Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Profil Perusahaan


Pada awalnya, PT Sari Husada didirikan pada tahun 1954 dengan nama
NV Saridele, sebagai perwujudan program kecukupan protein nasional yang
diselenggarakan Pemerintah Indonesia dimana bekerjasma dengan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). Pengelolaan perusahaan dipercayakan kepada Bank
Industri Negara (sekarang Bank Pembangunan Negara atau BAPINDO). PBB
dalam hal ini UNICEF (United Nation International Childrens Emergenci
Fund) memberikan pinjaman berupa mesin-mesin pengolahan susu melalui
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Selain itu PBB juga memberikan
bantuan berupa tenaga kerja yang telah dididik dan dibiayai oleh FAO (Food
and Agriculture Organization).
Pada tahun 1962, Indonesia menyatakan keluar dari keanggotaan PBB
yang menyebabkan berakhirnya kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan
PBB. Pemerintah mengambil kebijaksanaan baru dengan menyerahkan
pengelolaan NV Saridele kepada Badan Pimpinan Umum (BPU) Farmasi
Negara yang sekarang disebut PT. Kimia Farma, sehingga nama perusahaan
diganti menjadi Perusahaan Negara Sari Husada (PN. Sari Husada).
Pada tahun 1965, Menteri Kesehatan, Prof. Dr. Sartio atas saran para
dokter ahli anak di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Jakarta
menegaskan PN. Sari Husada untuk memproduksi sejenis susu bayi. Susu
tersebut dibuat dari bubuk susu skim yang dicampur dengan sukrosa (gula
pasir), lemak-lemak nabati dan dilengkapi dengan vitamin serta bahan-bahan
mineral dengan formula tertentu. Susu tersebut kemudian diberi nama SGM
(Susu Gula Minyak). Teryata dalam waktu yang relatif singkat SGM dapat
diterima dengan baik oleh masyarakar Indonesia. Respon yang baik ini
kemudian mendorong PN. Sari Husada untuk menambah jenis produksinya
berupa seal sebagai pelengkap makanan balita yang dinamakan SNM (Susu
Nasi Minyak) yang juga mendapat sambutan yang baik dari masyarakat.
Pada tahun 1967 hubungan pemerintah Indonesia dengan PBB pulih
kembali sehingga PBB melalui UNICEF menyatakan kepemilikan perusahaan
kepada Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus
1968 BPU farmasi Negara berubah menjadi PT. Kimia Farma unit IV. Pada
tahun yang sama Departemen Republik Indonesia menyerahkan kepemilikan
perusahaan dan pengolaan PN.Sari Husada kepada PT. Kimia Farma dimana
unit-unit produksi dipisahkan dari unit-unit perdagangan sehingga namannya
diubah menjadi PT. Kimia Farma unit Yogyakarta.
Pada tahun 1972, PT Kimia Farma menandatangani perjanjian kerja sama
dengan PT. Tiga Raksa. Kerjasama tersebut dilakukan untuk mendirikan PT.
Sari Husada dengan akta No. 10 tanggal 8 Mei 1972 dan disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. Y.A.S/158/7
tanggal 28 september 1972 dan telah terdaftar pada kantor panitera Pengadilan
Negeri Yogyakarta dengan No.73/72/PT tanggal 3 Oktober 1972, serta
diumumkan dalam berita Negeri Republik Indonesia tanggal 26 Desember
1972. Anggaran dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan yang terakhir adalah pada akta No. 40 tanggal 11 Juni 1997 dari
notaris M.M.I Wiyardi, SH dalam rangka memenuhi ketentuan UU No.1/1995
Republik Indonesia. Perubahan tersebut telah mendapat pesetujuan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 4 Juli 1997.
Berdasarkan perjanjian tersebut PT. Kimia Farma memegang saham PT
sari Husada sebesar 55,14%, sedangkan PT. Tiga Raksa sebesar 44,86%.
Secara operasional PT. Sari Husada menjalankan usahanya pada 1 Oktober
1972 dengan memanfaatkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDA). Pada 4
Juni 1983, atas keputusan BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) dengan
SK No. SI. Ebabkan PT 083/PM/1983, memperbolehkan PT Sari Husada
menjual sahamnya kepada masyarakat melalui bursa efek Jakarta (go public).
Pada tahun 1992, PT. Kimia Farma mejual sahamnya kepada PT. Tiga Raksa
79,17%. Hal ini menyebabkan PT. Sari Husada berubah menjadi Tbk dan
bestatus swasta penuh.
Pada tahun 1998, PT. Sari Husada Tbk. Melakukan aliansi strategi dengan
Nutricia International, Pengalaman marketing, dan modal yang besar. Saham
masing-masing pada Nutricia International BV sebesar 72,99%, PT. Tiga Raksa
5,99%, PT. Tiga Raksa Satria 0,001% dan public 21,03%.
Pada tahun 1999, PT. Sari Husada Tbk. Semakin berkembang dan semua
itu terlihat dari mutu produk dan juga semakin beragamnya produk yang
dihasilkan. Keberhasilan PT. Sari Husada ini tidak terlepas dari kinerja bidang
pemasaran dan bidang distribusi produk yang dilakukan oleh perusahaan PT.
Tiga Raksa Satria. Pada tahun 2001, PT. sari Husada Tbk. Telah mengalami
perubahan kepemilikan saham yang tercantum dalam RUPS bulan Mei 2001
yaitu pada Nutricia International BV 80,80% lembaga dan masyarakat
Indonesia 1,50%, serta lembaga dan masyarakat asing 2,70%.
Pada tahun 2007 PT. Sari Husada resmi keluar dari bursa dan menjadi
perusahaan tertutup. Saham-saham perusahaan tidak lagi tercatat di Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada akhir tahun 2007, Danone Group
mengakuisisi Royal Numico dan dengan demikian Danone Group kini menjadi
pemegang saham mayoritas di Sari Husada. Pada tahun 2012, PT. Sari Husada
mengubah nama menjadi PT. Sari Husada Generasi Mahardhika.
B. Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Sari Husada Tbk adalah menjadi pemimpin pasar produk nutrisi
bergizi untuk bayi dan anak di Indonesia. Misi PT. Sari Husada Tbk yaitu:
1. Memperbaiki nutrisi masa pertumbuhan anak-anak Indonesia
2. Mengurangi impor makanan yang telah diproses khususnya produk susu
bubuk
3. Turut serta membangun kesehatan dan kecerdasan bayi dan anak-anak
Indonesia dengan menyediakan nutrisi terpercaya dan terjangkau
4. Mengahasilkan pertumbuhan perseroan yang berkesinambungan melalui
sistem manajemen berkualitas tinggi dan pendekatan inovatif dalam budaya
integritas tinggi
5. Mengutamakan kepuasan seluruh stakeholders.

