TRAINING HANDBOOK
TRAINING PROFILE
Training Tittle
Product Training Mercedes-Benz Actros 4143
Training prerequisites
Sebagai persyaratan untuk mengikuti training product Mercedes-Benz Actros 4143
adalah mekanik PT. BUKIT MAKMUR yang telah mengikuti dan Lulus BMC.
Training duration
40 Hours – 5 Days
90 % Inclass - Discussion
10 % Practice
Training Outcome
Setelah mengikuti training dan dinyatakan lulus, peserta harus mampu :
Menjelaskan nama, letak dan fungsi component
Menjelaskan dan memahami cara kerja component
Melakukan simple testing and adjusting
Melakukan simple troubleshooting Pada unit Mercedes-Benz Actros 4143
Training passed
Peserta dinyatakan lulus jika :
Nilai post test – Min . 75
Nilai praktek – Min. C
Recommended training
Jika berhasil lulus dari Product Training ini, dapatkan dilanjutkan dengan training sbb :
Preventive Maintenance Mercedes-Benz Actros 4143
Machine Troubleshooting Mercedes-Benz Actros 4143
Overhauling Mercedes-Benz Actros 4143
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat & karunia,
yang telah dan selalu dilimpahkan kepada saya dan anda semua.
Rasa terima kasih yang tak terhingga, atas segala waktu dan kepercayaan
yang diberikan management kepada saya untuk bisa berimprovisasi
dalam menyusun Handbook untuk membantu Self Learning para Mechanic Buma.
Sebelumnya saya meminta maaf,
jika apa yang ada dalam Handbook ini, masih jauh dari sempurna,
karena memang ini merupakan karya pertama saya
yang masih dalam proses pembelajaran dalam menyusun Handbook panduan training.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati saya membuka diri terhadap kritik,
saran dan masukan yang membangun tentu saja dan demi kebaikan kita bersama.
Handbook Product Knowledge ini disusun berdasarkan Shop Manual Mercedes-Benz Actros.
Harapannya Handbook ini dapat membantu para mekanik
Untuk memahami sistem dan cara kerja komponen Mercedes-Benz Actros 4143.
Sehingga selain menambah wawasan,
juga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan Maintenance Unit.
Selain itu mudah-mudahan Handbook ini dapat membantu para rekan-rekan Instructor
dalam memberikan penjelasan mengenai Product Knowledge Mercedes-Benz Actros 4143.
Semoga bermanfaat.
Smts2397017
(plant instructor buma)
SAFETY
1. Saat anda melepas oil filler cap, drain plug 8. Untuk aturan umum, jangan
atau hydraulic pressure measuring plug, menggunakan gasoline untuk mencuci
kendorkan secara perlahan untuk part. Jika terpaksa, gunakan hanya sedikit
mencegah oli menyembur keluar. Begitu gasoline saat mem bersihkan electrical
juga sebelum anda melepas atau parts.
membuka component pada circuit oli, air 9. Yakinkan untuk memasang semua part
atau udara, harus membuang atau sesuai posisi awalnya, ganti part yang
menghilangkan pressure yang tersisa rusak dengan yang baru.
dalam circuit terlebih dahulu. • Saat memasang hose dan wire,
2. Air dan oli dalam circuit cenderung panas pastikan tidak akan terjadi kerusakan
saat engine dimatikan, maka hati-hatilah karena bergesekan dengan part lainnya
jangan sampai tersengat. Tunggu sampai saat unit beroperasi.
oli atau air menjadi dingin sebelum 10. Saat memasang high pressure hose,
melakukan pekerjaan. pastikan tidak terpuntir. Kerusakan tube
3. Sebelum mulai bekerja, lepas kabel dari atau hose sangat berbahaya dan juga
battery. Selalu lepas cable dari negative (-) pastikan semua connecting part dipasang
terminal terlebih dahulu. dengan tepat dan cermat.
