Kabel negatif Baterai (-) harus dihubungkan ke masa/ground/body dan diusahakan sependek
mungkin dan dihubungkan dengan komponen lain dalam “star connection” Fig. 1.4. koneksi
harus dikencangkan sekencang mungkin.
sebelum memasangkan kabel masa, pastikan bahwa tidak ada kotoran, cat, grease, ataupun
karat yang menempel pada bagian bodi kendaraan yang akan dipasangkan kabel. dan
pastikan permukaan bodi dalam keadaan rata.
Electronic Control Unit harus dihubungkan dengan bodi yang memiliki kandungn logam
yang dipasangkan pada terminal negatif baterai dan bagian dah board kendaraan. Hindari
hubungan berantai atau hubungan seri.
OPERATING FEATURES
Sistem Konvensional
Pada Can Line terdapat tiga klasifikasi transmisi data pada databus yaitu :
1. Class A; Low speed, (pada Windscreen dan lampu-lampu)
2. Class B; Medium speed, (pada AC dan Sound system).
3. Class C; High speed, (pada ABS dan Traction control system).
Kelemahannya :
1. Jumlah koneksi mungkin bertambah
2. Biaya produksi total kendaraan meningkat.
3. Technical training sangat diperlukan.
4. Fungsi-fungsi sistem tidak dapat di baca pada wiring diagrams
Engine yang digunakan pada kendaraan sedang dan kendaraan berat dikembangkan
secara bertahap sebagai pengganti engine yang masih konvensional, hingga sekarang engine
memiliki seri baru, seri 2 (F2) dan seri 3 (F3) dengan Volume silinder yang berbeda
disesuaikan dengan beban kendaraan.
Sistem penginjeksian untuk semua engine menggunakan tipe tekanan tinggi dengan
pengoperasian pompa injektor yang digerakan oleh sebuah head distribution shaft, dimana
karakteristik ukuran dan laju aliran bahan bakar berbeda antara seri F2 dengan seri F3
tetapi mempunyai prinsip dan cara kerjanya yang sama.
Secara fisik sistem elektronik sama untuk semua seri, tetapi mempunyai software
yang khusus untuk setiap seri engine dan pada seri yang sama juga terdapat perbedaan
tergantung power yang dihasilkan.
KODE ENGINE
FRAME STRUCTURE
Electronic Control Unit (ECU) MS6.2 mengatur fungsi-fungsi utama sebagai berikut:
· Penginjeksian bahan bakar
· Fungsi tambahann (Cruise control, speed limiter, power take-off, dan lain-lain)
· Variable Geometry turbine (VGT)
· Aktivasi Engine brake
· Self-diagnosis
· Recovery
ECU MS6.2 secara lebih jelasnya mengatur fungsi-fungsi seperti di bawah ini.
Pengaturan bahan bakar Pengaturan bahan bakar diatur atau tergantung pada:
- Posisi pedal gas.
- Putaran engine.
- Jumlah udara yang masuk.
Hasil pengaturan dapat juga disesuaikan dengan :
- temperatur air pendinginan.
Pengaturan pengiriman bahan baker oleh ECU MS6.2 juga
untuk menghindari :
- Kebisingan
- Polusi
- Overload
- Overheating
- Overspeed putaran turbin.
Pengiriman dapat disesuaikan juga ketika ::
- Engine brake diaktifkan
- Penggunaan peralatan tambahan (ASR, pembatas
kecepatan, dan lain-lain).
- Terjadi kerusakan serius sehingga engine dapat
mengurangi power dan bahkan stop.
Koreksi laju aliran (flow- Ketika masih dingin, engine mengalami hambatan tinggi untuk
rate) berdasarkan pengoperasiannya, gesekan mekanis yang tinggi, oli masih
temperatur air. sangat kental, variasi clearance belum optimal.
Kebanyakan bahan bakar yang diinjeksikan memadat (terjadi
kondensasi) pada permukaan logam yang masih dingin. Oleh
karena itu pada engine yang masih dingin pengiriman bahan
bakar lebih banyak dibandingkan engine yang panas.
Koreksi laju aliran (flow- Apabila terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak diharapkan
rate) untuk mencegah MS6.2 dapat menyesuaikan pemasukan bahan bakar untuk
kebisingan, asap atau mencegah gangguan tersebut.
overload
Pengaturan putaran turbin Putaran turbin diatur secara kontinyu, dan memungkinkan
disesuaikan dengan kerja VGT.
Engine Startup Saat pertama kali engine berputar, terjadi sinkronisasi antara
fase yang terjadi pada silinder 1 sinyal yang dikirimkan oleh
sensor (sensor flywheel dan sensor distribution shaft).
