Kabel negatif Baterai (-) harus dihubungkan ke masa/ground/body dan diusahakan sependek mungkin
dan dihubungkan dengan komponen lain dalam “star connection” Fig. 1.4. koneksi harus dikencangkan
sekencang mungkin.
sebelum memasangkan kabel masa, pastikan bahwa tidak ada kotoran, cat, grease, ataupun karat yang
menempel pada bagian bodi kendaraan yang akan dipasangkan kabel. dan pastikan permukaan bodi
dalam keadaan rata.
Electronic Control Unit harus dihubungkan dengan bodi yang memiliki kandungn logam yang dipasangkan
pada terminal negatif baterai dan bagian dah board kendaraan. Hindari hubungan berantai atau hubungan
seri.
Sistem elektronik yang digunakan pada kendaraan komersial berkembang cepat beberapa tahun
terakhir. Sistem elektronik sangat menentukan performa kendaraan. Sistem ini dulu hanya dianggap
sebagai penunjang tapi sekarang sekarang menjadi sektor kunci dengan teknologi modern. Sistem
elektronik kontrol menghasilkan performa kendaraan dan efektifitas komponen, pada kesempatan ini
istilah CAN-line akan sering digunakan berkaitan dengan konteks ini.
CAN merupakan singkatan dari Controller Area Network dan yang dimaksudkan sebagai sambungan
kabel kendaraan ECU dengan komponen-komponen lain. Sistem CAN berbeda-beda berdasarkan data-
data penting system elektronik dari berbagai kendaraan.
Sistem CAN-Line menggunakan sistem komunikasi two-way yang diterapkan pada kendaraan
guna menghemat kabel dan mencegah gangguan.Pengiriman Informasi menggunakanprotokol khusus
antara lain:
- Sinkronisasi informasi
- Hubungan dan respon antar sistem .
- Transmisi gangguan pada saat troubleshooting.
- Dan lain-lain.
OPERATING FEATURES
Sistem Konvensional
Pada Can Line terdapat tiga klasifikasi transmisi data pada databus yaitu :
1. Class A; Low speed, (pada Windscreen dan lampu-lampu)
2. Class B; Medium speed, (pada AC dan Sound system).
3. Class C; High speed, (pada ABS dan Traction control system).
Kelemahannya :
1. Jumlah koneksi mungkin bertambah
2. Biaya produksi total kendaraan meningkat.
3. Technical training sangat diperlukan.
4. Fungsi-fungsi sistem tidak dapat di baca pada wiring diagrams
Engine yang digunakan pada kendaraan sedang dan kendaraan berat dikembangkan secara
bertahap sebagai pengganti engine yang masih konvensional, hingga sekarang engine memiliki seri baru,
seri 2 (F2) dan seri 3 (F3) dengan Volume silinder yang berbeda disesuaikan dengan beban kendaraan.
Sistem penginjeksian untuk semua engine menggunakan tipe tekanan tinggi dengan pengoperasian
pompa injektor yang digerakan oleh sebuah head distribution shaft, dimana karakteristik ukuran dan
laju aliran bahan bakar berbeda antara seri F2 dengan seri F3 tetapi mempunyai prinsip dan cara
kerjanya yang sama.
Secara fisik sistem elektronik sama untuk semua seri, tetapi mempunyai software yang khusus
untuk setiap seri engine dan pada seri yang sama juga terdapat perbedaan tergantung power yang
dihasilkan.