C. Kebijakan Mutu dan Keamanan Pangan


PT. Sari Husada Tbk II menyadari pentingnya standarisasi produk
sebagai bagian dari perlindungan konsumen. Oleh karena itu, PT. Sari Husada
Tbk II menetapkan dan menerapkan berbagai sistem managemen. Beberapa
sistem managemen yang diterapkan oleh PT. Sari Husada Tbk II adalah :
1. Sistem penatalaksanaan kualitas (Quality Management System) ISO 9001,
sejak 1996 disertifikasi oleh SGS.
2. Sistem Halal (Halal system) sejak 2000 dari MUI.
3. Sistem penatalaksanaan lingkungan (Environment Management System) ISO
14001 sejak tahun 2000 disertifikasi oleh SGS.
4. Sistem keamanan pangan (Food Safety System) ISO 22000 sejak 2001
disertifikasi oleh SGS.
5. Sistem keamanan pangan dan design FSSC 22000 sejak 2014 disertifikasi
oleh SGS
6. Sistem penatalaksanaan laboratorium (Laboratorium Management System)
ISO 17025 disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional).
7. Sistem penatalaksanaan keselamatan (Safety Management System) OHSAS
18001 disertifikasi oleh SGS di awal 2009
D. Lokasi Perusahaan
PT. Sari Husada Tbk. unit II terletak di wilayah Desa Kemudo,
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, lebih tepatnya di Jl. Raya
Yogyakarta-Solo Km.19 Desa Kemudo, Prambanan Klaten Jawa Tengah.
Pembangunan PT. Sari Husada Tbk II dikarenakan PT. Sari Husada I atau
Pusat yang ada di Yogyakarta sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan
perluasan pabrik. PT. Sari Husada II dibangun pada lokasi yang strategis
dari segi transportasi maupun pengadaan bahan baku serta pengiriman dan
pemasaran produk.

E. Struktur Organisasi Perusahaan


Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PT Sari Husada Tbk II
Struktur organisasi di PT. Sari Husada Tbk II menggunakan sistem garis
dan staff, dimana setiap bawahan hanya bisa mendapatkan perintah dari satu
atasan saja dan manajer atau pimpinan bagian lain tidak bisa memberikan
perintah kepada bagian lain, meskipun posisi berada di bawahnya. Pimpinan
tertinggi PT. Sari Husada dipegang oleh seorang direktur utama (Presiden
Direktur) dan dibantu oleh pimpinan dibawahnya, yaitu Wakil Presiden
Direktur dan Direktur Keuangan (Finance Director), HRD dan Legal Sales
Director, Direktur Produksi dan Direktur Pemasaran, sedangkan Komisaris
yang anggotanya terdiri dari wakil-wakil pemegang saham. Dewan Direksi
bertanggungjawab secara langsung kepada Dewan Komisaris. Dibawah dewan
direksi terdapat jenjang jabatan lain yaitu manager senior, super intendent,
supervisor dan karyawan non manajemen.
1. Vice President atau Direktur
Direktur bagian ini menangani 2 bagian, tetapi kedudukannya saat ini
dipegang oleh 1 orang HRD and Legal merupakan bagian yang menangani
masalah personalia, seperti perekrutan tenaga kerja dan penyalurannya serta
melakukan perjanjian hukum dengan pihak ketiga. Sementara sales
menangani masalah penjualan, yang kedudukannya di kantor cabang
Jakarta.
2. Direktur Poduksi
Direktur produksi mengelola semua hal yang bersangkutan dengan
jalannya proses produksi. Termasuk dalam direksi ini adalah bagian operasi
keteknikan (engineering) dan bagian proses. Dalam menjalankan tugasnya
seorang direktur dibantu oleh 5 orang manajer, yaitu:
a. Comercial Manager
b. Marketing Manager khusus SGM
c. Marketing Manager Non SGM
d. General Operating Manager
e. Marketing Deviation Manager
Selain kelima direktur tersebut, terdapat 2 bagian yang
bertanggungjawab secara langsung kapada Presiden Direktur. Bagian
tersebut adalah :
a. R and D dan QA Manager
b. Chief Buyer
c. Production Director
3. Direksi
Direksi berkedudukan sebagai pengelola kegiatan perusahaan secara
penuh. Direksi mempunyai wewenang untuk mengangkat dan mengawasi
pegawai, sehingga direksi mempunyai tanggung jawab penuh kepada dewan
komisaris.

Gambar 4.2 Bagan Bagian Direksi

a. Dewan Direksi
Dewan Direksi Bertugas:
1. Mengumpulkan dan menyusun data untuk dilaporkan kepada instansi
2. ekstern yang memerlukan.
3. Menyiapkan anggaran belanja tahunan dan bulanan dari perusahaan.
4. Melaksanakan kegiatan administrasi sesuai dengan tugas-tugas yang
5. diberikan direksi.
b. Manajer
Manajer yang bertanggung jawab langsung terhadap direksi antara lain :
1. Manajer Produksi
a. Merencanakan dan mengoreksi kegiatan-kegiatan yang meliputi
processing, finishing dan packing untuk mencapai efisiensi yang
dikehendaki.
b. Meneliti dan mengawasi inventarisasi bagian-bagian, biro-biro dan
seksi-seksi dibawahnya.
2. Manajer Quality Assurance (QA)
a. Bertanggung jawab atas pengelolaan material, produk serta alat-alat
keperluan mamajemen Quality Assurance.
b. Melakukan pengembangan produk, penciptaan produk baru, dan
pengadaan bahan-bahan.
3. Manajer Pemasaran
a. Menyusun perencanaan sales promotion dan advertising yang
tepat, guna mendorong kenaikan volume penjualan.
b. Menyusun anggaran belanja tahunan dan bulanan.
c. Kepala Bagian
Kepala bagian bertugas mengkoordinir dan memimpin semua
aktifitas yang sesuai dengan bidangnya serta memberikan laporan secara
lisan maupun tulisan kepada atasannya.
F. Management Ketenagakerjaan
Jenjang pendidikan tenaga kerja PT. Sari Husada tertinggi S2 dan
terendah Sekolah Dasar (SD). Pada garis besarnya status kepegawaian dalam
PT. Sari Husada dibedakan dalam 3 kelompok berdasarkan sistem pembayaran
gaji yaitu:
1) Karyawan tetap, yaitu karyawan tetap selain direksi yang bekerja full time
dalam jangka waktu tertentu, dengan menerima upah secara bulanan dan
terdaftar sebagai karyawan umum.
2) Karyawan honorer, karyawan yang bekerja atas perjanjian kerja dengan
menerima upah secara bulanan atau mingguan. Karyawan honorer ada 2
macam, yaitu:
1) Karyawan honorer yang bekerja full time selama 8 jam per hari.
2) Karyawan honorer part time hanya bekerja pada waktu tertentu.
3) Karyawan lepas, yaitu karyawan yang bekerja pada waktu tertentu sesuai
dengan perjanjian. Sistem pembayaran gaji diatur sebagai berikut:
a) Setiap tanggal 25 dilakukan pembayaran gaji.
b) Setiap tanggal 15 dilakukan pembayaran lembur.
c) Setiap tanggal 5 dilakukan pembayaran jasa produksi/premi.
d) Setiap tanggal 1 dilakukan pembayaran transport.

