Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi dari waktu ke waktu terus mengalami kemajuan
yang pesat terutama dalam bidang transportasi. Dalam bidang ini manusia terus
melakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan alat-alat transportasi guna
memenuhi mobilitas mereka (Mastur, 2015). Beberapa hal yang dapat kita lihat
pada kendaraan-kendaraan sekarang selalu ingin meningkatkan rasa kenyamanan,
keamanan, dan ramah terhadap lingkungan. Usaha didalam peningkatan rasa
kenyamanan, keamanan, dan ramah terhadap lingkungan salah satunya adalah
dengan meningkatkan kualitas pada sistem camshaft.
Camshaft atau yang disebut juga dengan noken as adalah komponen penting
pada motor 4 tak yang berfungsi mengatur sirkulasi bahan bakar dan udara yang
masuk ke ruang bakar maupun mengatur gas hasil pembakaran keluar dari ruang
bakar. Camshaft di desain berdasarkan 4 hal :
1. Durasi
Adalah waktu buka-tutup katup dalam 1 siklus kerja yang dihitung
berdasarkan perubahan posisi poros engkol yang diukur dalam bentuk derajat.
Berdasar riset, besar kecil durasi ideal camshaft ditentukan oleh karakter
jalanan dan besarnya volume silinder.
2. Lift
Adalah tinggi angkatan katup dihitung dari posisi katup menutup
sempurna sampai dengan posisi katup membuka full sempurna. Selisih dari
hal tersebut adalah lift katup. Besar kecil lift katup ditentukan oleh diameter
katup (0,32 dari D katup), perbandingan rocker arm, kualitas bahan katup dan
pegas katup.
3. Profil
Adalah bentuk dari camshaft, yang membedakan antara camshaft satu
dengan yang lainnya adalah dilihat dari flank dan nose. Meskipun durasi dan
lift sama belum tentu karakter camshaftnya sama juga.

1
4. Lobe sparation angle (LSA)
Adalah jarak titik puncak tonjolan antara cam in dan cam out yang
diterjemahkan dalam bentuk sudut derajat poros engkol. Hal ini berhubungan
dengan sudut overlaping camshaft motor. Dari riset yang dilakukan, LSA
sangat mempengaruhi karakter mesin motor yang dihasilkan. Semakin kecil
LSA power band yang dihasilkan mesin semakin sempit dan peak power
terjadi pada rpm tinggi. Begitu juga sebaliknya dengan LSA besar.

Berkaitan dengan hal tersebut dalam perancangan mesin otomotif ini maka
penulis memilih dengan mengajukan judul “RANCANG BANGUN CAMSHAFT
PADA ENGINE STAND ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) TOYOTA
AVANZA TIPE 1.3 S SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA
MATAKULIAH MOTOR BENSIN”.

B. RUMUSAN MASALAH
Maksud dalam penulisan perancangan ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan mata kuliah pengembangan media pembelajaran pada
program studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang.
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari latar belakang diatas,
antara lain:
1. Apa itu camshaft?
2. Bagaimana prinsip kerja camshaft?
3. Apa fungsi camshaft?

C. KEGUNAAN PRODUK
Adapun kegunaan dari pengembangan media pembelajaran camshaft pada
mesin mobil avanza untuk membantu mahasiswa Teknik Mesin khususnya S1
Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang sebagai berikut:
1. Sebagai bahan referensi dan pengetahuan tentang camshaft pada mesin
avansa bagi mahasiswa program studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif
Universitas Negeri Malang.
2. Sebagai bahan referensi dan pengetahuan tentang camshaft pada simulator
aliran sistem pelumas mesin avanza bagi mahasiswa progam studi S1
Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang.

2
3. Sebagai bahan pembelajaran dalam pengembangan teknologi bagi
mahasiswa progam studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif Universitas
Negeri Malang.
4. Sebagai bahan praktik untuk mengetahui proses kerja camshaft pada mesin
avanza bagi mahasiswa progam studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif
Universitas Negeri Malang.

