Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EKSTRAK DAN EKSTRAKSI

OLEH
NAMA : JULIET M. MAUS
NIM : PO530333219265
KELAS : 2 REG. A

POLTEKKES KEMENKES KUPANG


PRODI FARMASI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, penulisan makalah dengan judul “Ekstrak Dan Ekstraksi“ ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai
ekstrak dan ekstraksi. Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan juga bermanfaat serta
menambah wawasan pengetahuan kita semua.
Namun sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat dinantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dengan mudah dimengerti dan dapat dipahami
maknanya. Penulis meminta maaf apabila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah ini, serta
apabila ada kalimat yang kurang berkenan dihati pembaca.

Kupang, 06 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................ 2
BAB II ISI ..................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Ekstrak dan Ekstraksi............................................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Ekstrak ..................................................................................................................... 6
2.3 Jenis-Jenis Ekstraksi .................................................................................................................. 7
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 11
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ada berbagai bahan yang terdapat dialam dengan memiliki beragam jenis, bentuk dan
komposisi. Untuk pemanfaatanya, manusia dapat mengambil seluruh zat dari bahan tersebut atau
dapat mengambil beberapa zat yang dibutuhkannya saja dari suatu bahan. Untuk dapat
mengambil atau memperoleh zat tersebut dapat dilakukan dengan berbagai proses, salah satunya
yaitu ekstraksi.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan
proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi pelarut
umumnya digunakan untuk memisahkan sejmlah gugus yang diinginkan dan mungkin
merupakan gugus pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Proses ekstraksi bermula dari
penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga
pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara
difusi. Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan
materi yang terdapat di alam berupa campuran.Untuk memperoleh materi murni dari suatu
campuran, harus melakukan pemisahan.Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk
memisahkan campuran.
Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau
lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa
kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia
berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan
seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan
murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan
perlu dilakukan.
Dalam bisnis obat tradisional atau jamu-jamuan, sering kita dengar istilah “ekstrask”, atau
pada labelproduk jamu tertulis”mengandung ekstrak herbal…”. Istilah ekstrak oleh masyarakat
awan diartikan sebagai sari-sari dari tanaman yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
ampasnya., dengandemikian mereka mengasumsikan bahwa sari-sari tersebut hanya mengandung
zat yang memilikikhasiat, sedangkan ampasnya biasanya dibuang karena dianggap sudah tidak
memiliki manfaat. Ekstrak adalah zat yang dihasilkan dari ekstraksi bahan mentah secara
kimiawi. Senyawa kimia yang diekstrak meliputi senyawa aromatik, minyak atsiri, ester, dan
sebagainya yang kemudian menjadi bahan baku proses industri atau digunakan secara langsung
oleh masyarakat. Contoh bahan baku yang umumnya diekstrak yaitu daun mint, batang
kayu pinus (ekstraksi resin), kayu manis, jahe, lemon, jeruk, vanilla, dan cengkih.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan ekstrak dan ekstraksi ?
2. Apa saja jenis-jenis ekstrak ?
3. Apa saja jenis-jenis dari ekstraksi?

1.3. Rumusan Masalah


1. Dapat mengetahui tentang ekstrak dan ekstraksi
2. Dapat mengetahui jenis-jenis ekstrak
3. Dapat mengetahui jenis-jenis ekstraksi
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Ekstrak Dan Ekstraksi