Upah tenaga kerja yang diberikan PT. Sari Husada minimal yang
ditetapkan upah bulanan bagi non jabatan terdiri dari gaji, uang premi dan uang
transport. Upah bulanan bagi karyawan pemegang jabatan terdiri dari gaji,
uang premi, uang transport dan representasi jabatan. Upah tahunan bagi
karyawan non jabatan maupun pemegang jabatan yang terdiri dari gaji ke-13
atau Tunjangan Hari Raya (THR), dan gaji ke-14 atau tunjangan akhir tahun.
Penerimaan atau penghasilan lain-lainnya yaitu ekstra premi ke-1 sebesar 2
kali uang premi bulanan yang diberi saat menjelang tahun ajaran baru dan
ekstra premi ke-2 sebesar 2 kali premi bulanan yang diberi saat menjelang
Natal dan Tahun Baru.
Karyawan PT. Sari Husada selain menerima gaji, juga mendapat
fasilitas tunjangan sesuai dengan jabatannya. Fasilitas yang diberikan antara
lain:
a. Perumahan
Perumahan untuk direksi, direktur muda direksi dan manajer serta
tunjangan sewa rumah untuk kepala bagian. Sebagai ganti fasilitas, semua
karyawan diberi tunjangan transport yang besarnya disesuaikan dengan
jabatan. Tunjangan tersebut diberikan setiap tanggal 1 tiap bulannya.
Perusahaan juga mempunyai kendaraan yang dipusatkan dipabrik.
b. Kesehatan
Perusahaan mempunyai poliklinik yang memberikan pengobatan dan
pemeriksaan kesehatan gratis untuk karyawan. Pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan adalah pemeriksaan awal, berkala dan khusus untuk tenaga kerja.
c. Jaminan Hari Tua
Jaminan hari tua di PT. Sari Husada dilakukan dengan mendaftarkan
nama karyawan untuk masuk Perum Astek yang preminya dibayarkan
perusahaan.
d. Tunjangan-tunjangan lain
a. Susu bubuk yang diberikan setiap bulan sebanyak 2 kg bagi setiap
karyawan tetap 1 kg untuk karyawan honorer.
b. Akomodasi untuk kesejahteraan karyawan yang berwujud makan siang.
c. Tunjangan jabatan untuk para kepala seksi, kepala bagian, manajer, dan
direktur.
d. Tunjangan Hari Raya (THR) setiap menjelang hari raya dan dharma
wisata satu tahun sekali.
e. Uang pakaian dinas yang diatur dengan golongan gaji dan jabatan.
f. Bagi karyawan lapangan mendapat inventaris dan alat perlindungan kerja.
G. Proses Pembuatan Susu Bubuk Formula di PT. Sari Husada Tbk II
Proses pengolahan susu bubuk di PT. Sari Husada Tbk. unit II
meliputi beberapa tahapan. Proses tersebut secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu Wet Process (Proses Basah) dan Dry
Blending (Pencampuran Kering)
1. Wet Process (Proses Basah)
Proses basah adalah proses yang menggunakan bahan-bahan yang
masih berupa liquid atau cairan. Prosesnya terdiri dari :
a. Penerimaan Susu Segar
Tahap pertama dari wet process adalah penerimaan susu segar dari
beberapa KUD yang tergabung dalam GKSI. Sebelum digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan susu bubuk terlebih dahulu diadakan
pemeriksaan di laboratorium QA.
b. Pendinginan
Susu yang telah disaring masuk plate cooler berupa Plate Heat
Exchanger (PHE) pada suhu maksimal 14oC untuk didinginkan hingga
mencapai suhu 4oC menggunakan media air dingin bersuhu 2oC. Susu
dialirkan ke plate-plate dengan arah yang berlawanan dengan media
pendingin. Dalam suhu rendah mikroba akan menjadi nonaktif, reaksi
enzimatis terhambat serta reaksi kimia yang menyebabkan kerusakan
dapat dicegah.
c. Pasteurisasi
Pasteurisasi bertujuan untuk membunuh semua mikrobia pathogen
yang dapat merusak susu sehingga cita rasa dan komposisi susu dapat
dipertahankan serta susu aman dikonsumsi. Mikroba pathogen yang
banyak terdapat dalam susu di antaranya adalah Mycobacterium
tuberculosis penyebab penyakit tuberkulosis, Coxiella burnetti
penyebab penyakit Q-fever dan Salmonella serta Shigella sp.
penyebab penyakit enterik seperti thypoid dan parathypoid. Coxiella
burnetti paling resisten terhadap panas sehingga menjadi salah satu
target utama dalam proses pasteurisasi susu. Pasteurisasi juga
dimaksudkan untuk memperpanjang daya simpan produk dengan cara
menginaktivasi enzim yang terdapat dalam susu seperti lipase,
fosfatase, peroksidase dan katalase.
d. Compounding (Pencampuran Basah)
Compounding merupakan proses pencampuran, pendispersian, dan
pelarutan komponen padat (bubuk) dan cair untuk memperoleh
campuran yang homogen sebelum dilakukan proses pengeringan.
Komponen utama dalam proses ini adalah susu segar, air dan minyak
nabati yang telah diformulasi. Sementara komponen bubuk yang
ditambahkan berupa susu bubuk, skim, whey, pemberi aroma,
emulsifier/stabilizer (lechitin), vitamin dan mineral.
e. Sterilisasi
Tujuan utama dari proses sterilisasi adalah menurunkan jumlah total
sel mikrobia dan spora agar susu dapat disimpan dalam jangka waktu
lama tanpa pendinginan. Sterilisasi dilakukan menggunakan sistem
Ultra High Temperature (UHT) dengan cara menyemprotkan atau
menginjeksikan steam (Direct Steam Injection atau DSI) ke dalam
campuran susu yang bergerak dalam suatu tabung sterilisasi. Proses
DSI terdiri dari 2 tahap, yaitu DSI I susu dipanaskan pada suhu 85oC
selama 4 detik kemudian dilanjutkan dengan DSI II susu dipanaskan
pada suhu 120oC selama 1 detik. Sterilisasi diakukan dua tahap untuk
mencegah denaturasi dan menghindari terjadinya browning.
f. Homogenisasi
Homogenisasi adalah suatu perlakuan untuk menyeragamkan ukuran
globula lemak yang semula bervariasi dari 4-8 mikron menjadi 2
mikron. Tujuannya untuk menghindari pemisahan lemak dan
terbentuknya lapisan cream (creaming) bila susu didiamkan.
Homogenisasi tidak hanya dapat menghambat creaming melalui
pemecahan globula lemak melainkan juga melalui pencegahan
pembentukan flokula oleh aglutinasi.
Prinsip kerja homogenizer adalah dengan mengalirkan susu melalui
celah yang sempit dengan kecepatan tinggi dan tekanan yang besar
sehingga terjadi tumbukan antara globula lemak dengan katup
penghalang dalam homogenizer yang menyebabkan globula-globula
lemak pecah. Tenaga hidrodinamik dari pemotongan, kavitasi dan
turbulensi yang terjadi dalam katup homogenisasi diduga
bertanggung jawab terhadap proses terjadinya pemecahan globula
lemak.
g. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses penguapan sebagian air yang terdapat
dalam susu untuk memperoleh susu pekat dengan kadar padatan
sesuai dengan yang dikehendaki. Total solid bahan meningkat 10 %
(dari 42 % menjadi 50 %) agar proses pengeringan selanjutnya lebih
efisien.
h. Pengeringan (Spray Drying)
Susu kental (konsentrat) dari concentrate tank dialirkan ke preheater
berbentuk shell and tube untuk dipanaskan sampai mencapai suhu
70oC. Pemanasan di sini berfungsi sebagai pemanasan pendahuluan
sebelum susu dikeringkan dalam spray dryer agar perubahan panas
campuran tidak terjadi secara mendadak yang dapat menyebabkan
kegosongan dan kerusakan komponen. Dari preheater konsentrat
disaring melalui duplex filter, susu kemudian dilewatkan dalam High
Pressure Pump (HPP) bertekanan 1.000-2.000 psia. Tekanan tinggi
yang dihasilkan dari HPP akan membantu proses pengkabutan dan
mengoptimalkan penguapan air dalam Stork Wide Body spray Dryer.
2. Dry Blending (Pencampuran Kering)
Dry blending adalah proses pencampuran base powder yang
dihasilkan dari spray dryer dengan raw material lainnya seperti whey
powder, gula dan material premix. Vitamin yang ditambahkan adalah
vitamin dan mineral yang tahan terhadap pemanasan. Material tersebut
ditampung dalam hopper tersendiri. Sebelum dilakukan pencampuran di
lindor blender material dilewatkan pada conveyor untuk ditimbang dulu
di weight hopper.
Dari weight hopper material akan tertahan di hopper lindor yang
berfungsi untuk mengurangi tekanan yang besar dari aliran material.
Dalam hopper lindor terdapat hammer silicon yang dihubungkan dengan
slang pneumatic untuk memperoleh hembusan udara dari luar. Hammer
silicon berfungsi untuk menggetarkan dinding hopper agar semua
material dapat turun ke lindor blender untuk dicampur. Lindor blender
memiliki kapasitas maksimal 4 ton, tetapi untuk mempermudah
pencampuran digunakan 2 ton bahan. Pencampuran dilakukan selama 5
menit dengan frekuensi putaran 40 Hz.
Sebelum diisikan ke dalam wooden bin, powder dari lindor
diperiksa oleh QC. Setelah dinyatakan released, powder diisikan ke
wooden bin melalui bin filling. Bin filling dilengkapi dengan metal
detector sehingga ketika ada logam yang terdeteksi maka pengisian
powder ke wooden bin terhenti secara otomatis. Wooden bin merupakan
tempat penyimpanan sementara susu bubuk sebelum dikemas. Wooden
bin memiliki kapasitas 700 kg.
H. Produk di PT. Sari Husada Tbk II
PT. Sari Husada menjalin kerjasama dengan pihak (perusahaan lain yaitu
CEFA dalam pengadaan bahan baku (row material) untuk susu baik berupa
gula, premix, mineral dan sebagainya yang didatangkan dari dalam dan luar
negeri seperti Thailand. Selain itu pergudangan produk yang akan dipasarkan
juga dilakukan oleh CEFA. Hal ini lebih menguntungkan dan mempermudah
aktifitas perusahaan sehingga PT.Sari Husada lebih berfokus pada proses
produksi, mutu, dan pemaasarannya.
PT. Sari Husada menghasilkan produk yaitu berupa susu bubuk dengan
macam-macam variasi produk baik produk local maupun produk lisensi.
Produk local merupakan produk yang dibuat oleh PT. Sari Husada dimana
formualanya ditentukan oleh PT. Sari Husada sendiri, begitu juga dengan
pembuatannya. Dalam hal pemasarannya PT. Sari Husada dibantu oleh
perusahaan pendukung yaitu PT. Tiga Raksa. Untuk produk local sebagian raw
material yang digunakan diimpor dari luar negeri karena kualitasnya lebih
terjamin dibanding dari dalam negeri. Produk dari PT. Sari Husada adalah
sebagai berikut:

