Anda di halaman 1dari 12

Isolasi Piperin

Resume Jurnal

Oleh :

DIDI SURATNO

No. BP. 1801160

Pembimbing :

1. apt. Maria Dona Octavia M.Farm

2. apt. Rina Wahyuni M.Farm

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI STIFARM

PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiana dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk

memperoleh gelar sarjama, dengan judul “Obat-Obat yang Telah Digunakan Secara Medis Sebagai Anti

Kanker ”.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala

bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya tutup

dengan berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Padang, 2 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Lada Putih.................................................................................................................................3
1.Asal-usul lada putih................................................................................................................3
2.Morfologi buah lada putih......................................................................................................4
3.Kandungan kimia...................................................................................................................4
B. Piperin.......................................................................................................................................4
C. Analisa Kualitatif dari Isolasi Piperin.......................................................................................5
D. Analisa Kuantitatif Piperin.......................................................................................................7
BAB III...........................................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lada merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang mempunyai bau khas aromatik dan

rasa yang tajam serta pedas sehingga dalam kehidupan sehari-hari, lada sering digunakan sebagai

bumbu masak. Tetapi, penggunaan lada yang lebih lanjut tidak sebatas bumbu masak saja. Sejak

jaman dahulu, lada juga sudah digunakan sebagai campuran obat. Khasiat lada dapat sebagai

stimulan pencernaan dan rempah anti anoreksia, juga ditemukan dalam obat-obatan.

Dikenal 3 jenis simplisia dari buah lada (Piper nigrum L.) yaitu lada hijau, lada hitam dan

lada putih. Lada hijau diperoleh dari buah yang belum masak dan disimpan dalam larutan asam

atau dibekukan, lada hitam (Piperis nigri fructus) diperoleh dari buah yang mulai berwarna

merah dan dikeringkan, sedangkan lada putih (Piperis albi fructus) diperoleh dari buah yang

sudah masak dan bagian perikarp serta bagian mesokarp paling luar dibersihkan (Bruneton,

1999).

Kandungan lada yang penting antara lain piperin 5-9 %, piperonal 2,5 %, kariofilen 8,8 %,

dan amilum 50 %. Kandungan senyawa yang diduga memiliki aktivitas biologis adalah piperin

(Claus, Tyler, Brady, 1970). Piperin merupakan salah satu alkaloid golongan piridin-piperidin,

berbentuk kristal jarum, berwarna kuning, dan mempunyai rasa pedas (Anonim, 1989).

Dari penelitian-penelitian penetapan kadar piperin yang telah dilakukan, penetapan kadar

piperin dilakukan dengan menggunakan metode KLT-densitometri. Berdasarkan Official

Methods ofAnalysis ofAOAC. (1995), piperin dalam lada dapat ditetapkan kadarnya dengan

menggunakan spektrofotometri UV karena pada struktur molekul piperin terdapat gugus

1
kromofor yaitu ikatan rangkap terkonjugasi dan gugus auksokrom sehingga piperin dapat

memberikan absorbansi pada daerah sinar ultra violet (X 200-400 rim).

Piperin dalam lada dapat diisolasi dalam bentuk senyawa tunggal, sehingga piperin hasil

isolasi ini mungkin dapat digunakan sebagai senyawa baku untuk metode spektrofotometri

UV. Namun, kemurnian piperin hasil isolasi ini tidak dilengkapi dengan sertifikat analisis

yang dikeluarkan oleh pabrik sehingga untuk menggunakan piperin sebagai senyawa baku

secara spektrofotometeri UV diperlukan suatu senyawa lain yang sehingga dapat mengurangi

kesalahan sistematik dan kesalahan acak yang terjadi pada saat preparasi sampel dan proses

analisis berlangsung.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Kandungan Kimia yang terdapat dari Lada Putih

2. Metode Apa saja yang digunakan dalam untuk menganalisa piperin dengan menggunakan

uji kualitatif dan kuantitatif

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Kandungan Kimia yang Terdapat Pada Lada Putih

2. Untuk Mengetahui metode yang digunakan dalam menganalisa piperin dengan

menggunakan uji kualitatif dan kuantitatif

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lada Putih

Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum inengalami

pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia mineral (Anonim,1979).

1. Asal-usul lada putih

Lada berasal dari Vietnam dan beberapa tempat di India dan dibudidayakan di India

Selatan, Amerika Selatan, dan negara-negara tropikal yang lain.

Dari buah lada dikenal 3 jenis simplisia yaitu : lada hijau, lada hitam dan lada putih. Lada

hijau diperoleh dari buah Piper nigrum L. yang belum masak dan disimpan dalam larutan asam

atau dibekukan, lada hitam (Piperis nigri fructus) diperoleh dari buah yang mulai berwarna

merah dan dikeringkan, sedangkan lada putih (Piperfs albi fructus) diperoleh dari buah yang

sudah masak dan bagian perikarp serta bagian mesokarp paling luar dibersihkan (Bruneton,

1999).

Pengolahan lada putih dilakukan dengan 2 cara, yaitu direndam dan sesudah itu dijemur.

Kulit buah lada yang sudah benar-benar tua lebih mudah dibuang setelah direndam. Buah lada

direndam dalam air selama 7-14 hari hingga kulitnya mengelupas sendiri atau telah menjadi

busuk. Setelah dicuci bersih kemudian dijemur selama 3-5 hari di bawah sinar matahari. Hasil

pengolahan yang baik diperoleh lada berwarna putih gading dari buti-butir yang dijemur

(Anonim,1980).

3
2. Morfologi buah lada putih

Buah berbentuk hampir bulat, warna putih gading sampai kekuningcoklatan, diameter

2,5-6 mm, permukaan halus rata, pada irisan membujur tampak biji yang putih dari biji tunggal,

hampir seluruh inti biji tunggal, hampir seluruh inti biji terdiri dari perisperm, bagian tengah

perisperm berongga, bagian ujung perisperm menyelubungi endosperm yang kecil, embrio

sangat kecil, terbenam dalam endosperm (Anonim, 1985).

3. Kandungan kimia

Lada mempunyai bau khas aromatik dan rasa tajam serta pedas karena mengandung 1-3,5

% minyak atsiri dalam bentuk terpenoid hidrokarbon dan amida (5-10 %) (Bruneton, 1999).

Lada putih mempunyai kandungan minyak atsiri yang lebih sedikit dibanding dengan lada hitam,

tetapi mempunyai kandungan pedas yang sama. Kandungan utama lada antara lain piperina 5-9

%, piperonal 2,5 %, kariofilen 8,8 %, dan amilum 50 %. Kandungan kimia yang diduga

memiliki aktivitas biologis adalah piperin (Claus, dkk, 1970).

B. Piperin

Piperin merupakan salah satu kandungan alkaloid golongan piridin-piperidin yang dapat

diisolasi dari lada Piper nigrum L., juga P. Longum L., P. Retro[ractum vahl. (P. Officinarum

C.D.C.), P. Clu ii C.D.C, dalam kulit kayu P. Geniculutum SW, dan piperaceae (Anonim, 1989).

Piperin dapat diisolasi pertama kali pada tahun 1819 (Trease & Evans, 2002).

Dalam lada, piperin terdapat bersama dengan stereoisomernya, yaitu isopiperin,

isokhavisin, dan khavisin. Isopiperin dan isokhavisin dapat diisolasi dengan cara pembentukan

kristal menggunakan pelarut kloroform dan hexan.

Khavisin merupakan masa berminyak, berwarna kuning, dan larut dalam alkohol

sehingga khavisin terdapat bersama piperin dalam ekstrak alkohol (Anonim, 1989).

4
Piperin mempunyai rumus molekul C 7H19NO3 dan berat molekul 285,33 dengan total

atom C 71,55 %; H 6,71 %; N 4,91 %; O 16,82 %. Piperin berupa kristal berbentuk jarum; warna

kuning; tidak berbau; berasa pedas, hampir tidak larut dalam air (40 mg dalam 1 L air pada suhu

18 °C) dan petroleum eter, 1 g larut dalam 15 ml alkohol; 1,7 ml kloroform; 36 ml eter, larut

dalam benzene dan asam asetat (Anonim, 1989).

Sejak piperin ditemukan dalam lada, banyak yang beranggapan bahwa tujuan utama

penggunaannya hanya untuk perasa dalam makanan dan brandi. Meskipun penggunaan piperin

yang lain juga penting dalam kehidupan sehari-hari seperti sebagai insektisida untuk membunuh

lalat. Selain itu, piperin merupakan senyawa kimia yang penting dalam dunia pengobatan.

Kegunaan piperin dalam dunia pengobatan antara lain: sebagai stimulasi pernapasan,

memberikan efek mendinginkan badan pada saat musim panas, anti inflamasi, anti malaria, obat

sakit perut, perawatan penurunan berat badan, anti leukimia, mencegah demam, perawatan untuk

racun pada bisa ular, dan anti epilepsi. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa piperin dapat

membantu meningkatkan absorpsi beberapa vitamin seperti selenium, vitamin B, dan beta

karoten. Piperin dapat meningkatkan aktivitas thermogenesis dan pembentukan nutrisi yang

penting untuk metabolisme (Anonim, 2003b).

