yaitu
dalam pemanenan dan pembersiahan kotoran ayam.
Untuk panen dilakukan dengan cara menarik alas pijakan ayam
yang sudah didesain sledingan, maka ayam akan jatuh ke conveyor,
fungsi conveyor disini untuk pengiriman ayam pada pusat pengemasan
atau tempat siap jual yang berada di ujung tempat conveyor. Salain
fungsi conveyor untuk pengirimin ayam juga dapat difungsikan
sebagai pembersih kotoran secara otomatis dengan cara memutar arah
sebaliknya dan diujung conveyor terdapat skrap yang dapat
membersihkan kotoran ayam, kotoran ayam ini ditampung pada sebuah
tempat yang nantinya dapat diolah menjadi pupuk tanaman.
2. Implementasi perancangan kelistrikan
Pada sistem kelistrikan alat prototipe ini menggunakan komponen-
komponen yang berarus DC, sehingga alat membutuhkan powe supply
sebagai sumber tegangan yang dimana mampu mengubah tegangan AC
ke DC. Pada alat sistem kandang ayam yang berbasis mikrokontroler
53

Arduino Uno, menggunkan input dan output, untuk inputnya


menggunkan RTC untuk sistem pembersihan kotoran otomatis dan
modul pengatur kecepatan motor wiper digunakan untuk sistem panen
sehingga dapat mengatur kecepatan motor wiper. Dan output pada alat
ini adalah motor wiper yang berfungsi untuk menggerakan conveyor,
pemilihan menggunakan motor wiper adalah beraurus DC sehingga
dapat diputar bolak balik dan juga bertorsi lumayan cukup kuat. Semua
komponen elektronik tersebut dikontrol menggunakan Arduino Uno
yang sebelumnya sudah di setting program sesuai kebutuhan. Pada alat
prototipe alasan memilih kontroler menggunkaan Arduino karena
menghemat biaya, apabila untuk sekala industri baiknya menggunkan
PLC.
3. Hasil pengambilan data
Pengujian ini dilakukan untuk mencari data kecepatan conveyor
yang efektif pada saat proses pemanenan ayam broiler. Pengambilan
data dengan cara mengambilan waktu dengan stopwatch yaitu
memberi titik dari garis pusat conveyor awal hingga titik berkahir
pada garis pusat conveyor akhir. Berdasarkan pada pengambilan data
yang pertama yaitu dengan pemberian beban 0,5 kg/ ekor pada
conveyor terlihat pada tabel 4.1 dengan tegangan 8 volt conveyor
berputar dengan kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu
28,6 detik. Tegangan ditingkatkan menjadi 10 volt conveyor berputar
dengan kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 20,6 detik.
Tegangan ditingkatkan ke 12 volt conveyor berputar dengan
kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 14,2 detik. Kembali
memberikan tegangan pada 14 volt conveyor berputar dengan
kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 12,2 detik. Pada
data tabel 4.1 yaitu dengan pemberian beban 0,5 kg/ ekor pada
conveyor terlihat peningkatan tegangan berbanding lurus dengan
kecepatan conveyor dapat dilihat pada gambar grafik 4. 3 waktu
mengalami pemangkasan waktu atau lebih cepat pada setiap kenaikan
tegang. Dan pada percobaan pertama pemilihan kecepatan yang
54

efektif untuk proses pemanenan yaitu pada pemberian tegangan 14


volt karena tidak terlalu cepat dan tidak lambat sehingga kecepatan
pas untuk pemanenan.
Percobaan dilanjutkan yang kedua, berdasarkan pada
pengambilan data yang kedua yaitu dengan pemberian beban 1 kg/
ekor pada conveyor terlihat pada tabel 4.2 dengan tegangan 8 volt
conveyor berputar dengan kecepatan dari titik awal hingga akhir pada
waktu 29,2 detik. Tegangan ditingkatkan menjadi 10 volt conveyor
berputar dengan kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu
20,8 detik. Tegangan ditingkatkan ke 12 volt conveyor berputar
dengan kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 14,7 detik.
Kembali memberikan tegangan pada 14 volt conveyor berputar
dengan kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 12,29 detik.
Pada data tabel 4. 2 yaitu dengan pemberian beban 1 kg/ ekor pada
conveyor terlihat peningkatan tegangan berbanding lurus dengan
kecepatan conveyor dapat dilihat pada gambar grafik 4. 4 waktu
mengalami pemangkasan waktu atau lebih cepat pada setiap kenaikan
tegang. Dan pada percobaan kedua pemilihan kecepatan yang efektif
untuk proses pemanenan yaitu pada pemberian tegangan 14 volt
karena tidak terlalu cepat dan tidak lambat sehingga kecepatan pas
untuk pemanenan.
Percobaan yang ketiga, berdasarkan pada pengambilan data yang
ketiga yaitu dengan pemberian beban 1,5 kg/ ekor pada conveyor
terlihat pada tabel 4. 3 dengan tegangan 8 volt conveyor berputar
dengan kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 29,5 detik.
Tegangan ditingkatkan menjadi 10 volt conveyor berputar dengan
kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 20,7 detik.
Tegangan ditingkatkan ke 12 volt conveyor berputar dengan
kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 14,9 detik. Kembali
memberikan tegangan pada 14 volt conveyor berputar dengan
kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 12,2 detik. Pada
data tabel 4. 3 yaitu dengan pemberian beban 1,5 kg/ ekor pada
55