1. Lactamil Inisis
Gambar 4.3 Lactamil Inisis
Susu yang diformulasikan khusus untuk mengurangi rasa mual dan
muntah berlebih di masa kehamilan serta memenuhi kebutuhan gizi penting
yang diperlukan untuk proses perkembangan embrio di masa kehamilan.
Tersedia dalam rasa Coklat (200 g) Madu (200 g). Lactamil Inisis, dengan
formula ADIK +, dan tinggi vitamin. B6. Bantu penuhi nutrisi Mama di
awal kehamilan dengan nutrisi yaitu tinggi asam folat, tinggi vitamin, tinggi
zat besi, tinggi kalsium, sumber protein, dan tinggi vitamin B6.
2. Lactamil Preganasis

Gambar 4.4 Lactamil Pregnasis


Lactamil Pregnasis, dengan formula ADIK+. Nutrisi tepat untuk
Mama hamil yang kini hadir lebih rendah gula dan lebih rendah lemak.
Formula yang sesuai untuk penuhi kebutuhan nutrisi Mama masa
kehamilan. Tersedia dalam rasa Vanila dan Coklat (200 g & 400 g) dan
Strawberry (200 g). Lactamil Pregnasis mengandung gizi yang berguna
untuk Mama agar si kecil pun sehat yaitu tinggi asam folat, tinggi vitamin d,
tinggi zat besi, tinggi kalsium, dan sumber protein
3. Lactamil Lactasis
Gambar 4.5 Lactamil Lactasis
Lactamil Lactasis, dengan formula ADIK+ dan Sari daun katuk.
Ekstrak daun katuk yang dipercaya dapat memperlancar ASI. Sesuai untuk
awal kehamilan. Tersedia dalam rasa Coklat (200 gr) dan Vanilla (400 gr).
Lactamil Lactasis mengandung gizi yang diperlukan untuk Mama yang
sedang menyusui agar asupan gizi tetap seimbang demi pertumbuhan si
kecil yang optimal, yaitu tinggi asam folat, tinggi vitamin d, tinggi zat besi,
tinggi kalsium, sumber protein, dan sari daun katuk
4. SGM Bunda Presinutri+

Gambar 4.6 SGM Bunda Presinutri+


Masa kehamilan adalah masa membahagiakan.
Bunda ingin memberikan yang terbaik
untuk pertumbuhan janin, karenannya penting bagi bunda memilih nutrisi
yang sesuai selama masa kehamilan. SGM Bunda Presinutri+ adalah
minuman khusus ibu hamil yang membantu bunda memenuhi nutrisi yang
sesuai selama masa kehamilan. Tersedia dalam rasa Strowbery (150 g),
Jeruk (150 g) dan Coklat (150 g). SGM Bunda Presinutri+ mengandung
Kalsium (360 mg/saji), Fosfor (186 mg/saji), Vit. D3 (105 UI/saji), Zat Besi
(15.9 mg/saji), Asam Linoleat (Omega 6)(400 mg/100 g), dan Asam Folat
(471 mg/saji)
5. SGM Eksplor 1Plus
Gambar 4.7 SGM Eksplor 1Plus
SGM Eksplor 1PLUS dengan Presinutri+ untuk anak berusia 1-3
tahun, tersedia dalam rasa Plain (150 gr dan 400 gr), Madu (150 gr & 400 gr
& 900 gr), dan Vanila (150 gr & 400 gr & 900 gr). SGM Eksplor
1PLUS dengan Presinutri+ mengandung Asam Linoleat Omega 6 (910 mg),
Protein (5 g), Vitamin D3 (55%), Kalsium (40%), Vitamin A (45%), Zinc
(25%), Vitamin C (40%), dan Zat Besi (35%)
6. SGM Eksplor 3Plus

Gambar 4.8 SGM Eksplor 3Plus


SGM Eksplor 3Plus untuk anak 3-5 tahun, Tersedia dalam rasa Coklat
(400 g dan 900 g), Madu (400 g & 900 g), dan Vanila (400 gr & 900 gr).
SGM Eksplor 3PLUS dengan Presinutri+ mengandung Asam Linoleat
Omega 6 (880 mg), Protein (6 g), Vitamin D3 (70%), Kalsium (35%),
Vitamin A (55%), Zinc (20%), Vitamin C (55%), dan Zat Besi (35%).