Cold startup Cold startup dapat terjadi meskipun hanya satu dari tiga sensor
temperatur (air, udara atau gas oil) menunjukan temperatur
dibawah 100 C, pre-post heating akan diaktifkan.
Saat kunci kontak ON, pre-heating warning light akan menyala
sampai temperatur berubah (karena udara di intake manifold
dipanaskan), kemudian lampu berkedip dan engine dapat di
start.
Hot startup Jika temperatur menunjukan diatas 100 C, jika kunci kontak ON
lampu peringatan menyala selama 2 detik kemudian padam, dan
pada kondisi ini engine dapat di start.
Saat berjalan Ketika kunci kontak diputarkan, unit akan menyimpan informasi ke
(Run up) memori utama sampai engine berhenti.
After Run saat setiap engine dimatikan melalui kunci kunci kontak, unit
menunjukan masih mensuplay untuk beberapa saat melalui relay
utama.
Dan membiarkan memori mikroprosesor mentransfer beberapa data
dari memory utama (untuk tipe data yang mudah berubah) ke yang
tetap, dari RAM ke ROM, agar data selalu tersedia apabila engine
di start
Data penting ini memuat:
- Variasi setting engine (engine minimum, dan lain-lain)
- Kalibrasi untuk beberapa komponen
- Failure memori
Pemutusan Cut off adalah penghentian penyaluran bahan bakar selama engine
(cut off) mengalami perlambatan atau engine brake aktif.
Untuk mengurangi sambungan, panjang kabel ke injektor yang dapat menyebabkan noise
ketika pengiriman sinyal, ECU dipasangkan langsung pada blok engine yang dilengkapi
heat exchanger dan menggunakan bahan elastis untuk mengurangi getaran dari engine.
LOKASI KONEKTOR
Turbocharger
Open
Moving wall
Closed
Sensor ini merupakan tipe sensor induktif yang ditempatkan pada impeller spindle. Sensor
menghasilkan sinyal yang diperoleh dari gaya magnetis. Sinyal yang dihasilkan oleh sensor
ini digunakan ECU untuk menentukan putaran turbine (putaran maksimum 120.000 rpm).
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A7 / A 16. Coil resistance sebesar 900 Ohm.
Setiap kali mengganti baru Injector, harus selalu direlay ke MODUS station “ dan
memasukan Kode yang tertera pada Injector (10 digit).
Solenoid valve merupakan tipe NO (Normally open)
Resistance coil = 0.56 - 0.57 Ohm
Maksimum Arus yang masuk = 12 - 15 Ampere
Filling Phase
1. Fuel valve.
2. Pumping element.
3. Fuel outlet.
4. Filling and backflow passage
Injection Phase
Ketika engine brake di aktif-kan, sistem hidrolik akan mengontrol mekanisme pada exaust
valve sehingga tidak lagi memiliki clearance. Karena hal ini, Cam khusus pada exaust cam
akan mendorong exaust rocker arm sehingga exaust valve akan terbuka pada akhir langkah
kompresi sampai TMA, sehingga udara yang sudah terkompresi akan keluar dari ruang
bakar.
Dua buah garis menunjukan garis kerja rocker arm ideal, sampai sampai katup
terangkat.
Normal Operation
mm
12
8 A
4
A1
A2
-4
O O O O O
360 180 0 180 360
8 B
-4
O O O O O
360 180 0 180 360
PT Chakra Jawara Edition 05/2006
52
Technical Training
Engine brake solenoid valve merupakan on/off valve jenis NC, yang terletak di bawah cylin-
der head. ECU mengontrol solenoid valve ini untuk membuka saluran oli engine untuk
menggerakan silinder hidrolik (kecil) engine brake. Bersamaan dengan itu warning light di
dashboard akan menyala.
Ketika mengaktifkan solenoid valve, ECU juga akan mengaktifkan VGT.
Engine brake dapat diaktifkan hanya apabila putaran engine diatas 1000 rpm.
Engine brake switch merupakan NO switch yang dipasang di lantai kabin. switch ini
memberikan ECU sinyal negatif untuk mengaktifkan engine brake.
Switch ini dihubungkan ke ECU melalui pin B8.
Engine brake setting switch berfungsi untuk mengatur engine brake agar dapat bekerja
bersama-sama dengan accelerator pedal atau service brake, sehingga engine brake dapat
aktif ketika accelerator pedal di lepaskan atau service brake diinjak, tetapi pada posisi
manapun engine brake dapat aktif ketika switch yang di floor di injak.
