Anda di halaman 1dari 115

PPA AFE&

ACADEMY

LIGHT DUMP TRUCK


(VOLVO FMX 400/440) PREVENTIVE MAINTENANCE

JIKA KAU TAK SANGGUP


MENAHAN LELAHNYA BELAJAR.
MAKA KAU AKAN MENANGGUNG
PERIHNYA KEBODOHAN.
imam asy sya ’i rahimahullah
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang selalu melimpahkan rahmat
dan kasih sayang kepada seluruh umat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
modul ini sesuai dengan yang diharapkan. Modul ini berjudul “Periodic Service & Basic
Machine Inspection Volvo FMX 440” sebagai salah satu materi dalam program training
maintenance PT.PUTRA PERKASA ABADI.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan modul ini. Namun
demikian, tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan yang dikarenakan
keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun atas segala kekurangannya, sehingga
akan menjadi sebuah perbaikan di kemudian hari.

Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua


pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini. Akhir kata penulis berharap
dengan segala kekurangannya, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jembayan, Desember 2020

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................................................. 1
Pendahuluan .................................................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................................................ 4
BASIC KNOWLEDGE .......................................................................................................................................... 4
BAB III ............................................................................................................................................................. 18
Product Knowladge ........................................................................................................................................ 18
3.1 Pengenalan Komponen Volvo FMX 440 ................................................................................................ 18
3.2 Diagram power train Volvo FMX 440 .................................................................................................... 19
BAB IV ............................................................................................................................................................. 23
Maintenance .................................................................................................................................................. 23
4.1 Definisi Maintenance ...................................................................................................................... 23
4.2 Klasifikasi Maintenance .................................................................................................................. 25
4.3 Periodic Inspection Volvo FMX 440 ................................................................................................ 28
4.4 Periodic Service .............................................................................................................................. 36
4.5 Control System ............................................................................................................................... 47

ii
BAB I
Pendahuluan

A. Deskripsi

Modul Preventive Maintenance Volvo FMX 440 ini membahas tentang


pengetahuan perawatan unit Volvo FMX 440 yang harus dimiliki oleh seorang
mekanik khususnya mekanik. Tujuan dari modul ini adalah agar mekanik memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam membentuk kompetensi spesifikasi mesin,
perawatan alat, membuat technical report, dan melakukan simple troublshooting
pada unit Volvo FMX 440. Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar meliputi:
1) Basic Knowladge
2) Product Knowladge
3) Maintenance

B. Prasyarat

Sebelum memulai modul ini, anda harus sudah menyelesaikan modul-


modul yang harus dipelajari lebih awal sesuai dengan peta kedudukan modul.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Petunjuk Bagi Peserta Pelatihan
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari
materi modul ini, langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Baca dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
pada masingmasing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas,
peserta dapat bertanya pada instruktur.
b. Kerjakanlah setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi
yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek, perhatikanlah
hal-hal berikut ini:
1. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang diberikan.
2. Pahami setiap langkah kerja dengan baik.
3. Sebelum melaksanakan praktik, rencanakan tools yang diperlukan
secara cermat.

1
4. Gunakan alat sesuai prosedur yang pemakaian yang benar.
5. Untuk melakukan kegiatan belajar praktek yang belum jelas, harus
meminta ijin instruktur lebih dahulu.
6. Setelah selesai praktek, kembalikan alat dan bahan ke tempat
semula.
d. Jika belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang
bersangkutan.

2. Peran instruktur antara lain

a. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.


b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.
c. Membantu peserta dalam memahami konsep dan praktek baru dan
menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar peserta
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan mentor/ pendamping (among) dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan (peserta OJT/experience).
g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.
h. Melakasanakan penilaian.
i. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap pengetahuan dan keterampilan
dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana
pembelajaran selanjutnya,
j. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.

C. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam


modul ini peserta diharapkan “Mampu mendiskripsikan spesifikasi mesin,
melakukan perawatan alat, membuat technical report, dan melakukan simple
troublshooting pada unit Volvo FMX 440 dengan tepat dan benar”

2
E. Kompetensi
Modul ini membantu peserta dalam membentuk kompetensi spesifikasi
mesin, perawatan alat, membuat technical report, dan melakukan simple
troublshooting pada unit Volvo FMX 440 dengan tepat dan benar.

3
BAB II
BASIC KNOWLEDGE
A. Terminologi

1. Terminologi

a. Ampere
Adalah satuan untuk kuat arus listrik (A)
b. Blow By Pressure

Blow by pressure adalah tekanan udara/gas yang diizinkan di dalam crank case.

c. Brake Performance.
Adalah pengujian yang dilakukan untuk sistem brake masih bisa berfungsi dengan
baik atau kondisi baik. Biasanya dilakukan sesuai prosedur sesuai dengan masing-masing
unit.
d. Engine High Idle
Adalah putaran tertinggi tanpa beban
e. Engine Hunting
Adalah keadaan putaran engine yang tidak stabil
f. Engine Low Idle
Adalah putaran engine terendah tanpa beban
g. Rated Speed
Adalah putaran engine pada horse power maximum
h. Resistansi
Adalah perlambatan kecepatan
i. Snapshoot
Adalah PPM 7 menit yang dilakukan untuk pemeriksaan Mechine Condition
Inspection (MCI) biasanya pada unit HD 785-7
j. Specific Gravity
Adalah berat dari suatu fluida yang dikomparasikan dengan air saat suhu 15 oC
mempunyai Sp.Gr (Spesific Grafity) angka 1 Sp.Gr Untuk bensin Sp.Gr nya adalah 0,72
Sp.Gr maksudnya bensin (gasoline) tersebut mempunyai berat 72 persen dari berat air
saat suhu 15oC
k. Stall Speed
Adalah putaran engine ketika torque conventer stall
l. Turbocharger Play
Adalah gerakan axial/radial dari rotor

4
m. VHMS
Vehicle Health Monitoring System adalah sebuah teknologi yang digunakan untuk
memonitoring trend pengoperasian dan kinerja unit
n. Voltage
Adalah satuan dari tegangan

B. SOP
1. KPI Plant
a. Mean Time Between Failure (MTBF)
Rata-rata lamanya waktu (dalam jam) antara unit saat beroperasi dengan saat
breakdown. Parameter ini dipakai untuk mengukur ketahanan alat serta keefektifan
dalam pelaksanaan repair & maintenance suatu alat.
Adapun formula MTBF adalah:

Working Hour
MTBF (Hour)=
Number of shutdown in the Frekuensi

Dengan catatan sbb


- Breakdown adalah kajadian suatu machine dalam kondisi out of service
- Breakdown mencakup semua jenis maintenance yang tidak terencana dan aktivitas
perbaikan kecuali:
daily lubes, refueling, inspeksi selama proses daily lube & refueling dan periodical service
- Pencapaian MTBF > 72 Hours maka dinyatakan GOOD
- Pencapaian MTBF < 72 Hours maka dinyatakan BAD

b. Mean Time To Repair (MTTR)


Rata-rata lamanya unit downtime (dalam jam) .
Parameter ini dipakai untuk mengukur serviceability peralatan dan efficiency proses
aktivitas maintenance.

Adapun formula MTTR adalah


Total Downtime Hrs (US+S)
MTTR (Hour) =
Number of shutdown in the Frekuensi
Dengan catatan sbb
- Shutdown adalah kajadian suatu machine dalam kondisi out of service
- Shutdown mencakup semua jenis maintenance dan aktivitas perbaikan kecuali:
daily lubes, refueling, inspeksi selama proses daily lube & refueling.
- Pencapaian MTTR < 6 Hours maka dinyatakan GOOD
- Pencapaian MTTR > 6 Hours maka dinyatakan BAD

5
c. Pysichal Avability (PA)
Physical Avaibility adalah ukuran kemampuan suatu peralatan untuk beroperasi dalam
perioder tertentu dibandingkan dengan total breakdown yang diexpresikan dalam bentuk
persentase.
Physical Availability adalah salah satu Key Performance Indicator atau parameter
keberhasilan departemen plant maintenance dalam menyiapkan equipment yang siap pakai.