conveyor terlihat peningkatan tegangan berbanding lurus dengan


kecepatan conveyor dapat dilihat pada gambar grafik 4. 5 waktu
mengalami pemangkasan waktu atau lebih cepat pada setiap kenaikan
tegang. Dan pada percobaan ketiga pemilihan kecepatan yang efektif
untuk proses pemanenan yaitu pada pemberian tegangan 14 volt
karena tidak terlalu cepat dan tidak lambat sehingga kecepatan pas
untuk pemanenan.
Percobaan terakhir, berdasarkan pada pengambilan data yang
keempat yaitu dengan pemberian beban 2 kg/ ekor pada conveyor
terlihat pada tabel 4.2 dengan tegangan 8 volt conveyor berputar
dengan kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 29,9 detik.
Tegangan ditingkatkan menjadi 10 volt conveyor berputar dengan
kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 21,1 detik.
Tegangan ditingkatkan ke 12 volt conveyor berputar dengan
kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 14,7 detik. Kembali
memberikan tegangan pada 14 volt conveyor berputar dengan
kecepatan dari titik awal hingga akhir pada waktu 12,2 detik. Pada
data tabel 4. 4 yaitu dengan pemberian beban 2 kg/ ekor pada
conveyor terlihat peningkatan tegangan berbanding lurus dengan
kecepatan conveyor dapat dilihat pada gambar grafik 4. 6 waktu
mengalami pemangkasan waktu atau lebih cepat pada setiap kenaikan
tegang. Dan pada percobaan keempat pemilihan kecepatan yang
efektif untuk proses pemanenan yaitu pada pemberian tegangan 14
volt karena tidak terlalu cepat dan tidak lambat sehingga kecepatan
pas untuk pemanenan. Pada keempat percobaan yang dilakukan
dengan pemberian variasi berat yaitu 0,5 kg/ ekor, 1 kg/ ekor, 1,5 kg/
ekor, dan 2 kg/ ekor didapatkan kecepatan conveyor yang efektif
untuk proses pemanenan yaitu pada pemberian tegangan 14 volt.
Perhitungan Daya motor wiper :
Diketahui
56
57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Alat rancang bangun pemanen dan pembersihan kotoran ayam broiler
otomatis berbasis mikrokontroler Arduino Uno dapat melakukan
fungsinya yaitu pemanenan dengan conveyor dengan mengatur modul
motor speed, dan juga alat mampu melakukan pembersihan secara
otomatis dengan pengaturan waktu diatur oleh RTC.
2. Keefektivan pemilihan kecepatan pada proses pemanen yang paling
efektif yaitu pada tegangan 14 volt.

B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti
memiliki saran sebagai berikut :
1. Peneliti hanya menggunakan 4 variasi tegangan dan 4 variasi berat,
apabila hendak melanjutkan maka menggunakan variasi lebih dari 4.
.
DAFTAR PUSTAKA

Daniel, J. (2019). Rancang Bangun Kandang Ayam Portabel Menggunakan


Sensor Suhu, Sensor Amonia, dam Pakan Otomatis. Semarang: 2019.
Didik, E. W. (2017). Sistem Otomatis Pembersihan Kotoran dan Pengaturan Suhu
Kandang Kelinci Berbasis Arduino Mega2560. Jurnal Rekayasa Elektrika,
133-138.
Fuad, M. M. (2017). Rancang Bangun Sistem Kontrol Otomatis Pengatur Suhu
Dan Kelembapan Kandang Ayam Broiler Menggunakan Arduino. Journal
Of Computer and Information System, 28-38.
Kho, D. (2020, 12 1). Pengertian Relay dan Fungsinya. Retrieved from Teknik
Elektronika: https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/
Prihandanu, R., & dkk. (2015). Model Sistem Kandang Ayam Closed House
Otomatis Menggunakan Omron Sysmac CPM1A 20-CDR-A-V1. Jurnal
Qamar, B., & dkk. (2019). Rancang Bangun Pembersih Kotoran Kandang Ayam
Berdasarkan Berat Berbasis Arduino Uno R3. Jurnal Ilmiah Computing
Insight, 1-7.
Ridhamuttaqin, A., & dkk. (2013). Rancang Bangun Model Sistem Pemberi
Pakan Ayam Otomatis Berbasis Fuzzy Logic Control. Jurnal Rekayasa
dan Teknologi Elektro, 126-137.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Syahfril, M. (2013). Panduan Mudah Simulasi Dan Praktik Mikrokontroler
Arduino. yogyakarta: Andi Offset.

