Anda di halaman 1dari 113

Technical Training

ELECTRICAL & ELECTRONIC SYSTEM

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


1
Technical Training

THIS PAGE LEFT BLANK INTENTIONALLY

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


2
Technical Training

TINDAKAN-TINDAKAN UMUM KESELAMATAN KERJA


(PADA SISTEM ELEKTRONIK ENGINE)
- Sebelum melakukan suatu pekerjaan, pastikan roda sudah diganjal dengan benar.
- Sebelum melakukan Start Engine, pastikan rem parkir sudah terpasang, transmisi
pada posisi netral, dan roda sudah diganjal.
- Jangan menstart engine dari charger baterai, start engine hanya boleh dilakukan
dengan kapasitas baterai yang cukup.
- Pastikan pemasangan terminal baterai dengan benar. Pemasangan terminal baterai
yang terbalik dapat merusak Electronic Control Unit.
- Apabila diperlukan untuk melepas terminal baterai, pastikan terminal negatif (-) yang
pertama harus dilepas.
- Apabila akan mencari kerusakan pada sirkuit elektronik, pasanglah sekering antara
terminal negatif baterai (-) dengan masa (apabila main switch di On – kan)
- Sebelum melepas atau membongkar komponen elektrik atau elektronik pastikan kabel
masa sudah dilepas dari terminal negatif baterai (-).
- Pengukuran komponen elektronik hanya dapat/boleh dilakukan dengan alat yang
tepat.
- Lepaskan hubungan baterai dengan sistem pada kendaraan apabila melakukan
pengisian dari baterai charger (external equipment).
- Ketika melakukan pengisian dengan baterai charger, melepas atau memasang jepitan
pada terminal baterai, baterai charger harus dalam keadaan OFF.
- Jangan memasang atau melepas konektor ECU apabila sistem sedang ON.
- Apabila melakukan Drying Oven (temperatur diatas 80 oC), lepaskan ECU.
- Sbelum dan selama melakukan pengelasan pada unit, lepaskan konektor ECU.
- Pemasangan dan pengencangan sensor-sensor harus sesuai dengan torque yang
diijinkan.
- Jangan mengarahkan jet of water secara langsung pada komponen-komponen
elektronik dan baterai.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


3
Technical Training

SYSTEM MASA BODY

Kabel negatif Baterai (-) harus dihubungkan ke masa/ground/body dan diusahakan sependek
mungkin dan dihubungkan dengan komponen lain dalam “star connection” Fig. 1.4. koneksi
harus dikencangkan sekencang mungkin.
sebelum memasangkan kabel masa, pastikan bahwa tidak ada kotoran, cat, grease, ataupun
karat yang menempel pada bagian bodi kendaraan yang akan dipasangkan kabel. dan
pastikan permukaan bodi dalam keadaan rata.
Electronic Control Unit harus dihubungkan dengan bodi yang memiliki kandungn logam
yang dipasangkan pada terminal negatif baterai dan bagian dah board kendaraan. Hindari
hubungan berantai atau hubungan seri.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


4
Technical Training

LOKASI TITIK-TITIK MASA KENDARAAN

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


5
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


6
Technical Training

CAN-Line (CONTROLLER AREA NETWORK)

Sistem elektronik yang digunakan pada kendaraan komersial berkembang cepat


beberapa tahun terakhir. Sistem elektronik sangat menentukan performa kendaraan. Sistem
ini dulu hanya dianggap sebagai penunjang tapi sekarang sekarang menjadi sektor kunci
dengan teknologi modern. Sistem elektronik kontrol menghasilkan performa kendaraan dan
efektifitas komponen, pada kesempatan ini istilah CAN-line akan sering digunakan berkaitan
dengan konteks ini.
CAN merupakan singkatan dari Controller Area Network dan yang dimaksudkan
sebagai sambungan kabel kendaraan ECU dengan komponen-komponen lain. Sistem CAN
berbeda-beda berdasarkan data-data penting system elektronik dari berbagai kendaraan.
Sistem CAN-Line menggunakan sistem komunikasi two-way yang diterapkan pada
kendaraan guna menghemat kabel dan mencegah gangguan.Pengiriman Informasi
menggunakanprotokol khusus antara lain:
- Sinkronisasi informasi
- Hubungan dan respon antar sistem .
- Transmisi gangguan pada saat troubleshooting.
- Dan lain-lain.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


7
Technical Training

OPERATING FEATURES

Sistem Konvensional

Sistem CAN Line

Pada Can Line terdapat tiga klasifikasi transmisi data pada databus yaitu :
1. Class A; Low speed, (pada Windscreen dan lampu-lampu)
2. Class B; Medium speed, (pada AC dan Sound system).
3. Class C; High speed, (pada ABS dan Traction control system).

