Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar

terhadap Kinerja Mesin Diesel


Type 6 D M 51 SS

Andi Saidah1)
1)
Jurusan Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Jl. Sunter Permai Raya Sunter Agung Podomoro Jakarta Utara 14356 Indonesia
Telp. 021-64715666, 6410287 Fax. 021-6410287, 64717301Hp.+6281310753398
E-mail : andisaidah@yahoo.co.id

Abstrak
Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran sistem pengabutan
adalah kualitas bahan bakar yang disemprotkan keluar injektor pada
mesin induk, bila bahan bakar tidak sesuai standar, maka akan terjadi
penyumbatan dan berpengaruh kepada tekanan bahan bakar yang keluar
dari injektor dan juga pada kinerja mesin diesel tersebut. Penelitian yang
telah dilakukan adalah, dengan meningkatnya putaran (207 rpm, 210
rpm, dan 218 rpm) maka komsumsi bahan bakar juga meningkat yaitu
dari 48 lt/h, 53,34 lt/h , dan 73,50 lt/h. Untuk putaran konstan yaitu 207
rpm, tekanan bahan bakar mengalami peningkatan yaitu dari 56 kg/
cm2, 57 kg/cm2, 58 kg/cm2, 60 kg/cm2, demikian juga dengan daya poros
juga mengalami peningkatan dari 113,47 PS, 115,78 PS, 117,81 PS, dan
121,87 PS. Tekanan berpengaruh pada performance mesin, tekanan juga
berpengaruh pada viskositas, dan juga pada pemakaian bahan bakar.
Kekentalan bahan bakar juga berpengaruh pada daya kerja tekanan
injektor yang dapat mengakibatkan keterlambatan penyalaan.

Kata kunci : Tekanan bahan bakar, tekanan injektor, kinerja mesin diesel

1 PENDAHULUAN injektor. Dapat dikatakan fungsi dari injektor


adalah memasukan bahan bakar ke ruang bakar
Pada waktu penginjeksian terjadi sangat
sesuai dengan kebutuhan, menginjeksikan bahan
singkat, kurang lebih hanya terjadi 31o dari
bakar sesuai dengan derajat pengijeksian yang
satu kali langkah kerja selama 720o langkah
tepat, dan mendistribusikan bahan bakar agar
poros engkol berputar, maka mesin diesel akan
terjadinya pembakaran sempurna dan pada waktu
bekerja dengan baik dan mempunyai daya yang
dan jumlah yang tepat sehingga menghasilkan
besar apabila pembakaran yang terjadi secara
tenaga yang besar dengan pemakaian bahan
sempurna dan cepat, salah satu faktor penting
bakar yang sedikit.
yang mempengaruhi adalah penyemprotan bahan
bakar ke dalam silinder yang harus mempunyai 2 DASAR TEORI
tekanan yang tinggi untuk menembus pusaran
udara dalam silinder, serta pencampuran bahan 2.1 Motor Diesel
bakar dan udara mempunyai perbandingan yang
Motor bakar torak terbagi menjadi dua
tepat, yaitu dengan perbandingan minimum
jenis yaitu motor bensin dan motor diesel.
1 : 16. pencampuran bahan bakar dengan
Perbedaannya yang pertama terletak pada sistem
udara merupakan suatu campuran yang mudah
penyalaannya. Bahan bakar pada motor bensin
terbakar pada suhu dan tekanan tertentu yaitu dinyalakan oleh loncatan api listrik diantara
30 kg/cm2. kedua elektroda busi, karena itu motor bensin
Agar bahan bakar dapat bercampur dengan disebut juga spark ignation engines. Di dalam
baik dan mempunyai tekanan yang tinggi motor diesel, yang biasa disebut Compression
diperlukan alat untuk menyemprotkan bahan Ignation Engines, terjadi proses penyalaan
bakar yang tinggi diperlukan alat untuk sendiri, yaitu karena bahan bakar disemprotkan
menyemprotkan bahan bakar yang disebut kedalam selinder berisi udara yang bertemperatur

Rekayasa Teknologi Vol. 3, No. 1, 2012 39


dan bertekanan tinggi. Bahan bakar itu terbakar bakar tinggi, maka bahan bakar secara otomatis
sendiri oleh udara yang mengandung 21% terbakar.
volume udara, setelah temperatur nyala bahan Stroke 2 Power
bakar.
Akibat terjadinya pembakaran, maka tekanan
2.2 Penggolongan Mesin Diesel di dalam ruang bakar naik secara drastis.
Ditinjau dari siklus kerjanya mesin diesel Akibatnya piston terdorong, dan bergerak
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : menuju TMB. Gaya dorong tersebut yang
Mesin diesel 2 Tak (two stroke engine) diubah menjadi gaya putar pada poros engkol
Mesin diesel 4 Tak (four stroke engine) (crankshaft).