KODE ENGINE
FRAME STRUCTURE
A. Right tail light with clearance light F. Additional headlamps (main beam and fog lamps)
B. Left tail light with clearance light G. High beam/lowbeam headlamps
C. Battery disconnector H./J. Front clearance lights
D. Batteries e. Side direction indicators I. Radio aerial
1. 85152 Accelerator pedal position sensor 16. 72021 30-pole diagnosis connector
2. 85153 Engine coolant temperature sensor 17. Immobilizer control unit
3. 85155 Oversupply air temperature sensor 18. 86004 EUROTRONIC transmission electronic control unit
4. 47042 Fuel temperature sensor 19. 88005 EBS electronic control unit
5. 85154Oversupply pressure sensor 88000 ABS electronic control unit
6. 40011 Electronic tachograph 20. 78059 EBS duplex distributor with primary brake switches
7. 48001 Electronic rev counter secondary brake switches
8. 78248 VGT control solenoid valve 21. 78247 Pump-injectors
9. Turbine actuator position sensor 22. 58110 Warning light for pre/post-heating activated
10. 48043 Variable geometry turbine rev sensor 23. 25222 Remote control switch for pre/ post-heating activation
11. 78009 Shut-off solenoid valve 24. 61121 Pre/post-heating resistance
12. 78050 Engine brake control solenoid valve 25. 48035 Flywheel sensor
13. 58055Warning light for engine brake engaged 26. 48042 Distribution sensor
14. 58435 E.D.C. system failure warning light 27. 53803 / 53804 Cruise Control buttons
15. 53041 Blink—code button 28. 52324 Engine brake pre-arrangement switch
29. 53520 Engine brake control switch
30. 42374 Clutch switch (without Eurotronic)
31. 75007 Main remote control switch
PT Chakra Jawara 6 - 21 Training & Development
EUROTRAKKER
Electronic Control Unit (ECU) MS6.2 mengatur fungsi-fungsi utama sebagai berikut:
· Penginjeksian bahan bakar
· Fungsi tambahann (Cruise control, speed limiter, power take-off, dan lain-lain)
· Variable Geometry turbine (VGT)
· Aktivasi Engine brake
· Self-diagnosis
· Recovery
ECU MS6.2 secara lebih jelasnya mengatur fungsi-fungsi seperti di bawah ini.
Pengaturan bahan bakar Pengaturan bahan bakar diatur atau tergantung pada:
- Posisi pedal gas.
- Putaran engine.
- Jumlah udara yang masuk.
Hasil pengaturan dapat juga disesuaikan dengan :
- temperatur air pendinginan.
Pengaturan pengiriman bahan baker oleh ECU MS6.2 juga untuk
menghindari :
- Kebisingan
- Polusi
- Overload
- Overheating
- Overspeed putaran turbin.
Pengiriman dapat disesuaikan juga ketika ::
- Engine brake diaktifkan
- Penggunaan peralatan tambahan (ASR, pembatas kecepatan,
dan lain-lain).
- Terjadi kerusakan serius sehingga engine dapat mengurangi
power dan bahkan stop.
Koreksi laju aliran (flow-rate) Ketika masih dingin, engine mengalami hambatan tinggi untuk
berdasarkan temperatur air. pengoperasiannya, gesekan mekanis yang tinggi, oli masih sangat
kental, variasi clearance belum optimal.
Kebanyakan bahan bakar yang diinjeksikan memadat (terjadi
kondensasi) pada permukaan logam yang masih dingin. Oleh karena
itu pada engine yang masih dingin pengiriman bahan bakar lebih
banyak dibandingkan engine yang panas.
Koreksi laju aliran (flow- Apabila terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak diharapkan MS6.2
rate) untuk mencegah dapat menyesuaikan pemasukan bahan bakar untuk mencegah
kebisingan, asap atau over- gangguan tersebut.
load
Penurunan kecepatan dan Apabila engine mengalami overheating, penginjeksian akan dikurangi
Power. sesuai dengan temperatur air pendingin.
Pengaturan putaran turbin Putaran turbin diatur secara kontinyu, dan memungkinkan disesuaikan
dengan kerja VGT.
Pengecekan saat Awal penyemprotan bahan bakar (waktu start pengiriman, ditunjukan
penyemprotan secara dalam derajat) dapat berbeda-beda, walaupun berbeda jalur dari satu
elektronik silinder ke silinder lainnya, yang mana kekecepatan aliran dihitung sama
untuk tiap silinder sebagai fungsi beban engine (posisi gas, rpm engine
dan udara masuk).
Penyetelan saat penyemprotan disesuaikan dengan
- fase akselerasi
- tergantung pada temperatur udara
dan hal ini dipergunakan untuk menentukan:
- pengurangan emisi, kebisingan dan kelebihan beban.
- akselerasi kendaraan yang lebih baik.
Pengatur kecepatan (speed Electronic speed regulator bekerja ketika putaran engine
regulator) - minimum dan maksimum
- semua kecepatan
hal ini menghasilkan kestabilan pada semua tingkat putaran engine.
