Anda di halaman 1dari 12

Nama Ahmad Nur Hasim Alfiyan

NIM 20170220037
KULIAH KE 9
Prodi Teknik Sistem Perkapalan
SAMPAI KE 11 Mata kuliah Pemeliharaan system
perkapalan

KULIAH KE 9


 In Line Cylinder
Inline cylinder adalah desain blok silinder dengan lebih dari satu tabung
silinder yang diletakan secara segaris/in-line. Karena silindernya didesain segari,
maka mesin ini akan berbentuk agak memanjang. Meski demikian, secara umum
mesin inline masih memiliki bentuk yang relatif kecil.

 Langkah Pelepasan Cylinder Head


1. Lepas tutup cover cylinder head.

2. Lepas exhaust manifold.

3. Lepas intake manifold.

4. Lepas L Boch.

5. Lepas indicator cock.

6. Tutup stop kran BBM.

7. Lepas pipa injektor.


8. Lepas pipa udara start.

9. Lepas pipa air jaket water yang berhubungan dengan cylinder head.

10. Lepas roker arm dan komponen-komponennya.

11. Lepas cover pengaman komponen diatas cylinder head.

12. Lepas baut cylinder head.

13. Setelah baut cylinder head dilepas cylinder head diangkat & diturunkan.

14. Lepas spring valve intake maupun exhaust, selanjutnya lepas cashing valve
exhaust kemudian setelah valve intake dilepas dibersihkan dan diskur selanjutnya
diukur sesuai petunjuk manual books.

 Langkah Perakitan Cylinder Head


1. Rakit kembali chasing valve exhaust, valve intake dirakit pada cylinder head.

2. Lepas starting valve selanjutnya dibersihkan dan diskur setelah selesai dirakit
kembali dan dipasang pada cylinder head.

3. Bersihkan injektor dan ditest tekanannya sesuai standar, kalau tekanannya tidak
sesuai dibongkar kemudian sesuaikan tekanannya selanjutnya pasang kembali
pada cylinder head.

4. Setelah komponen-komponen cylinder head dirakit, cek kembali ikatan-


ikatannya.

5. Sebelum dipasang cylinder head bloknya dibersihkan dan cek ring cylinder
head.

6. Ingatkan waktu memasang cylinder head jangan dipasang dulu exhauste


manifol maupun intake manifol, elboch maupun komponen yang menghambat
waktu mengikat cylinder head karena kalau dipasang cylinder head tidak rapat
mengakibatkan kompresi bocor ada toleransi untuk memasang intake manifol
dengan syarat bautya asal bisa masuk saja , bautnya jangan terlalu dalam/rapat,

7. Pasang kembali cylinder head, ikatan sesuai manual books.

8. Pasang kembali perangkat / komponen-komponennya dan stel valve intake


maupun exhaust, clearence sesuai dengan manual book

 Pengukuran
1. Diameter valve Exhaust = 7,95 mm
2. Panjang valve Exhaust = 107,25 mm

3. Panjang mula spring Exhaust = 48,80 mm

4. Panjang saat diragum spring Ex = 36,75mm

5. Panjang sudah diragum spring Ex= 47,95mm

6. Diameter valve Intake Manifold = 7,95 mm

7. Panjang valve Intake manifold = 97,65 mm

8. Panjang mula spring Intake = 48,95mm

9. Panjang saat diragum spring In = 37,90mm

10. Panjang sudah diragum spring In = 48,60mm

 V- Engine
Konfigurasi mesin umum untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Piston yang
susunannya diatur sedemikian rupa hingga membentuk huruf V membuat mesin
ini disebut mesin V. Konfigurasi V dapat mereduksi panjang dan berat
keseluruhan mesin jika dibandingkan dengan mesin yang tersusun dengan
konfigurasi lurus.

Variasi sudut dari konfigurasi V ini digunakan di berbagai mesin yang berbeda;
tergantung pada jumlah silindernya, dari hal ini juga dimungkinkan adanya
perbedaan besar sudut yang terasa lebih baik kinerjanya daripada besar sudut lain
dalam hal stabilitas. Sudut-sudut yang sangat kecil dari konfigurasi V dapat
memadukan beberapa keuntungan dari mesin V dan mesin lurus (terutama dalam
hal kepadatannya) serta beberapa kelemahannya; konsep penggabungan ini
dipelopori oleh Lancia, kemudian diperbarui oleh Volkswagen.

Beberapa konfigurasi V mempunyai keseimbangan mesin yang baik, meskipun


pada beberapa jenis mesin segaris mampu menciptakan kehalusan yang lebih baik.