D. METODE YANG DIGUNAKAN


Metode diperlukan sebagai dasar untuk perancangan mesin. Adapun
beberapa metode yang digunakan untuk perancangan sistem pelumas pada mesin
avanza.
a. Mencari referensi yang terkait dengan mesin yang akan di rancang
Referensi diperlukan sebagai teori untuk membuat perancangan mesin EFI
tersebut, terutama referensi yang berhubungan dengan alat yang akan dirancang.
Beberapa materi yang terkait dengan perencanaan mesin EFI secara garis besar
dapat dijelaskan sebagai berikut:
b. Pemahaman terhadap komponen-komponen mesin EFI yang akan dibuat.
c. Pemahaman terhadap cara kerja Mesin Bensin yang akan dibuat.
d. Pemahaman terhadap komponen-komponen mesin bensin yang akan dibuat
membuat perancangan awal (draft design).
Dalam hal ini, penulis merancang desain awal engine stand. Pada rancangan
awal (draft design) tersebut terdapat bentuk rancangannya, dimensi, serta
keterangan komponen-komponen yang menyusun mesin tersebut.
e. Memilih komponen yang sesuai dengan spesifikasi mesin yang akan dibuat.
Setelah penulis membuat rancangan awal (draft design) mesin yang akan
dibuat. Selanjutnya penulis memilih dan mencari komponen-komponen yang
mendukung dalam pembuatan engine stand mesin bensin. Spesifikasi dari
komponen-komponen yang dibutuhkan harus sesuai dengan rancangan awal
pembuatan dan perhitungan yang telah dibuat.
f. Merakit komponen-komponen Mesin EFI.
Setelah memilih komponen-komponen yang sesuai dengan spesifikasi
mesin yang akan dibuat. Maka tahap berikutnya adalah merakit komponen-

3
komponen tersebut menjadi sebuah engine stand yang sesuai dengan rancangan
awal (draft design). Disini skill mempunyai peranan yang sangat penting, karena
dibutuhkan pemahaman yang dalam di bidang otomotif.
g. Membuat tempat/wadah untuk meletakkan mesin
Stelah mesin terakit sempurna maka tahap berikutnya adalah pembuatan
tempat untuk meletakkan mesin tersebut.
h. Pengujian engine stand
Pada tahap terakhir adalah pengujian dari engine stand yang telah dirakit,
apakah dapat berfungsi seperti yang telah direncanakan atau tidak.

E. RANCANGAN AWAL
Mesin bensin ini merupakan suatu alat peraga yang cara kerjanya sama
persis dengan yang berada pada mobil aslinya. Komponen mesin bensin dipasang
pada kerangka yang dirancang khusus dari pipa besi dan dudukan-dudukannya
sehingga menjadi sebuah engine stand.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Camshaft
Camshaft atau sering disebut poros bubungan atau poros nok adalah sebuah
alat yang digunakan dalam mesin torak untuk menjalankan valve poppet (buka
tutup katup). Bentuk camshaft berupa batangan silinder dengan panjang tertentu
yang memiliki bentuk khusus dan terdapat beberapa tonjolan landai seperti telur
pada badannya yang disebut cam atau biasa juga disebut lobe atau bubungan.
Bagian yang bernama cam/lobe inilah yang akan bertugas menggerakkan katup
mesin sehingga mampu membuka lubang masuk dan keluar ruang bakar mesin dan
waktu buka-tutup inilah yang dapat mempengaruhi tenaga pada sebuah mesin.
Material atau bahan pembuat camshaft adalah bahan-bahan yang dapat
tahan terhadap putaran tinggi, tahan terhadap gesekan/aus, tahan panas, dan tahan
defleksi. Biasanya material yang digunakan yaitu baja (steel), besi tuang (cast iron),
aluminium.