Mesin Diesel 2 Tak Mesin Diesel 4 Tak


Mesin diesel 2 tak adalah salah satu jenis Prinsip kerja motor diesel dapat dilihat pada
mesin diesel dimana satu siklus pembakaran gambar 1, torak yang bergerak translasi (bolak-
terjadi dalam dua langkah/gerakan piston (1kali balik), didalam silinder dihubungkan dengan
langkah maju 1 kali langkah mundur), atau satu pena engkol dari poros engkol yang berputar pada
putaran poros engkol. Adapun siklus kerja untuk bantalannya, dengan perantara batang penggerak
motor diesel 2 langkah seperti terlihat pada atau batang penghubung. Campuran bahan bakar
gambar 1. dan udara dibakar dalam ruang bakar, yaitu
ruangan yang dibatasi oleh dinding silinder,
kepala torak dan kepala silinder. Gas pembakaran
yang terjadi itu mampu menggerakkan torak
yang selanjutnya memutar poros engkol. Pada
kepala silinder terdapat katup isap dan katup
buang. Katup isap berfungsi memasukkan udara
segar ke dalam silinder, sedangkan katup buang
berfungsi mengeluarkan gas pembakaran yang
tidak terpakai dari dalam silinder ke atmosfir.

Gambar 1 Siklus kerja mesin diesel 2 tak

Keterangan gambar :
Exhaust and Intake (langkah pemasukan
udara pembakaran/pembilasan)
Pada langkah ini piston bergerak dari Titik
Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah
(TMB). Ketika piston telah melewati lubang
isap, maka saluran isap terbuka. Pada saat Gambar 2 Siklus kerja mesin diesel 4 tak
tersebut katup buang juga terbuka. Akibatnya
gas sisa pembakaran terdorong oleh udara bilas. Keterangan :
Stroke 1 Compression (langkah kompresi) Stroke 1, Intake (pemasukan udara
Pada saat piston bergerak menuju TMA, secara pembakaran)
otomatis saluran isap tertutup. Pada saat tersebut
katup buang juga tertutup. Akibatnya udara yang Proses yang terjadi adalah piston bergerak
terjebak di dalam silinder terkompresi. Pada 5 dari TMA menuju TMB. Pada saat tersebut
derajat sudut poros engkol sebelum mencapai katup isap terbuka dan katup buang terbuka.
TMA, bahan bakar disemprotkan. Akibat Akibat piston menjauhi TMA, maka ruang di
tekanan dan temperatur udara di dalam ruang dalam silinder menjadi vakum, sehingga udara
terhisap ke dalam silinder.
40 Rekayasa Teknologi Vol. 3, No. 1, 2012
Stroke 2, Compression (langkah kompresi)
Setelah piston mencapai TMB, kemudian
melakukan langkah balik. Pada kondisi tersebut
katup isap maupun buang tertutup. Akibat dari
gerakan piston, maka udara yang berada di
dalam silinder terkompresi.
Stroke 3, Power (langkah menghasilkan
tenaga)
Akibat adanya proses pembakaran bahan
bakar, maka temperatur dan tekanan di dalam
ruang bakar menjadi meningkat drastis,
akibatnya mendorong piston bergerak menuju
TMB. Gaya tranversal yang diterima oleh piston
tersebut melalui lengan ayun (connecting rod)
diteruskan ke poros engkol dan diubah menjadi
gaya putar.
Stroke 4, Exhaust (langkah pembuangan gas Gambar 3 Bentuk semburan dari beberapa
sisa pembakaran) jenis nosel (Astu Pudjanarsa,2006)
Setelah piston mencapai TMB, akibat energi
yang tersimpan di penyeimbang (ballancing) Untuk nosel jenis lubang banyak merupakan
piston di dorong menuju TMA. Pada saat tersebut nosel yang sering dipakai pada mesin yang
katup isap tertutup, dan katup buang terbuka. menggunakan injeksi langsung pada ruang
Akibatnya gas sisa pembakaran terdorong ke bakar, sedangkan untuk jenis nosel pin dan katup
luar dari silinder. sering dipakai pada mesin yang menggunakan
2.3 Nozzle busi pijar dengan jenis ruang bakar pembakaran
tidak langsung. Dengan cara kerja nosel sebagai
Kegunaan dari nosel injektor adalah untuk berikut, bahan bakar bertekanan dari pompa
mengatur dan menyemprotkan sejumlah bahan injeksi dipompakan ke dalam ruang distribusi
bakar ke dalam ruang bakar. Perancangan ruang bahan bakar, bahan bakar bertekanan tadi
bakar sangat menentukan jenis dari nosel, lubang didistribusikan ke setiap injektor. Pada gambar
penyemburan, bentuk dari semburan, sudut skema injektor, diperlihatkan sebuah nosel
semburan yang dibutuhkan untuk melaksanakan injektor. Pada nosel injektor tersebut terdapat
pembakaran yang sempurna. sebuah katup jarum, di mana pada ujung bawah
Setiap nosel injeksi mempunyai tanda berupa terdiri atas dua bidang kerucut. Kerucut pertama
huruf atau angka untuk mengindentifikasi jenis menetap pada kedudukannya, sedangkan yang
dari setiap nosel, dimensi nosel, derajat sudut kedua akan menerima tekanan bahan bakar. Jika
dari penyemburan, ukuran lubang sembur, gaya yang ditimbulkan bahan bakar melebihi
jumlah lubang sembur, dan lain-lain. Perbedaan gaya pegas, maka katup akan terangkat keatas
jenisjenis nosel yang membuka ke dalam sehingga membuka lubang nosel. Ujung nosel
terdiri dari beberapa jenis dan yang termasuk dapat dibuat dalam beberapa bentuk, seperti
dalam rancanganrancangannya adalah jenis pada gambar 2.7 dengan lubang nosel yang
lubang satu, jenis pin, jenis pasak pencekik, atau mempunyai ukuran 0,2-0,3 mm, dan tidak
jenis pasak. dibuat lebih kecil dari 0,2 mm, dikuatirkan
lubang tersebut akan tersumbat oleh debu yang
ada di dalam bahan bakar atau oleh kerak karbon
pada nosel. Nosel yang pertama di sebut nosel
berlubang banyak, sedangkan yang lain disebut
nosel berlubang tunggal. Pada pintle nosel ujung
katup pada nosel tersebut berbentuk silinder dan
menonjol keluar ujung nosel, sehingga dengan
lubang nosel ia akan membuat rongga silinder.