Adapun formula Physical Availability adalah :


MOHH (Machine On Hand Hours) (24x Jumlah Hari) – Total Down time (Us+S)
PA = X 100 %
MOHH ( 24x jumlah Hari )
Dengan catatan sbb :
- MOHH Menggunakan jam dunia yaitu 1 hari adalah 24 Jam
- Total Breakdown Hour yaitu jam dimana alat dikatakan tidak siap pakai, yang terdiri dari
schedule breakdown hour ( direncanakan ) dan unscheduled breakdown ( tidak
direncanakan ).
- Unit dengan Umur dibawah 1 Tahun maka target availability adalah Min. 93%
- Unit dengan Umur Dibawah 2 Tahun maka target availability adalah Min. 89%
- Unit Dengan Umur diatas 2 Tahun maka target availability adalah Min. 85%

d. Utility Alat (UA)


Merupakan penghitungan waktu alat berat tersebut digunakan untuk beroperasi , pada
saat unit tersebut bisa dipergunakan.
Untuk menghitung waktu ketersediaan pemakaian dapat digunakan rumus berikut:

Working Hours (WH)


UA = X 100 %
(Working Hours – Standby)

2. Program

a. Program Analisa Pelumas (PAP)


Adalah merupakan suatu sistem yang dilaksanakan secara ilmiah. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui sedini mungkin keausan dan gejala kerusakan pada komponen yang
disebabkan oleh keausan yang tidak wajar tanpa harus membongkar komponen
tersebut.
b. Program Backlog
Adalah program perencanaan maintenance yang terschedule, baik kegiatan
maintenance remove & install, repair komponen yang didapat data nya dari periodic
inspection unit.
c. Program Pemeriksaan Attachment (PPA)

6
Adalah suatu kegiatan/suatu usaha yang dilakukan untuk pengecekan kondisi
attcahment pada unit alat berat.
d. Program Pemeriksaan Machine (PPM)
Adalah suatu usaha pemeriksaan dan inspection mesin yang dilakukan untuk
mengetahui kondisi unit, bila terjadi ketidaknormalan maka dapat dilakukan tindakan
yang lebih terschedule agar unit tetap kondisi prima dan siap digunakan. Aspek yang
diperiksa terdiri dari engine, hydraulic system, transmisi sistem.
e. Program Pemeriksaan Undercarriage (PPU)
Adalah program yang bertujuan untuk mengurangi biaya komponen-komponen
undercarriage yang nilai harganya cukup mahal, dengan memelihara undercarriage ini
maka cost yang keluar dapat di reduce dan umur komponen mencapai HM yang sesuai
dengan standart factory.

3. Tambahan

a. Daily Check
Adalah pemeriksaan pada unit alat berat yang dilakukan setiap HM interval kurang dari
50 jam.
b. Periodic Service
Adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan pada suatu
alat yang dilakukan secara berkala atau continue dengan interval waktu yang telah
ditentukan berdasarkan HM unit.
c. Penggunaan Part Book
Adalah penggunaan untuk mencari komponen, nomer spare part, posisi spare part
untuk komponen tertentu dan untuk melakukan pengorderan spare part unit.
d. Penggunaan Shop Manual
Adalah untuk mempermudah mekanik dalam memahami spesifikasi unit, struktur dan
fungsi unit, remove install komponen, testing

C. KOMPONEN
1. Filter
a. Arti Mesh dan Micron
1. Mesh adalah jumlah pori-pori persatuan inchi pangkat dua pada sebuah filter
2. Besarnya diameter pori-pori sebuah filter
b. Fungsi dan Klasifikasi Filter
Fungsi : Sebagai penyaring.
Klasifikasi : Menurut standar ISO :

7
1. Platted Paper Element
2. Wire Mesh Filter
3. Metal Edge Filter
Menurut Standar SAE :
1. Strainer
2. Screen
3. Filter (fine filter & coarse filter )
c. Jenis-Jenis Air Filter
1. Wet Type
2. Dry Type
d. Model Filter
1. Filter Cartridge

2. Filter Element

e. Penanganan Filter
• Tidak boleh disimpan pada daerah yang lembab
• Tidak boleh penyok dan jatuh
• Harus terbungkus rapi (jangan terbuka packingnya)
f. Pengertian Filtering Area

Adalah luas bidang penyaringan sebuah filter

2. Monitor Panel

a. Air Cleaner Clogging Caution

b. Caution Item

c. Engine Oil Pressure

8
d. Fuel Level

e. Preheating System

f. Radiator Coolant Level

g. Engine coolant temperature

3. Power Train

a. Damper
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menaikan reliability dan durability dari
komponen power train, yaitu dengan cara menyerap getaran-getaran puntir (twisting
vibration) yang disebabkan karena adanya perubahan torque engine pada saat
akselerasi/deselerasi atau pada saat operasi dengan beban berat.
b. Differential
Adalah Suatu komponen untuk meneruskan tenaga putar dari transmisi melalui
propeller shaft yang selanjutnya akan membuat penyaluran tenaga lebih halus dari final
gear keroda kiri dan kanan pada kondisi apapun.
c. Diesel Engine
Adalah salah satu tipe dari internal combution engine (motor bakar dalam). Internal
combution engine (motor bakar dalam) merubah energi panas yang dibangkitkan dari hasil
pembakaran fuel menjadi energi mekanik. Pada diesel engine udara yang terhisap ke
9
dalam ruang bakar dikompresi sehingga mencapai tekanan dan temperatur yang tinggi,
bahan bakar (fuel) diinjeksikan dan dikabutkan ke dalam ruang bakar sehingga terjadi
pembakaran.
d. Final Drive
Adalah susunan roda gigi yang biasanya berupa satu set roda gigi lurus dan atau
satu set roda gigi planet (planetary gear) sebagai roda gigi penggerak akhir yang berfungsi
untuk mereduksi putaran dan meningkatkan torsi unit.
e. Hydraulic Pump dan Control Valve
1) Hydraulic Pump berfungsi sebagai pemindah oli dari tangki kedalam sistem dan bersama
komponen lain menimbulkan tenaga hidrolik
2) Control Valve berfungsi untuk mengatur tekanan, jumlah dan arah aliran oil yang masuk
ke sistem
f. Torque Conventer
Adalah suatu komponen power train yang bekerja secara hidrolis. Fungsi utamanya
tidak jauh berbeda dengan main clutch (coupling), sehingga torque conventer sering
disebut juga fluid clutch.
g. Torqflow Transmission
Adalah alat pemindah tenaga yang menggunakan fluida dalam hal ini oli sebagai
pengontrolnya. Secara umum, transmisi dihubungkan dengan engine melalui torque
conventer.

4. Tambahan
a. Fungsi Breathers
Berfungsi untuk lubang pernapasan pada unit unit dengan fluida yang menimbulkan
atau berpotensinya ada tekanan.
b. Fungsi Corrossion Resistor
Berfungsi untuk mencegah timbulnya karat (berupa larutan kimia magnesium) untuk
pH air normal
c. Facum sensor
Berfungsi untuk mengetahui kebuntuan air cleaner
d. Fungsi Ejector Pipe
Berfungsi untuk menyedot debu dan kotoran dari per-cleaner secara otomatis untuk
dibuang keatmosfir melalui exhaust pipe saat engine hidup
e. Fungsi Evacuator Valve
Berfungsi untuk membuang debu pada air cleaner housing pada saat engine mati

10
f. Fungsi Pre-Cleaner
Berfungsi untuk menyaring debu yang/partikelnya besar-besar (sebagai penyaring
awal).
g. Fungsi Tachograph
Berfungsi untuk mengukur putaran, dengan satuan adalah Revolution Per-Minute
(RPM)
h. Fungsi Water Separator
Berfungsi untuk memisahkan/mendeteksi antara air dan fuel

D. TOOLS

1. Tools
a) Blow By Checker
Adalah diagnostic tools yang berfungsi untuk mengetahui blow by engine
b) Convex Scale
Mistar ini berbentuk gulungan sehingga apabila tidak digunakan maka mistar akan
tetap tergulung didalam tempatnya, mistar ini terbuat dari baja tipis yang
mempunyai tingkat kelenturan yang tinggi. Mistar type ini biasanya digunakan untuk
mengukur ketinggian dan keliling lingkaran suatu benda.
c) Dial Gauge
Adalah alat ukur posisi yang secara mekanikal memperbesar gerakan axial dari
spinddle yang sangat kecil dan diteruskan ke pointer.
Dial indicator dapat digunakan untuk mengukur :
1. Bend of a crankshaft
2. Run out of a brake rotor
3. Backlash of a differential gear
4. End play of rear axle shaft
d) Handy Smoke Checker
Adalah tools ayang berfungsi untuk mengukur warna gas buang engine, untuk
menganalisa keadaan engine berdasar dari warna gas buang tersebut. Hasil
pembacaan berupa perubahan warna kertas (filter paper) yang sebelumnya dipasang
pada alat ini.
e) Hydro Tester/Refractometer
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit baterai. Ada
beberapa jenis hydrometer antara lain: Hydrometer dengan floating beam dan
hydrometer dengan pembiasan cahaya (Refractometer)

11
f) Jangka Sorong (Vernier Caliper)
Adalah alat ukur yang terdiri dari caliper dan skala.