B. Prinsip Kerja Camshaft


Bila camshaft atau poros nok menekan rocker arm (pada tipe OHC) atau
saat poros nok menekan valve lifter (pada tipe OHV) maka tekanan dari poros nok
akan disalurkan untuk menekan rocker arm kemudian rocker arm akan menekan
katup. Akibat katup tertekan oleh rocker arm maka katup akan membuka.
Bila camshaft atau poros nok tidak menekan rocker arm (pada tipe OHC)
atau saat poros nok tidak menekan valve lifter (pada tipe OHV) maka tidak ada
tekanan yang akan menekan rocker arm sehingga katup tidak akan membuka.
Camshaft atau poros nok juga memerlukan pelumasan karena camshaft
terus berputar bersama dengan poros engkol karena antara poros nok dan poros
engkol terhubung melalui mekanisme timing belt atau timing chain atau timing
gear. Jika kualitas pelumasan kurang baik atau oli mesin jumlahnya kurang dari
standar maka dapat menyebabkan bagian poros nok tidak akan terlumasi dengan
baik sehingga dapat mempercepat keausan pada poros nok. Jika poros nok aus dan
rusak tentu saja akan berpengaruh terhadap kinerja dari mesin. Oleh sebab itu selau

5
lakukan perawatan pada mesin dengan selalu memperhatikan pelumasan mesin
tersebut.

C. Fungsi Camshaft
Fungsi dari camshaft ini adalah sebagai pengatur waktu pembukaan dan
penutupan katup masuk/hisap dan katup buang. Menurut Des Hammill (How To
Choose Camshaft And Time Them For Maximum Power, 1998), ada beberapa
bagian lobe pada individu camshaft yang harus jelas dibedakan antara satu dengan
yang lain, karena lobe dibagi menjadi masing-masing bidang yang berbeda, yaitu :
heel (tumit), nose (hidung), base circle (lingkaran dasar), opening and closing
ramps (titik waktu buka dan tutup) dan flanks (sayap).
Istilah-istilah yang dipakai pada camshaft menurut Des Hammill (How To
Choose Camshaft And Time Them For Maximum Power, 1998), yaitu :
a. Duration
Duration atau durasi adalah angka derajat yang menunjukkan lama katup
membuka atau saat dimana katup terangkat dari dudukan katupnya di dalam
mesin empat langkah. Derajat durasi camshaft selalu diukur dalam derajat
putaran crankshaft.
b. Phasing
Phasing adalah lobe centre angle (LCA) atau lobe separation angle (LSA),
yaitu sudut antara titik angkat penuh katup hisap dan titik angkat penuh katup
buang.
c. Valve Lift
Valve lift yaitu maksimum tinggi angkatan katup (jarak maksimum antara
katup dan dudukan katup). Hal ini sangat bervariasi antara profil camshaft satu
dengan yang lainnya, dari tipe mesin satu dengan tipe mesin lainnya.
d. Camshaft Lobe Lift
Camshaft lobe lift adalah maksimum tinggi angkatan pada camshaft. Tinggi
angkatan pada camshaft (Camshaft Lobe Lift) tidak sama dengan tinggi
angkatan katup (valve lift), walaupun untuk tipe-tipe tertentu ada yang sama,
dikarenakan adanya sistem rasio pada rocker arm.
e. Overlap

6
Overlap adalah waktu dimana posisi katup hisap dan katup buang terbuka
bersamaan. Overlap terjadi pada saat katup buang akan menutup dan katup hisap
mulai membuka, yaitu disaat akhir langkah buang dan disaat awal langkah hisap.
f. Lift Rate
Lift rate adalah kecepatan rata-rata katup terangkat dari dudukannya dan
kemudian kembali pada dudukannya per derajat putaran crankshaft.
g. Valve Clearance
Valve clearance adalah jarak yang terjadi antara camshaft dengan rocker
arm.
h. Full Lift
Full lift adalah tinggi angkat penuh camshaft. Apabila dilihat dari profil
camshaft maka tinggi angkat penuh camshaft berada pada titik tengah nose
(hidung). Tinggi angkat penuh camshaft berhubungan dengan tinggi angkat
penuh katup.
i. Camshaft Profile
Camshaft profile atau bentuk camshaft merupakan satu hal yang
mempunyai peranan penting dalam unjuk kerja mesin. Hal ini dikarenakan profil
atau bentuk camshaft adalah semacam rel tempat berjalannya rocker arm. Sehingga
jika dilihat dalam bentuk grafik, profil camshaft merupakan pembentuk kurva
durasi buka tutup katup.