4. Saat mengangkat component yang berat, 11. Saat assembling atau memasang part,
selalu gunakan hoist atau crane. Pastikan selalu gunakan specified tightening
wire rope, chain dan hook bebas dari torques. Saat memasang protective parts
kerusakan. misalnya guard, atau part yang
Selalu gunakan lifting equipment yang dipengaruhi getaran atau putaran pada
capacitynya mencukupi. Pasang lifting high speed, anda harus lebih teliti saat
equipment pada tempat yang tepat. memastikan part telah dipasang dengan
Gunakan hoist atau crane dan gerakkan tepat.
secara perlahan untuk mencegah 12. Saat meluruskan dua buah lubang, jangan
komponen menabrak part lainnya. Jangan memasukkan jari tangan atau tangan, hati
bekerja dibawah part yang masih hati jangan sampai terjepit dalam lubang.
digantung dengan hoist atau crane. 13. Saat pengukuran hydraulic pressure,
5. Saat membuka cover yang didalamnya pastikan measuring tool dipasang dengann
terdapat internal pressure atau tension tepat sebelum melakukan measurement.
spring, selalu sisakan dua buah bolt pada
sisi yang bersebrangan. Secara perlahan
buang (release) pressure, kemudian secara
perlahan kendorkan bolt untuk
melepasnya.
6. Saat melepas component, hati-hati jangan
memutus atau merusak wiring. Kerusakan
wiring dapat menyebabkan kebakaran.
7. Saat melepas piping, tutup aliran fuel atau
agar tidak mengucur bocor. Jika terdapat
fuel atau oil menetes dilantai, segera
bersihkan.
Fuel atau oli dilantai dapat menyebabkan
tergelincir dan juga dapat menyebabkan
kebakaran.
HOISTING INSTRUCTIONS
PERINGATAN ! Heavy parts (25 kg atau Memasang mendekati ujung hook dapat
lebih) harus diangkat menyebabkan rope terlepas dari hook saat
dengan hoist dsb. Pada pengangkatan sehingga terjadi serious
bagian DIS-ASSEMBLY AND accident. Hook mempunyai kekuatan
ASSEM BLY, setiap part maximum pada bagian tengah tengahnya.
dengan berat 25 kg atau
lebih diindi-kasikan secara
jelas dengan menggunakan
symbol
Contoh
3) Disconnections in wiring
Jika wiring ditahan dan connector anda
tarik keluar atau component anda
angkat sedangkan wiring masih ter-
hubung, atau jika barang yang cukup
berat menimpa wiring, crimping pada
connector mungkin akan tercabut atau
soldering menjadi rusak, atau wiring
mungkin akan putus.
2) Connecting connectors
1] Check connector visually.
Pastikan tidak ada oil, kotoran atau air
yang menempel pada connector pin
(mating portion).
Pastikan tidak terjadi deformation,
defective contact, corrosion, atau
kerusakan pada connector pin.
Pastikan tidak terjadi kerusakan pada
sisi luar connector.
Jika terdapat oil, air atau kotoran
yang menempel pada connector,
bersihkan dengan kain kering. Jika
air masuk ke dalam connector,
hangatkan bagian dalam wiring
dengan dryer, tetapi hati-hati
jangan sampai terlalu panas karena
justru dapat menyebabkan short
circuit.
2] Fix the connector securely.
Luruskan posisi connector, lalu masuk-
kan dengan tepat.
Untuk connector dengan lock stopper,
tekan masuk connector sampai stopper
masuk ke dalam posisi lock-nya.
3] Posisikan boot dan wiring harness
dengan benar untuk.
Untuk connector yang dipasang dengan
boot, atur sedemikian rupa agar boot
duduk dengan benar. jika wiring
harness tidak lurus, atau clamp-nya
keluar, aturlah agar posisinya tepat.
Jika connector tidak bisa diposisi-
kan secara mudah, lepaslah clamp
untuk menepatkan posisinya.
Jika connector clamp telah anda
lepas, pastikan anda mengembali-
kan ke posisi semula. Dan pastikan
tidak ada clamp yang hilang.
3) Connecting DT connectors
Karena DT 8-pin dan 12-pin heavy duty
wire connectors, yang masing2 mem-
punyai 2 latch, tekan keduanya sampai
terdengar 2 kali click.
1. Male connector
2. Female connector
Normal locking state (Horizontal):
a, b, d
Incomplet locking state (Diagonal):
c
4. Handling controller
1) Di dalam Controller terdapat micro-
computer dan electronic control circuit.
Untuk mengontrol semua electronic
circuit pada unit, maka anda harus
lebih hati hati saat mengangani
controller.
2) Jangan menaruh suatu benda diatas
controller.
3) Beri lapisan isoladi atau tas plastic pada
controller connector. Jangan menyen-
tuh pin connector dengan jari jari anda
4) Selama musim hujan, jangan
meninggalkan controller pada tempat
yang dapat terkena percikan air hujan.
5) Jangan menaruh controller pada oil, air
atau tanah atau tempat yang panas,
meskipun untuk sebentar. (Taruhlah
pada dry stand yang tepat).