Tipe-tipe tertentu dari mesin V dibuat dengan mesin terbalik,hal ini banyak
digunakan untuk pesawat terbang. Keuntungannya adalah tampilan yang lebih
baik bagi pesawat-pesawat bermesin tunggal. Contohnya adalah mesin Jerman
dalam Perang Dunia II yang diproduksi oleh Daimler-Benz dan Jumo.
KULIAH KE 10

 Proses pemasangan motor induk

Kontruksi pondasi dibuat secara manual sehingga tidak bisa rata


sempurna, oleh sebab itu diperlukan media penyangga yang di sebut bantalan
pondasi yang merupakan media penghubung sepat motor dengan bed plate dari
kontruksi pondasi. Ikatan diantara harus menggunakan baut pas yang kriterianya
bersertifikat klas.

Pada primsip nya baut yang berfungsi untuk mengikat komponen kapal
yang vital harus baut yang diandalkan secara fisik dan ditunjukkan dengan
legalitas yang jelas.

Fungsi dari baut pas sebagai berikut :


1. Menghubungkan motor pada pondasi nya
2. Menghubungkan daun kemudi dengan poros kemudi
3. Poros utama baling-baling dengan poros antaranya
4. Poros baling-baling dengan motor induk
5. Menghubungkan motor penggerak dengan generator

 Misalignment atau salah kesegarisan.

Kesalahan dalam proses misalignment mengakibatkan kerusakan pada sistem


antara lain :

1. Bantalan pendukung poros propeller panas.


2. Motor induk tidak bisa full power.
3. Putaran propeller dan motor induk terheti.
4. Terjadi getaran yang berlebihan menyebab kan getaran kapal.
5. Kerusakan sil pada motor induk.
6. Umur motor tidak maksimal / motor cepat rusak.
7. Baut pengikat motor kendor.

Pemasangan Propulsi Kapal

Pemasangan mesin utama kapal dilaksanakan saat kapal telah dilakukan erection,
yaitu saat penyatuan block-block secara menyeluruh. Secara umum sistem
pemasangan dibagi beberapa tahap.

Tahapan pertama adalah mengecek keadaan mesin utama dan plat tempat dudukan
mesin yang biasa disebut (identification material dan clearance) oleh pihak quality
control. Sebelum pemasangan para teknisi harus mengetahi posisi dan besarnya
trim kapal serta temperature saat pemasangan. Setelah mesin masuk kedalam
ruang mesin melalui engine casing, mesin harus ditahan oleh jack bolt untuk
sementara.
Fungsi dari jack bolt adalah sebagai membantu kelurusan mesin sampai ujung
propeller. Setelah jack bolt dipasang sesuai dengan kelurusan lubang stern,
langkah selajutnya adalah memberikan marine chock dan yang terakhir
mengencangkan holding down bolt, serta memasang side dan end chock setelah
pelepasan jack bolt.

Urutan pekerjaan propulsi mesin utama kapal seacara total adalah sebagai
berikut :

Mengecek kembali mesin utama dan peralatannya.

Mengecek kelengkapan propulasi dan peralatannya.

Mempelajari gambar shafting arrangement dari design, pembuat mesin utama


kapal, dan pembuat propulsi.

Menggabungkan ketiga ukuran, menentukan jarak dari stern tube, bearing dan
ketebatan chock fast

Pembuatan pondasi sementara untuk tail shaft dan intermediate shaft.

Centering shaft.

Loading intermediate shaft dan tail shaft.

Pemasangan nagano dan kawat alignment dari belakang kemudi sampai depan
mesin utama.

Mengecek ukuran jarak dengan kayu (agar didapat ukuran yang akurat) serta
ketinggian chockfast dan mengatur nagano.

Brushing pondasi mesin agar terhindar dari karat, oli, dll.

Memasanga stopper untuk pondasi mesin utama.

Memberikan grease (minyak) pada pondasi mesin dan mempersiapkan ganjal


kayu.
Memasang lifting mesin utama, kemudian diangkat sedikit untuk membersihkan
alas dari mesin.

Loading mesin utama ke kapal kemudian pelepasan lifting dan install exhaust
valve.

Memasang jack bolt agar posisi mesin tidak berubah.

Persiapan mal sesuai dengan PCD sterntube belakang dan adaptor depan.

Marking steering frame dilanjutkan adjusting mal untuk drilling.

Drilling steering frame sesuai dengan kondisi mal dan dilanjutkan tapping.

Membuat dan memasang studbolt untuk alignment steeringtube.

Brushing dan cleaning steering frame.

Loading dan insert steeringtube.

Alignment steering tube sesuai dengan tanda marking.

Membuat dan memasang corong dan duming untuk chockfast.

Memasang adaptor depan dan spoon dilanjutkan pendempulan.

Chockfast.

Membersihan dan memeriksa hasil chockfast.

Memasang temperature sensor depan dan belakang steering tube.

Menempatkan after dan fore seal pada jalur tail shaft.

Insert tail shaft.

Loading propeller dan pemasangannya.

Push up propeller dengan hydraulic jack sesuai dengan aturan pembuat propeller.

Mengencangkan mur dilanjutkan pemasangan lock antara mur dan tailshaft.

Memasang mahkota dilanjutkan pengisian gajih pada mahkota.


Instal after dan fore seal lalu pengencangan.

Wirring dan locking nut dan bolt after seal serta fore seal.