7. SGM Eksplor 5plus

Gambar 4.9 SGM Eksplor 5Plus


SGM Eksplor 5Plus untuk anak usia 5 - 12 tahun, tersedia dalam rasa
Madu (400 g dan 900 g) dan Coklat (400 g dan 900 g). SGM Eksplor
5PLUS dengan Presinutri+ mengandung Asam Linoleat Omega 6 (48 mg),
Protein (6 g), Vitamin B1 (15%), Vitamin B2 (25%), Vitamin B3 (Niasin)
(15%), Vitamin B6 (Piridoksin) (15%), Vitamin D3 (45%), Kalsium (45%),
Vitamin A (40%), Zinc (20%), Vitamin C (25%), dan Zat Besi (8%)
8. SGM Eksplor Soya

Gambar 4.10 SGM Eksplor Soya


SGM Eksplor Soya merupakan formula yang menggunakan Isolat
Protein Kedelai sebagai sumber proteinnya, sehingga dapat diberikan
kepada anak yang memiliki alergi terhadap protein susu sapi, dan anak yang
menderita Galaktosemia. Tersedia dalam rasa Madu (400 g) dan Vanilla
(400 gr). SGM Eksplor Soya dengan Presinutri+ untuk anak usia 1-5 tahun
mengandung Asam Linoleat Omega 6 (560 mg/saji), Protein (4 g), Vitamin
D3 (60%), Kalsium (25%), Vitamin A (40%), Zinc (30%), Vitamin C (50%)
dan Zat Besi (40%).

9. SGM Eksplor 1PLUS

Gambar 4.11 SGM Eksplor 1PLUS


SGM Eksplor 1PLUS dengan Buah dan Sayur adalah susu
pertumbuhan yang di formulasikan dengan ekstrak buah dan sayur yang
merupakan sumber serat, vitamin, dan mineral untuk membantu
pertumbuhan si kecil, tersedia dalam ukuran 150 g, 400 g, dan 800 g. SGM
Eksplor 1PLUS dengan Buah dan Sayur juga Presinutri+ mengandung
Asam Linoleat Omega 6 (950 mg), Protein (6 g), Vitamin D3 (50%),
Kalsium (45%), Vitamin A (50%), Zinc (30%), Vitamin C (55%), dan Zat
Besi (35%)
10. SGM Eksplor 3PLUS

Gambar 4.12 SGM Eksplor 3PLUS


SGM Eksplor 3PLUS dengan Buah dan Sayur adalah susu
pertumbuhan yang di formulasikan dengan ekstrak buah dan sayur yang
merupakan sumber serat, vitamin dan mineral untuk membantu
pertumbuhan si kecil. Tersedia dalam ukuran 150 g, 400 g, dan 800 g. SGM
Eksplor 3PLUS dengan Buah dan Sayur juga Presinutri+ mengandung
Asam Linoleat Omega 6 (880 mg), Protein (5 g), Vitamin D3 (55%),
Kalsium (45%), Vitamin A (50%), Zinc (30%), Vitamin C (55%), dan Zat
Besi (35%).
11. SGM Nutriday