6) Jika anda melakukan arc welding pada
chasis unit, lepas semua connector
yang dipasang pada controller. Pasang
terminal ground sedekat mungkin
dengan daerah yang di-welding.
3. Sealing openings
Setelah ada piping atau component yang
anda lepas, bidang yang terbuka harus
anda beri lapisan dengan caps, isolasi atau
tas palstik untuk mencegah kotoran dan
debu dapat masuk. Jika anda biarkan
terbuka, kotoran dari sekeliling dapat
masuk dan menyebabkan kebocoran oil
misalnya. Jangan membuang oli secara
sembarangan lansgung ke tanah, tetapi
tampunglah dengan benar, dan buanglah
ditempat yang sudah ditentukan.
6. Flushing operations
Setelah disassembling dan assembling
component, atau penggantian oil, gunakan
flushing oil untuk menyaring contaminant,
sludge, dan old oil dari hydraulic circuit.
Secara umum, flushing dilakukan dua kali:
primary flushing dilakukan tanpa flushing
oil, dan secondary flushing dilakukan
dengan specified hydraulic oil.
7. Cleaning operations
Setealah anda melakukan repair pada
hydraulic component (pump, control valve,
etc.) atau saat menghidupkan unit, lakukan
oil cleaning untuk menyaring sludge atau
contaminant dari dalam hydraulic oil
circuit.
Oil cleaning equipment digunakan untuk
menyaring ultra fine (sekitar 3 ) particle,
dimana filter yang terdapat pada hydraulic
component tidak mampu menyaringnya.
ENGINE
ENGINE
ENGINE
Cylinder head
Struktur dari cylinder head tergantung pada metode pembakaran. Bentuk dari
cylinder head dan lain - lainnya sehingga kondisi tersebut menyebabkan
perbedaan struktur dari cylinder head. Cylinder head yang digunakan pada
Mercedes-Benz Actros adalah jenis sectional type, sehingga memudahkan dalam
penggantian atau perawatan yang berhubungan dengan cylinder head tanpa
mengganggu cylinder head yang lain,kemungkinan untuk berubah bentuk juga
sangat kecil karena bentuknya yang sangat sederhana.
Pada cylinder head selain intake dan exhaust valve juga di lengkapi Constan
Throttle Valve yang berfungsi untuk membuang atau membocorkan ruang bakar
,ketika engine brake di aktifkan, sehingga tekanan pembakaran dan tekanan
compressi akan bocor dan akan memperlambat putaran engine. Saat constant
throttle bekerja, supplay bahan bakar juga akan di stop yang dicontrol oleh
Engine Control (MR)
ENGINE
Valve.
Terbuka dan tertutupnya valve secara teratur untuk memasukkan udara ke dalam
cylinder dan membuang gas bekas pembakaran keluar. Pergerakan valve diambil
dari putaran camshaft yang dirubah menjadi gerakan vertikal melalui push rod
ditransfer melalui rocker arm dan diterusakn ke valve. Valve juga sebagai
permukaan ruang pembakar sehingga selalu menerima beban panas yang tinggi
dari pergerakan vertikal yang berulang - ulang dengan demikian valve harus
dibuat dari material yang special dan tahan panas. Jumlah udara yang akan
masuk ke dalam cylinder juga dipengaruhi besar atau kecilnya hambatan yang
ada pada intake line. Oleh sebab itu pada engine actros masing masing cylinder
dilengkapi dengan empat buah valve, dimana dua intake valve dan dua exhaust
valve.Semakin banyak jumlah udara yang masuk ke dalam cylinder,semakin
sempurna juga pembakaran yang terjadi dan akan menghasilkan power yang
lebih besar juga.Masing masing valve dilengkapi satu buah spring valve.Untk
menghubungkan dua buah valve yang sama dan supaya valve yang sama bisa
bergerak secara bersamaan maka pada valve dilengkapi bridge atau cross
head.Penyetelan valve dilakukan diantara rocker arm dan cross head. Penyetelan
yang lebih akurat sebaiknya dilakukan pada saat engine pada temperatur kerja.
ENGINE
ENGINE
Valve Adjustment.
A Exhaust valve
E Intake valve
X Flywheel side
ENGINE
Turbocharger
Turbo charger ini mempunyai dua impeller yaitu turbin dan blower. Turbin
impeller diputar oleh gas buang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pada
ujung poros turbin ini dipasangkan blower impeller dengan ikatan mur, sehingga
putaran blower impeller akan sama dengen putaran turbin impeller. Putaran dari
turbo charger ini berkisar antara 50.000 - 150.000 rpm. Untuk menahan putaran
tinggi tersebut poros turbin di support oleh journal bearing dan thrust bearing.