Engine Startup Saat pertama kali engine berputar, terjadi sinkronisasi antara fase yang
terjadi pada silinder 1 sinyal yang dikirimkan oleh sensor (sensor
flywheel dan sensor distribution shaft).
Ketika engine startup sinyal dari pedal gas diabaikan. Kecepatan aliran
bahan bakar diset hanya bergantung pada temperatur air.
Cold startup Cold startup dapat terjadi meskipun hanya satu dari tiga sensor
temperatur (air, udara atau gas oil) menunjukan temperatur dibawah
100 C, pre-post heating akan diaktifkan.
Saat kunci kontak ON, pre-heating warning light akan menyala sampai
temperatur berubah (karena udara di intake manifold dipanaskan),
kemudian lampu berkedip dan engine dapat di start.
Hot startup Jika temperatur menunjukan diatas 100 C, jika kunci kontak ON lampu
peringatan menyala selama 2 detik kemudian padam, dan pada kondisi ini
engine dapat di start.
Saat berjalan Ketika kunci kontak diputarkan, unit akan menyimpan informasi ke memori
(Run up) utama sampai engine berhenti.
After Run saat setiap engine dimatikan melalui kunci kunci kontak, unit menunjukan
masih mensuplay untuk beberapa saat melalui relay utama.
Dan membiarkan memori mikroprosesor mentransfer beberapa data
dari memory utama (untuk tipe data yang mudah berubah) ke yang tetap,
dari RAM ke ROM, agar data selalu tersedia apabila engine di start
Data penting ini memuat:
- Variasi setting engine (engine minimum, dan lain-lain)
- Kalibrasi untuk beberapa komponen
- Failure memori
Pemutusan Cut off adalah penghentian penyaluran bahan bakar selama engine
(cut off) mengalami perlambatan atau engine brake aktif.
Untuk mengurangi sambungan, panjang kabel ke injektor yang dapat menyebabkan noise ketika
pengiriman sinyal, ECU dipasangkan langsung pada blok engine yang dilengkapi heat exchanger dan
menggunakan bahan elastis untuk mengurangi getaran dari engine.
LOKASI KONEKTOR
Warna Connector
A. Black
F. Brown
B. Yellow
G. White
C. White
H. Light Blue
D. Green
K. Brown
E. Black
J. Brown
Warna Connector
A. Black F. Brown
B.Yellow G. White
C. White H. Light Blue
D. Green J. Brown
E. Black K. Brown
1) Services tank
2) Shut-off solenoid valve
3) Air filter
4) VGT control solenoid valve
5) Actuator pressure sensor
6) Turbine actuator
Turbocharger
Open
Moving wall
Closed
Sensor ini merupakan tipe sensor induktif yang ditempatkan pada impeller spindle. Sensor menghasilkan
sinyal yang diperoleh dari gaya magnetis. Sinyal yang dihasilkan oleh sensor ini digunakan ECU untuk
menentukan putaran turbine (putaran maksimum 120.000 rpm).
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A7 / A 16. Coil resistance sebesar 900 Ohm.
Setiap kali mengganti baru Injector, harus selalu direlay ke MODUS station “ dan memasukan Kode
yang tertera pada Injector (10 digit).
Solenoid valve merupakan tipe NO (Normally open)
Resistance coil = 0.56 - 0.57 Ohm
Maksimum Arus yang masuk = 12 - 15 Ampere
Filling Phase
1. Fuel valve.
2. Pumping element.
3. Fuel outlet.
4. Filling and backflow passage
Injection Phase
Ketika engine brake di aktif-kan, sistem hidrolik akan mengontrol mekanisme pada exaust valve sehingga
tidak lagi memiliki clearance. Karena hal ini, Cam khusus pada exaust cam akan mendorong exaust
rocker arm sehingga exaust valve akan terbuka pada akhir langkah kompresi sampai TMA, sehingga
udara yang sudah terkompresi akan keluar dari ruang bakar.
Dua buah garis menunjukan garis kerja rocker arm ideal, sampai sampai katup terangkat.
Normal Operation
mm
12
8 A
4
A1
A2
-4
O O O O O
360 180 0 180 360
8 B
-4
O O O O O
360 180 0 180 360
PT Chakra Jawara 6 - 55 Training & Development
EUROTRAKKER
Engine brake switch merupakan NO switch yang dipasang di lantai kabin. switch ini memberikan ECU
sinyal negatif untuk mengaktifkan engine brake.