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


8
Technical Training

Keuntungan menggunakan Multiplex system :


1. Total panjang kabel yang diperlukan menjadi lebih pendek (lower cost)
2. Fungsi komponen-komponen yang lebih baik.
3. Sinyal-sinyal dari sensor dapat di shared antar sistem pengontrol.
4. Fungsi Diagnostik yang lebih baik.

Kelemahannya :
1. Jumlah koneksi mungkin bertambah
2. Biaya produksi total kendaraan meningkat.
3. Technical training sangat diperlukan.
4. Fungsi-fungsi sistem tidak dapat di baca pada wiring diagrams

Effisiensi Test On CAN Line

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


9
Technical Training

Graphic symbols and abbreviations

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


10
Technical Training

ELECTRIC DIAGRAMS OF COMPONENTS

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


11
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


12
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


13
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


14
Technical Training

KONFIGURASI FAMILY 2 DAN FAMILY 3 ENGINE (CURSOR)

Engine yang digunakan pada kendaraan sedang dan kendaraan berat dikembangkan
secara bertahap sebagai pengganti engine yang masih konvensional, hingga sekarang engine
memiliki seri baru, seri 2 (F2) dan seri 3 (F3) dengan Volume silinder yang berbeda
disesuaikan dengan beban kendaraan.
Sistem penginjeksian untuk semua engine menggunakan tipe tekanan tinggi dengan
pengoperasian pompa injektor yang digerakan oleh sebuah head distribution shaft, dimana
karakteristik ukuran dan laju aliran bahan bakar berbeda antara seri F2 dengan seri F3
tetapi mempunyai prinsip dan cara kerjanya yang sama.
Secara fisik sistem elektronik sama untuk semua seri, tetapi mempunyai software
yang khusus untuk setiap seri engine dan pada seri yang sama juga terdapat perbedaan
tergantung power yang dihasilkan.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


15
Technical Training

KODE ENGINE

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


16
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


17
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


18
Technical Training

FRAME STRUCTURE

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


19
Technical Training

COMPLETE VEHICLE WITH CAB TILTED

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


20
Technical Training

ELECTRONIC SYSTEM CURSOR 13 WITH EBS

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


21
Technical Training

ELECTRONIC CONTROL UNIT MS 6.2

Electronic Control Unit (ECU) MS6.2 mengatur fungsi-fungsi utama sebagai berikut:
· Penginjeksian bahan bakar
· Fungsi tambahann (Cruise control, speed limiter, power take-off, dan lain-lain)
· Variable Geometry turbine (VGT)
· Aktivasi Engine brake
· Self-diagnosis
· Recovery

ECU MS6.2 secara lebih jelasnya mengatur fungsi-fungsi seperti di bawah ini.

Pengaturan bahan bakar Pengaturan bahan bakar diatur atau tergantung pada:
- Posisi pedal gas.
- Putaran engine.
- Jumlah udara yang masuk.
Hasil pengaturan dapat juga disesuaikan dengan :
- temperatur air pendinginan.
Pengaturan pengiriman bahan baker oleh ECU MS6.2 juga
untuk menghindari :
- Kebisingan
- Polusi
- Overload
- Overheating
- Overspeed putaran turbin.
Pengiriman dapat disesuaikan juga ketika ::
- Engine brake diaktifkan
- Penggunaan peralatan tambahan (ASR, pembatas
kecepatan, dan lain-lain).
- Terjadi kerusakan serius sehingga engine dapat
mengurangi power dan bahkan stop.

Unit ini (MS6.2), setelah menentukan jumlah pemasukan


udara dengan mengukur volume dan temperaturnya,
kemudian menghitung dan menghasilkan jumlah massa
bahan bakar yang akan di injeksikan ke dalam silinder (mg
per pengiriman) juga menghitung temperatur uap oli. Dalam
hal ini hasil perhitungan massa bahan bakar terlebih dahulu
diubah kedalam (mm3 per pengiriman) lalu pada derajat
crankshaft dan lamanya penginjeksian.