Gambar 4.13 SGM Nutriday


Gizi seimbang yang didapat dari pola makan yang baik menjadi
pedoman tubuh manusia untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. SGM
Nutriday dapat membantu melengkapi kebutuhan vitamin dan mineral,
kalsium untuk pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan
gigi, serta protein yang membantu memperbaiki jaringan tubuh. Tersedia
dalam rasa Milky Plain (350 g) dan Milky Choco (350 g). SGM Nutriday
mengandung 10 Vit, 6 Mineral, Tinggi Kalsium, Rendah Gula, Serat Pangan
(inulin), Zat Besi, Sumber Protein, dan Rasa yang Enak.
I. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di PT. Sari Husada Tbk II
Proses pengolahan di WWTP ini dilakukan secara otomatis serta
terkomputerisasi sehingga mempermudah operator untuk melakukan
pengecekkan. Meski otomatis, operator tetap bias melakukan control secara
manual sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada. Berikut
penjelasan tentang tahap-tahap pengolahan air limbah di WWTP PT Sari
Husada:
1. Influent Pit (T-100)
Influent Pit imerupakan tempat penampungan air limbah sementara
apabila buffer tank mengalami overload (kelebihan muatan). Bak ini
mempunyai kapasitas 62,5 m3 dengan dimenis panjang lebar tinggi
sebesar 5 meter 5 meter 2,5 meter. Dalam bak ini dipasang suatu alat
level transmitter LT-101 untuk mengukur tinggi air limbah yang ada agar
tidak terjadi dry running. Air limbah dari influent pit ini kemudian dialirkan
kembali ke buffer tank dengan menggunakan pompa terendam P-101 A/B
.
2. Buffer Tank (T-200)
Buffer Tank ini digunakan untuk tempat homogenisasi atau
pencampuran semua limbah cair yang masuk ke WWTP dari bagian
produksi, drain process, Quality Assurance, serta laundry sehingga fluktuasi
beban organic akan dapat diminimalkan. Air limbah sebelum masuk ke
tangki dilakukan penyaringan terebih dahulu melalui screening yang
berguna untuk menyaring limbah padat yang mungkin terbawa dalam air
limbah sehungga tidak mengganggu proses pengolahan nanti. Tangki ini
mempunyai kapasitas 250 m3 dengan dimensi tangki diameter tinggi
sebesar 11 meter 2,6 meter. Untuk mengomogenkan air limbah, digunakan
surface mixer M-201. Dalam tangki ini dipasang level
transmitter LT-201 agar tidak mengalami dry running. Air
limbah yang telah homogeny kemudian dipompa ke reaction tank dengan
menggunakan pompa terendam P-201 A/B. pada pipa keluar terdapat
indicator tekanan yang digunakan untuk mengukur air.
3. Dump Tank
Dump tank merupakan tangki penampungan sementara yang berguna
untuk proses pengenceran. Proses pengenceran ini terjadi apabila TSS air
limbah yang masuk melebihi 4000 mg/L. air limbah tersebut diencerkan
dengan menggunakan final effluent yang dihasilkan oleh clean water tank
(T-700). Apabila sudah diencerkan maka air limbah tersebut akan dialirkan
ke buffer tank untuk pengolahan selanjutnya, tangki imi memiliki kapasitas
300m3.
4. Chemical Dosing
Chemical dosing ini terdiri dari dosing caustic soda (T-1000), dosing
FeCl3 (T-1100), dosing asam (T-1400), dosing koagulan N-7135 (T-1300)
serta dosing flokulan N-8173 (T-1200). Bahan-bahan kimia I I nantinya
akan digunakan dalam proses pengolahan air limbah selanjutnya dimana
penambahannya dilakukan dalam reaction tank.
5. Reaction Tank (T-300)
Reaction Tank merupakan tangki yang digunakan untuk tempat reaksi
dari air limbah yang telah homogeny dengan bahan-bahan kimia lainnya.
Tangki ini berfungsi untuk mempersiapkan kondisi air limbah sebelum
masuk ke dalam unit Dissolved Aeration Floatation (DAF). Sebelum air
limbah masuk ke dalam DAF maka perlu dilakukan pengaturan PH air
limbah. PH air limbah dibuat sekitar 5,25 karena pada PH tersebut koagulan
yang ditambahkan akan bekerja secara maksimal. Pengaturan PH ini
dilakukan menggunakan PH transmitter AIT-301 agar PH yang ada sesuai
untuk proses penggumpalan dan pembentukan flok (padatan lemak). Pada
saat air limbah yang masuk terlalu asam, maka secara otomatis akan
ditambahkan caustic soda (NaOH) ke dalam tangki. Sebaliknya, jika air
limbah yang masuk terlalu basa maka akan ditambahkan acid (HCl pekat).
Didalam Reaction tank ini juga dilakukan penambahan flokulan untuk
menggumpalkan mikro flok yang telah terbentuk menjadi gumpalan yang
lebih besar sehingga lebih mudah dipisahkan didalam DAF. Penambahan
flokulan ini juga bisa dilakukan di unit DAF. Reaction tank ini memiliki
kapasitas 2 m3 dengan dimensi diameter x tinggi sebesar 1,4 meter x 1,75
meter. Dalam tangki ini juga terdapat mixer M-301 agar pencampuran dapat
merata.
6. Dissolved Aeration Floatation atau DAF (T-400)
Unit DAF merupakan tempat untuk terjadinya pemisahan antara flok-
flok padatan (solid) dan lemak-lemak dengan air limbah. DAF ini memiliki
alat flotasi yang menghasilkan hembuih udara ke atas dari dasar bak
sehingga menghasilkan gelembung-gelembung udara yang nantinya akan
menempel ke flok sehingga flok akan terapung dipermukaan dan terpisah
dengan air limbah. Kemudian ada pula alat scraper yang digunakan untuk
mengeruk padatan yang terbentuk di permukaan tersebut. Bak DAF ini
memiliki kapasitas 12 m3 dengan dimensi panjang x lebar x tinggi sebesar
5,7 meter x 1,95 meter x 1,36 meter. Padatan dan lemak kemudian dialirkan
ke Biobulk CSTR (T-800), sedangkan cairannya dialrkan ke UASB rector
(T-1800) serta sebagian kecil dialirkan ke bak Aerasi (T-500) untuk memberi
beban pada mikroorganisme aerob.
7. Bak Anaerob
Proses anaerob merupakan proses penguraian zat-zat organic yang
terkandung dalam limbah cair dengan menggunakan mikroorganisme
anaerob (mikroorganisme yang mampu hidup dalam lingkungan yang tanpa
oksigen). Proses ini nantinya sebagian besar akan menghasilkan biogas dan
sebagian kecil menghasilkan sel baru. Biogas yang dihasilkan terdiri dari
gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) dengan prosentase 75% dan
25. Dengan menghasilkannya gas metana ini, maka kadar COD dalam air
limbah juga akan berkurang.
Keuntungan menggunakan proses biologi anaerob dalam pengolahan
air limbah diantaranya yaitu kebutuhan nutrient relatif rendah, lumpur yang
dihasilkan lebih sedikit dan stabil, serta fleksibel dalam pengoperasian.
Namun kelemahan dari proses anaerob ini yaitu membutuhkan temperature
air limbah sebesar 350C (agar optimal), proses pengolahan cukup lama serta
memerlukan proses pre-treatment.
Tahapan proses anaerob terdiri dari :
a. Biobulk CSTR/Continous Stirred Tank Flow Reactor (T-800)
Biobulk CSTR merupakan tangki pengolahan padatan dan lemak
yang dialirkan dari unit DAF dengan menggunakan mikroorganisme
anaerob. Tangki ini dilengkapi dengan mixer untuk mengefektifkan
kontak antara air yang dihasilkan akan dibakar di flare. Tangki UASB
reactor ini memiliki kapasitas 660 m3 dengan dimensi panjang x lebar x
tinggi sebesar 10 meter x 12 meter x 5,50 meter.
8. Sludge Thicneker (T-900)
Sludge Thicneker merupakan tangki yang digunakan untuk
mengencerkan lemak yang telah diolah dalam Biobulk CSTR. Didalam
tangki ini akan dilakukan pengendapan sehingga akan menghasilkan lumpur
yang mengendap dibagian bawah yang kemudian akan diresirkulasi
menggunakan pompa lumpur P-901 ke dalam Biobulk CSTR, sedangkan
hasil cairan yang berada diatas akan dialirkan ke bak aerasi (T-500) secara
gravitasi. Tangki Sludge Thicneker ini memiliki kapasitas sebesar 45 m3.
9. Digester Tank
Digester Tank merupakan tangki tempat penyimpanan sementara
lumpur yang mengandung mikroorganisme. Lumpur ini didapatkan dari bak
aerasi (T-500). Lumpur dari bak aerasi yang bersifat aerobik ini nantinya
akan disimpan didalam digester tank. Setelah itu, lumpur tersebut akan
berubah menjadi lumpur anaerobik dimana kemudian dialirkan ke Sludge
Thickener dan digunakan untuk proses pengolahan. Tangki ini memiliki
kapasitas 45m3.
10. Flare biogas
Pengolahan secara anaerobik akan menghasilkan gas yang diolah di
dalam flare biogas ini untuk dibakar. Biogas ini mengandung 75% gas
metana (CH4) serta sisanya merupakan gas H2S, CO2, dan NH3. Biogas yang
dihasilkan ini dimanfaatkan untuk bahan bakar genset yang nantinya dapat
dimanfaatkan untuk menghidupkan lampu, AC, maupun alat elektroniklain
yang berada di area WWTP PT. Sari Husada Tbk II.
11. Bak aerasi (T-500)
Bak aerasi merupakan tempat pengolahan zat organik yang masih
lolos dari tahapan proses di UASB reaktor dan Biobulk CSTR. Bak aerasi
memiliki kapasitas 1250m3 dengan dimensi panjang x lebar x tinggi sebesar
24 m x 16 m x 3,25 m. Bak ini memiliki 3 buah surface mixer untuk
mencampurkan dan menyuplai oksigen bagi mikroorganisme aerob agar
mampu bekerja dengan optimal dalam menguraikan air limbah. Air limbah
yang diolah berasal dari hasil pengolahan UASB reaktor, overflow dari
sludge thinckener, serta dari resikulasi lumpur final clarifier. Masa tinggal
air limbah dalam bak aerasi adalah 5 hari. Dalam bak ini, zat organik
diuraikan secara aerobik menggunakan lumpur aktif yang mengandung
mikroba aerobik secara kontinyu. Proses ini dapat menurunkan COD air
limbah sebesar 80-90%. Kadar DO dijaga pada 1,5-2,5 mgO 2/L. Sedangkan
jumlah lumpur aktif dijaga pada konsentrasi 3500-5000 mg/L. Jika lumpur
akan diresirkulasikan ke T-200 atau dikurangi dilahan composting.
Pengolahan secara aerob memiliki kelebihan yaitu proses penguraian
air limbah lebih cepat jika dibandingkan dengan proses anaerobik. Namun
kelemahannya yaitu energi yang dibutuhkan lebih tinggi., biaya operasional
lebih besar, serta lumpur yang dihasilkan juga lebih banyak. Air limbah
yang telah diolah kemudian overflow ke final clarifier (T-600) secara
gravitasi. Sedangkan apabila terdapat kelebihan lumpur di dalam bak aerasi
ini nantinya akan dialirkan ke digester tank.
12. Final Clarifier (T-600)
Final clarifier merupakan bak sedimentasi untuk mengendapkan
lumpur yang masih terbawa. Lumpur akan mengendap di dasar bak,
sedangkan air bersih berada diatas. Lumpur yang berada didasar bak akan
diresirkulasikan ke bak aerasi (T-500) sedangkan air bersih overflow ke
Clean Water Tank (T-700). Namun jika kandungan MLTSS>5000 mg/L
maka lumpur dipompa ke bak aerasi. Kapasitas bak ini 150 m 3 dengan
dimeni diameter x tinggi sebesar 8 m x 3 m.
13. Clean Water Tank (T-700)
Clean Water Tank (T-700) merupakan tangki biokontrol dari air
limbah yang telah diolah. Tangki ini memiliki kapasitas sebesar 14m 3.
Dalam tangki ini terdapat flow transmitter yang berfungsi sebagai pengukur
debit effluent. Air yang mengalir keluar (Effluent) dari tangki ini dilakukan
pengecekan suhu, TSS, pH, dan COD, agar dapat mengetahui effluent yang
dihasilkan telah memenuhi baku mutu pemerinta atau belum. Selain itu
untuk mengecek apakah effluent tersebut telah aman atau belum. Air yang
telah diolah ini kemudian overflow ke badan sungai.
Gambar 4.14 Diagram Alir Proses Pengolahan Limbah Cair di PT. Sari Husada
Tbk II