Pada tengah - tengah rumah turbin dilengkapi dengan saluran oli untuk
pelumasan bearing - bearing. Untuk pelumasan ini dipergunakan oil engine. Dan
untuk menghindari kebocoran oli ke sisi hisap maupun sisi turbin dipasang seal
ring.
Intercooler
Fungsi;
untuk mendinginkan udara yang akan masuk ke ruang bakar, sehingga kerapatan
udara menjadi tinggi dan jumlah udara yang akan masuk ke dalam clynder akan
bertambah, sedangkan volume clyndernya tetap.
ENGINE
Fuel System
Pada engine seri 500 fuel system di control oleh engine (MR) controller yang
terpasang pada engine. Suplay bahan bakar ke nozzle dicontrol berdasarkan
beban . Selain itu bahan bakar yang di suplay ke nozzle juga dicontrol
berdasarkan
1. Engine temperature
2. Fuel temperature
3. Oil temperature
4..Boost pressure
5. Boost temperature
6. Air cleaner condition
7.Beban kenderaan
ENGINE
Fuel System
Pump Line nozzle (PLD)
Injection Bahan bakar di injeksi dengan pengembangan baru yang di sebut
Pump Line Nozzle PLD sistem, di kontrol oleh electronic Telligent sistim
management mesin.Pada MR sistem (kontrol unit) bahan bakar di pompa oleh
unit pompa dengan tekanan tinggi ke pipa saluran bertekanan (high pressure
pipe) ke saluran injeksi yang ada hubungan ke kepala silinder (cylinder head) ke
nosel.Setiap unit pompa terpasang pada blok motor , tiap-tiap silinder satu
unitpompa. Nokken as tugasnya untuk buka tutup katup masuk / keluar, juga
menggerakan unit pompa injeksi.
Prinsip bekerjanya unit pump pada dasarnya seperti piston pump Pada injeksi
pump inline untuk seri 300 terdahulu terpasang sebuah plunger dengan
pengontrol bahan bakar (control edges). Jumlah pengiriman bahan bakar di
kontrol oleh buka tutup soleniod valve pada unit pompa dengan empat langkah
1.Unit pump
2.High pressure line
3.Nozzle holder
4.Piston
5.Camshsft
ENGINE
Fuel System
Pump Line nozzle (PLD)
1. Camshaft
2. Roller tappet
3. High pressure cylinder
4.Nozzle holder
5. Pressure line
6. Valve body
7. Unit pump solenoid
8. Unit pump head
9. High pressure chamber
10. Pump plunger
11. Injection nozzle
12. Suction chamber
ENGINE
Fuel System
ENGINE
Fuel System
Fuel Line
1 Fuel tank
1.1 Fuel strainer (800 m)
2 Fuel prefilter (KVF 300 m) with manual fuel feed pump
3.1 Plug-on valve in fuel feed (locked open)
3.2 Plug-on valve in fuel return (locked open)
4. Fuel heat exchanger 5. Fuel pump (KFP)
5.1 Pressure relief valve (9.0 - 12.0 bar)
6. Fuel filter (5 m)
6.1 Fuel filter drain valve
6.2 Constant vent in fuel filter
7. Nozzle holder combination
8. PLD unit pumps (Y6 to Y13)
9. Banjo union with constant vent (0.7 mm)
10. Overflow valve (2.0 bar up to engine No. 092 407, 2.65 bar from engine No 092 408)
10.1 Throttle (3.1 mm) in overflow valve
11.1 Fuel feed connector (in frame)
11.2 Fuel return connector (in frame)
12 Throttle (0.5 mm) in flame starting system fuel line
B10 Fuel temperature sensor (no longer installed).
R3 Flame glow plug
Y5 Flame starting system solenoid valve
ENGINE
Fuel System
CLUTCH
Fungsi clutch :
• Meneruskan / memutuskan tenaga dari engine ke transmisi sehingga
memungkinkan kendaraan untuk bergerak / berjalan ataupun berhenti
• Untuk mempermudah ketika melakukan perpindahan kecepatan (Shifting
transmisi) dan juga ketika perlambatan / pengereman.
• Untuk memungkinkan kendaraan berhenti tanpa harus mematikan engine,
sementara gigi transmisi tetap terpasang / masuk Pressure Plate
• Harus bisa menghubungkan dan memutuskan (engaged/disengaged) dengan
baik, sehingga memungkinkan untuk meneruskan ataupun memutuskan tenaga
dari engine ke transmisi.
• Harus memiliki torque transmitting capacity (kemampuan meneruskan tenaga)
yang cukup dan kemampuan tidak boleh menurun akibat naiknya temperatur
kerja.
• Harus bisa melepaskan / memindahkan panas yang timbul dengan baik dan
tidak terpengaruh oleh kenaikan temperatur.
CLUTCH
Kemampuan clutc untuk meneruskan torque dan power dari engine ke transmisi
ditentukan oleh
1.Besarnya tekanan spring yang ada pada pressure plate
2.Koevisien gesek pada permukaan kontaknya
3.Diameter dari disc plate
4.Jumlah permukaan yang bersinggungan
CLUTCH
Clutch booster
Fungsi
Pressure plate bekerja berdasarkan kekuatan spring untuk memindahkan torque
dan power engine ke transmisi. Semakin tinggi tekanan spring semakin maximal
juga perpindahan torque dan power ke transmisi. Pada Actros pressure plate
menggunakan diafragm spring, sehingga memerlikan tekanan yang besar dari
operator untuk men disengaged kan clutch. Booster clutch bekerja berasarkan
tekanan hydroulic dan pneumatic pressure, sehingga memperringan kerja
operator.
CLUTCH
Clutch trevel sensor berfumgsi untuk mengetahui berapa langkah daripada rod
booster clutch. Pada transmisi manual, speed tidak akan bisa masuk apabila
putaran yang ke transmisi benar benar terputus. Kalaupun bisa masuk transmisi
akan noise. Pada transmisi Actros yang menggunakan system EPS atau
Electronic Pneumatic System, jika tidak dilengkapi Clutch Travel Sensor maka
transmisi akan cepat rusak karena speed bisa saja masuk dengan dorongan udara
tanpa mengetahui putaran sudah terputus atau belum. Dengan dipasangkanya
Clutch Travel Sensor maka transmisi akan terlindungi dari kemungkinan
masuknya speed saat clutc belum benar benar terputus. Data yang terbaca Clutch
Travel sensor diterima oleh GS Control. Data yang diperoleh Clutch Travel
Sensor akan dikirim ke FR melalui CAN Bus. Jika data yang diterima belum
sesuai dengan data yang pernah di parameter ke system maka speed transmisi
tidak akan masuk. Clutch Travel Sensor akan membaca piston stroke pada
booster saat clutch pedal di tekan. Hal ini mengharuskan di stiap ada
penggantian componen yang berhubungan dengan clutch system kita harus
melakukan Teaching Proces, untuk mensyncronkan perubahan data dengan
system.
CLUTCH
Ketika clutch pedal di tekan, piston booster akan bergerak ke depan. Plunger
yang terpasang pada piston booster akan bergerak keluar dan sensor akan
membaca pergerakan plunger dan hasil pengukuranya akan berkurang. Setelah
pedal dilepas piston akan kembali bergerak mundur dan plunger akan masuk ke
dalam clutch sensor. Sensor membaca pergerakan dari plunger dan hasil
pengukuranya akan bertambah. Clutch sensor tidak mengukur putaran
melainkan pergerakan dari plunger di dalam clutch sensor. Sebelum pergerakan
plunger sesuai dengan ukuran yang di parameter maka transmisi tidak akan akan
masuk, karena hasil pengukuran akan di kirim ke GS control danndi evaluasi.
TRANSMISI
Transmission designations
Transmisi designation memberikan kita informasi mengenai transmisi tersebut.
Dibawah ini contoh penulisan transmisi designation pada transmisi actros dan
pengertianya.
Transmisi berfungsi:
1 .Memilih percepatan kenderaan
2.Mereduksi putaran untuk mendapatkan torque yang lebih besar sesuai dengan
beban kenderaan
3.Memungkinkan kenderaan untuk bergerak mundur
TRANSMISI
1.Gate Modul
2.Range Modul
3.Gear Modul
4.Booster Clutch
A.Spliter
B.Main gear
C.Range Group
TRANSMISI
TRANSMISI
TRANSMISI
TRANSMISI
Gate module
Modul ini sebagai perantara antara gear selection dan transmisi(gear modul).
Juga menentukan gate slector speed yang akan dimasukkan, bekerja berdasarkan
electropneumatic.
Gear module
Gear modul bekerjasam dengan gate modul. Setelah gate modul menentukan
gate yang akan dipilih maka gear modul akan memasukkan speed sesuai dengan
gate yang dipilih oleh gate modul. Range module Range modul bekerja secara
automatic tanpa di control oleh gate modul.
TRANSMISI
Range module
Range modul bekerja secara automatic tanpa di control oleh driver,tapa tetap
bekerjasama dengan gate modul. Modul ini akan bekerja saat perpindahan dari
speed 4 ke speed 5 atau sebaliknya. Actuator pada modul ini menggerakkan
sliding collar pada range group sehingga bergerak Ke arah high atau low, dan
menjadikan transmisi ini menjadi 16 Speed.
Pada gear selection terdapat 3 switch (tombol) Netral Button, Reverse Button
dan Spliter switch. Netral button berfungsi untuk menetralkan speed, dengan
menekan tombol dan menekan clutch pedal. Reverse button berfungsi untuk
memasukkan speed mundur dengan menekan tombol sambil menarik selector ke
arah belakang dan menekan clutch pedal. Switch spliter berfungsi untuk memilih
ratio gear yang akan dipakai,high atau low.
TRANSMISI
1.Pliter switch
2.Reverse Button
3.Selector
4.Netral Button
REAR AXLE
REAR AXLE
Diffrential
Untuk mendapatkan torque yang lebih tinggi dibutuhkan planetery gear pada
rear exle. Planetery gear dipasang pada wheel hub. Pada rear exle ada yang
dilengkapi inter axle iock dan inter wheel lock.
1.Inter axle lock berfungsi untuk mengunci kedua exle.
Sebelum switch inter axle lock di aktifkan maka kedua axle ada kemungkinan
untuk berbeda putaran. Setelah di aktifkan putaran kedua shaft akan sama.
2.Inter wheel lock atau disebut juga diff lock. B
erfungsi untuk mengunci diffrential sehingga kedua roda brputar secara
bersamaan. Inter axle lock diaktifkan pada saat di perlukan saja dan pada jalan
lurus.
REAR AXLE
A.Out put shaft dari rear axle 1 (in put shaft rear axle II) ....…
…B.Planetery gear
C.Carier
D.Pinion gear rear axle I
E.Sliding clutch
F.In put shaft
G.Fork
H.Actuator inter axle lock
REAR AXLE
A.Pinion Gear
B.Drive shaft
C.Bevel gear
D.Sliding clutch
E.Drive shaft
F.Fork
G.Actuator inter wheel lock
REAR AXLE
Diffrential
Planetery gear adalah susunan gear yang terdiri dari ring gear,planet gear, dan
sun gear. Planet gear berputar secara bersamaan. Selain berputar pada cariernya
planet gear juga berputar mengelilingi sun gear. Ring gear tidak berputar dan
duduk pada rear axle housing. Sun gear diputar oleh drive shaft. Karena ring
gear tidak berputar maka putaran yang akan memutar wheel hub akan direduksi
oleh planetery gear dan torque yang dihasilkan pun akan bertambah.
Compressor
Compressor berfungsi sebagai sumber udara bertekanan yang akan digunakan
pada brake system dan perlengkapan lainya.
Regulator
Regulator
Regulator
Air Dryer
Fungsi
Mengeringkan udara sebelum masuk ke system untuk mencegah terjadinya
kondensasi air di pneumatic system.
Prinsip kerja air dryer
Bila pengatur tekanan pada posisi pengisian, Granulate akan menyerap
udara lembab pada udara tekan .
Pada posisi pembuangan, Granulate akan dibersihkan dengan
kembalinya udara bersih ber tekan.
Jika air masuk ke dalam system akan mempercepat rusaknya komponen
Brake system terutama seal dan “o” ring dan komponen yang terbuat
dari material yang tidak tahan karat (cylinder,piston,spring)
Air dryer pada unit Actros dibuat menjadi satu dengan regulator tanpa
merubah karacter dan fungsi masing masing komponen.
Air Dryer
Air Dryer
Air Dryer yang menyatu dengan regulator posisi cut off
Fungsi
1 Untuk mengamankan udara tekan dari semua saluran
Pada air system jika tidak dilengkapi dengan four way valve atau eight way
valve,jika tekanan pada satu saluran berkurang maka akan mempengaruhi
tekanan pada saluran yang lain. Dengan adanya eight way valve maka . . . . .
. penurunan tekanan hanya terjadi pada saluran yang mengalami penurunan dan
. .tidak mem pengaruhi saluran yang lain.
2 Untuk mengamankan saluran yang baik dari kebocoran yang terjadi pada .
...salah satu saluran.Sehingga kebocoran tersebut tidak mempengaruhi tekanan
. saluran yang lain.
3 Untuk mempermudah pembuangan tekanan udara dari dalam
system atau tank tanpa membuang tekanan uadara secara keseluruhan
Eight Way Valve sedang bekerja mengisi saluran satu dan dua
Service Brake
Service Brake
Service Brake bekrja mensuplay udara tekan ke rem belakang dan rem depan
Chmber/actuator
Chmber/actuator
BS Control
Axle Modulator
Hill Holder
ELECTRIC COMPONEN
Front module ( FM ):
Lokasinya di chasis bagian depan sebelah kiri. Semua input dan
output signal dari bagian depan dikirim dan direcord disini. Ini artinya semua
sensor dan actuator bagian depan dihubungkan ke front module.
Rear module ( HM ) :
Lokasinya di chasis bagian belakang sebelah kanan. Rear modul mengerjakan
semua tugas kontrol yang diperlukan dan memonitor pada bagian belakang
unit. Ini artinya semua sensor dan actuator yang berada dibelakang dihubungkan
ke rear module.
Base module ( GM ) :
Lokasinya didalam kabin sebelah kiri depan ( didepan kursi penumpang). Base
module merupakan pusat pada kontAct dan beberapa CAN interface.
KontAct = Consept of the electronics in the Actros.
Instrument ( INS ) :
Instrument cluster sekarang murni sebagai sytem display dan hanya sedikit tugas
didalam network.
Door module didalam driver side ( TMF ) : Lokasinya didalam pintu driver.
Fungsinya mengontrol semua perlengkapan diarea pintu driver.
ELECTRIC COMPONEN
Base module ( GM )
Base module (GM) lokasinya didalam kompartemen electric
didalam cabin dan bisa dilihat dari luar dan dalam.
GM dibaut bersama dengan frame pada connector FF.
Tugas GM dapat dipisahkan menjadi empat group:
1 Mendistribusikan power
2 Take Up ( tempat ) relay dan fuse
3 Memproses informasi
4 Mengamankan control beban electric
Input dan output signal dari bagian cabin diterima dan
dikirim dari sini.
ELECTRIC COMPONEN
IMMOBILIZER ( WSP )
Fungsi pada system
Immobolizer (WSP) terdiri dari :
1.MR/PLD control module
2.Transponder key ( tiap kunc
mempunyai kode transponder yang berbeda )
3.Electronic read out circuit
4.FR/FMR control module
Electronic readout circuit lokasinya pada steering lock dan membaca kode yang
keluar dari transponder tanpa kontak/bersentuhan. Transpoder ( miniature
electronic receiver/transmitter circuit in key ) disuply dengan power induction
oleh electronic read out circuit ketika ignition, sirkuit ( 15 ON ) di posisikan
ON. Transponder mengirim signal lemah ke electronic readout circuit yang
berisi kode transponder. Penguat signal dipasang di electronic readout circuit
untuk menguatkan level signal kode transponder
ELECTRIC COMPONEN
SUSPENSION
Suspension Componen
1. Front Suspension
Front suspension terpasang pada front axle yang terdidi dari
1. Front leaf spring
2. Shock ubsorber
3. Stabilizator
4. Compensation rod
5. Lever
6. U bolt
Front leaf spring terdiri dari susunan beberapa leaf spring yang diikat menjadi
satu oleh centre bolt. Fungsinya untuk meneruskan beban kenderaan dari frame
ke front axle. Jumlah lapisan leaf spring akan menentukan kekuatan untuk
menopang beban. Semakin banyak lapisan leaf sping semakin bertambah juga
kemampuanya untuk menopang beban.Masing masing leaf spring mempunyai
kelengkungan yang berbeda, tjuanya adalah untuk mencegah masuknya kotoran
diantara masing masing spring. Bentuk spring no 1 sedikit berbeda dengan
spring yang lainya karena di kedua ujungnya dilengkapi bushing sebagai
peredam getaran.
SUSPENSION
2.Shock ubsorber
Shock ubsorber terpasang antara frame dan front axle, yang berfungsi untuk
meredam getaran atau kejutan yang terjadi saat kenderaan melewati permukaan
yang tidak rata.
1.Shock ubsorber
3.U bolt
4.Leaf spring
SUSPENSION
3.Stabilizator
Stabilizator terpasang di front axle dan kedua ujungnya dihubungkan ke frame
sebelah kiri dan kanan.Stabilizator terbuat dari jenis torsion bar sehingga bisa
menerima beban torsion yang ditimbulkan oleh perbedaan ketinggian pada saat
kederaan melewati permukaan yang tidak rata. Stabilizator akan mengusahakan
ketinggian frame sebelah kiri dan kanan tetap pada kondisi rata.Juga berfungsi
menjaga keseimbangan kenderaan pada saat berbelok.
4.Compensation Rod
SUSPENSION
5.Lever
Lever berfungsi sebagai perantara atau penerus bebean yang diterima salah satu
axle ke axle yang lainya. Dengan demikian beban akan diterim oleh kedua axle
dan akan mencegah salah satu leaf spring dari over load.
6. U bolt
U bolt berfungsi untuk mengikat leaf spring assy ke front axle.Nut U bolt harus
di ikat dengan kuat atau sesuai dengan torque. Pengikatan yang kurang kencang
akan mengakibatkan leaf spring assy bisa bergeser dari dudukanya.
SUSPENSION
2.Rear Suspension
Rear suspension terpasang pada rear axle yang terdiri dari
1. Rear leaf spring
2.Rubber mounting
3.Trunion
4.Torque rod
5.V stay
6.Shock ubsorber
7.Stabilizator
8.U bolt
Rear leaf spring terdiri dari susunan beberapa leaf spring yang diikat menjadi
satu oleh centre bolt. Fungsinya untuk meneruskan beban kenderaan dari frame
ke rear axle.
Jumlah lapisan leaf spring akan menentukan kekuatan untuk menopang beban.
Semakin banyak lapisan leaf sping semakin bertambah juga kemampuanya
untuk menopang beban.Masing masing leaf spring mempunyai kelengkungan
yang berbeda, tjuanya adalah untuk mencegah masuknya kotoran diantara
masing masing spring. Bentuk spring no 1 sedikit berbeda dengan spring yang
lainya karena di kedua ujungnya dilengkapi lubang baut untuk mengikat spring
no 1 ke rubber mounting.
SUSPENSION
2.Rubber mounting
3.Trunion
Trunion berfungsi
1.Untuk meneruskan beban kenderaan dari frame ke rear spring
2.Tempat dudukan rear spring
3.Untuk memungkinkan kedua axle bergerak bebas secara vertical saat kedua
axle berbeda ketinggian yang disebabkan prmukaan jalan yang tidak rata.
4.Torque rod
Terbuat dari pipa baja yang di kedua ujungnya dilengkapi tempat untuk
pemasangan rubber bushing. Torque rod berfungsi untuk
1.menjaga jarak antara kedua rear axle
2.untuk memungkinkan masing masing axle bergerak bebas secara vertical
3.meneruskan gaya dorong atau gaya tarik pada rear axle ke frame pada saat
kenderaan bergerak melalui trunion bracket.
SUSPENSION
5.V Stay
Seperti namanya V stay terbuat dari pipa baja berbentuk V. Pada ketiga
ujungnya dilengapi rubber mounting sebagai peredam getaran. V stay
menghubungkan antara frame dan rear axle housing bagian atas. Fungsinya
adalah untuk menjaga kedua rear axle bergerak secara horizontal (ke kiri dan ke
kanan)
6.Shock ubsorber
Seperti pada axle satu, shock ubsorber terpasang antara frame dan rear axle,
yang berfungsi untuk meredam getaran atau kejutan yang terjadi saat kenderaan
melewati permukaan yang tidak rata.
7.Stabilizator
8.U bolt
U bolt berfungsi untuk mengikat leaf spring assy ke trunion shaft .Nut U bolt
harus di ikat dengan kuat atau sesuai dengan torque. Pengikatan yang kurang
kencang akan mengakibatkan leaf spring assy bisa bergeser dari dudukanya dan
memungkinkan U bolt bisa putus.
PENUTUP
Semoga hand out Product Knowladge Mercedes-Benz ini bisa membantu anda
dalam bekerja dan menambah pengetahuan rekan rekan semua.
Apabila ada kesalahan dalam penulisan kata atau kalimat saya mohon maaf dan
dengan senang hati untuk menerima saran dari rekan rekan semua dan akan saya
jadikan sebagai bahan perbaikan saya kedepannya.
Terimakasih
Smts2397017