Koreksi laju aliran (flow- Ketika masih dingin, engine mengalami hambatan tinggi untuk
rate) berdasarkan pengoperasiannya, gesekan mekanis yang tinggi, oli masih
temperatur air. sangat kental, variasi clearance belum optimal.
Kebanyakan bahan bakar yang diinjeksikan memadat (terjadi
kondensasi) pada permukaan logam yang masih dingin. Oleh
karena itu pada engine yang masih dingin pengiriman bahan
bakar lebih banyak dibandingkan engine yang panas.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


22
Technical Training

Koreksi laju aliran (flow- Apabila terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak diharapkan
rate) untuk mencegah MS6.2 dapat menyesuaikan pemasukan bahan bakar untuk
kebisingan, asap atau mencegah gangguan tersebut.
overload

Penurunan kecepatan dan Apabila engine mengalami overheating, penginjeksian akan


Power. dikurangi sesuai dengan temperatur air pendingin.

Pengaturan putaran turbin Putaran turbin diatur secara kontinyu, dan memungkinkan
disesuaikan dengan kerja VGT.

Pengecekan saat Awal penyemprotan bahan bakar (waktu start pengiriman,


penyemprotan secara ditunjukan dalam derajat) dapat berbeda-beda, walaupun
elektronik berbeda jalur dari satu silinder ke silinder lainnya, yang mana
kekecepatan aliran dihitung sama untuk tiap silinder sebagai
fungsi beban engine (posisi gas, rpm engine dan udara masuk).
Penyetelan saat penyemprotan disesuaikan dengan
- fase akselerasi
- tergantung pada temperatur udara
dan hal ini dipergunakan untuk menentukan:
- pengurangan emisi, kebisingan dan kelebihan beban.
- akselerasi kendaraan yang lebih baik.

Pengatur kecepatan Electronic speed regulator bekerja ketika putaran engine


(speed regulator) - minimum dan maksimum
- semua kecepatan
hal ini menghasilkan kestabilan pada semua tingkat putaran
engine.

Engine Startup Saat pertama kali engine berputar, terjadi sinkronisasi antara
fase yang terjadi pada silinder 1 sinyal yang dikirimkan oleh
sensor (sensor flywheel dan sensor distribution shaft).

Ketika engine startup sinyal dari pedal gas diabaikan. Kecepatan


aliran bahan bakar diset hanya bergantung pada temperatur
air.

Ketika putaran engine (flywheel) bertambah dan tidak digerakan


oleh starting system barulah pedal gas dapat berfungsi.

Cold startup Cold startup dapat terjadi meskipun hanya satu dari tiga sensor
temperatur (air, udara atau gas oil) menunjukan temperatur
dibawah 100 C, pre-post heating akan diaktifkan.
Saat kunci kontak ON, pre-heating warning light akan menyala
sampai temperatur berubah (karena udara di intake manifold
dipanaskan), kemudian lampu berkedip dan engine dapat di
start.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


23
Technical Training

Hot startup Jika temperatur menunjukan diatas 100 C, jika kunci kontak ON
lampu peringatan menyala selama 2 detik kemudian padam, dan
pada kondisi ini engine dapat di start.

Saat berjalan Ketika kunci kontak diputarkan, unit akan menyimpan informasi ke
(Run up) memori utama sampai engine berhenti.

After Run saat setiap engine dimatikan melalui kunci kunci kontak, unit
menunjukan masih mensuplay untuk beberapa saat melalui relay
utama.
Dan membiarkan memori mikroprosesor mentransfer beberapa data
dari memory utama (untuk tipe data yang mudah berubah) ke yang
tetap, dari RAM ke ROM, agar data selalu tersedia apabila engine
di start
Data penting ini memuat:
- Variasi setting engine (engine minimum, dan lain-lain)
- Kalibrasi untuk beberapa komponen
- Failure memori

Proses berjalan beberapa detik, umumnya 2 sampai 7 detik


(tergantung pada jumlah data yang disimpan), dan setelah itu ECU
mengirim perintah ke relay utama dan memutuskan arus dari batere.

PERHATIAN! Sangat penting selalu mengikuti prosedur di atas.


Jangan mematikan engine dengan mencabut kabel batere, atau
mencabut kabel batere kurang dari 10 detik setelah engine mati.
Jika hal ini sering dilakukan ECU akan cepat rusak.