J. Tugas Khusus (Analisis Karakteristik Fisik dan Kimia Pada Hasil Akhir
Pengolahan Air Limbah (Final Effluent) di PT. Sari Husada Tbk II)
Limbah cair yang dihasilkan di PT. Sari Husada Tbk II dari proses
produksi maupun non produksi ini dialirkan, ditampung, dan diolah di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Waste Treatment Plant (WWTP). Proses
pengolahan limbah di PT. Sari Husada Tbk II sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya. Uji kualitas terhadap limbah cair final effluent ini sangatlah
penting dilakukan, karena hasil pengolahan limbah inilah yang akan dibuang
ke lingkungan. Karakteristik fisik dan kimia hasil pengolahan air limbah di PT.
Sari Husada Tbk II mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.
5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah yang bisa dilihat pada Tabel 4.1
dan acuan standart yang dibuat oleh PT. Sari Husada Tbk II sendiri yang bisa
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Acuan Standar Baku Mutu Limbah (Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah No. 5 Tahun 2012)

No. Parameter Kadar Maksimum Beban Pencemaran Maksimum


(g/100 liter)
1. BOD 50 mg/L 30
2. COD 100 mg/L 60
3. TSS 50 mg/L 30
4. pH 6,0-9,0
Sumber: Perda Jateng (2012)

Tabel 4.2 Standart Parameter Operasional IPAL di PT.Sari Husada Tbk II

No Unit Pengolahan Parameter Standart Satuan


1. T-200/DAF pH 4-9 -
0
Temperatur Maks. 40 C
COD Maks. 10000 mg/L
SS Maks. 5000 mg/L
0
2. DAF Effluent to UASB Temperature 30-37 C
COD
3. UASB Effluent to pH 6-8
0
Aeration Temperature Maks. 35 C
COD mg/L
SS mg/L
Imhoff Maks. 5 -
Sedimetatiom
VFA Maks. 5 mg/L
4. DAF Sludge to Anaerobic pH 6,5-7,5 -
Digester COD mg/L
SS mg/L
5. T-800 pH 6,8-7,5
0
Temperature 30-37 C
COD mg/L
SS mg/L
Imhoff 1-3
Sedimentation
VFA Maks. 5 mg/L
6. T-900 pH 6,8-7,5
SS Maks. 10000 mg/L
7. T-900 to T-500 COD 6,8-7,5
SS Maks. 10000 mg/L
8. T-500 pH 7-7,5
0
Temperatur 15-30 C
COD mg/L
SS 4000-5000 mg/L
Sludge ml/L
Volume (SV
30)
9. T-600 SS mg/L
10 T-700 pH 6-9
0
Temperature C
COD Maks. 100 mg/L
SS Maks.50 mg/L
11. Unit Flare Flare On/off -
Sumber: Sari Husada Tbk II (2017)