58
LAMPIRAN

59
60

Lampiran 1. Program alat

1. Program kalibrasi waktu RTC


// Arduino Uno/2009:
// ----------------------
// DS3231: SDA pin -> Arduino Analog 4 or the dedicated SDA pin
// SCL pin -> Arduino Analog 5 or the dedicated SCL pin
//
// Arduino Leonardo:
// ----------------------
// DS3231: SDA pin -> Arduino Digital 2 or the dedicated SDA pin
// SCL pin -> Arduino Digital 3 or the dedicated SCL pin
//
// Arduino Mega:
// ----------------------
// DS3231: SDA pin -> Arduino Digital 20 (SDA) or the dedicated SDA pin
// SCL pin -> Arduino Digital 21 (SCL) or the dedicated SCL pin
//
// Arduino Due:
// ----------------------
// DS3231: SDA pin -> Arduino Digital 20 (SDA) or the dedicated SDA1
(Digital 70) pin
// SCL pin -> Arduino Digital 21 (SCL) or the dedicated SCL1 (Digital 71)
pin
//
// The internal pull-up resistors will be activated when using the
// hardware I2C interfaces.
//

#include <DS3231.h>

// Init the DS3231 using the hardware interface


DS3231 rtc(SDA, SCL);
void setup()
{
// Setup Serial connection
Serial.begin(115200);
// Uncomment the next line if you are using an Arduino Leonardo
//while (!Serial) {}

// Initialize the rtc object


rtc.begin();

// The following lines can be uncommented to set the date and time
rtc.setDOW(WEDNESDAY); // Set Day-of-Week to SUNDAY
rtc.setTime(13, 49, 0); // Set the time to 12:00:00 (24hr format)
rtc.setDate(21, 03, 2021); // Set the date to January 1st, 2014
}

void loop()
{
// Send Day-of-Week
Serial.print(rtc.getDOWStr());
Serial.print(" ");

// Send date
Serial.print(rtc.getDateStr());
Serial.print(" -- ");

// Send time
Serial.println(rtc.getTimeStr());

// Wait one second before repeating :)


delay (1000);

61
}

2. Program setting waktu otomatis pada pembersihan kotoran ayam broiler

//.....SISTEM KANDANGN PEMBERSIHAN KOTORAN.....


#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <DS3231.h>
#include <Wire.h>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);


int Relay = 4;

DS3231 rtc(SDA, SCL);


Time t;

const int OnHour = 14; //SET TIME TO ON RELAY (24 HOUR FORMAT)
const int OnMin = 25;
const int OffHour = 14; //SET TIME TO OFF RELAY
const int OffMin = 27;

void setup() {
lcd.begin();
// Turn on the blacklight and print a message.
lcd.backlight();

rtc.begin();
pinMode(Relay, OUTPUT);
Serial.begin(115200);
Wire.begin();
digitalWrite(Relay, HIGH);

62
}

void loop() {
t = rtc.getTime();
Serial.print(t.hour);
Serial.print(" hour(s), ");
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Jam = ");
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print(t.hour);
lcd.setCursor(9,0);
lcd.print(":");

Serial.print(t.min);
Serial.print(" minute(s)");
Serial.println(" ");
lcd.setCursor(11, 0);
lcd.print(t.min);

delay (1000);

lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Conveyor = ");

if(t.hour == OnHour && t.min == OnMin){


digitalWrite(Relay,LOW);
Serial.println("ON");
lcd.setCursor(12, 1);
lcd.print("ON");
}

63
else if(t.hour == OffHour && t.min == OffMin){
digitalWrite(Relay,HIGH);
Serial.println("OFF");
lcd.setCursor(12, 1);
lcd.print("OFF");
}
}

64
Lampiran 2. Hasil penelitian

65
Lampiran 3. Foto Pembuatan Alat

66
67
Lampiran 4. Tampilan indikator konveyor ON

L
ampira
n 5.
Tampil
an
indikat
or
konvey
or
OFF

68
Lampiran 6. Lembar pembimbing skripsi dosen pendamping 1

69
70
71
Lampiran 7. Lembar pembimbing skripsi dosen pendamping 2

72
73
Lampiran 8. Desain gambar

74

Anda mungkin juga menyukai