Pemutusan Cut off adalah penghentian penyaluran bahan bakar selama engine
(cut off) mengalami perlambatan atau engine brake aktif.

Untuk mengurangi sambungan, panjang kabel ke injektor yang dapat menyebabkan noise
ketika pengiriman sinyal, ECU dipasangkan langsung pada blok engine yang dilengkapi
heat exchanger dan menggunakan bahan elastis untuk mengurangi getaran dari engine.

ECU disambungkan ke kabel kendaraan melewati dua 35-pole connector :


Connector “A” terdapat pada engine.
Connector “B” terdapat pada kabin.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


24
Technical Training

LOKASI KONEKTOR

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


25
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


26
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


27
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


28
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


29
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


30
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


31
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


32
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


33
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


34
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


35
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


36
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


37
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


38
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


39
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


40
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


41
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


42
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


43
Technical Training

VARIABLE GEOMETRY TURBOCHARGER

Diagram sistim Pneumatic VGT

n1) Services tank


n2) Shut-off solenoid valve

n3) Air filter

n4) VGT control solenoid valve

n5) Actuator pressure sensor

n6) Turbine actuator

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


44
Technical Training

Turbocharger

Open

Moving wall

Closed

High boost pressure

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


45
Technical Training

VGT Solenoid Valve


VGT solenoid valve merupakan tipe NC
Valve yang ditempatkan disebelah kiri en-
gine di bawah turbocharger (Cursor 8) atau
di depan blok silinder (Cursor 10 dan 13).
ECU melalui Pulse W idth Modulation
(PWM) signal mengendalikan solenoid
valve ini untuk mengatur turbine actuator
dengan pengaturan supply pressure dari
service tank.
VGT solenoid valve dihubungkan dengan
ECU melalui pin A18 / A31. Coil resistance
sebesar 20 - 30 Ohm.
Turbine Revolution Sensor

Sensor ini merupakan tipe sensor induktif yang ditempatkan pada impeller spindle. Sensor
menghasilkan sinyal yang diperoleh dari gaya magnetis. Sinyal yang dihasilkan oleh sensor
ini digunakan ECU untuk menentukan putaran turbine (putaran maksimum 120.000 rpm).
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A7 / A 16. Coil resistance sebesar 900 Ohm.

VGT Actuator Position Sensor

Sensor ini ditempatkan pada saluran output


VGT Control Solenoid valve. Sensor ini
mengukur Supply pressure yang masuk ke
aktuator (maksimum pressure 5 bar). ECU
menggunakan sinyal dari sensor ini untuk
mendeteksi dan mengkoreksi posisi VGT.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin
A15 / A17 / A19.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


46
Technical Training

POMPA INJEKTOR PADA CURSOR ENGINE

1. Fuel seal / Oil seal Injector-pump terdiri dari :


2. Fuel seal / Diesel seal Pumping element, Nozzle, Solenoid valve.
3. Fuel seal / Exhaust gas seal

PENGGANTIAN POMPA INJEKTOR

Setiap kali mengganti baru Injector, harus selalu direlay ke MODUS station “ dan
memasukan Kode yang tertera pada Injector (10 digit).
Solenoid valve merupakan tipe NO (Normally open)
Resistance coil = 0.56 - 0.57 Ohm
Maksimum Arus yang masuk = 12 - 15 Ampere

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


47
Technical Training

CARA KERJA POMPA INJEKTOR

Filling Phase

Selama phase pengisian, pump element (2)


bergerak dari posisi bawah sampai ke posisi pal-
ing atas, Fuel Valve (1) terbuka dan bahan bakar
mengalir ke dalam injektor melalui port bawah
(4). Pengisian terjadi sampai pump element (2)
1 berada pada posisi top (paling atas).

1. Fuel valve.
2. Pumping element.
3. Fuel outlet.
4. Filling and backflow passage

Injection Phase

Injection phase mulai terjadi ketika pumping el-


ement (2) mulai bergerak ke bawah dan sole-
noid valve menutup fuel valve (1). Jumlah
1 pengiriman bahan bakar diatur oleh ECU
tergantung kondisi kerja engine. Phase ini
berlangsung sampai Rocker Arm menekan
2 Pumping element (2) dan juga selama fuel valve
(1) menutup.
3