Vernier caliper biasanya digunakan untuk 3 pengukuran antara lain:

1. Mengukur diameter luar


2. Mengukur diameter dalam
3. Mengukur kedalaman

g) Multitester
Adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Voltage (Tegangan), Ampere (Arus
Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi). Multimeter sering disebut juga dengan
istilah Multimeter atau AVO Meter (singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter).
Terdapat 2 jenis multimeter dalam menampilkan hasil pengukurannya yaitu Analog
Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter (DMM)
h) Oil Leak Tester
Adalah tool yang berfungsi untuk memeriksa kondisi operasi piston pada
torqueflow transmisi, selain itu tool ini juga bisa digunakan untuk memeriksa
kebocoran pada final drive case, atau untuk memeriksa kondisi dari floating seal
pada idler atau track roller.
i) PAP Toola
Program Analisa Pelumas (PAP) merupakan suatu sistem perawatan yang
dilaksanakan secara ilmiah. Ada 3 metode pengambilan PAP yaitu metode vacuum
pump, drain, dan inline sample. Alat yang digunakan adalah suction pump/vacuum
pump, hose & tube, botol PAP.
j) PH Tester/Kertas Lakmus
Kertas lakmus adalah tools yang digunakan untuk menentukan nilai basa dan
asam dari air.
k) Pressure Gauge
Pressure gauge digunakan untuk mengukur pressure fluida dalam bejana,
komponen dan dalam system. Adapun satuan pressure adalah : Bar, Kg/cm2, Psi
(Pound per square inch), mmHg, mmH2O, Mpa, Kpa (Kilo pascal)
l) Push Pull Scale
Adalah tools yang berfungsi untuk mengetahui gaya yang bekerja pada object
dengan cara mendorong atau menarik object yang bersangkutan.
m) Radiator Cap Tester
Adalah tool yang berfungsi untuk melakukan pemeriksaan pressure valve
radiator cap dan kebocoran pada engine cooling sistem.
12
n) Stop Watch
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu. Ada dua macam stop watch,
yaitu analog dan digital, dimana untuk stop watch digital memiliki ketelitian hingga
1ms, sedangkan stop watch analog pada umumnya hanya sampai tingkat detik (s).
o) Tachometer
Adalah diagnostic tool kit yang berfungsi untuk melakukan Program
Pemeriksaan Mesin (PPM) pada engine. Tachometer juga berfungsi untuk
mengetahui jumlah putaran suatu benda persatuan menit.
p) Temperature Tester Kit
Adalah alat untuk mengukur suhu. Dengan satuan oC, oF
q) Thermometer/Thermister
Adalah digunakan untuk mengukur temperatur atau suhu. Thermometer ada
yang menggunakan fluida dan ada yang digital. Thermometer digital dapat untuk
mengukur suhu dari 99,5oC sampai 1299oC
r) Torque Wrench
Adalah alat yang digunakan untuk mengencangkan bolt atau nut dengan
kekencangan (torque) tertentu
s) Wear Gauge Kit
Adalah alat untuk mengukur tingkat keausan komponen undercarriage

E. FOWAG (FUEL, OIL, WATER, AIR, GREASE)

1. Fuel

a. Akibat Fuel Campur Korosine


Diesel fuel atau solar termasuk light diesel oil yaitu mempunyai sifat dasar oil yaitu
mempunyai daya lumas sedangkan kerosene atau minyak tanah tidak mempunyai
daya lumas akibatnya adalah apabila dicampurkan dengan solar dan dipakai untuk
bahan bakar engine maka sifat pelumasan fuel tersebut akan berkurang dan
mengakibatkan keausan yang berlebihan pada komponen fuel sistem.
b. Jenis Fuel yang digunakan pada Diesel Engine
Fuel yang dipakai adalah ASTM D975 no 2 yang termasuk dalam Light Diesel Oil
c. Penanganan Fuel
1) Selalu tutuplah dengan rapat fuel tank
2) Peletakan drum fuel usahakan selalu berdiri
3) Apabila peletakan drum dalam keadaan rebah maka tutup fuel pada posisi
diatas
4) Berilah ganjal kayu saat drum fuel direbahkan
13
5) Usahakan selalu terlindung dari sinar matahari secara langsung

d. Pengaruh Sulfur pada Fuel Terhadap Jadwal Pergantian Oil


Karena sifat sulfur atau asam dapat mengakibatkan percepatan proses korosi
dan menimbulkan keausan dalam hal ini merusak sifat pelumas fuel dan emisi gas
buang
2. Oli
a. Aplikasi Grease
1) Internal Application
2) External Application
Untuk penggunaan lebih lanjut dan benar harus mengacu pada standar grease
yang dianjurkan (lihat petunjuk dan saran dari factorynya).
b. Aplikasi Oli
Untuk Engine Oil Pan : Ambient temperatur dibawah 10°C s/d 10°C, gunakan SAE
10W. Ambient temperatur 0° s/d 30°C, gunakan SAE 30. Apabila memakai multi
grade oil , dari kedua contoh ambient temperatur tersebut, maka harus memakai Oli
SAE 10W-30.
Untuk lebih detail : baca OMM (Operation and Maintenance Manual
c. Arti dan Tujuan Total Base Number (TBN)
Yaitu angka yang menyebutkan banyaknya kandungan basa yang dicampurkan pada
oil tersebut, kandungan basa ini adalah bersifat Alkali. Kegunaan kandungan basa
tersebut adalah untuk menetralkan kandungan asam yang terdapat pada oil pelumas.
Apabila terdapat kandungan asam pada oil pelumas dan bereaksi dengan O 2 maka
akan mempercepat proses korosi (karat) pada komponen. Banyaknya kandungan basa
yang direkomendasikan adalah angka 10-12 mgKOH/gram Oil. Namun pada oli baru,
biasanya angka TBN di level antara 6-13 mgKOH/gram. Jumlah TBN untuk oli baru
sekitar 4-6 kali nilai TAN (Total Acid Number) KOH = potassium hydroxide.
d. Arti Viscosity Index
Adalah suatu angka yang menunjukan kestabilan kekentalan oli terhadap perubahan
temperature
e. Fungsi Grease Secara Umum
Grease berfungsi sebagai pelumas padat dan pelindung karat
f. Fungsi Oli Secara Umum
Fungsi oli antara lain :
1. Sebagai pelumas
2. Sebagai penyekat
3. Sebagai pendingin
14
4. Sebagai bantalan
5. Sebagai anti karat
6. Sebagai pembersih
7. Sebagai penerus tenaga
g. Jenis Oli
Jenis-jenis oli antara lain :
1. Hydraulic oil
2. Engine oil
3. Gear oil
4. Automatic Transmission Fluid Oil
5. Brake oil
h. Klasifikasi Grease
Ada beberapa klasifikasi grease antara lain :
1. Lithium grease
2. Calcium grease
3. Synthetic grease

Berbagai pengaplikasiannya yaitu : internal application dan external application


i. Klasifikasi Oli
Klasifikasi oli antara lain :
1. Engine Oil : CA, CB, CC, CD, CE, CF / °API, SAE 10 - 50.
2. Hydraulic Oil : ISO VG - 32 s/d ISO VG-1500.
3. Gear Oil : AGMA, GL-I s/d GL-8A, SAE 60~250.

j. Mengapa Oli harus diganti


Sebab, setelah oli dipakai akan mengalami kerusakan (perubahan kekentalan)
akibat adanya :
1. Oxidasi (tidak dapat dihindari)
2. Timbulnya Kontaminasi & Deteriorasi
3. Angka TBN-nya turun

k. Multi Grade Oli


Oli yang mempunyai sifat kekentalannya dapat menyesuaikan dengan perubahan
temperatur.
Contoh : SAE 20W-50.