Mengukur weardown gauge.

Instal pipa after dan fore seal dan tangki LO gravity.

Mengisi olie steeringtube.

Tes kebocoran pada after dan foreseal.

Instal scerm dan memahat pemotong jaringnya.

Menambahkan beban 1 ton.

Menempatkan intermediate shaft pada posisinya.

Memasangkan intermediate shaft bearing.

Menambahkan roller.

Menyetel intermediate shaft dengan tail shaft.

Mengencek gap dan sag tail shaft dan intermediate.

Menyetel intermediate shaft dengan fly wheel.

Mengencek gap dan sag fly wheel dan intermediate.

Crankshaft deflection.

mengcek piano wire engine side.

Install fitbolt coupling antara intermediate shaft dengan tail shaft.

Reamer lubang baut intermediate shaft dengan tail shaft.

Mengukur dna machining baut fitbolt fly wheel dan intermediate shaft.

Install fit bolt coupling antara intermediate shaft dengan fly wheel.

Drilling pondasi mesin.


Facing lubang drilling bagian bawah.

Drilling pondasi intermediate shaft bearing.

Mempersiapkan chockfast mesin utama dan intermediate shaft bearing.

Chockfast mesin utama dan intermediate shaft bearing.

Memeriksa hasil chockfast.

Instal holding down bolt mesin utama.

Instal baut pondasi intermediate shaft bearing.

Mengencangkan baut pondasi dan holding down bolt.

Crank shaft deflection.

Jackload.

Instal side chock.

Contact surface liner side chock.

Instal end chock.

Contact surface liner end chock.

Mengencangkan baut end chock.

Instal oil return mesin utama.

Instal top bracing

Instal peralatan dan tambahan mesin utama.

Dalam pembuatan gambar propulsi baik letak mesin utama kapal dan poros harus
melalui diskusi para designer dari galangan/konsultan, pembuat mesin dan
pembuat propulsi. Hal ini menjadi wajib mengingat mesin kapal adalah jantung
dari kehidupan kapal dan meminimal terjadinya losses karena gesekan dan getaran
yang besar.
KULIAH KE 11

Proses pembuatan dan pemasangan bautr pa, jadi pada badan baut untuk
arus pas harus dipukul ketentuan badan mengunakan R, apabila ada r akan ganjel,
untuk menghidari goncang dari kepala baut, selanjutnya ulir sebagai pengikat,
tidak boleh memukul di ulir dikarenakan akan rusak ulir tersebut.

Dari bahan baut dipotong Sebagian untuk dilakukan tes tekuk yang disetujui oleh
persyaratan sebagai bahan pembuatan baut pas, sebelumya diketok di stemple
yang ditunggu oleh surveyor class dari pembuatan tersebut, karena nanti stemple
tidak boleh hilang oleh karena itu kepala baut tidak boleh diketuk dan badan baut
sudah [pas untuk 2 kopling, trus diikat trus dipotong, jadi badan bautnya yang ada
stempelnya, jadi antara kopling harus dikikat dengan yang atas tanpa ada gasket.
Lubang nanti di plong satu persatunya.

 Kuliah Ke 11 sesi 2

Misaligmen atau kesalahan kegarisan, terdiri dari, jadi antisipasinya sudah


dilakukan penelitian penelitian, selanjutnya proses pengerasan pada poros yang
terjadi pada crankshaft, jika pengerasan secara menyeluruh akan rapuh jadi
akhirnya akan pedot, untuk pengerasanya hanya pada lapisan luarnya saja,
pelumas yang akan digunakan tergantung oleh formula dari Gerakan rank tersebut
sehingga tidak connect secara berat yang dilakukan pelumas lewat piston

Yang perlu pemeriksaan untuk memastikan motor tersebut layak untuk dipakai
terutama crankshat.

 Kuliah Ke 11 sesi 3

Fix copling atau kopling tetap Kopling tetap adalah elemen mesin yang
berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros terletak
pada satu garis lurus atau dapat berbeda sedikit letak sumbunya. Kopling tetap
dibedakan lagi atas, kopling kaku, kopling luwes, dan kopling universal. Kopling
tidak tetap adalah elemen mesin yang menghubungkan poros yang digerakkan dan
poros penggerak dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya serta dapat
melepaskan hubungan kedua poros tersebut, baik dalam keadaan diam maupun
berputar. Kopling tidak tetap dibedakan lagi atas, kopling cakar, kopling plat,
kopling kerucut, kopling friwil, kopling cakar.

Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positif (tidak dengan perantaraan
gesekan) hingga tidak dapat slip. Ada dua bentuk kopling cakar, yaitu kopling
cakar persegi dan kopling cakar spiral. Kopling cakar persegi dapat meneruskan
momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak dapat dihubungkan dalam keadaan
berputar sebaliknya, kopling cakar spiral dapat dihubungkan dalam keadaan
berputar tetapi hanya baik untuk satu putaran saja.

Anda mungkin juga menyukai