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


48
Technical Training

Pressure Reduction phase

Proses penginjeksian terhenti ketika fuel valve (1)


terbuka yaitu setelah arus yang masuk ke sole-
noid valve di hentikan (de-energized), meskipun
pumping element (2) masih bergerak ke bawah.
Bahan bakar akan mengalir kembali ke cylinder
1 head channel (3 dan 4) melewati fuel valve (1)
yang terbuka. Lamanya solenoid valve energized
(tertutup) diatur oleh ECU tergantung kondisi kerja
2
engine

Masing-masing Injektor dihubungkan ke ECU


3 melalui pin :
A24/A35 : Injektor silinder no 1
4 A24/A34 : Injektor silinder no 2
A24/A33 : Injektor silinder no 3
A25/A26 : Injektor silinder no 4
A25/A28 : Injektor silinder no 5
A25/A27 : Injektor silinder no 6
Injector dihubungkan melalui konektor “ST - E” yang
disambungkan pada bagian depan engine dengan
kabel yang dipilin untuk mencegah interferensi
elektromagnetik, sehingga penggantian sebagian
ataupun perbaikan tidak diperkenankan.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


49
Technical Training

ENGINE BRAKE (IVECO TURBO BRAKE)

ENGINE BRAKE KONVENSIONAL


Pada engine brake jenis konvensional (dengan throttle valve pada saluran exhaust)
pengereman semata-mata dihasilkan oleh tekanan balik gas buang yang terdapat didalam
exhaust manifold (normalnya 4-5 bar), hal ini hanya terjadi selama langkah buang, ketika
langkah kompresi (gambar A) hal ini tidak terjadi (gambar B), karena ketika langkah kompresi
gas bertekanan tinggi terjadi di dalam silinder.
Selain itu, penggunaan engine brake yang terlalu lama akan menyebabkan engine overheat
, hal ini dikarenakan aliran udara yang sama (tidak ada udara segar masuk ke dalam silinder)

ENGINE BRAKE ITB (IVECO TURBO BRAKE)


Sistem engine pada CURSOR engine merupakan penyempurnaan dari sistem konvensional
Prinsip kerja :
Pada akhir langkah kompresi (gambar C), beberapa derajat sebelum TDC, engine brake
system membuka exhaust valve secara perlahan-lahan, dengan demikian tekanan yang
diharapkan terjadi didalam silinder (gambar D). Dalam hal ini torsi pengereman pada langkah
kompresi dapat digunakan tanpa menimbulkan daya tolak kembali pada piston.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


50
Technical Training

PRINSIP OPERASI ITB

Ketika engine brake di aktif-kan, sistem hidrolik akan mengontrol mekanisme pada exaust
valve sehingga tidak lagi memiliki clearance. Karena hal ini, Cam khusus pada exaust cam
akan mendorong exaust rocker arm sehingga exaust valve akan terbuka pada akhir langkah
kompresi sampai TMA, sehingga udara yang sudah terkompresi akan keluar dari ruang
bakar.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


51
Technical Training

Pengembangan Exaust Cam


Dua Diagram di bawah ini menunjukan pengembangan exaust cam, yang menggambarkan
posisi rocker arm ketika engine brake aktif.

Dua buah garis menunjukan garis kerja rocker arm ideal, sampai sampai katup
terangkat.

Normal Operation
mm
12

8 A

4
A1

A2

-4
O O O O O
360 180 0 180 360

mm Engine Brake Aktif


12

8 B

-4
O O O O O
360 180 0 180 360
PT Chakra Jawara Edition 05/2006
52
Technical Training

Engine Brake Solenoid Valve

Engine brake solenoid valve merupakan on/off valve jenis NC, yang terletak di bawah cylin-
der head. ECU mengontrol solenoid valve ini untuk membuka saluran oli engine untuk
menggerakan silinder hidrolik (kecil) engine brake. Bersamaan dengan itu warning light di
dashboard akan menyala.
Ketika mengaktifkan solenoid valve, ECU juga akan mengaktifkan VGT.
Engine brake dapat diaktifkan hanya apabila putaran engine diatas 1000 rpm.

Engine brake solenoid valve dihubungkan ke ECU melalui pin A3/A32.

Coil Resistance sebesar 37 - 47 Ohm.

Gambar. Engine brake solenoid valve (CURSOR 10-13)

Engine Brake Switch

Engine brake switch merupakan NO switch yang dipasang di lantai kabin. switch ini
memberikan ECU sinyal negatif untuk mengaktifkan engine brake.
Switch ini dihubungkan ke ECU melalui pin B8.

Gambar. Engine brake switch


PT Chakra Jawara Edition 05/2006
53
Technical Training

Engine Brake Setting Switch

Engine brake setting switch berfungsi untuk mengatur engine brake agar dapat bekerja
bersama-sama dengan accelerator pedal atau service brake, sehingga engine brake dapat
aktif ketika accelerator pedal di lepaskan atau service brake diinjak, tetapi pada posisi
manapun engine brake dapat aktif ketika switch yang di floor di injak.

1 Switch di floor + Accelerator


0 Switch di floor
2 Switch di floor + Service brake

ACCELERATOR PEDAL POSITION SENSOR

Accelerator pedal position sensor merupakan switch tipe potensiometrik yang digabungkan
dengan tipe NO pada posisi switch minimum.switch ini memberikan input ke ECU untuk
mengatur jumlah pengiriman bahan bakar.
ECU mensupplay arus ke switch sebesar 5 Volt.
Resistance potentiometer 0.9 - 1 kOhm.
Switch ini dihubungkan ke ECU melalui pin B16 / B17 / B23 / B25 / B35

Gambar. Accelerator Pedal.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


54
Technical Training

ENGINE COOLING LIQUID TEMPERATUR SENSOR

Sensor ini merupakan tipe sensor NTC yang ditempatkan pada water outlet manifold di sisi
sebelah kiri engine head. sensor ini mengukur temperatur coolant sehingga ECU dapat
menentukan penambahan jumlah bahan bakar ketika engine dingin atau mengurangi jumlah
pengiriman bahan bakar ketika engine panas.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A5/A22
Resistance sensor berdasarkan temperatur :
- 10 C = 8.10 - 10.77 kOhm
O
+ 20 C = 2.28 - 2.72 kOhm
O
+ 80 C = 0.29 - 0.364 kOhm
O
Pada temperatur sekitar 60 - 90 C resistance antara pin A5 dan A22 = 0.6 - 2.4 Volt
O

Spesifikasi :
Supplier BOSCH
Max. tightening torque 35 Nm

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


55
Technical Training

FUEL TEMPERATURE SENSOR

Sensor ini merupakan tipe NTC yang di pasangkan pada fuel filter di bagian kiri engine.
sensor ini mengukur temperatur fuel dan juga menentukan fuel density dan memberikan
input pada ECU untuk koreksi jumlah pengiriman bahan bakar.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A6 / A11
Nilai resistance berdasarkan temperatur :
- 10 C = 8.10 - 10.77 kOhm
+ 20 C = 2.28 - 2.72 kOhm
+ 80 C = 0.29 - 0.364 kOhm
Pada temperatur sekitar 60 - 90 C resistance antara pin A6 dan A11 = 0.6 - 2.4 Volt

Spesifikasi :
Supplier BOSCH
Max. tightening torque 35 Nm

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


56
Technical Training

SUPERCHARGING AIR TEMPERATURE SENSOR


Sensor ini merupakan tipe NTC dan ditempatkan pada inlet manifold di engine sebelah
kanan. Bersama-sama dengan supercharging pressure sensor, sensor ini memberikan in-
put ke ECU untuk menentukan air flow rate.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A4 / A21
Resistance sensor berdasarkan temperatur :
- 10 C = 8.10 - 10.77 kOhm
+ 20 C = 2.28 - 2.72 kOhm
+ 80 C = 0.29 - 0.364 kOhm
Pada temperatur sekitar 10 - 40 C resistance antara pin A4 dan A21 = 2.8 - 4.2 Volt

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


57
Technical Training

SUPERCHARGING PRESSURE SENSOR

Sensor ini merupakan extensimetric pressure transducer dan ditempatkan pada inlet mani-
fold di engine sebelah kanan. Sensor ini mengukur tekanan udara yang dihasilkan turbo-
charger yang masuk ke manifold, nilai pressure dan temperatur udara ini memungkinkan
ECU menentukan jumlah udara yang masuk ke dalam silinder untuk mengatur fuel delivery
injector, membatasi emisi, dan meningkatkan performance engine.
ECU mensupply sensor ini sebesar 5 volt.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A12 / A17 / A23
Nilai sensor berdasarkan putaran engine antara pin A12 dan A17 :
minimum 450 - 550 rpm 0.9 - 1.1 Volt
maximum 2660 rpm 1 - 1.3 Volt