1. Berdasarkan Parameter Suhu


Suhu berpengaruh terhadap aktivitas kimiawi dan biologis di dalam
air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologis
dalam air. Kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat seperti
jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun, kecepatan reaksi kimia
meningkat, kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu dan jika batas
suhu yang mematikan terlampaui ikan dan hewan air lainnya mungkin akan
mati (Fardiaz, 1992). Untuk analisis suhu pada hasil pengolahan limbah cair
(final effluent) di IPAL PT. Sari Husada Tbk II bisa dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Analisis Suhu
No Suhu (0C)
1. 27
2. 26
3. 26
4. 27
5. 28
6 28
7. 28
8. 28
9. 28
10. 28
11. 28
12. 26
Rata-rata 27,33
Sumber: Hasil Pengamatan
Pada analisis suhu sampel yang diambil sebanyak 12 kali ulangan dan
dianalisa dengan menggunakan termometer yang dicelupkan kedalam
sampel. Hasil pengukuran suhu dapat diketahui bahwa suhu hasil
pengolahan limbah cair (final effluent) di PT. Sari Husada Tbk II berkisar
antara 26-280C. Kenaikan dan penurunan suhu diakibatkan oleh jenis
produksi yang berbeda varian dan bak penampung hasil akhir pengolahan
limbah (final effluent) yang terbuka sehingga perubahan suhu yang ekstrem
tidak bisa terkontrol. Menurut Nadhiroh (2014) bahwa air yang baik
mempunyai temperatur normal kurang lebih 30 dari suhu kamar (270C), suhu
air yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan kimia
yang terlarut dala jumlah yang cukup besar atau sedang terjadi proses
dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme. Pada Tabel 4.3
didapatkan rata-rata suhu sebesar 27,330C sehingga hasil pengolahan limbah
cair PT. Sari Husada Tbk II parameter suhu dapat dikatakan aman apabila
dibuang ke lingkungan.
2. Berdasarkan Parameter Total Suspended Solid (TSS)
TSS (Total Suspended Solid) adalah padatan yang tidak larut dan
tidak dapat mengendap langsung yang menyebabkan kekeruhan air
(turbiditi). Padatan tersuspensi biasanya terdiri dari partikel-partikel halus
ataupun floks (lempung dan lanau) yang ukuran maupun berat partikelnya
lebih rendah dari sedimen pasir (Junaidi dan Hatmanto, 2006). Bahan-bahan
kimia toksik dapat melekat pada padatan tersuspensi ini. Kadar TSS
maksimum untuk hasil pengolahan limbah cair yang diperbolehkan di IPAL
PT. Sari Husada Tbk II sebesar 50 mg/L. Untuk analisis TSS pada hasil
pengolahan limbah cair (final effluent) di IPAL PT. Sari Husada Tbk II bisa
dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Analisis Total Suspended Solid (TSS)
No Batas Maksimal (Baku Mutu) TSS (mg/L)
(mg/L)
1. 50 15
2. 50 28
3. 50 29
4. 50 5
5. 50 15
6 50 20
7. 50 25
8. 50 29
9. 50 32
10. 50 23
11. 50 5
12. 50 10
Rata-rata 19,67
Sumber: Hasil Pengamatan
Pada analisis TSS sampel yang diambil sebanyak 12 ulangan dan dianalisa
dengan menggunakan metode spektrofotometri. Pada Tabel 4.4 nilai TSS
paling tinggi pada no.9 sebesar 32 mg/L, sedangkan nilai TSS paling rendah
pada no. 4 dan 11 sebesar 5 mg/L. Kenaikan dan penurunan nilai TSS
diakibatkan oleh jenis produksi yang berbeda varian dan terjadi gangguan
pada saat proses pengolahan limbah (SS yang terbawa masuk bersama
influent biasanya tidak terurai dan akan terbawa keluar bersama effluent
menyebabkan visual final effluent akan berwama hitam). Pada Tabel 4.4
semua nilai TSS tidak melebihi batas maksimal Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 yaitu 50 mg/L, sehingga hasil pengolahan
limbah cair PT. Sari Husada Tbk II pada parameter TSS dapat dikatakan
aman apabila dibuang ke lingkungan.
3. Berdasarkan Parameter Derajat Keasamaan (pH)
pH adalah ukuran kualitas air yang menggambarkan tingkat
keasaman dan kebasaan air. Air yang netral, atom hydrogen positif dan ion
hydroxyl negatif dalam keadaan seimbang, memiliki pH 7 (Cech, 2005).
Rentang kadar pH pada hasil pengolahan limbah cair yang diperbolehkan di
IPAL PT. Sari Husada Tbk II yaitu 6-9. Untuk analisis pH pada hasil
pengolahan limbah cair (final effluent) di IPAL PT. Sari Husada Tbk II bisa
dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Analisis pH
No Batas Maksimal (Baku Mutu) pH
1. 6-9 8,03
2. 6-9 7,95
3. 6-9 7,84
4. 6-9 7,31
5. 6-9 6,25
6 6-9 7,45
7. 6-9 7,55
8. 6-9 7,29
9. 6-9 7,34
10. 6-9 7,47
11. 6-9 7,16
12. 6-9 7,83
Rata-rata 7,46
Sumber: Hasil Pengamatan
Pada analisis pH sampel yang diambil sebanyak 12 kali ulangan dan
dianalisa dengan menggunakan pH meter yang dicelupkan kedalam sampel.
Pada Tabel 4.5 nilai pH paling tinggi pada no.1 sebesar 8,03, sedangkan
nilai pH paling rendah pada no. 5 sebesar 6,25. Kenaikan dan penurunan
nilai pH diakibatkan oleh jenis produksi yang berbeda varian. Menururt
Rizaldi (2008) perubahan pH pada air limbah menunjukkan bahwa telah
terjadi aktifitas mikroorganisme yang mendegradasi bahan organik selama
proses pengolahan limbah. Pada Tabel 4.5 semua nilai pH berada pada
range 6-9, sehingga sesuai dengan acuan batas maksimal Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012, sehingga hasil pengolahan limbah
cair PT. Sari Husada Tbk II pada parameter pH dapat dikatakan aman
apabila dibuang ke lingkungan.
4. Berdasarkan Parameter Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen yang
diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam
air. Angka COD merupakan ukuran pencemaran oleh zat-zat organis yang
secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologi dan
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air (Alaerts, 1984).
Kadar COD maksimum untuk hasil pengolahan limbah cair yang
diperbolehkan di IPAL PT. Sari Husada Tbk II sebesar 100 mg/L. Untuk
analisis COD pada hasil pengolahan limbah cair (final effluent) di IPAL PT.
Sari Husada Tbk II bisa dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Analisis Chemical Oxygen Demand (COD)
No Batas Maksimal (Baku Mutu) COD (mg/L)
(mg/L)
1. 100 34
2. 100 47
3. 100 39
4. 100 31
5. 100 43
6 100 32
7. 100 64
8. 100 73
9. 100 81
10. 100 27
11. 100 17
12. 100 21
Rata-rata 42,42
Sumber: Hasil Pengamatan
Pada analisis COD sampel yang diambil sebanyak 12 ulangan dan dianalisa
dengan menggunaka alat COD Reaktor. Pada Tabel 4.6 nilai COD paling
tinggi pada no.9 sebesar 81 mg/L, sedangkan nilai COD paling rendah pada
no. 11 sebesar 17 mg/L. Kenaikan dan penurunan nilai COD diakibatkan
oleh jenis produksi yang berbeda varian, senyawa organik yang terdapat
pada limbah, dan kemampuan degradasi bakteri dalam limbah. Menurut
Syarfi dan Atikalidia (2011) semakin banyaknya biomassa yang terbentuk
akibat pertambahan sel, sehingga bahan organik yang harus didegradasi pun
akan bertambah dengan sendirinya. Pada dasarnya fluktuasi nilai COD
berbanding lurus dengan pertambahan sel. Nilai COD naik pada saat jumlah
sel cenderung naik. Pertumbuhan populasi mikroorganisme berpengaruh
penting terhadap efisiensi proses penyisihan nilai COD. Makin lama waktu
tinggal mikroorganisme akan memberikan waktu kontak antara bahan
organik yang terdapat dalam limbah cair dengan mikroorganisme juga
semakin lama, sehingga degradasi senyawa organik (penurunan COD)
menjadi besar. Pada Tabel 4.6 semua nilai TSS tidak melebihi batas
maksimal Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 yaitu
100 mg/L, sehingga hasil pengolahan limbah cair PT. Sari Husada Tbk II
pada parameter COD dapat dikatakan aman apabila dibuang ke lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai