MAKALAH
Dasar Ototronik
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
Agustus 2019
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
ii
iii
3.1. Rangkuman....................................................................................... 23
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Dual Contact EFI Main Relay yang Dikontrol Kunci
Kontak................................................................................ 6
Gambar 2.4 Single Contact EFI Main Relay yang Dikontrol Kunci
Kontak................................................................................ 7
iv
v
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan (1) latar belakang, (2) topik bahasan, dan (3) reverensi.
Berikut masing-masing sub bahasan tersebut.
ECU (Electronic Control Unit) yaitu komponen sistem injeksi bahan bakar
elektronik yang berfungsi untuk mengolah signal-signal dari berbagai sensor untuk
selanjutnya digunakan sebagai dasardalam menentukan lamanya injeksi bahan bakar
dan mengatur saat pengapian (Husni, 2013).
1
2
1.3. Relevansi
PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan (1) ECU power distribution, (2) sirkuit ground dan
pengecekannya, (3) mode operasi mesin, dan (4) kelebihan kontrol elektronik
dibandingkan katrol mekanis pada mesin.
3
4
Karena power supply ke ECU sangat penting, maka sebaiknya chek dulu kondisi
power supply ECU selama pemeriksaan. Selain itu juga periksalah besarnya
hambatan pada sisi ground untuk mengetahui “tegangan jatuh” titik ground ECU
saat ECU bekerja. Normalnya tegangan jatuh sirkuit ground ECU tidak lebih dari
500 mV.
digunakan untuk melayani kebutuhan tegangan untuk eep alive memory ECM saat
kunci kotak OFF.
Kesimpulannya dari penjelasan di atas adalah bahwa suplai tegangan mengalir
ke sirkuit dibawah ini:
a. Terminal +B dab +B1
b. Injektor
c. MAF sensor (jika dilengkapi)
d. Vacuum Switching Valve (VSV): EGR, throttle opener, dan lain-lain
e. Idle Speed Control motor/selenoid
f. Terminal B+ check konektor
Sementara sirkuit main relay terdapat beberapa macam, tergantung mana yang
diaplikasikan pada kendaraan. Sirkuit ini dapat dikategorikan dalam 4 tipe, yaitu:
6
1. Dual kontak EFI Main Relay, yang dikontrol oleh kunci kontak.
Gambar 2.3. Dual Contact EFI Main Relay yang Dikontrol Kunci Kontak
(Sumber: Dasar Autotronik UM, 2012:22)
Pada model ini pada Main Relay terdapat kontak ganda. Saat kunci kontak
pada posisi ON, main relay aktif dan tegangan dari baterai akan disuplai ke
terminal +B ECM, B+ service conector dan ke circuit opening relay melalui
salah satu kontak main relay. Sementara kontak yang lain mensuplai tegangan
dari baterai ke injektor, oil pengapian, ISC selenoid, dan lain-lain.
7
Gambar 2.4. Single Contact EFI Main Relay yang Dikontrol Kunci Kontak
(Sumber: Dasar Autotronik UM, 2012:22)
Gambar 2.5. Dual Contact EFI Main Relay yang Dikontrol Kunci Kontak
(Sumber: Dasar Autotronik UM, 2012:23)
8
Gambar 2.6. Single Contact EFI Main Relay yang Dikontrol ECM
(Sumber: Dasar Autotronik UM, 2012:24)
Pada tipe ini seluruh kebutuhan tegangan listrik displai melewati kontak
tunggal pada main relay. Saat kunci kontak ON, main relay aktif dan tegangan
mengalir ke terminal +B dan +B1 ECM serta beberapa komponen sensor
maupun aktuator dari ECM seperti pada gambar di atas.
3. Dual EFI Main Relay yang dikontrol oleh kunci kotak atau oleh ECM
9
Pada model yang dikontrol oleh ECM, saat kunci kontak ON, tegangan dari baterai
mengalir menuju ke terminal IG SW ECM melalui kunci kontak. Lalu ECM
mensuplai tegangan ke kedua kumparan relay melalui terminal MREL ECM untuk
mengaktifkan kedua relay. Saat kedua relay aktif, tegangan akan mengalir dari baterai
melewati sekering EFI (BATT) menuju ke kontak main relai no.1 dan selanjutnya
disuplai ke terminal +B dan +B1 ECM, ISC, VSV, +B check konektor dan ke circuit
opening relay. Sementara tegangn suplai ke injektor disuplai oleh main relay no.2.
Pada tipe ini, kerja main relay dikontrol oleh ECM itu sendiri. Saat kunci kontak ON,
tegangan disuplai ke terminal IG SW ECM. Lalu ECM mengaktifkan main relay
dengan memberikan tegangan ke selenoid main relay melalui termnal MREL. Lalu
tegangan baterai akan disuplai melalui kontak tunggal main relay ke terminal +B dan
+B1 serta ke komponen kelistrikan mesin yang lain seperti pada gambar di atas.