Rekayasa Teknologi Vol. 3, No. 1, 2012 41


Dengan demikian apabila katup membuka Hanya mencapai maksimum 235 kg/cm2 ( t 1
lubang nosel, bahan bakar akan mengalir /22 detik ), dan kemudian kenaikan tekanan
melalui rongga tersebut dan membuat pancaran pada katup masuk akan berkurang sedikit,
berbentuk kerucut berlubang. Pembukaan katup karena waktu perubahan dari tekanan yang
jarum pada nosel ini diusahakan terjadi pada bergelombang dalam pipa tekanan tinggi seperti
tekanan penyemprotan yang cukup tinggi. Hal yang ditunjukkan oleh (t2/28 detik), kemudian
ini diperlukan untuk memperoleh pengabutan katup pengabut akan terbuka ketika tekanan
bahan bakar yang lebih baik, dan supaya dapat katup masuk akan meluas. Oleh karena itu
di capai jarak pancar yang lebih jauh. Tekanan kelambatan akan terjadi juga pada langkah ini
pembukaan dari jenis pintle nosel bervariasi dari seperti di tunjukkan oleh (t3/33 detik). Jumlah
1000 2200 Psi (6895 kPa 15169 kPa) dan dari ke tiga kelambatan ini disebut kelambatan
nosel jenis lubang banyak bervariasi dari 2500 pengabutan, yang sangat tergantung pada
sampai 5000 Psi (17287,5 -34475 kPa). Setelah tekanan.
bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang Bila jarum dalam keadaan tertutup, maka
bakar selesai, tekanan akan turun dalam injeksi tekanan bahan bakar akan bekerja, dan pada saat
demikian juga dalam ruang tekanan bahan pembukaan katup pengabut berlaku persamaan
bakar dan pegas akan menekan katup nosel sebagai berikut :
pada dudukannya semula. Dan ketika tekanan
naik lagi katup nosel akan terangkat lagi, begitu W = Po. p/4. (D2- d2) ......................................(1)
seterusnya yang terjadi dibeberapa kali dalam 1
detik (Wiranto Arismunandar,1977) Dimana :
Dengan mata telanjang bentuk spray Po = tekanan bahan bakar pada saat penutupan
cone dapat dilihat dengan bentuk yang baik dari jarum
seperti terlihat pada gambar 2. bentuk spray W = gaya pegas yang bekerja pada jarum (kg/
cone, bentuk spray cone harus benar benar cm2)
diperhitungkan karena sangat mempengaruhi d = diameter terkecil dari jarum (cm).
kesempurnaan pembakaran, efisiensi bahan
bakar, dan mengurangi emisi gas buang. Untuk Pada saat jarum menutup kembali, maka
tujuan itulah maka dalam perhitungan ukuran bahan bakar akan menekan pada seluruh
lubang nosel, panjang lubang nosel, sudut permukaan bawah dari jarum. Bila selanjutnya
penyemprotan, dan tekanan penginjeksian akan diabaikan selisih kecil dalam gaya pegas sebagai
sangat menentukan. akibat dari jarum, maka :

