“PENGERINGAN SIMPLISIA’’
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME kerena hanya dengan rahmat dan
karunia- Nya kami dapat menyelesaikan makalah TPBAF yang berjudul pengeringan
simplisia ini. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Tiah, selaku dosen yang telah banyak
memberikan bimbingannya dan saya juga mengharapkan tugas ini dapat memberikan manfaat
bagi kami selaku penyusun.
Dalam kesempatan ini kami dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesailah makalah ini.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semoga Tuhan YME melimpahkan rahmat dan hikmat-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
3.4.3 Spray Dryer .......................................................................................................................... 16
BAB IV ................................................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................................................ 18
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui yang dimaksud dengan simplisia
2. Mengetahui cara pembuatan simplisia
3. Mengetahui yang dimaksud dengan simplisia
4. Mengetahui cara pengeringan simplisia
5. Mengetahui alat-alat pengeringan simplisia
6. Mengetahui proses pengeringan simplisia
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SIMPLISIA
3
Gunawan dan Mulyani, 2002 menjelaskan bahwa simplisia merupakan istilah yang
dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang berada dalam wujud aslinya atau
belum mengalami perubahan bentuk. Pengertian simplisia menurut Departemen
Kesehatan RI adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami
perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang
telah dikeringkan.( Gunawan,2002)
4
Tabel nama latin dari bagian tanaman
Bunga
5
Panen bunga tergantung dari tujuan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen dapat
dilakukan pada saat menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup, atau saat
bunga sudah mulai mekar
Daun
Panen daun dilakukan pada saat proses fotosintesis berlangsung maksimal yaitu
ditandai dengan saat-saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak. Untuk
pengambilan pucuk daun, dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun
berubah menjadi daun tua.
Kulit batang
Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada tanaman yang sudah cukup umur.
Saat panen yang paling baik adalah awal musim kemarau.
Umbi lapis
Panen umbi dilakukan pada saat akhir pertumbuhan.
Rimpang
Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau.
Akar
Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau tanaman sudah
cukup umur. Panen yang dilakukan terhadap akar umumnya akan mematikan
tanaman yang bersangkutan.
2.4.3 Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran yang melekat,
terutama bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan-bahan yang
6
tercemar pestisida. Pencucian dilakukan dengan menggunakan air yang berasal daru
beberapa sumber yakni mata air, sumur dan PAM.
2.4.5 Pengeringan
7
Ketebalan bahan yang dikeringkan.
Sirkulasi udara
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PENGERINGAN
Pengeringan adalah suatu proses untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian
air dari suatu bahan, dengan cara menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya
dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan dikurangi sampai
batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya. Pengeringan dapat pula
diartikan sebagai suatu penerapan panas dalam kondisi terkendali, untuk mengeluarkan
sebagian besar air dalam bahan pangan melalui evaporasi ( pada pengeringan umum ) dan
sublimasi ( pada pengeringan beku ). Prinsip dari pengeringan adalah mengurangi kadar
air dalam bahan dengan memanfaatkan sumber panas dari kompor listrik sebagai sumber
panas. Efek pengeringan terhadap bahan baku adalah terjadi pengurangan berat
disebabkan oleh kehilangan kadar air pada saat proses pengeringan. ( Gunawan,2004 )
Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,
sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi jumlah kadar
air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan
simplisia. Adanya air yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat
merupakan media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya. Enzim tertentu dalam sel,
masih dapat bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan selama bahan
simplisia tersebut masih mengandung kadar air tertentu. Berbeda pada tumbuhan yang
masih hidup, pertumbuhan kapang dan reaksi enzimatik yang merusak tersebut tidak
terjadi karena adanya proses – proses metabolisme, yakni proses sintesis, transformasi
dan pengunaan isi sel.(M.S Prasetyo,2013)
9
faktor – faktor tersebut harus diperhatikan sehingga diperoleh simplisia kering yang tidak
mudah mengalami kerusakan selama penyimpanan.
Cara pengeringan yang salah dapat mengakibatkan terjadinya “Face hardening”, yakni
bagian luar bahan sudah kering, sedangkan bagian dalamnya masih basah. Hal ini dapat
disebabkan oleh irisan bahan simplisia yan terlalu tebal, suhu pengeringan yang terlalu
tinggi atau oleh suatu keadaan lain yang menyebabkan penguapan air permukaan bahan
jauh lebih cepat daripada difusi air dari dalam ke permukaan air tersebut, sehingga
permukaan bahan menjadi keras dan menghambat pengeringan selanjutnya. “Face
Hadening” dapat mengakibatkan kerusakan atau kebusukan di bagian dalam bahan yang
dikeringkan. Berbagai cara pengeringan telah dikenal dan digunakan orang. Pada
dasarnya dikenal dua cara pengeringan, yaitu pengeringan secara alamiah dan buatan :
1. Pengeringan alamiah
Tergantung dari senyawa aktif yang dikandung dalam bagian tanaman yang
dikeringkan, dapat dilakukan dua cara pengeringan:
a. Dengan panas sinar matahari langsung
Pengeringan dengan sinar matahari merupakan cara tradisional. Namun, pada
umumnya hasil yang diperoleh bermutu baik. Cara ini dilakukan untuk
mengeringkan bagian tanaman yang relatif keras, seperti kayu, kulit kayu, biji,
dan sebagainya, dan mengandung senyawa aktif yang relatif stabil. Merupakan
cara yang paling mudah dan biayanya relatif murah. Simplisia cukup dihamparkan
merata setipis mungkin di atas alas plastik atau tikar dan dijemur di bawah sinar
matahari langsung, sambil sering dibalik agar keringnya merata. Aktivitas
pembalikan harus dilakukan secara teratur sehingga hasil tanaman benar-benar
kering. Setelah batas kering yang dipersyaratkan tercapai, penyimpanannya harus
pada wadah yang kering dan steril (bersih). Pengontrolan kualitas kering dapat
dilakukan sebulan, sekuartal, sesuai dengan keperluan dengan cara melakukan
pengeringan kembali apabila diperlukan.
Kerugian pengeringan dengan sinar matahari antara lain :
1. Untuk mendapatkan hasil yang benar-benar kering memerlukan waktu yang
lama terlebih kalau cuaca kurang menguntungkan.
2. Pengeringan akan sangat tergantung pada cuaca (sinar matahari), apabila
cuaca buruk untuk beberapa hari, kemungkinan besar kerusakan endogen pada
hasil tanaman telah mulai berlangsung.
10
3. Pengeringannya memerlukan tempat yang luas dan beberapa orang tenaga
pengering.
4. Karena suhu dan waktu sukar diawasi atau diatur fluktuasinya, maka kadang-
kadang selama pengeringan dapat terjadi kerusakan akibat aktivitas mikroba.
5. Kecepatan pengeringan akan sangat tergantung kepada iklim. Oleh karena itu
cara ini lebih banyak digunakan di daerah dengan udara panas atau
kelembaban rendah, serta tidak turun hujan.
2. Pengeringan buatan
Kerugian yang mungkin terjadi jika melakukan pengeringan dengan sinar
matahari dapat diatasi jika melakukan pengeringan buatan, yaitu dengan
menggunakan suatu alat atau mesin pengering yang suhu kelembaban, tekanan dan
aliran udaranya dapat diatur.
Prinsip pengeringan buatan adalah sebagai berikut: Udara dipanaskan oleh suatu
sumber panas seperti lampu, kompor, mesin diesel atau listrik, udara panas dialirkan
dengan kipas ke dalam ruangan atau lemari yang berisi bahan yang akan dikeringkan
yang telah disebarkan di atas rak-rak pengering. Dengan prinsip ini dapat diciptakan
suatu alat pengering,yang sederhana, praktis dan murah, dengan hasil yang cukup
baik. Dengan menggunakan pengeringan buatan dapat diperoleh simplisia dengan
mutu yang lebih baik karena pengeringan akan lebih merata dan waktu pengeringan
akan lebih cepat, tanpa dipengaruhi oleh keadaan cuaca. Meskipun demikian,
pengadaan alat / mesin pengering membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga
biasanya hanya dipakai oleh perusahaan jamu yang sudah cukup besar.
11
d. Arah Aliran Udara
Semakin kecil arah sudut udara terhadap posisi bahan, mak semakin cepat kering.
2. Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan, diantaranya :
a. Ukuran Bahan
Semakin kecil ukuran bahan, pengeringan akan semakin cepat.
b. Kadar Air
Semakin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan makin cepat.
13
3.4.2 Tray Dryer
Tray Dryer(Cabinet Dryer) merupakan salah satu alat pengeringan yang tersusun dari
beberapa buah tray di dalam satu rak. Tray dryer sangat besar manfaatnya bila
produksinya kecil, karena bahan yang akan dikeringkan berkontak langsung dengan udara
panas. Namun alat ini membutuhkan tenaga kerja dalam proses produksinya, biaya
operasi yang agak mahal, sehingga alat ini sering digunakan pada pengeringan bahan -
bahan yang bernilai tinggi.
Tray dryertermasuk kedalam system pengering konveksi menggunakan aliran udara
panas untuk mengeringkan produk. Proses pengeringan terjadi saat aliran udara panas ini
bersinggungan langsung dengan permukaan produk yang akan dikeringkan. Produk
ditempatkan pada setiap rak yang tersusun sedemikan rupa agar dapat dikeringkan degan
sempurna. Udara panas sebagai fluida kerja bagi model ini diperoleh dari pembakaran
bahan bakar, panas matahari atau listrik. Kelembaban relatifudara yang mana sebagi
faktor pembatas kemampuan udara menguapkan air dari produk sangat diperhatikan
dengan mengatur pemasukan dan pengeluaran udara dari alat pengering ini melalui
sebuah alat pengalir.
Penggunaannya cocok untuk bahan yang berbentuk padat dan butiran, dan sering
digunakan untuk produk yang jumlahnya tidak terlalu besar. Waktu pengeringan yang
14
dibutuhkan (1-6 jam) tergantung dari dimensi alat yang digunakan dan banyaknya bahan
yang dikeringkan, sumber panas dapat berasal dari steam boiler.
Pengering tray ini dapat beroperasi dalam vakum dan dengan pemanasan tak
langsung. Uap dari zat padat dikeluarkan dengan ejector atau pompa vakum. Pengeringan
dengan sirkulasi udara menyilang lapisan zat padat memerlukan waktu sangat lama dan
siklus pengeringan panjang yaitu 4-8 jamper tumpak. Selain itu dapat juga digunakan
sirkulasi tembus, tetapi tidak ekonomis karena pemendekan siklus pengeringan tidak akan
mengurangi biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk setiap tumpak.
Pada tray dryer, yang juga disebut rak, ruang,atau pengering kompertement, bahan
dapat berupa padatan kental atau padatan pasta, disebarkan merata pada tray logam yang
dapat dipindahkan di dalam ruang (cabinet). Uap panas disirkulasi melewati permukaan
tray secara sejajar, panas listrik juga digunakan khususnya untuk menurunkan muatan
panassekitar 10-20 % udara yang melewati atas tray adalah udara murni, sisanya menjadi
udara sirkulasi. Setelah pengeringan, ruang atau kabinet dibuka dan tray diganti dengan
pengering tumpak (batch) tray.Modifikasi tipe ini adalah tipe tray truck yang ditolak ke
dalam pengering. Pada kasus bahan granular (butiran), bahan bisa dimasukkan dalam
kawat pada bagian bawah tiap-tiap tray, kemudian melalui sirkulasi pengering, uap panas
melewati bed permeabel memberikan waktu pengeringan yang lebih singkat disebabkan
oleh luas permukaan yang lebih besar kena udara.
15
3.4.3 Spray Dryer
Pengeringan semprot(spray drying) cocok digunakan untuk pengeringanbahan pangan
cair sepertisusu dan kopi(dikeringkan dalam bentuk larutanekstrak kopi). Cairan yang
akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle(semacam saringan bertekanan) sehingga
keluar dalam bentuk butiran (droplet) cairan yang sangat halus. Butiran ini selanjutnya
masuk kedalam ruang pengering yang dilewati oleh aliran udara panas.
Evaporasi air akan berlangsung dalam hitungan detik, meninggalkan bagian padatan
produk dalam bentuktepung. Kapasitasnya dapatbeberapa kg perjam hingga 50 ton per
jam penguapan (20000 pengering semprot) dan umpan yang di atomisasi dalam bentuk
percikan disentuhkan dengan udara panas yang dirancang dengan baik.
Seluruh air dari bahan yang ingin dikeringkan, diubah ke dalam bentuk butiran-
butiran air dengan cara diuapkan menggunakan atomizer. Air daribahan yang telah
berbentuk tetesan-tetesan tersebut kemudian di kontakan dengan udara panas. Peristiwa
pengontakkan ini menyebabkan air dalambentuk tetesan-tetesan tersebut mengering dan
berubah menjadi serbuk. Selanjutnya proses pemisahan antara uap panas dengan serbuk
dilakukandengan cyclone atau penyaring. Setelah di pisahkan, serbuk kemudian kembali
diturunkan suhunya sesuai dengan kebutuhan produksi. Pada prinsipnya cairan
disemprotkan melalui sebuah alat penyemprot (sprayer) ke dalam ruangan yang panas.
Dengan demikian air akan dapatmenguap sehingga bahan dapat kering menjadi bubuk
atau powder. Tetesan yang terbentuk tadi selanjutnya diumpankan dengan spraynozel
atau cakram spray dengan kecepatan tinggi yang berputar di dalam kamar-kamar slinder.
Hal ini dapat menjamin bahwa tetesan-tetesan air dan partikel padatan basah tidak
bercampur dan permukan padatan tidak kaku sebelum sampai ke tempat pengeringan,
setelah itu baru digunakan chamber yang besar. Padatan kering akan keluar dibawah
chamber melalui screw conveyer. Kemudian gas dialirkan dengan cyclone sparator agar
proses dapat berlangsung dengan baik. Produknya berupa partikel ringan dan berporos.
Contohnya susu bubuk kering yang dihasilkan dari pengeringan susu cair dengan spray
dryer.
16
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan.
Pembuatan simplisia terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu : Pengumpulan bahan,
sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kering, pengepakan
dan penyimpanan.
Pengeringan adalah suatu proses untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian
air dari suatu bahan atau simplisia, yang bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang
tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Pada dasarnya
dikenal dua cara pengeringan, yaitu pengeringan secara alamiah dan buatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu pengeringan yaitu 1.) Faktor yang
berhubungan dengan udara pengeringan : suhu, Kecepatan Aliran Udara, kelembapan
udara, arah aliran udara. 2.) Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan : ukuran bahan
dan kadar air.
Dalam pengeringan simplisia ada beberapa alat yang bisa digunakan seperti drum
dryer, tray drayer spray dryer dll
18
DAFTAR PUSTAKA
Didik Gunawan & sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam. Bogor: Penebar Swadaya.
19