Accelerator pedal position sensor merupakan switch tipe potensiometrik yang digabungkan
dengan tipe NO pada posisi switch minimum.switch ini memberikan input ke ECU untuk
mengatur jumlah pengiriman bahan bakar.
ECU mensupplay arus ke switch sebesar 5 Volt.
Resistance potentiometer 0.9 - 1 kOhm.
Switch ini dihubungkan ke ECU melalui pin B16 / B17 / B23 / B25 / B35
Sensor ini merupakan tipe sensor NTC yang ditempatkan pada water outlet manifold di sisi
sebelah kiri engine head. sensor ini mengukur temperatur coolant sehingga ECU dapat
menentukan penambahan jumlah bahan bakar ketika engine dingin atau mengurangi jumlah
pengiriman bahan bakar ketika engine panas.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A5/A22
Resistance sensor berdasarkan temperatur :
- 10 C = 8.10 - 10.77 kOhm
O
+ 20 C = 2.28 - 2.72 kOhm
O
+ 80 C = 0.29 - 0.364 kOhm
O
Pada temperatur sekitar 60 - 90 C resistance antara pin A5 dan A22 = 0.6 - 2.4 Volt
O
Spesifikasi :
Supplier BOSCH
Max. tightening torque 35 Nm
Sensor ini merupakan tipe NTC yang di pasangkan pada fuel filter di bagian kiri engine.
sensor ini mengukur temperatur fuel dan juga menentukan fuel density dan memberikan
input pada ECU untuk koreksi jumlah pengiriman bahan bakar.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A6 / A11
Nilai resistance berdasarkan temperatur :
- 10 C = 8.10 - 10.77 kOhm
+ 20 C = 2.28 - 2.72 kOhm
+ 80 C = 0.29 - 0.364 kOhm
Pada temperatur sekitar 60 - 90 C resistance antara pin A6 dan A11 = 0.6 - 2.4 Volt
Spesifikasi :
Supplier BOSCH
Max. tightening torque 35 Nm
Sensor ini merupakan extensimetric pressure transducer dan ditempatkan pada inlet mani-
fold di engine sebelah kanan. Sensor ini mengukur tekanan udara yang dihasilkan turbo-
charger yang masuk ke manifold, nilai pressure dan temperatur udara ini memungkinkan
ECU menentukan jumlah udara yang masuk ke dalam silinder untuk mengatur fuel delivery
injector, membatasi emisi, dan meningkatkan performance engine.
ECU mensupply sensor ini sebesar 5 volt.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A12 / A17 / A23
Nilai sensor berdasarkan putaran engine antara pin A12 dan A17 :
minimum 450 - 550 rpm 0.9 - 1.1 Volt
maximum 2660 rpm 1 - 1.3 Volt
Specifications
Supplier BOSCH
Code B 281022 018
Operating pressure field 50 ÷ 400 kPa
Max. tightening torque 10 Nm
FLYWHEEL SENSOR
Sensor ini merupakan sensor tipe inductive yang di tempatkan dekat dengan flywheel. Sen-
sor ini menghasilkan sinyal yang dihasilkan dari medan magnet yang berdekatan dengan
holes yang ada pada flywheel. Jumlah lubang pada flywheel 54 holes (terbagi 3 sektor yang
tediri 18 holes).
ECU menggunakan sinyal ini untuk mendeteksi putaran engine.
Air gap sensor ini tidak perlu di setel.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A1 / A13.
Nilai resistance sebesar 880 - 920 Ohm.
3 x 18 holes
DISTRIBUTION SENSOR
Sensor ini merupakan sensor tipe inductive yang di tempatkan dekat dengan camshaft.
Sensor ini menghasilkan sinyal yang dihasilkan dari medan magnet yang berdekatan dengan
phonic wheel yang ada pada camshaft. Jumlah phonic adalah 6 + 1 phase.
ECU menggunakan sinyal ini untuk mendeteksi putaran engine.
Air gap sensor ini tidak perlu di setel.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A2 / A14.
Nilai resistance sebesar 880 - 920 Ohm.
Pre-post heating resistance ini dipasang antara cylinder head dan inlet manifold yang
berfungsi untuk memanaskan udara ketika pre/post heating aktif. Ketika kunci kontak di On-
kan jika salah satu dari sensor-sensor temperatur coolant, udara, dan uap oli menunjukan
temperatur dibawah 10 C, ECU akan mengaktifkan pre-post heating resistance dan
menyalakan warning light di dashboard untuk beberapa saat tergantung temperatur. ketika
temperatur cukup, lampu akan berkedip yang menandakan bahwa engine memungkinkan
untuk di start. Nilai tahanannya sebesar 0.7 Ohm.
ENGINE SENSOR