7
BAB III
PERANCANGAN RODUK
A. Alur Perancangan

B. Studi Literatur
Studi literatur digunakan sebagai dasar untuk memulai proses
perancangan. Studi literatur dilakukan secara online maupun offline. Studi
literatur online dilakukan melalui internet (e-book dan artikel online),
sedangkan studi literatur secara offline dilakukan dengan mencari berbagai
referensi melalui buku dan artikel tertulis.

C. Rancangan Awal

Gambar : Engine Stand


(Sumber : http://citralab.blogspot.co.id/2008/02/gasoline-engine-trainer.html)

8
1. Konsep Perancangan
Perancangan ini merupakan modifikasi dan pengembangan dari perancagan
engine stand yang pernah dirancang sebelumnya. Sesuai dengan tujuan dari
perencanaan ini sebagai media pembelajaran maka semua sistem kelengkapan yang
ada pada engine stand disesuaikan dengan kondisi normal yang ada pada kendaraan
sesungguhnya.

2. Spesifikasi Engine Stand


Engine stand yang akan dirancang secara garis besar terdiri dari beberapa
bagian utama. Bagian-bagian tersebut harus ada pada engine stand agar engine
stand dapat bekerja dengan baik. Bagian yang dipasang dan digunakan pada engine
stand tersebut merupakan produk dari pabrik. Kebanyakan komponen yang
digunakan adalah komponen utama pada mein EFI mobil dan komponen
pendukung lain yang spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan.

D. Penyiapan Alat dan Bahan


Adapun peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan trainer ini, sebagai
berikut:
No Nama Peralatan Jumlah
1. Kunci pas ring 1 set
2. Kunci shok 1 set
3. Tang 1 set
4. Gerinda 1 buah
5. Palu I buah
6. Bor 1 buah
7. Obeng 1 set
8. Mesin las 1 set
9. Kikir 1 buah
10. Kompresor 1 set
11. Spray gun 1 buah

9
Adapun untuk komponen yang dibutuhkan dalam perancangan trainer ini
termuat dalam tabel berikut ini:
No Nama bahan Jumlah
1 Set mesin mobil avanza 1 buah
2 Pipa besi 6 m 2 buah
3 L bow 8 buah
4 Mur baut 30 buah
5 Plat besi 30 cm2 1 buah
6 Epoxy 1 kaleng
7 Cat 1 kaleng
8 Pernis 1 kaleng
9 Thiner 5 kaleng
10 Klem radiator 4 biji
11 Dinamo 1 set
12 Fuse box 1 set
13 Swit oli 1 buah
14 Soket 3x3 4 buah
15 Stiker dashboard 1
16 Baterai (aki) 1 buah
17 Kontrol temperature 1 biji
18 Roda 4 buah
19 Sekun 30 biji
20 Kunci kontak 1 buah
21 Tangki 1 buah
22 Mata gerinda 2 buah
23 Mata bor 1 set
24 Elektroda 1 pack

E. Mengidentifikasi Komponen dan Analisis Kerja


Setelah penyiapan alat dan bahan selesai, maka dilanjutkan pada proses
identifikasi komponen dan analisis kerja dari sistem pelumas. Analisis kerja sistem

10
pelumas berupa analisis prinsip dasar dari kerja pelumas. Prinsip dasar yang
dimaksud berupa formula atau rumus-rumus dasar dari kinerja sistem

F. Pemasangan Komponen dan Penyesuaian dengan Sistem yang Lain


Komponen yang telah dibongkar dan dianalisis, dilanjutkan proses
pemasangan kembali dan dilanjutkan pada proses assembly atau penyesuain dengan
sistem lain. Penyesuaian ini dilakukan karena sistem planetary gear set
berhubungan dengan sistem-sistem lainnya berupa torque converter, unit planetary
gear, clucth dan brake. Dilakukannya penyesuaian ini ditujukan agar proses
pemahaman analisis kerja lebih mudah.