A. Pengertian Ekstrak
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, yang dimaksud dengan ekstrak adalah sediaan kental
yang diperoleh dengan menyari senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Ekstrak merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut.
Ekstrak adalah zat yang dihasilkan dari ekstraksi bahan mentah secara kimiawi. Senyawa
kimia yang diekstrak meliputi senyawa aromatik, minyak atsiri, ester, dan sebagainya yang
kemudian menjadi bahan baku proses industri atau digunakan secara langsung oleh
masyarakat. Mutu ekstrak berkaitan dengan senyawa kimia yang dikandung karena respon
biologis yang diakibatkan oleh ekstrak disebabkan oleh senyawa kimia. Ditinjau dari asalnya,
senyawa kimia dalam ekstrak terbagi menjadi :
1) Senyawa kandungan asli dari tumbuhan asal yaitu senyawa yang memang sudah ada
sejak masa tumbuhan tersebut hidup
2) Senyawa hasil perubahan dari senyawa asli yaitu fari penelitian telah diprediksi
terjadinya perubahan kimia senyawa asli karena sifat fosikokimia yang berubah-ubah
3) Senyawa kontaminasi yaitu polutan atau aditif
4) Senyawa hasil interaksi kontaminasi dengan senyawa asli atau senyawa perubahan.
Produk ekstrak harus memenuhi persyaratan yaitu :
1) Parameter standar umum
2) Parameter standar spesifik
3) Buku monografi
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak dapat meliputi :
1) Faktor biologi, yang meliputi :
a) Identitas (Spesies)
b) Lokasi tumbuhan asal yang meliputi lingkungan (tanah dan atmosfer), energi
(cuaca, temperatur, dan cahaya), dan materian (air, senyawa organik dan
anorganik)
c) Periode pemanenan hasil tumbuhan yaitu dimensi waktu terkait metabolisme
pembentukan senyawa terkandung
d) Penyimpanan bahan tumbuhan yaitu berpengaruh pada stabilitas bahan
(kontaminasi biotik dan abiotik)
e) Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan
f) Untuk simplisia dari tumbuhan hasil budidaya dipengaruhi oleh proses GAP
(Good Agricultural Practice)
g) Untuk simplisia dari rumbuhan liar, dipengaruhi juga oleh proses
pengeringan yang umum dilakukan.
2) Faktor kimia, yang meliputi :
a) Faktor internal yaitu jenis senyawa aktif dalam bahan, komposisi kualitatif
senyawa aktif, komposisi kuantitatif senyawa aktif, dan kadar total rata-rata
senyawa aktif.
b) Faktor eksternal yaitu metode ekstraksi; perbandingan ukuran alat ekstraksi
(diameter dan tinggi alat); ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan; pelarut
yang digunakan dalam ekstraksi; kandungan logam berat; dan kandungan
pestisida.
B. Pengertian Ekastraksi
Pembuatan ekstrak (ekstraksi) merupakan suatu proses penyarian suatu senyawa aktif dari
suatu bahan atau simplisia nabati atau hewani dengan menggunakan pelarut tertentu yang
cocok. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehinggga
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut cair. Senyawa aktif
yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan kedalam golongan minyak atsiri,
alkaloida, falvonoida dan lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung
simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Pembuatan
ekstrak (ekstraksi) bisa dilakukan dengan berbagai metode, sesuai dengan sifat dan tujuannya.
Ekstraksi diperlukan terutama :
1) Bila proses destilasi akan membutuhkan panas dalam jumlah besar. Contoh: bila
volatilitas relatif mendekati satu,
2) Bila kita ingin menghindari pemanasan terhadap suatu zat,
3) Bila komponen yang hendak dipisahkan sangat berbeda sifa-sifatnya (kelarutan).
Contoh-contoh ekstraksi yaitu :
1) Pengambilan senyawa relatif murni seperti benzena, toluen dan xylene dari reformat
yang dihasilkan secara katalitis pada industri
2) Produksi asam asetat anhidrat
3) Pemurnian penicilin (dari senyawa lain sebagai hasil fermentasi yang sangat
kompleks).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses ekstraksi, adalah:
a) Selektivitas, pelarut yang digunakan harus selektif untuk mengekstraksi zat-zat
tertentu yang ingin diekstrak agar dapat menghasilnya hasi ekstraksi yang murni.
b) Pelarut yang digunakan harus memiliki kemampuan untuk melarutkan senyawa
ekstraksi yang tinggi
c) Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair, pelarut tidak boleh larut
dalam bahan ekstraksi.
d) Kerapatan, Pelarut sebaiknya memiliki perbedaan kerapatan yang besar dengan bahan
yang akan di ekstrak.
e) Pelarut jangan sampai menimbulkan perubahan pada komponen-komponen bahan
ekstraksi. Tapi dalam kasus tertentu perubahan secara kimia diperlukan untuk
mendapatkan selektivitas yang tinggi.
f) Titik didih dari pelarut dan bahan yang akan di ekstrak tidak boleh terlalu dekat
karena proses pemisahan biasa dilakukan dengan cara penguapan, distilasi dan
rektifikasi.
g) Sebaiknya pelarut yang akan digunakan tidak mudah terbakar, tidak korosif, tidak
beracun, memiliki viskositas yang rendah, bukan merupakan emulsifier, serta
memiliki kondisi stabil secara kimia maupun fisika.
Cara pembuata ekstrak yaitu dengan cara :
1. Pembuatan serbuk simplisia
2. Pemelihan pelarut atau cairan penyari. Pelarut untuk ekstrak digunakan dengan
prinsip like disslove like yaitu suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sejenis.
Zat yang polar akan larut dengan pelarut polar begitupun zat yang non polar akan
larut dengan pelarut non polar.
3. Proses ekstraksi atau pemelihan cara ekstraksi. Pemelihan metode ekstraksi
tergantung pada bahan yang digunakan.
a) Untuk bahan yang mengandung mucilago dan bersifat mengembang kuat
hanya boleh dengan cara maserasi
b) Untuk bahan kulit dan akar sebaiknya di perkolasi
c) Untuk bahan yang tahan panas sebaikanya diekstraksi dengan cara refluks
d) Untuk bahan yang mudah rusak karena pemanasan dapat diekstraksi dengan
metode soxhlet.
4. Separasi dan pemurnian. Bertujuan untuk menghilangkan atau memisahkan senyawa
yang tidak dikehendaki semaksimal mungkin tanpa berpengaruh pada senyawa
kandungan yang dikehendaki, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih murni.
5. Penguapan atau pemekatan. Penguapan dimaksudkan untuk mendapatkan konsistensi
ekstrak yang lebih pekat.
6. Pengeringan ekstrak. Umumnya dilakukan untuk membuat sediaan padat seperti
tablet, kapsul, pil dan sediaan padat lainnya. Pengeringan ekstrak dapat dilakukan
dengan penambahan bahan tambahan atau tanpa penambahan bahan tambahan.
7. Penentuan rendamen ekstrak. Randem adalah perbandingan jumlah (kuantitas)
minyak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman aromatik dan memakai satuan persen
(%).

2.2 Jenis-Jenis Ekstrak


Menurut Farmakope Eropa, terdapat 3 tipe ekstrak yang dinamain ekstrak tipe A (Standardized
extracts), tipe B (Quantified extracts), dan tipe C (Other extracts).
1. Type A (Standardized extracts): Ekstrak yang distandardisasi berdasarkan senyawa aktif
atau golongan senyawa yang diketahui.
2. Type B (Quantified exracts) : Ekstrak yang distandardisasi berdasarkan kandungan
senyawa dengan aktifitas yang diketahui, sedangkan senyawa aktif yang bertanggung
jawab terhadap aktifitas belum diketahui.
3. Type C (Other extracts) : Ekstrak yang distandardisasi berdasarkan senyawa dalam
ekstrak namun tidak diketahui hubungan farmakologinya, dibuat agar selalu memiliki
mutu yang sama dengan mengatur proses produksi (keadaan simplisia, pelarut,
kondisi/cara ekstraksi) serta spesifikasinya.
Ekstrak dikelompokan atas dasar sifatnya, yaitu :
1. Ekstrak encer adalah sediaan yang memiliki konsistensi semacam madu dan dapat
dituang.
2. Ekstrak kental adalah sediaan yang liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang.
Kandungan airnya berjumlah sampai 30%. Tingginya kandungan ainya menyebabkan
ketidakstabilan sediaan obat karena cemaran bakteri. Ekstrak kental adalah ekstrak yang
telah mengalami proses penguapan dan sudah tidak mengandung cairan pelarut lagi,
tetapi konsistensinya tetap cair pada suhu kamar. Contoh: ekstrak belladonae, ekstrak
visci albi, ekstrak gentianae.

3. Ekstrak kering adalah sediaan yang memiliki konsistensi dan mudah dituang. Sebaiknya
memiliki kandungan lembab tidak lebih dari 5%. Ekstrak kering adalah ekstrak yang
telah mengalami proses penguapan dan tidak lagi mengandung pelarut dan berbentuk
padat (kering).

4. Ekstrak cair, ektrak yang dibuat sedemikian sehingga 1 bagian simplisa sesuai dengan 2
bagian ekstrak cair. Ekstrak cair adalah ekstrak hasil penyarian bahan alam dan masih
mengandung pelarut. Contoh : chinae liquidum, ekstrak hepatis liquidum.

2.3 Jenis-Jenis Ekstraksi


Jenis-jenis ekstraksi dapat meliputi :
A. Ekstraksi secara dingin
1) Maserasi
Maserasi merupakan metode ekstraksi sederhana yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan pelarut selama beberapa hari pada suhu
kamar. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam cairan pelarut, tidak mengandung
benzoin, tiraks dan lilin. Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya
sederhana dan mudah untuk dilakukan. Sedangkan kerugiannya antara lain
membutuhkan waktu yang cukup lama selama masa perendaman, cairan pelarut
yang digunakan cukup banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang
mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.
2) Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk
simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan
langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak.
Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas
dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses
perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien.
B. Ekstraksi secara panas
1) Refluks

Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,


selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya
pendinginan balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk mengekstraksi bahan-
bahan yang tahan terhadap pemanasan. Prinsip dari metode refluks adalah
pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan
didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap
akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi
sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran
gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama
pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya
reaktif.
2) Soxhletasi
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi
menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia
dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat
setelah melewati pipa sifon. Keuntungan metode ini adalah dapat digunakan
untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan
secara langsung, pelarut yang digunakan lebih sedikit dan pemanasannya dapat
diatur. Sedangkan kerugiannya, karena pelarut digunakan secara berulang,
ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan
sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas. Jumlah total senyawa-
senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu
sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang
lebih banyak untuk melarutkannya. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin
tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi,
seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor
perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,
misalnya heksan : diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau
dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam
pelarut cair di dalam wadah.
3) Destilasi uap
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak
menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan
untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung
komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya
melarutkanyang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang
tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang
diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut dalam pelarut
polar dan sebaliknya.
4) Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air mendidih,
temperatur terukur 96°C – 98°C selama waktu tertentu (15-20 menit). Infus pada
umumnya digunakan untuk menarik atau mengektraksi zat aktif yang larut dalam
air dari bahan nabati. Hasil dari ekstrak ini akan menghasilkan zat aktif yang
tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Sehingga ekstrak yang
di peroleh dangan infus tidak boleh disimpan lebih 24 jam.
5) Detok
Detok adalah infus yang waktunya lebih lama (lebih dari 30 menit) dan
temperatur sampai titik didih air.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan menyari senyawa aktif dari
simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Jenis-jenis ekstrak yaitu ekstrak encer, ekstrak
kering, ekstrak cair, dan ekstrak kental.
Pembuatan ekstrak (ekstraksi) merupakan suatu proses penyarian suatu senyawa aktif
dari suatu bahan atau simplisia nabati atau hewani dengan menggunakan pelarut tertentu yang
cocok. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehinggga terpisah
dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut cair. Jenis-jenis ekstrak yaitu
ekstraksi secara dingin dan ekstraksi secara panas. Ekstraksi secara dingin meliputi : Maserasi
dan perkolasi. Sedangkan ekstraksi secara panas meliputi : Refluks, soxhlet, infus, dekok, dan
destilasi.

3.2 Saran
Ekstrak dan ekstraksi harus diketahui dengan baik oleh farmasis karena dengan begitu
farmasis dapat lebih mengetahui kandungan-kandungan yang terdapat dalam bahan alam dan
dapat juga memperoleh suatu ekstrak dari proses ekstraksi.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Hermawan. 2016. “Ekstraksi”


https://slideplayer.info/slide/3152183/ Diakses pada 06 Maret 2021 Pukul 19:20 WITA

Farmakope Indonesia Edisi III

Nada, Sapan. 2017. “Ekstrak & Ekstraksi”


https://www.slideshare.net/SapanNada/fitokimia-ekstrak Diakses pada 06 Maret 2021 Pukul 17:44
WITA

Sumadi, Yuliana. 2019. “Ekstraksi”


https://slideplayer.info/slide/13715993/ Diakses pada 06 Maret 2021 Pukul 18:35 WITA

Ulya. 2019. “Ekstrak dan Ekstraksi”


https://ulyadays.com/ekstrak-dan-ektraksi/ Diakses pada 06 Maret 2021 Pukul 16:55 WITA

Anda mungkin juga menyukai