Switch ini dihubungkan ke ECU melalui pin B8.
Engine brake setting switch berfungsi untuk mengatur engine brake agar dapat bekerja bersama-sama
dengan accelerator pedal atau service brake, sehingga engine brake dapat aktif ketika accelerator
pedal di lepaskan atau service brake diinjak, tetapi pada posisi manapun engine brake dapat aktif ketika
switch yang di floor di injak.
Sensor ini merupakan tipe sensor NTC yang ditempatkan pada water outlet manifold di sisi sebelah
kiri engine head. sensor ini mengukur temperatur coolant sehingga ECU dapat menentukan penambahan
jumlah bahan bakar ketika engine dingin atau mengurangi jumlah pengiriman bahan bakar ketika en-
gine panas.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A5/A22
Resistance sensor berdasarkan temperatur :
- 10 C = 8.10 - 10.77 kOhm
+ 20 C = 2.28 - 2.72 kOhm
O
O
+ 80 C = 0.29 - 0.364 kOhm
O
Pada temperatur sekitar 60 - 90 C resistance antara pin A5 dan A22 = 0.6 - 2.4 Volt
O
Spesifikasi :
Supplier BOSCH
Max. tightening torque 35 Nm
Sensor ini merupakan tipe NTC yang di pasangkan pada fuel filter di bagian kiri engine. sensor ini
mengukur temperatur fuel dan juga menentukan fuel density dan memberikan input pada ECU untuk
koreksi jumlah pengiriman bahan bakar.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A6 / A11
Nilai resistance berdasarkan temperatur :
- 10 C = 8.10 - 10.77 kOhm
+ 20 C = 2.28 - 2.72 kOhm
+ 80 C = 0.29 - 0.364 kOhm
Pada temperatur sekitar 60 - 90 C resistance antara pin A6 dan A11 = 0.6 - 2.4 Volt
Spesifikasi :
Supplier BOSCH
Max. tightening torque 35 Nm
Sensor ini merupakan extensimetric pressure transducer dan ditempatkan pada inlet manifold di engine
sebelah kanan. Sensor ini mengukur tekanan udara yang dihasilkan turbocharger yang masuk ke mani-
fold, nilai pressure dan temperatur udara ini memungkinkan ECU menentukan jumlah udara yang
masuk ke dalam silinder untuk mengatur fuel delivery injector, membatasi emisi, dan meningkatkan
performance engine.
ECU mensupply sensor ini sebesar 5 volt.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A12 / A17 / A23
Nilai sensor berdasarkan putaran engine antara pin A12 dan A17 :
minimum 450 - 550 rpm 0.9 - 1.1 Volt
maximum 2660 rpm 1 - 1.3 Volt
Specifications
Supplier BOSCH
Code B 281022 018
Operating pressure field 50 ÷ 400 kPa
Max. tightening torque 10 Nm
FLYWHEEL SENSOR
Sensor ini merupakan sensor tipe inductive yang di tempatkan dekat dengan flywheel. Sensor ini
menghasilkan sinyal yang dihasilkan dari medan magnet yang berdekatan dengan holes yang ada pada
flywheel. Jumlah lubang pada flywheel 54 holes (terbagi 3 sektor yang tediri 18 holes).
ECU menggunakan sinyal ini untuk mendeteksi putaran engine.
Air gap sensor ini tidak perlu di setel.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A1 / A13.
Nilai resistance sebesar 880 - 920 Ohm.
3 x 18 holes
DISTRIBUTION SENSOR
Sensor ini merupakan sensor tipe inductive yang di tempatkan dekat dengan camshaft. Sensor ini
menghasilkan sinyal yang dihasilkan dari medan magnet yang berdekatan dengan phonic wheel yang
ada pada camshaft. Jumlah phonic adalah 6 + 1 phase.
ECU menggunakan sinyal ini untuk mendeteksi putaran engine.
Air gap sensor ini tidak perlu di setel.
Sensor ini dihubungkan ke ECU melalui pin A2 / A14.
Nilai resistance sebesar 880 - 920 Ohm.