15
Artinya :Untuk ambient temperatur 20°C, oli tersebut mempunyai kekentalan
SAE 20W, tapi pada temperatur 100°C, oli tersebut akan mempunyai
kekentalan SAE 50.
l. Penanganan Grease
1. Simpan di tempat yang terlindungi dari panas matahari dan hujan
2. Gunakan grease sesuai spesifikasi yang direkomendasikan
3. Grease drum harus tertutup rapat
m. Penanganan Oli (Penyimpanan & Pengisian)
1. Cara penyimpanan oli : oli harus terlindung/tertutup terhadap sinar matahari
dan hujan.
2. Cara pengisian : Jangan membiarkan pipa isap pump (oil pump) menyentuh
dasar drum pada saat mengisi dan pipa outlet harus betul-betul bersih. Pipa &
pompa oli harus selalu bersih (kalau bisa jangan dicampur dengan pompa solar)
n. Pengertian dan Fungsi Additive
1. Zat additive adalah zat campuran yang ditambahkan pada Base oli untuk
mempertinggi ketahanan/kemampuan oli
2. Fungsi additive ini bermacam-macam seperti :
• Tahan terhadap temperatur tinggi
• Oilness
• Anti busa (anti foam) dan lainnya.
o. Pengertian Demulsibiliti
Adalah kemampuan oli untuk memisahkan dirinya terhadap air
p. Pengertian Deteriorasi
Deteriorasi : Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari dalam system.
q. Pengertian Kontaminasu
Kontaminasi : Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari luar system.
r. Pengertian Oxidasi
Oksidasi adalah suatu peristiwa kimia sebagai berikut :
Oli + O2 → CO2 + H2O

panas 50°C.
s. Pengertian Synthetic Oli
Synthetic oil adalah oli yang menggunakan base oilnya bukan dari CRUIDE OIL
(minyak nabati/ hewani) tapi dibuat khusus secara KIMIA, sehingga mempunyai
ketahanan & kemampuan yang lebih baik .
Contoh : Top One, Power -Up, Omega, dan lain-lain.
t. Penyebeb Deteriorasi pada Oli
16
Penyebab deteriorasi antara lain :
1. Karena proses pembakaran
2. Beroperasi pada tempat tinggi
3. Reaksi kimia cepat
u. Penyebab Kontaminasi pada Oli
Penyebab kontaminasi antara lain :
1. Debu
2. Kotoran
3. Air dan sebagainya
v. Standart Kekentalan Engine Oli
Adalah SAE (Soceity of Automatic Engineering).
w. Standart Kekentalan Grease
NLGI (National Lubricating Grease Institute) : 000 s/d 6
x. Standart Kekentalan Hydraulic Oli
Adalah ISO - VG (Internasional Soceity of Organization Viscosity Grade).
y. Standart Kekentalan Gear Oli
Adalah AGMA-GL ( American Gear Manufacturing Association-Grade Level)
z. Standart Kekentalan Oli Break
Adalah DOT (Departement Of Transport)

3. Water
a. Alat untuk mengukur Tingkat Keasaman Air
1. pH tester/pH meter
2. Kertas lakmus
b. Fungsi Anti Freeze
Untuk mencegah air menjadi beku saat ambient temperature < 0 °C. Anti Freeze yang
digunakan adalah Ethylene Glycol Base. Contoh Anti Freeze : AF-ACL atau AF-PTL
c. Syarat penggunaan Air Radiator
1. Bersih, bening dan pH = 7
2. Gunakan City water.

17
BAB III
Product Knowladge

3.1 Pengenalan Komponen Volvo FMX 440

FMX 440
F Forward built cab
M Medium height instep
X Xtra (Offroad)
440 Variant ( power out
put) IN Horsepower

1. Cab Variants FM

L1EH1= Day cab L2H1LOW = L2H1 = Sleeper cab L2H2


Low sleeper cab Globetrotter

L = Length
E = Extended
H = Height

2. Cab Variants FH

L1EH1= Day cab L2H1 L2H2 = L2H3 =


Sleeper cab Globetrotter Globetrotter XL

L = Length
E = Extended
H = Height

18
3.2 Diagram power train Volvo FMX 440

19
1. Engine

D13A 440

D Melambangkan diesel engine


13 Jumlah volume cyinder dalam liter
A Generasi
440 Daya Output dalam HP

20
2. Gearbox / Transmisi
• Type Gearbox pada Unit Volvo FMX 440

• Gearbox VTO2514B

21
3. Differential

RT S 23 75 A
RT Rear Tandem Axle
S Single Reduction
23 Bogie 23 tonnes
B GCW 75 tonnes
A Model

RSS 13 44 B
RSS Rear Solo Axle, Single Reduction
13 Axle load 13 tonnes
44 GCW 44 tonnes
B Model

RT 32 10 H v
RT Rear Tandem Axle
32 Bogie 32 tonnes
10 GCW 100 tonnes
H Hub Reduction
V Volvo

22
BAB IV
Maintenance

4.1 Definisi Maintenance

Secara umum perawatan di definisikan sebgaai usaha atau tindakan-tindakan


reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi dan performance mesin selalu seperti
kondisi dan performance dari mesin masih baru, dengan biaya perawatan wajar/ reliable.
Untuk menjaga agar kondisi dan performance mesin tidak menurun adalah usaha-usaha
teknis, sedangkan untuk biaya perawatan yang wajar menyangkut management. Mesin
atau alat layaknya diperlakukan sebaik mungkin, yaitu agar selalu dalam kondisi yang prima
dan dapat bekerja secara terus menerus dengan down time yang seminimum mungkin.
Hal-hal tersebut dapat tercapai dengan perawatan atau pemeliharaan yang baik.
Perawatan dinilai baik bila menghasilkan down time yang seminimum mungkin dengan
biaya yang serendah mungkin. Jika dilihat dari prosentase disamping, maka kerusakan
yang paling besar diakibatkan oleh maintenance, yaitu :

1. 41%, kesalahan pelaksanaan dalam periodic maintenance


2. 31%, kesalahan pelaksanaan dalam periodic inspection
3. 28%, Kesalahan dalam pengoperasian

Dengan demikian perawatan atau Maintenance dapat diartikan secara definitive


yaitu, segala kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan tidak normal
(abnormal wear) sehingga umur alat dapat mencapai umur yang ditetapkan oleh
factory atau pabrik. Kegiatan service meliputi :

23
1. Pengontrolan (Inspection)

2. Penggantian (Replace)

3. Penyetelan (Adjsuting)
4. Perbaikan (Repaire)
5. Pengetesan (Testing)

Tujuan dari seluruh kegiatan service merupakan aktivitas secara total. Masih banyak
yang beranggapan bahwa maintenance hanya meliputi pekerjaan ringan seperti,
membersihkan filter, mengganti oli ataupun yang lainnya. Terkadang pekerjaan overhaul,
machine inspection dianggap tidak sebagai pekerjaan maintenance. Bila kita memandang
aktifitas maintenance secara total, maka tujuannya adalah :

• High Availibility (berdaya guna fisik yang tinggi), yaitu menjaga agar suatu alat selalu
dalam keadaan siap pakai
• Best Performance (berdaya guna mekanis yang paling baik), yaitu menjaga agar
suatu alat selalu dalam kemampuan yang prima.
• Reduce Repair Cost (mengurangi biaya perbaikan), yaitu menjaga agar perbaikan
alat menjadi lebih hemat.

24
4.2 Klasifikasi Maintenance

25
A. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan alat. Perawatan ini
dilakukan tanpa perlu menunggu adanya gejala atau bahkan kerusakan pada unit.

Preventive maintenance dibagi menjadi 3, yaitu : Periodic Maintenance, Schedule


Overhaul, Condition Based Maintenance.

1. Periodic Maintenance
Periodic maintenance adalah pelaksanaan service yang dilakukan setelah
alat bekerja untuk jumlah jam operasi tertentu. Jumlah jam dapat dilihat dari
pencatat jam operasi (service meter) yang ada pada masing-masing unit.

Gambar

a) Periodic Inspection
Periodic Inspection adalah inspeksi atau pemeriksaan harian (daily) tiap 10hours
dan mingguan (weekly) 50 hours sebelum unit dioperasikan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah unit ready / aman digunakan atau tidak. Dalam pemeriksaan
harian dapat menggunkan alat bantu, diantaranya :
• Check sheet : suatu form atau daftar yang digunakan untuk mencatat hasil
operasi dari masing-masing alat dalam satu hari operasi
• Daily check : sama seperti check sheet, tetapi ukurannya kecil (pocket) sehingga
mekanik atau operator mudah membawa dan mencatat hasil operasi perharinya.
1) Check Before Starting
Sebelum menghidupkan engine untuk mengoperasikan alat atau machine,
terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah alat dalam
kondisi aman untuk dioperasikan atau tidak. Jangan menghidupkan engine, jika
terdapat label tanda peringatan (warning tag) menggantung pada work equipment