Specifications
Supplier BOSCH
Code B 281022 018
Operating pressure field 50 ÷ 400 kPa
Max. tightening torque 10 Nm

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


58
Technical Training

FLYWHEEL SENSOR

Sensor ini merupakan sensor tipe inductive yang di tempatkan dekat dengan flywheel. Sen-
sor ini menghasilkan sinyal yang dihasilkan dari medan magnet yang berdekatan dengan
holes yang ada pada flywheel. Jumlah lubang pada flywheel 54 holes (terbagi 3 sektor yang
tediri 18 holes).
ECU menggunakan sinyal ini untuk mendeteksi putaran engine.
Air gap sensor ini tidak perlu di setel.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A1 / A13.
Nilai resistance sebesar 880 - 920 Ohm.

3 x 18 holes

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


59
Technical Training

DISTRIBUTION SENSOR

Sensor ini merupakan sensor tipe inductive yang di tempatkan dekat dengan camshaft.
Sensor ini menghasilkan sinyal yang dihasilkan dari medan magnet yang berdekatan dengan
phonic wheel yang ada pada camshaft. Jumlah phonic adalah 6 + 1 phase.
ECU menggunakan sinyal ini untuk mendeteksi putaran engine.
Air gap sensor ini tidak perlu di setel.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A2 / A14.
Nilai resistance sebesar 880 - 920 Ohm.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


60
Technical Training

DUPLEX DISTRIBUTOR WITH BRAKE SWITCH

Brake switch merupakan double-contac microswitch yang dipasangkan langsung pada


duplex distributor. Dua microswitch ini ketika normal (posisi brake pedal release) terdiri dari
switch tipe NO (53501) dan switch tipe NC (53565).
Switch tipe NO (53501) berfungsi untuk mengaktifkan lampu rem dan mengaktifkan
engine brake. Switch ini dihubungkan ke ECU melalui pin B31.
Switch tipe NC (53565) memberikan ECU sinyal positif ketika pedal di release yang digunakan
untuk mendeteksi penggunaan service brake untuk menonaktifkan fungsi cruise control dan
menghentikan pengiriman bahan bakar. Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin B26.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


61
Technical Training

PRE-POST HEATING RESISTANCE

Pre-post heating resistance ini dipasang antara cylinder head dan inlet manifold yang
berfungsi untuk memanaskan udara ketika pre/post heating aktif. Ketika kunci kontak di On-
kan jika salah satu dari sensor-sensor temperatur coolant, udara, dan uap oli menunjukan
temperatur dibawah 10 C, ECU akan mengaktifkan pre-post heating resistance dan
menyalakan warning light di dashboard untuk beberapa saat tergantung temperatur. ketika
temperatur cukup, lampu akan berkedip yang menandakan bahwa engine memungkinkan
untuk di start. Nilai tahanannya sebesar 0.7 Ohm.

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


62
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


63
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


64
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


65
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


66
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


67
Technical Training

ENGINE SENSOR

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


68
Technical Training

Timing System Sensor

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


69
Technical Training

Inlet Manifold Air Pressure Sensor

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


70
Technical Training

Air Temperatur Sensor

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


71
Technical Training

Fuel Temperatur Sensor

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


72
Technical Training

Fuel Blocked Sensor

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


73
Technical Training

Fly Wheel Sensor

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


74
Technical Training

Turbocharger Speed Sensor

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


75
Technical Training

Blocked Oil Filter Sensor

Oil Temperatur Sensor

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


76
Technical Training

Oil Pressure Sensor

Water Temperatur Sensor

-10°c 8,100 – 10,770 ohms


+20°c 2,280 – 2,720 ohms
+80°c 29 – 364 ohms
Coolant Temp 60º - 90ºc
Pin A5 – A22 0.6 – 2.4volts

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


77
Technical Training

Turbocharger Solenoid Valve

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


78
Technical Training

VGT Position Sensor

Tahanan coil H™ 20- 30 Ohm

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


79
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


80
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


81
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


82
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


83
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


84
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


85
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


86
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


87
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


88
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


89
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


90
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


91
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


92
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


93
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


94
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


95
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


96
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


97
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


98
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


99
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


100
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


101
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


102
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


103
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


104
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


105
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


106
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


107
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


108
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


109
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


110
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


111
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


112
Technical Training

PT Chakra Jawara Edition 05/2006


113

Anda mungkin juga menyukai