3 METODOLOGI PENELITIAN W = Po. p/4. (D2)............................................(2)


Sebelum dilakukan pengambilan data
diadakan pengecekan pada setiap alat ukur Dimana :
untuk mengetahui kondisinya. Pada saat tekanan Po = tekanan bahan bakar pada saat pembukaan
bahan bakar sewaktu keluar keluar dari pompa dari jarum
pengabut bahan bakar tidak mencapai maksimal D = diameter terbesar dari injector
dilakukan pembukaan katup pengabut supaya
tekanan katup masuk tidak terjadi perubahan Dengan demikian maka tekanan menutup
tekanan yang bergelombang. Setelah semua lebih kecil dari tekanan membuka. Sewaktu
dalam keadaan normal dilakukan pengambilan motor bekerja jarum membuka dengan tekanan
data mulai dari tekanan bahan bakar, putaran, bahan bakar yang jauh lebih rendah dibandingkan
komsumsi bahan bakar dengan melihat alat ukur dengan tekanan sewaktu diadakan tes karena
pada setiap empat jam. tekanan akhir kompresi juga bekerja pada jarum.

3 TEMUAN DAN PEMBAHASAN


Pada proses pengabutan bahan bakar dengan
sistem sentakan, perubahan tekanan bahan bakar
sewaktu keluar dari pompa ke pompa pengabut
bahan bakar tidak maksimal di 250 kg/cm2.
42 Rekayasa Teknologi Vol. 3, No. 1, 2012
Tabel 1 Gaya pegas (W), daya poros (BHP), BSFC
untuk putaran 207 rpm 140
Tekanan Gaya pegas Daya Poros Komsumsi Bahan
120 117,46 119,52
bahan (W), kg (BHP), PS Bakar Spesifik 111,27 113,33

Tekanan Bahan Bakar


Bakar (Po), (BSFC), grm/PS/h 100
kg/cm2

Daya Poros (PS)


56 1099,00 113,47 392,102 80

(Po)
57 1118,63 115,78 385,227
60 57 58
58 1138,25 117,81 378,589 54 55
60 1177,50 121,87 365,977 40

20
Tabel 2 Gaya pegas (W), daya poros (BHP), BSFC
untuk putaran 210 rpm 0
Tekanan Gaya pegas Daya Poros Komsumsi Bahan 0,9227 0,9227 0,9227 0,9227
bahan (W), kg (BHP), PS Bakar Spesifik
Daya Poros (PS) Viscositas Bahan Bakar
Bakar (Po), (BSFC), grm/
Tekanan Bahan Bakar (Po)
kg/cm2 PS/h
54 1059,75 111,27 442,319
55 1079,38 113,33 434,279
Gambar 5 Grafik antara BHP,tekanan dan viskositas
57 1118,63 117,46 419,009 bahan bakar
58 1138,25 119,52 411,787

Tabel 3 Gaya pegas (W), daya poros ( BHP), BSFC


untuk putaran 218 rpm 160

Tekanan Gaya Daya poros Komsumsi Bahan 140 134,765


128,348 130,487 132,626
bahan Bakar pegas (BHP), PS Bakar Spesifik 120
(Po), kg/cm2 (W), kg (BSFC), grm/

Daya Poros (PS)


100
Tekanan Bahan

PS/h
Bakar (Po)

60 1177,50 128,348 531,144 80


61 1197,13 130,487 522,437 60 60 61 62 63
62 1216,75 132,626 514,011 40
63 1236,38 134,765 505,853 20
0
Tabel 4 Daya poros (BHP), konsumsi bahan bakar 0,9275 0,9275 0,9275 0,9275
spesifik (BSFC)
(Po), Viscositas (BHP), (BSFC), (liter/h) (N), Daya Poros (PS)
kg/cm2 (g) PS grm/ rpm Tekanan Bahan Bakar (Po)
PS/h Viscositas Bahan Bakar

57,75 0,9292 117,30 380,474 48 207


Gambar 6 Grafik antara BHP,tekanan dan viskositas
56 0,9227 115,39 426,849 53,34 210
bahan bakar
61,5 0,9275 131,55 518,361 73,50 218

140
140 131,357
121,87 120 117,303
Tekanan Rata-rata (Po)

120 115,395
Tekanan Bahan Bakar

113,47 115,78 117,81


100 100
Daya Poros (PS)

Daya Poros

80
(Po)

80
(BHP)

60 60 60 61,5 57,75
56 57 58 56

40 40

20 20
0 0
0,9292 0,9292 0,9292 0,9292 0,9227 0,9275 0,9292
Daya Poros (PS) Viscositas Bahan Bakar Viscositas bahan bakar Daya Poros (BHP)
Tekanan Bahan Bakar (Po) Tekanan Rata-rata (Po)

Gambar 7 Grafik antara BHP,tekanan dan


viskositas bahan bakar
Gambar 4 Grafik antara BHP,tekanan dan viskositas
bahan bakar

Rekayasa Teknologi Vol. 3, No. 1, 2012 43


250
sempurna. Untuk mendapatkan pembakaran
218
yang sempurna harus memenuhi beberapa
207 210
persyaratan sebagai berikut :

Daya Poros (BHP)


200

1. Penyaluran bahan bakar sampai ke silinder


Putaran Mesin (N)

150
131,357 harus disesuaikan sebaik mungkin dengan
117,303 115,395
100 keperluan penyaluran masuknya panas dari
proses kerja yang diinginkan.
50 2. Apabila bahan bakar yang disemprotkan
0
mempunyai viskositas rendah (kental),
48 53,34 73,5 maka penyemprotan bahan bakar tidak
Pemakaian Bahan Bakar (liter/h) akan berlangsung dengan cepat seperti
Daya poros (BHP) yang diharapkan karena hambatan dari
Putaran Mesin (N) kekentalannya, .
3. Kelambatan penyalaan ini sangat tergantung
Gambar 8 Grafik antara putaran, daya poros dan
pada tekanan, temperatur, jumlah udara, dan
pemakaian bahan bakar
jenis bahan bakar yang dipergunakan.
4. Apabila karena suatu hal temperatur bahan
Dari tabel 1, 2, dan 3. terlihat bahwa semakin bakar sebelum masuk mesin induk melebihi
besar tekanan bahan bakar semakin besar gaya angka yang ditetapkan, maka hal ini akan
pegas yang dihasilkan, demikian pula dengan berpengaruh terhadap proses pembakaran,
daya poros, tetapi sebaliknya semakin besar hal ini dikarenakan akan terjadi panas yang
tekanan bahan bakar semakin kecil konsumsi cukup tinggi yang disalurkan pada pipa bahan
bahan bakar spesifik yang terpakai, dan semakin bakar, sistem injeksi maupun di injektornya,
besar putaran (rpm), semakin besar juga hal ini juga akan berpengaruh lebih jauh pada
konsumsi bahan bakar yang terpakai. o-ring (rubber ring) yang ada di injektor dan
Untuk mendapatkan pengabutan yang pompa injeksi.
maksimal ada beberapa hal yang berpengaruh 5. Akibat pengaruh terhadap nosel yang tidak
diantaranya: jam kerjanya, serta kualitas baik, maka putaran mesin dapat menjadi tidak
bahan bakar yang dipakai, untuk itu kita perlu sempurna (hunting), yang mengakibatkan
mengetahui bagian dan sifat viskositas tersebut. suhu gas buang (exhaust temperature)
Perlu pengaturan viskositas bahan bakar sebelum menjadi tinggi, ini dapat mengakibatkan
dikonsumsi di mesin induk agar mesin induk kerusakan pada daya tahan o-ring nozzle
berdaya tahan lama. injektor maupun pompa injeksi, sehingga
Viskositas adalah suatu ukuran kekentalan kerja (fungsi) dari kedua bagian tersebut
bahan bakar yang sangat dipengaruhi oleh akan berkurang dan berpengaruh pada proses
temperature. Dengan menaikkan temperatur pembakaran dan pada akhirnya kinerja mesin
secara bertahap selain untuk menjaga temperatur akan berkurang
yang diinginkan (70oC 75oC), juga bahan bakar 6. Hasil dari pengaruh viscositas nosel
siap dikonsumsi di mesin induk, sehingga dapat injektor yang tidak baik, maka akan
tercapai pengabutan yang sempurna. terjadi keterlambatan pembakaran yang
mengakibatkan putaran turbochange menjadi
Agar mendapat pembakaran yang sempurna tidak sempurna (berubah-ubah) sehingga
maka bahan bakar harus dapat dikabutkan ke menimbulkan bunyi tumbukan (detonasi),
dalam bagian sekecil-kecilnya (bentuk kabut) yang berpengaruh pada kinerja (daya mesin)
sehingga pemanasan, penguapan dan proses dan pemakaian bahan bakar boros.
cracking dapat berlangsung dengan secepatnya. 7. Pada tabel 4. dari data hasil perhitungan
Sedangkan proses pembakaran yang sempurna rata-rata BHP, BSFC, dapat kita lihat pada
adalah bagaimana bahan bakar yang telah tekanan rata-rata (Po) di 56 kg/cm2, terdapat
disemprotkan masuk pada tiap langkah dapat pemakaian bahan bakar spesifik yang lebih
disentuhkan dan dicampur dalam bentuk besar dibandingkan dengan tekanan rata-rata
kabut dengan seluruh udara pembakaran panas pada 57,75 kg/cm2 dengan tekanan rata-rata
yang diperlukan dalam waktu singkat dan 380,474 grm/PS/h dan 426,849 grm/PS/h,
dapat menyalakan serta membakarnya dengan ini menunjukkan bahwa ada indikasi dari

44 Rekayasa Teknologi Vol. 3, No. 1, 2012


pada nosel injektor pada tekanan 56 kg/cm2 pada daya kerja tekanan injektor yang dapat
tidak bekerja dengan baik, sehingga terjadi mengakibatkan keterlambatan penyalaan.
pemborosan pemakaian bahan bakar yang
lebih besar, pemborosan ini dapat diketahui
dengan melihat counter meter comsumption DAFTAR KEPUSTAKAAN
di engine control room (ECR). [1] Astu Pudjanarsa, Mesin Konversi Energi,
Yogyakarta, Penerbit Andi (2006).
[2] Bambang Priambodo, Operasi dan
6. SIMPULAN Pemeliharaan Mesin Disel, Jakarta, Penerbit
Dari data hasil pengolahan data dan analisis Erlangga (1995).
pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa [3] Bagyo Sucahyo, Darmanto, & Soemarsono,
simpulan sebagai berikut : Otomotif Mesin Tenaga, Surakarta, PT.Tiga
Dengan meningkatnya putaran ( 207 rpm, Serangkai (1999)
210 rpm dan 218 rpm) maka komsumsi bahan [4] E.Karyanto, Teknik Motor Diesel, Jakarta,
bakar juga meningkat yaitu dari 48 lt/h, 53,34 Pedoman Ilmu Jaya, (1993)
lt/h , dan 73,50 lt/h) [5] Mathur, M.L.Sharma, R.P., A Course
Untuk putaran konstan yaitu 207 rpm, in Internal Combustion Engines, Nai
tekanan bahan bakar mengalami peningkatan Sarak,Delhi, Dhanpat Rai & Sons, (1980)
yaitu dari 56 kg/cm2 ,57 kg/cm2 ,58 kg/cm2 [6] Matondang, Motor Bakar, Departemen
,60 kg/cm2, demikian juga dengan daya poros Pendidikan dan Kebudayaan Republik
juga mengalami peningkatan dari 113,47 PS, Indonesia (1986).
115,78 PS, 117,81 PS, dan 121,87 PS). [7] Wiranto Arismunandar, Motor Bakar Torak,
Tekanan mempengaruhi performance mesin, Bandung, Penerbit ITB (1977)
tekanan juga berpengaruh pada viscositas, [8] Wiranto Arismunandar, Koichi Tsuda,
dan juga pada pemakaian bahan bakar. Motor Diesel Putaran Tinggi, Bandung,
Kekentalan bahan bakar juga berpengaruh Penerbit ITB (1987).

Rekayasa Teknologi Vol. 3, No. 1, 2012 45

Anda mungkin juga menyukai