26
control lever. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan keliling (walk
around check), pemeriksaan sebelum menghidupkan (check before starting),
penyetelan (adjusting) dan pemeriksaan terhadap control operasi alat atau
machine.
2) Pemeriksaan Keliling (Walk Around Check)
Pemeriksaan keliling adalah pemeriksaan yang dilakukan secara visual
ditiap-tiap bagian unit, di sekeliling, bawah alat atau machine, untuk memeriksa
kemungkinan adanya kebocoran fluida. Contoh, air pendingin (coolant), bahan
bakar (fuel) atau oli (oil), periksa juga kekencangan bolt dan nut dari
komponenkomponen unit dari kemungkinan kendur atau hilang. Pemeriksaan
juga dilakukan terhadap kondisi system hidrolik, perlengkapan kerja
(attachment). dan kabel (wiring) dari kemungkinan lepas atau rusak.
Pemeriksaan keliling juga dilakukan untuk memastikan engine, radiator dan
komponen lainnya terbebas dari debu atau kotoran yang dapat menyebabkan
temperature menjadi tinggi.
3) Pemeriksaan Sebelum Menghidupkan (Check Before Starting)
Pemeriksaan sebelum menghidupkan adalah pemeriksaan yang
dilakukan terhadap jumlah air pendingin, bahan bakar dan oli. Jika kurang, maka
harus ditambah ataupun sebaliknya, bahan bakar dan oli harus sesuai dengan
jumlah yang direkomendasikan oleh factory. Pemeriksaan lainnya adalah brake
pedal travel, dust indicator serta fungsi dari lampu penerangan, horn dan backup
alarm sound. Segera lakukan perbaikan jika diperlukan.

a. Periodic Service
Periodic service adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah
timbulnya kerusakan pada suatu alat yang dilakukan secara berkala atau continue
dengan interval waktu yang telah ditentukan berdasarkan HM unit. Kegiatan ini
harus dilakukan dan sangat penting demi menjamin pengoperasina alat agar
terbebas dari kerusakan dan lainnya. Selain itu juga agar umur alat sesuai yang
direcomendasikan oleh factory. Waktu dan biaya yang dikeluarkan dalam
pelaksanaa periodic service akan dikonversi dengan umur alat tersebut dan
berkurangnya biaya dalam perbaikan alat.

27
4.3 Periodic Inspection Volvo FMX 440

Inspeksi atau pemeriksaan harian (daily) tiap 10 & 50 hours sebelum unit dioperasikan.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah unit ready / aman digunakan atau tidak. Dalam
pemeriksaan harian kegiatan periodic inspection pada unit Volvo FMX 440 antara lain :

a. Instrument Panel

28
Icone

29
30
b. Check Coolant Level
Pemeriksaan Coolant level berapa
pada sisi depan dengan cara membuka
terlebih dahulu cap depan, kemudian
pastikan level air radiator berada
diantara batas minimal dan maksimal.
Jika level berada pada bawah Min
maka tambahkan dengan VCS hingga
berada diantara Minimal dan Maksimal

c. Check Engine Oil Level


Putar dipstick untuk membuka
dan tarik dipstick untuk melihat level oli
engine, pastikan level oli berada
diantara batas minimum dan
maksimum yang tertera dalam dipstick.
Jika terdapat banyak kekurangan cek
kebocoran oli.

31
d. Check Clutch Oil Level
Periksa level oli clutch dengan
melihat level pada Sub-tank yang
berada pada bagian depan. Pastikan
level oli berada di antara batas Min dan
Max. Jika level berada pada bawah Min
maka tambahkan dengan oli DOT 3 / 4
hingga berada diantara Minimal dan
Maksimal

e. Check Gearbox Oil Level


Periksa level oli gearbox melalui
side glass yang berada pada sisi
sebelah kanan gear box dalam kondisi
engine mati perhatikan level oli harus
berada diantara batas Min dan Max.
Jika level berada pada bawah Min
maka tambahkan dengan oli SAE 50
hingga berada diantara Minimal dan
Maksimal melalui lubang pengisian.

f. Check kebocoran sekitar Engine


Periksa sekeliling engine pastikan tidak
terdapat kebocoran oli dan coolant di area engine.

g. Pemeriksaan Differential
Periksa kebocoran pada differential
Depan dan belakang, pastikan tidak ada
kebocoran oli dalam differentian dan perhatikan
hose di area differential.

32
h. Pemeriksaan Final Drive
Periksa Kondisi Final drive pastikan tidak
terdapat kebocoran pada final drive.

i. Pemeriksaan kondisi Spring & U-Bolt


Periksa kondisi spring depan dan belakang
masih dalam kondisi baik, dan perhatikan U-bolt
masih dalam kondisi kencang.

j. Periksa ketebalan Linning Brake


Periksa ketebalan linning brake ada setiap
post dengan batasan minimal ketebalan 5 mm,
jika sudah didapat kurang dari 5 mm maka
segera untuk diganti.

k. Check Clutch
Periksa ketebalan Clutch dengan
menggunakan rumus

Y = X2-X1

Untuk ketebalan Single plate, Y = 30 mm


Sedangkan untuk Double plate , Y = 32 mm

l. Check oil Steering


Periksa level oli steering pastikan berada
siantara batas minimum dan maksimum. Jika
terdapat kekurangan maka di tambah menggunakan
oli ATF

33
m. Check ball joint play
Periksa Play dari ball joint pada tie rod
menggunakan tool dial guage. Maximum permitted
axial play is 2 mm. If the play exceeds 2 mm, the
ball joint must be changed
n. Check King pin
Periksa king pin bearing play menggunakan
tool dial guage. If the play exceeds 2 mm, the
kingpin bearing must be changed.

o. Check streering Knuckle


Periksa knuckle play If the play exceeds 0,01-
0,015 mm, the kingpin bearing must be changed.

p. Check dan bersihkan Air dryer


Periksa air dryer dan bersihkan komponen yang
ada pada bawah air dryer, pastikan tidak terdapat
air didalamnya.

q. Greasing All Nipple


Lakukan greasing pada seluruh nipple yang ada pada setiap 50 HM (weekly).
Berikiut titik-titik nipple grease yang ada pada unit Volvo FMX 440.

34
1. Engine Oil
2. Gearbox Oil & Engine Oil
3. Rear Axle Oil
4. ATF Oil
5. Hydraulic Oil
6. Brake & Clutch fluid
7. Grease

35
4.4 Periodic Service

36
a. Replace Oil filter Engine & oil Engine

Proses Penggantian Oil filter Engine, pastikan engine


dalam kondisi tidak panas dan sudah terparkir rapi pada
kondisi yang datar, pasang wheel chock dan pasang LOTO
dengan benar.
Persiapkan tampungan oli kemudian buka A (drain
Plug) agar tidak terjadi ke vacuman maka buka cap pengisian.
Langkah selanjutnya buka C (By Pass filter) kemudian buka B. Jika ke-
3 filter sudah terlepas maka bersihkan terlebih dahulu filter holder
menggunakan majun yang masih bersih. Langkah selanjutnya yaitu
pemasangan filter, sebelum pemasangan filter terlebih dahulu seal
pada filter di berikan pelumasan menggunakan oli cukup
mengoleskannya saja seperti pada gambar no. 1, kemudian
pasangkan filter pada holder yang telah dibersihkan pasagkan mulai
dari B kemudian ke C. kemudian kencangakan pada torque 25 ±5 Nm.

d
c
d
e
c
d
c
Pengisian Oli engine dilakukan setelah Filter c
dan drain plug sudah terpasang Kembali. Buka d
c
terlebih dahulu No. 2 kemudian isi menggunakan c
oli SAE 15W-40 sebanyak 37 Liter, dan jarak d
d
anatara batas minimum dan maksimum pada c
dipstick adalah 6 liter. d

37
Pergantian Oli Engine seitan 10.000 km atau 250 HM

b. Replace Fuel Filter


Penggantian main fuel filter (A) dan primary filter (B). Langkah pertama untuk
pergantian fuel filter adalah drain terlebih dahulu fuel dengan cara mengendorkan
sedikit filter (A). Kemudian bersihkan sekeliling holder filter, kemudian lepaskan
socket (C) kemudian lepaskan primary filter (B) dan lepaskan main fuel filter (A).
Kemudian drain fuel yang berada pada primary filter (D), kemdian lepaskan
primary filter dan bersih kan water separator/bawl (E) dan periksa sensor dalam
kondisi baik

Gambar Proses Remove main fuel filter & primary filter

38
Proses pemasangan fuel filter, pertama berikan pelumas pada oring water separator
(Langkah 1), kemudian pasangkan kembali pada primary filter (Langkah 2), kemudian isi feul
pada primary filter, setelah terisi kemudian pasangkan primary filter pada housing

filter(Langkah 3), jika primary filter telah terpasang kemudia pasangkan kembali socket pada
filter primary hingga berbunyi klik pada socket (Langkah 4), kemudian pasangkan kembali
main fuel filter pada housing filter tanpa diisi dengan fuel (Langkah 5 ), setelah terpasang
lakukan priming (Langkah 6) sebelum running engine agar main filter terisi dengan fuel
terlebih dahulu.

Main Fuel filter, Primary fuel filter diganti pada setiap 10.000 Km / 250 HM

1 2 3

4 5 6

Gambar Proses Instal main fuel filter & primary filter


39
c. Replace Oil & Filter Gearbox
Proses pergantian oli dan filter
gearbox / transmisi pada gearbox I-shift ,
pastikan gearbox tidak dalam kondisi
panas, kemudian buka No. 1 (drain plug).

Proses replace oil filter gearbox pada


gearbox I-Shift, lepas plug No.2 kemudian
buka cover bawah pada housing filter No.3,
kemudian ganti filter element gearbox
dengan yang baru pastikan Kembali oring
2
yang berada dalam cover terpasang dan
berikan sedikit oli supaya pada saat
pemasangan tidak terjepit/tergulung. Jika
filter sudah terpasang maka pasangkembali
cover bawah dan isi Kembali oli gearbox
menggunakan oli SAE 50.
Pergantian filter & oli gearbox dilakukan setiap 20.000 Km

Proses pergantian oli dan filter gearbox / transmisi pada


gearbox Manual Transmition ,Langkah pertama pastikan area 1
drain plug bersih dan kemudian drain oli gearbox dengan cara
buka drain plug (1). Kemudian lepaskan pipe pad saluran oil `
cooler (2), kemudian lepasakan housing filter gearbox dengan
membuka 3 bolt a yang ada pada housing (3)

40
2
3
a

Kemudian lepaskan filter gearbox dan ganti dengan


b
filter (b) yang baru, pastikan tidak ada kotoran yang
menempel pada housing filter dan pastikan oring terpasang
pada saat pemasangan filter. Kemudian pasang kembali
bolt pengikat 3 buah . Dengan urutan sesuai nomor yang
tertera pada gambar (5). kemudian pasangkan kembali
pipe dari saluran oil cooler gearbox sesuai gambar (6)

Torque-tighten the screws in the order illustrated, first to 15 ± 1.5 Nm and then to 40
± 5 Nm.

41
Proses pengisian gearbox oil pada unit Volvo FMX 440, tutup kembali drain plug (C)
pada gearbox, kemudian bersihkan terlebih dahulu plug pengisian sebelum membukanya
kemudian buka pluk pengisian (A), perhatikan pada sisi side glas (B) untuk melihat level
oli pada saat melakukan pengisian, jika sudah terisi segera pasang kembali plug pebgisian
sekaligus hose breather.

A A

C B

Tabel penggantian oli gearbox

Pengantian oli Gearbox dilakukan pada 20.000 Km/ 500 Hm


d. Change Oil Differntial
Pada proses penggantian oli differential dilakukan pada kedua differential
bersiihkan terlebih dahulu drain plug (2) dan juga plug pengisian (1), kemudian
buka drain plug (2) dan buka Pplug pengisian (1). Jika oli sudah di drain
keseluruhan maka tutup drain plug (2) dan lakukan pengisian melalui lubang
pada plug pengisian (1). Kemudian kencangkan kemblai semua plug.

42
Standar torque untuk differential/axle plug adalah 80±16 Nm

Tabel Volume oli Final drive& hub reduction

e. Change oil Final Drive/hub reduction

Proses penggantian oli Final drive yang


pertama patikan posisi drain plug (1) berada pada
posisi bawah seperti pada gambar di samping.
Jika telah di drain kemudian putar tire untuk
memposisikan drain plug pada posisi level pada
1
gambar (2)

43
Bersihkan drain/filling oil plug 2
Standar torque untuk hub reduction plug adalah
30±6 Nm

Ganti oli differential setiap 20.000 km


Ganti oli hub reduction setiap 20.000 km

f. Replace Air cleaner


Pada proses penggantian air a
cleaner Tilt cabin terlebih dahulu dan
pastikan front drill (a) telah terbuka.
Kemudian cabil di tilt / jungkit seperti
pada gambar disamping.
Lepaskan lock pada cover air
cleaner (b), kemudian Tarik keluar air
cleaner (c), bersihkan cover bagian
dalam (d) menggunakan majun dan
pastikan tidak ada material asing di dalamnya, kemudian pasang inner terlebih
dahulu kemudian outer (e). Dan berikan tanggal (f) penggantian pada outer
kemudian pasang embali cover dan pastikan terkunci rapat (g)

b c d

e f g

44
g. Replace oil & steering filter
Proses penggantian filter steering yang
pertama buka terlebih dahulu cap (a) pada b
reservoir oli steering kemudian angkat filter
steering (b), kemudian ganti baru dan masukan
kembali pada reservoir tank. Kemudian check
level pada dipstick (c) oli harus berada diantara
batas minimum dan maksimum, jika terdapat
kekurangan maka tambahkan menggunakan oli ATF.

a
c

h. Replace Filter AC
Buka cover Buka cover air filter kemudian
Cek O-ring sealing. Bersihkan the filter
retainer kemudian Pasang air filter baru
setelah terpasang Kencangkan screw filter
retainer.

i. Replace Air drier


Drain udara yang ada pada tanki udara (1), kemudian buka lock screw
(2), buka lock ring yang ada pada filter air drier menggunakan screw driver
(3), buka filter insert pada air drie (4), buka filter sreen dan bersihkan filter
housing kemudian ganti filter screen menggunakan yang baru (5), pasang
kembali filter insert dengan yang baru dan pasangkan kembali pada filter
housing dan berikan grease yang telahdisediakan kemudian di ikat
menggunkan lock ring (6), pasang kembali lock screw dengan yang baru (7).

45
1 2 3

4 5 6

46
4.5 Control System

1. Engine Control System

47
2. Fuel system

48
Fuel is drawn up using the feed pump (1) through the strainer (2) in the combined
tank unit, up through the cooling coil (6) , which cools the engine control unit (16) , and then
down to the fuel filter housing (3) . There, the fuel passes a non-return valve (11) and primary
filter (4) with water separator (13) . The non-return valve prevents fuel flowing back to the
tank when the engine is turned off and when pumping by hand.The feed pump (1) forces
fuel to the fuel filter housing (3) and through the main filter (5) up to the longitudinal fuel
channel in the cylinder head (9) . This channel provides each unit injector (8) with fuel via a
ring-shaped space around each injector. The overflow valve (7) regulates the fuel feed
pressure to the injectors. Return fuel from the fuel channel in the cylinder head (9) flows via
the overflow valve (7) back to the fuel filter housing (3) . The return fuel is mixed with fuel
from the tank in the channel running through the fuel filter housing and drawn on to the feed

49
pump inlet (suction side). There are two valves in the feed pump. The safety valve (14)
allows fuel to flow back to the suction side when the pressure is too high, for example, due
to a clogged fuel filter. The non-return valve (15) opens when the manual fuel pump (12) is
used, to facilitate its use. The fuel filter housing (3) also contains an air vent valve (10) . The
fuel system is vented automatically when the engine is started. Any air in the system flows
back to the fuel tank (2) together with a small amount of fuel. When changing a filter, the
valve pegs (18) and (19) close, which prevents fuel from leaking out when the fuel filter is
unscrewed. The new filter is vented using the valves (18) and (20) in the filter housing and
the air vent valve (10)

• Fuel System components

(A) : The unit injectors are the E3 type with two solenoid valves.
(B) : The hand pump (1) in the fuel filter bracket is used to pump fuel when the system is empty,
and a non-return valve prevents fuel flowing back to the tank when the engine is shut down.
The electrical connection (2) is for the level sensor (3) and the drain valve (4) in the water
separator (5) . The primary filter (6) filters the fuel before it enters the feed pump, i.e. on the
suction side. The main filter (7) filters the fuel after the feed pump, i.e. on the pressure side.
The fuel system has an air vent valve (20) located on the fuel filter bracket.

50
(C) : The fuel feed pump is a gear pump located on the steering servo pump (8) . The feed pump is
driven by the shaft through the steering servo pump (9) . An O-ring (10) in a groove in the steering
servo pump flange seals between the two pumps. Power transmission between the pumps is via
a floating dog (11) . The pump housing (12) and end piece (13) are in cast iron. The drive-rotor
shaft and the driven rotor are mounted in needle bearings (14) and (15) . The pump safety valve
(16) is located in the pump housing and the non-return valve (17) in the pump end piece. Fuel
leaking passed the pump drive shaft is drawn back to the suction side of the pump via the channel
(18) .
(D) : The cooling coil on the left-hand side of the engine cools the ECM with fuel from the suction side
of the feed pump.
(E) : The overflow valve (19) on the cylinder head regulates the pressure in the low pressure system,
which supplies fuel to the unit injectors while also cooling them. The overflow valve has an
integrated air vent valve for the fuel system

3. Lubricating System

51
52
Oil is drawn up through the strainer (1) in the plastic pipe (2) from the oil pan to the
lubricating oil pump (3), which forces the oil through the pressure pipe (4) to channels in the
cylinder block. The oil is led via the oil cooler (5) to the filter housing (6). After being filtered
in the two full flow filters (7), the oil is led via a connecting pipe to the main lubricating channel
(8) in the cylinder block for distribution to all the engine lubricating points and to the separator
turbine (9), if partial open crankshaft ventilation is the case. The valve mechanism is
lubricated via a drilled channel up to the VCB valve (10). On engines with an EPG, the VCB
valve is replaced by a junction housing. The air compressor (11) and turbocharger (12) are
lubricated via external hoses with oil filtered in the full flow filter (7). The finely filtered oil
from the bypass filter (13) is mixed with the piston cooling oil, which is led into the cylinder
block piston cooling channel. From here, the oil is spurted up into the pistons by the piston
cooling jets (14).

(A) : Reducing valve - maintains the oil pressure within the correct values.

(B) : Safety valve - protects the oil pump, filter and cooler against excess pressure when
53
the oil viscosity is too high.

(C) : Thermostat valve for the oil cooler — regulates the oil temperature to the optimal

value.

(D) : Overflow valve for full flow filter - opens and allows oil to pass if the oil filters are

clogged.

(E) : Opening valve for piston cooling — connects the piston cooling circuit once the oil

pressure Has risen to the preset opening pressure.

(F) : Piston cooling control valve — regulates the oil flow to the piston cooling channel.
(G) : Pressure outlet for measuring piston cooling pressure.

• Oil pump and oil cooler

The lubricating oil pump is a gear pump located on the rear of the engine and
mounted with four screws to the rear main bearing cap. It is driven by a gear (1) directly
from the crankshaft gear. The pump gears are helical for less noise and their shafts are
mounted in bearings directly in the aluminium pump housing. The pressure reduction valve
(2) is fitted in the oil pump and controls the pressure of the lubrication system via an oil
channel (3) in the rear main bearing. A valve on the oil filter housing (not shown), controlled
by the ECM, regulates the oil flow to obtain an optimum oil temperature. The suction
54
system is two-part and comprises a plastic pipe (4) with strainer and a steel or aluminium
pipe (5). The plastic pipe is screwed to the stiffening frame. The metal pipe is sealed at the
ends with rubber seals and is available in two lengths depending on the oil pan used and
how it is fitted. The pressure pipe (6) is in steel and is attached to the cylinder block. It is
sealed using rubber seals. A connecting pipe from the oil filter housing leads the oil to the
main lubricating channel. The oil cooler (7) is mounted directly onto the cooling duct cover
(9), and the oil cooler cover (8).

• Piston Cooling System

The illustration shows the oil flow in the piston cooling system when valve (5) is open
and valve (6) balances the oil flow to the piston cooling duct. The piston cooling jet hits the
inlet hole to the piston cooling area. The piston cooling flow is regulated by a control valve.
An optimised piston cooling system is achieved by a constant flow, independent of the
engine speed.

55
4. Cooling System

• Nama-nama komponen Cooling system

56
• Cooling system overview

Coolant is pumped by the coolant pump (1) up through the oil cooler (3) , which is screwed
directly to the engine block inside the coolant shroud side cover, and is completely surrounded
by coolant. Some of the coolant is then forced to the cylinder liners' lower cooling jackets via holes
(2) , while the majority is forced onward through the holes (4) to the liners' upper cooling jackets.
The coolant then flows to the cylinder head via channels (5) . Coolant then flows through the
thermostat (6) , which directs the coolant via the radiator or via the pipe (7) back to the coolant
pump. The route the coolant takes depends on the coolant temperature.
The air compressor (8) and the gearbox cooling are connected via external pipes and hoses to
the return line to the suction side of the pump

57
• Coolant pump

The coolant circulation thermostat is of piston type and has a temperature sensitive wax
body, which regulates opening and closing.

(A) : Thermostat is closed state (cold engine)

(B) : Thermostat in open state (hot engine)

(C) : The coolant pump housing is made of aluminium (1) . The channels used to distribute
the coolant are located at the rear of the pump, while the front contains the plastic
rotor (2) , the shaft seal (3) , the bearing (4) and the pulley (5) . The shaft bearing is
made up of permanently lubricated rollers. There is a ventilated space (6) between the
shaft seal and the bearing, which opens behind the pulley (7) . The part behind the
pump (8) is attached to the engine block by bolts.

58
Gambar Weep hole pada Water pump
Dried coolant residue may form around the weep hole. Coolant residue build up is a normal function
of the coolant pump and does not require replacement of the engine coolant pump.

5. Gearbox system
• Nama-nama Komponen pada Gearbox VTO2514B

59
• Internal Part

Gambar komponen dalam Gearbox


Nama-nama komponen

60
• Split Synchronization

61
The split synchronizer is, by design, a single synchronizer.The purpose of the synchronizer is
to equalize the speeds of the free running gears and the shaft in order to connect them.

• Range gear

The range gear comprises a planetary gearing system with two gear ratios, low range
and high range. In the high-range position, power is transferred directly to the driven
wheels. In the low-range position, gear reduction is achieved using the planetary gears.
The planetary gearing includes five planetary gears (4), which are in contact with the sun
gear (2). The planetary gears (4) are contained in a planetary gears holder (5). Around the
62
planetary gears sits the ring gear (3), which is connected to the clutch sleeve (7). The
planetary gears holder (5) and the output shaft (6) are connected by splines. The output
shaft is mounted in a ball bearing at the rear end of the range housing. Shifting between
high and low range is achieved by a pneumatic range cylinder, which acts on a shifting fork
(8). The shifting fork acts in turn on the clutch sleeve, which is attached to the ring gear.

When shifting to high range, the clutch sleeve (7) is moved in the direction of the
main shaft (1). In the high range position, the ring gear (3) is released from the range
housing. The planetary gears (4) are locked against the planetary gears holder (5), and the
entire planetary gearing system rotates as a single unit. The main shaft (1) and the output
shaft (6) both rotate at the same speed.

When shifting to low range, the clutch sleeve (7) is moved in the direction of the
output shaft (6). In the low range position, the ring gear (3) is locked to the range housing,
and the planetary gears (4) are forced to rotate with the sun gear (2). The output shaft (6)
then rotates at a lower speed than the main shaft (1).

• Gearbox Selection

63
• Pengoperasian Gearbox VT2514B

64
65
• Compressed air system

66
67
• Range Gear control

When shifting from high to low range, the valve in the gear lever opens and air flows
into the solenoid valve (9) and the relay valve (7) if the speed is below approximately 30
km/h. Shifting occurs when the gear lever passes neutral. The check valve (4) opens and air
flows via the relay valve (7) to the range cylinder. The check valve (3) opens and once again
blocks the basic gearbox in neutral with the lock cylinder (6) .

• Splitter control

68
The inhibitor valve (5) is integrated in the clutch servo and controls the split gear.
When shifting from low to high split, the valve opens in the gear lever and air flows to the
relay valve (8) . Shifting occurs when the clutch pedal is fully depressed, the inhibitor valve
(5) opens and the splitter control cylinder (2) operates.

• Shift Lock control

When the gear lever is in neutral and the clutch is released, the control is blocked by
the spring loaded plunger in the stop cylinder (6) . When the clutch is depressed, the air
flows from the split inhibitor valve (5) to the bottom of the cylinder and overcomes the
spring force, making it possible to engage the gear. This function prevents shifting when the
clutch is released.

• Electrical componen

69
v

70
• Lubricating

The gearbox is lubricated through a combination of pressure and splash.


The gearbox has an integral circulation system. The oil is drawn up from the bottom of the
gearbox through the strainer (1) by the oil pump (3), which is driven by the intermediate
shaft. The oil is pumped via the rear main shaft cover and distribution channels (2) in the
main shaft to the bearings, on the input shaft, main shaft and range gear. The channels then
direct the oil to the synchronization bearings and parts. Gearboxes with Overdrive have an
extra oil pipe from the rear main shaft cover to the Overdrive gear. Approximately 30% of
the oil is distributed to the main shaft and the remaining 70% to the range gear.

71
• Gearbox Automatic System

72
73
Input Shaft

The input shaft, which transfers the engine power to the gearbox, is mounted in the
clutch housing in tapered roller bearing (2). The split gear (3) is fitted on the shaft with
needle bearing (6). The synchronizer (5) is fitted on the shaft between the split gear (3) and
the engaging sleeve (4). The input shaft always rotates in a clockwise direction (viewed from
the front).