Tidak akan ada sirkuit kelistrikan yang akan berfungsi dengan baik jika
groundnya kurang baik atau malah terputus sama sekali. ECM memiliki beberapa
terminal ground untuk memperkecil kemungkinan permasalahan yang disebabkan
oleh ground. Meskipun begitu, ground ECM tetap perlu diperhatikan saat melakukan
throbleshooting pada ECM.
11
Jika pada mesin terjadi banjir bensin, pengemudi dapat menekan pedal
gas sebesar 80% atau lebih besar untuk mengaktifkan Mode Pembersih Saat
Banjir. Agar lebih yakin untuk mengaktifkan mode ini maka kita dapat
menekan penuh pedal gas ke lantai (throttle valve akan terbuka penuh ). Pada
saat throttle valve terbuka penuh dan putaran mesin kurang dari 600 rpm
(ECM menerima sinyal start) maka ECM akan memberikan pulsa injektor
dengan perbandingan 20:1 atau bahkan memungkinkan pula beberapa saat
ECM akan menghentikan penyemprotan secara total dengan jalan ECM akan
memutus sinyal ke semua injektor. Salah satu penyebab mesin disatrter tidak
bias hidup adalah karburator banjir, yang biasa terjadi pada kendaraan
konvensional manakala campuran bensin dan udara di ruang bakar tidak ideal
(Auto2000: 2007)
a. Loop Terbuka
Lamanya waktu setelah start sudah tercapai, besaran waktu ini telah
disimpan dalam memori ECM sedemikian rupa dan disesuaikan
dengan keadaan operasional mesin saat itu.
b. Loop Tertutup
udara dan bensin untuk mendekati rasio ideal 14,7:1, agar katalitik
konverter dapat bekerja secara effisien.
ECM bekerja melalui mode ini jika ada beberapa, atau kombinasi
kondisi-kondisi seperti berikut di bawah ini :
2. Distribusi bahan bakar yang lebih baik karena campuran udara bahan bakar
disuplai dalam jumlah yang sama ke masing-masing silinder.
3. Putaran stasioner lebih lembut. Campuran bahan bakar dan udara yang kurus
tidak menjadikan putaran mesin kasar karena distribusi bahan bakar lebih baik
dan kecepatan atomisasi yang rendah.
4. Irit. Efisiensi tinggi karena takaran campuran udara bahan bakar yang lebih
tepat, atomisasi dan distribusi bahan bakar lebih baik serta karena adanya
system pemutus bahan bakar.
5. Emisi gas buang rendah karena ketepatan takaran campuran udara dan bahan
bakar menjadikan sempurnanya pembakaran sehingga dapat mengurangi
emisi gas buang.
22
6. Lebih baik jika dibandingkan dengan karburator saat dioperasikan pada semua
kondisi temperature karena adanya sensor yang mendeteksi temperatur
sehingga menjadikan pengontrolan penginjeksian lebih baik.
9. Dilengkapi dengan fungsi fail safe memungkinkan ECM tetap bekerja meski
terjadi malfungsi pada sirkuit sensor. Dengan demikian jika terjadi malfungsi
pada sirkuit sensor, mesin akan tetap bisa menyala meskipun dalam kondisi
tidak normal. Bagian ini akan dijelaskan lebih lanjut.
PENUTUP
Bab ini menyajikan (1) rangkuman, (2) soal, dan (3) daftar rujukan. Berikut
masing-masing sub bahasan tersebut.
3.1. Rangkuman
23
24
- .Mode Start
- Mode pembersih saat banjir bensin
- Mode jalan
- Mode akselerasi
- Mode deselerasi
- Mode pemutus bensin
- Mode pemutus bensin selektif
- Mode backup/fail safe
- Mode koreksi tegangan baterai.
b. Distribusi bahan bakar yang lebih baik karena campuran udara bahan
bakar disuplai dalam jumlah yang sama ke masing-masing silinder.
c. Putaran stasioner lebih lembut. Campuran bahan bakar dan udara yang
kurus tidak menjadikan putaran mesin kasar karena distribusi bahan
bakar lebih baik dan kecepatan atomisasi yang rendah.
d. Irit. Efisiensi tinggi karena takaran campuran udara bahan bakar yang
lebih tepat, atomisasi dan distribusi bahan bakar lebih baik serta karena
adanya system pemutus bahan bakar.
e. Emisi gas buang rendah karena ketepatan takaran campuran udara dan
bahan bakar menjadikan sempurnanya pembakaran sehingga dapat
mengurangi emisi gas buang.
3.2. Soal
Jawab: ECU (Electronic Control Unit) yaitu komponen sistem injeksi bahan
bakar elektronik yang berfungsi untuk mengolah signal-signal dari berbagai
sensor untuk selanjutnya digunakan sebagai dasardalam menentukan lamanya
injeksi bahan bakar dan mengatur saat pengapian
a. .Mode Start
b. Mode pembersih saat banjir bensin
c. Mode jalan
d. Mode akselerasi
e. Mode deselerasi
f. Mode pemutus bensin
g. Mode pemutus bensin selektif
h. Mode backup/fail safe
27