Anda di halaman 1dari 5

SMK NEGERI 1 NGASEM

KOMPTENSI KEAHLIAN ≈ KOMPETENSI DASAR 3.20


NAMA ≈
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
NIS ≈
OTOMOTIF HAND OUT POROS RODA KELAS ≈ XII TKRO 2
SEMESTER ≈ GANJIL 2023-2024

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik setelah mempelajari hand out (materi pembelajaran ringkas) ini, diharapkan
mampu:
1. Memahami konsep dasar poros roda
2. Memahami problem / kerusakan poros roda
3. Mendiagnosis penyebab kerusakan poros roda
4. Menerapkan cara perbaikan poros roda

B. PETUNJUK
1. Peserta didik diharapkan membaca hand out (materi pembelajaran ringkas) ini.
2. Peserta didik diharapkan menggali informasi lain berkaitan dengan konsep dasar dan cara
perbaikan poros roda di kendaraan

C. REFERENSI
1. Materi New Step Training Manual ≈ PT. Toyota Astra Motor, Training Center, 2006, Jakarta
2. Pemeliharaan sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Kelas XII ≈ Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013, Jakarta
3. Materi Poros Roda ≈ PT. Astra International (Daihatsu), Jakarta

D. MATERI
Jenis-Jenis Poros Penggerak Roda / Axle Shaft
Axle shaft atau poros penggerak roda adalah merupakan poros pemutar roda-roda penggerak
yang berfungsi meneruskan tenaga gerak dari differensial ke roda-roda. Axle shaft dibedakan
menjadi 2 :
a. Front axle shaft (poros penggerak roda depan)
b. Rear axle shaft (poros penggerak roda belakang)

Pada kendaraan tipe FF, front axle shaft sebagai driving axle shaft, sedang pada tipe FR, rear
axle shaft sebagai driving axle shaft. Pada kendaraan tipe 4WD/AWD, front axle shaft ataupun
rear axle shaft sebagai driving axle shaft. Poros penggerak roda terbagi menjadi :

1) Poros penggerak roda depan / front axle shaft


Sebagai penerus putaran roda, juga sebagai tempat knuckle agar roda bisa dibelok –
belokkan.
Pada kendaraan tipe FF, poros penggerak harus memiliki 2 syarat :
a) Mempunyai mekanisme yang menyerap perubahan panjang dari poros penggerak yang
mengiringi gerakan roda naik dan turun
b) Harus dapat memelihara operasi sudut yang sama ketika roda depan dikemudikan dan
harus memutar roda saat membentuk kecepatan karena roda depan digunakan secara
bersamaan untuk pengemudian dan pemindahan tenaga

Komponen/sistem yang digunakan untuk memenuhi persyaratan tersebut adalah universal


joint tipe constant velocity joint (CV Joint). CV Joint adalah tipe universal joint yang
memungkinkan untuk digunakan pada kendaraan FF, dimana poros mampu meneruskan
tenaga sambil terjadi perubahan-perubahan sudut. CV Joint berfungsi sebagai penstabil
posisi kendaraan terutama pada jalan – jalan yang bergelombang.

Ada 2 jenis CV Joint, yaitu :

1. Birfield joint
Inner race dipasang ke dalam outer race yang berbentuk mangkuk dengan menahan enam
bola baja oleh suatu rangka. Tipe ini banyak digunakan karena konstruksi yang sederhana
serta kapasitas pemindahannya cukup besar.

2. Tripod joint
Sebuah tripod dengan 3 buah trunnion shaft pada plane yang sama. 3 buah roller
dipasang pada trunnion ini dan kemasing-masing roller dipasang 3 tulip dengan celah
pararel. Konstruksi ini juga sederhana dan umumnya dapat bergerak dalam arah aksial.

2) Poros penggerak roda belakang / rear axle shaft


Roda belakang umumnya menumpu beban lebih berat daripada roda depan, sehingga
konstruksi poros penggerak rodanya juga relatif lebih kuat. Rear axle shaft sebagai penerus
putaran dari side gear ke roda.
Berdasarkan sistem penopangan rear axle shaft diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
a) Half floating type (setengah bebas memikul)

Pada tipe ini bearing roda dipasang diantara axle houshing dan axle shaft. Roda langsung
dipasangkan pada ujung poros

Keuntungan :
• Konstruksi sederhana
• Biaya produksi murah

Kerugian :
• Axle shaft menjadi bengkok akibat berat kendaraan langsung dipikul oleh poros.
• Jika patah roda tidak ada yang menahan

b) Three Quarter Floating type (3/4 bebas memikul)


Bantalan dipasang antara axle houshing dengan wheel hub dan axle shaft, secara tidak
langsung axle shaft ikut memikul beban kendaraan.

Keuntungan :
• Berat kendaraan tidak semuanya diteruskan ke axle shaft sehingga axle shaft tidak
bengkok.
• Bila terjadi axle shaft patah masih ditahan oleh bantalan

Kerugian :

• Akibat gaya adanya gaya ke samping tetap menimbulkan kebengkokan

c) Full floating type (bebas memikul)


Pada type ini wheel hub terpasang kokoh pada axle shaft melalui dua buah bantalan dan
axle shaft hanya berfungsi untuk menggerakkan roda.

Keuntungan :
• Berat kendaraan seluruhnya dipikul oleh axle houshing, sehingga axle tidak terjadi
bengkok
• Gaya ke samping juga tidak diteruskan ke axle shaft
• Faktor keamanan lebih baik dan sanggup memikul beban berat

Kerugian :

• Biaya produksi mahal

3) Cara Kerja Axle Shaft Model Rigid


Karena bentuknya yang kaku sehingga pada saat kendaraan berjalan posisi body kendaraan
seolah – olah mengikuti gerakan posisi axle yang kaku.

Keuntungan :
• Konstruksi lebih kuat.
• Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas
• Sanggup menahan beban berat
• Moment yang dihasilkan besar

Kerugian :

• Suspensi keras
• Pada saat kendaraan berjalan di jalan yang bergelombang kendaraan tidak stabil
• Sudut beloknya kecil
4) Cara Kerja Axle Shaft Model Independent

Tipe ini sering digunakan pada kendaraan kecil. Karena disamping konstruksinya ringan, juga
mampu membuat sudut belok yang besar. Dengan dilengkapi CV joint maka pada saat
kendaraan melaju dijalan yang bergelombang, posisi body kendaraan seakan – akan tidak
terpengaruh oleh keadaan jalan CV joint disamping bisa bergerak putar juga bisa
memanjang, memendek dan membuat sudut

Mengetahui Kediri, 30 Oktober 2023


Guru Mapel, Peserta Didik,

MOCHAMMAD HUDA MEI SETIO FEBRIAN ARDIANSYAH PUTRA T.

Anda mungkin juga menyukai