Main shaft

74
The rear end of the main shaft is seated in the main housing with a tapered roller
bearing (2) and the front end with a tapered roller bearing (1), in the centre of the input
shaft. An oil distribution pipe (4) is fitted in a drilled duct in the centre of the main shaft.
The shaft carries four gears and two engaging sleeves. The 3rd basic gear (5) is a combined
split and 3rd basic gear, carried by dual tapered roller bearings ( 12). This gear can be locked
to the main shaft by the engaging sleeve (9) on the main shaft or to the input shaft by the
engaging sleeve on the input shaft. The 2nd basic gear(6), the 1st basic gear (7) and the
reverse gear (8) are all carried by needle roller bearings (13) and can be locked on to the
main shaft by the engaging sleeves (9) (10). Both engaging sleeves can be set in three
positions. They are moved by the shift forks, which are controlled by the GCU. The range
gear sun wheel (3) is machined into the rear end of the shaft. A sensor wheel (11) is fitted
directly on the main shaft and read off by the main shaft speed sensor on

75
Output Shaft

The output shaft (1) and the range gear (2) are a single casting which is fitted in the
range housing with a ball bearing (5). The range gear is operated by one of the actuators in
the GCU. It contains planet gears, a ring gear and a sun gear (main shaft), which provide
two gear ratios, low and high range.

Countershaft

76
Reverse Shaft

GCU Overview

77
Actuators

The GCU contains four pneumatic actuators, which shift the split gears, the basic gears
and the range gear. One of the actuators (1) operates the shift forks for the split gear. Two
of them (2) (3) operate the three basic gears and one of them operates the range gear. All
the actuators are three-position cylinders except the one for the range gear engaging sleeve
(low and high). Each cylinder is set in neutral position by activating both solenoid valves at
the same time

78
Solenoid valve

The solenoid valves are placed in a common valve block located inside the GCU. They
are controlled by the TECU. The engaging sleeves for the split gear, the three basic gears
and the range gear are each controlled by two solenoid valves. Solenoid valve B controls
the countershaft brake (spring loaded). All the engaging sleeves, except the one on the
range gear, can be set in three different positions where the middle position, is neutral.

79
Sensors

Countershaft brake

80
Split Gear Synchronization

81
There is a single-cone synchronizer (4) between each of the gear wheels (2) (6).
The engaging sleeve (5) is moved towards the gear wheel (2) or (6) thus pushing the
synchronizing cone against one of the gear wheel engaging rings (3). The friction between
the conical surfaces of the engaging ring (3) and the synchronizing cone makes the gear
wheel rotate at the same speed as the input shaft (1).

Gear System

The gear system consists of a number of gear wheels that are engaged and
disengaged by moving the engaging sleeves. Each of the four sleeves (5–8) is moved by shift
forks (1–4) which are pneumatically controlled by the TECU. The gearbox has three basic
gears, a reverse gear, an integrated split gear and a range gear. The split gear doubles the
basic gears to six and the reverse gear to two. Combined with the range gear, the gearbox
provides a total of twelve forward gears and four reverse gears.

82
• Direct Drive and Over Drive

In an overdrive gearbox, the split gear wheel on the input shaft and the
corresponding gear wheel on the countershaft are switched compared to a direct drive
gearbox. The positions of the low split and high split gears are also switched.

83
• Power Flow

84
85
86
Pneumatic System

87
The GCU receives compressed air from the APM (Air Production Modulator), port 24,
or other supply depending on the market. In turn, the GCU supplies the CVU with
compressed air. The countershaft brake is supplied with compressed air through a pipe
connected to the GCU via an air duct in the main housing. The exhaust air from the
CVUpasses via a filter, through the duct (7a) into the clutch housing and out through the
ducts (7b). The GCU is vented through an air exhaust duct (7c).

88
6. Clutch
The clutch has the task of transmitting driving force from the engine to the gearbox
also evens out variations in torque from engine. The clutch allows the driver to shift gear
by engaging and disengaging the engine to the transmission via the clutch pedal.

Scematic

The clutch is operated by the driver via the clutch pedal.

The linkage between the clutch pedal and the clutch servo consists of an hydraulic
system made upof a master cylinder and an air-powered servo cylinder. The clutch servo
transfers the movement mechanically via a shaft to the clutch fork which is connected to
the release bearing.

89
Pull-Type

• Over view, Single clutch

• Over view, dual clutch

90
• Function single clutch

• Function dual clutch

• Clutch Servo

91
The clutch servo is a pneumatically assisted cylinder, which is hydraulically
manoeuvred. It causes an input piston rod travel, directly related to the output liquid
volume displacement. An hydraulic hose transfers the liquid from the master cylinder to
the clutch servo.

• Clutch disc

The clutch disc is a dry disc with linings on both sides. It comprises a disc, shock
absorbing springs, a hub and linings. The linings are asbestos-free material riveted to the
disc. The disc is connected to the hub via frictional element and shock absorbing springs to
dampen the pulsating torque delivered by the engine. The hub is splined and can therefore
move back and forth on the shaft. To equalize the pressure on the linings, the disc consists
of a number of steel segments, which also helps to soften the action of the clutch.

• Transmisi I-Shift

Inside Cab

92
• Driver Interface

93
• Gear Selector Ishift

The gear lever unit is attached to the driver seat.

94
• Gear Selector I-Shift

The gear selector is a four-button gear selector located on the dashboard

95
Auxiliary brake lever – brake mode

The auxiliary brake lever has many variants. This example shows an Auxiliary brake
lever with Brake program:

A : Automatic mode (Depending on configuration E+ will show in display and Free


wheel (I-Roll) is possible)

0 : Auxiliary brake not applied

1–3 : Manual mode with predefined levels for auxiliary brake

96
B : Activating the brake program. TECU selects the best gear for maximum
deceleration. When in brake mode, the position of the auxiliary brake lever and
the activation/deactivation of the brake program control the gear selection
occurrence

7. Wheel Brake System

Discription
The brake shoes movement is controlled by a mechanism called "Z eccentric". The
"Z" represents how the pressure pins are placed on the shaft with cam. When the shaft with
cam is turned, the pressure pins are pushed out. This movement is transmitted to the brake
shoes by the tappet heads. The brake shoes are pulled inwards by the return springs
pressing the pins. Adjust the play by rotating the adjusting screws so that the tappet heads
move out.

97
Brake shoes
The brake shoes are floating and automatically adjusted. The brake shoe ends can
slide freely in the tappet heads and on the opposite side as well. This allows a regular
distribution of the brake power along the whole surface of the brake linings.

Each wheel is provided with a primary and a secondary brake shoe. The primary shoe
is after the brake eccentric housing seen from the brake drum rotation direction, when the
drum is turning forward

Rotation

The shoe ends are differently shaped. During the brake action, the secondary shoe
slightly touches the brake drum before the primary shoe. This happens so that the

98
secondary shoe is pushed backwards while the primary shoe is pulled on the brake drum
rotation direction.

Brake Linning

The linings are made in normal size for new


brake drums and oversize for ground drums.
There are two different sized brake linings in each
shoe with a small space between them. This
results in easier manufacturing, assembling and
disassembling. It also lessens the noise during
braking. New linings are thicker in the centre than in
the ends. The thickness evens over time. There is a hole in the brake shield plate through
which the lining wear can be inspected

Adjustment mechanism

The adjustment mechanism is assembled within the housing, protected against dirt
and humidity. The brakes may be automatically or manually adjusted. In the automatic
adjusting system, the brakes areadjusted when the lining wear reach a certain level. In each
brake action the play is detected by thepinion which is in gear with the primary shoe
adjusting screw. This adjusting screw is connected to the secondary shoe adjusting screw
by means of a cross shaft. During adjustment, the screws rotate slightly, tappet heads move
a little bit.

99
100
8. Dasar penggunaan Impact

Daftar / list pasrt yg dipilih

Pencarian part

Input Chasis Series

Input Model Unit

Komponen yang akan dicari

Jenis informasi yang ingin dicari

Komponen yang akan dicari

Tampilan jika Klik Function group


image

101
Hasil pencarian

Memilih No 2

Memilih FM (4)

Memilih All Service Information

Memilih Item yang akan kita cari

Memilih Model Unit

102
Hasil pencarian untuk General system

Digunakan untuk mendowload bentuk Pdf


Kembali ke menu sebelumnya

103
9. Penggunaan Volvo Tech Tool (VTT)

Tool yang digunakan

2
Log in
dengan
User ID

1
Buka
aplikasi VTT 3

104
105
106
11

12

107
108
109
110
111
112

Anda mungkin juga menyukai