G. Pembuatan Stand
1. Desain Stand
Desain engine stand electronic fuel injektion (EFI) Toyota Avanza tipe 1.3
S yang telah dibuat telah melalui proses diskusi dengan kelompok, pada desain ini
penulis menetapkan penempatan setiap komponen sesuai dengan di gambar.

2. Membuat Kerangka Stand


Ada beberapa tahapan dalam pembuatan kerangka stand yaitu:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang di butuhkan.
2) Memotong besi siku sesuai ukuran yang telah ditentukan.
3) Menyatukan potongan besi tersebut dengan las.
4) Melubangi besi sesuai dengan ukuran untuk tempat baut.
5) Merakit rangka stand dan kunci dengan baut.
6) Setelah stand berdiri, maka dempul pada setiap sambungan agar terlihat rapi.
7) Selanjutnya cat rangka trainer tersebut.

H. Finishing
Finishing dilakukan ketika produk sudah dirakit secara lengkap baik secara
komponen/part maupun standnya. Finishing ditujukan untuk menambah kesan
estetika, disisi lain juga menambah nilai keawetan. Finishing yang dilakukan
berupa proses pengecatan komponen yang mudah berkarat dan penambahan
deskripsi singkat terkait produk yang dirancang dengan menggunakan banner.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Saran Pemanfaatan
Media pembelajaran yang direncanakan dalam perancangan ini digunakan
dalam pembelajaran praktikum motor bensin. Hasil perencanaan terdiri dari
gabungan beberapa sistem utama pada mesin electronic fuel injection (EFI),
sehingga dalam satu engine stand yang dirancangan ini dapat digunakan untuk
mempelajari banyak sistem termasuk sistem pendingin.
Agar tujuan pembelajaran yang dilakukan dapat tercapai dengan
menggunakan media ini, maka dalam menggunakan media pembelajaran berupa
engine stand mesin electronic fuel injection (EFI) ini perlu memperhatikan
beberapa tahapan yaitu: tahap persiapan, menentukan tujuan pembelajaran,
penggunaan media dalam pembelajaran, serta pengayaan.

B. Pengembangan Lebih Lanjut


Produk rancangan sistem Camshaft pada engine stand electronic fuel
injection (Efi) Toyota Avanza tipe 1.3 S ini masih memiliki banyak kekurangan,
sehingga ada beberapa saran dari enulis untuk pembuatan atau pengembangan
selanjutnya antara lain:
1. Gunakan trainer engine stand yang lebih baik.
2. Pakailah engine yang tahun produksinya lebih baru sehingga mempunyai
teknologi terbaru.
3. Bisa ditambahkan lagi indikator-indikator yang mendukung untuk
memaksimalkan kinerja sistem sistem camshaft pada engine stand
electronic fuel injection (EFI) toyota avanza tipe 1.3 S.
4. Buatlah perencanaan awal yang lebih matang agar produk yang dihasilkan
lebih baik lagi.

12
Daftar Pustaka

Hasan. Ibrahim. 2012. Perancangan Mesin Modifikasi Camshaft(Noken As).


Proyek akhir tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Muhaji. 2013. Pengaruh Variasi Lobe Separation Angle (LSA) Pada Camshaft
Terhadap Unjuk Kerja Mesin Supra X125 2009. Proyek akhir tidak
diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Saputranett. 2018. Fungsi dan Cara Kerja Camshaft. (Online)
https://saputranett.blogspot.co.id/2017/06/fungsi-dan-cara-kerja-camshaft-
pada.html, diakses 28 Februari 2018.
Utomo. Okti. 2017. Pengujian Standard Camshaft dan After Market Camshaft
Terhadap Unjuk Kerja Sepeda Motor 4 Langkah 110 cc. Proyek akhir tidak
diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Mastur. Aji, N. 2015. Pengaruh Variasi Sudu Kipas Radiator Terhadap
Performasi Mesin Pendingin Pada Mobil Toyota K3-Vi, 1300 Cc.
Purwokerto: 42-47

13

Anda mungkin juga menyukai