C. Analisa Kualitatif dari Isolasi Piperin

1. Uji Kromatografi Lapis Tipis

Metode kromatografi lapis tipis (KLT) yang digunakan pada penelitian menggunakan

metode kromatografi normal dengan menggunakan fase diam polar yaitu silika gel G22 4

(E.Merck) dan fase gerak non polar yaitu toluena : etil asetat (70 : 30 ’/,). Piperin dalam bentuk

alkaloid bebas yang bersifat non polar akan cenderung mengikuti fase gerak yang merambat

sehingga piperin dapat terelusi.

5
Kristal piperin pembanding dan hasil isolasi dilarutkan dalam pelarut yang mudah

menguap yaitu etanol, lalu masing-masing larutan ditotolkan pada plat KLT. Sebelum plat KLT

dimasukkan ke dalam bejana fase gerak, bekas totolan harus kering untuk inenghindari

terjadinya pengekoran pada bercak. Jarak perambatan fase gerak yang digunakan adalah 8 cm.

Deteksi bercak hasil elusi dilakukan dengan 2 cara, yaitu menggunakan sinar UV 4 dan

reagen anisaldehid-asam sulfat. Pada saat lempeng silika gel G22 4 disinari oleh sinar UV 54,

indikator fluoresensi yang terdapat pada silika gel G22 4 akan berfluoresensi sehingga lempeng silika

gel G22 4 akan terlihat terang dan bercak piperin yang terelusi akan menutupi indikator fluoresensi

dari sinar UV254 sehingga akan terlihat daerah yang lebih gelap sedangkan jika bercak piperin

bereaksi dengan anisaldehid dan katalisator asam sulfat akan menyebabkan bercak piperin terlihat

berwarna kuning karena gugus kromofor atau ikatan rangkap terkonjugasi pada piperin menjadi lebih

panjang. Reaksi ini dipercepat dengan pemanasan pada 110 “C selama 10 menit. Penampakan bercak

pada saat deteksi yang meliputi bentuk dan warna bercak dapat digunakan untuk analisis kualitatif.

Pada penelitian diperoleh hasil, penampakan bercak sampel hasil isolasi mempunyai bentuk dan

warna yang sama dengan senyawa piperin baku sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel hasil

isolasi benar-benar senyawa piperin.

Analisis kualitatif lain yang dapat dilakukan pada KLT adalah dengan melihat harga Rf

sampel dan Rf senyawa baku sama atau tidak. Harga Rf diperoleh dengan menbandingkan jarak

rambat bercak dengan jarak rambat fase gerak. Dari hasil elusi penelitian diperoleh harga Rf

senyawa piperin baku sama dengan Rf piperin hasil isolasi yaitu 0,375. Dari hasil penelitian ini,

dapat disimpulkan bahwa pada sampel hasil isolasi mengandung senyawa piperin. Selain itu,

KLT juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemurnian suatu senyawa dengan melihat

jumlah bercak hasil elusi. Dari hasil elusi kristal piperin pembanding dan piperin hasil isolasi

yang dilakukan, diperoleh bercak tunggal sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa yang

6
diisolasi benar-benar senyawa piperin dalam bentuk senyawa tunggal.

2. Uji Spektrofotometri UV

Analisis kualitatif piperin lain yang dapat dilakukan pada penelitian yaitu dengan cara

spektrofotometri UV karena pada struktur molekul piperin terdapat gugus kromofor yaitu ikatan

rangkap terkonjugasi dan gugus auksokrom yaitu gugus jenuh yang terikat pada kromofor dan

memberikan kontribusinya pada panjang gelombang dan intensitas serapan maksimum sehingga

piperin dapat menyerap sinar pada daerah ultraviolet (Z 200-400 nm).

Metode spektrofotoinetri dapat digunakan untuk analisis kualitatif suatu senyawa dengan

melihat panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimum (maks) dan spektra serapan

antara senyawa uji dengan senyawa pembanding.

D. Analisa Kuantitatif Piperin

Metode spektrofotometri UV dapat digunakan untuk penetapan kadar piperin karena piperin

dapat memberikan serapan di daerah sinar UV (/ 341 nm) dan kenaikan intensitas serapan piperin

ini berbanding lurus dengan jumlah molekul piperin dalam larutan.

Dari hasil penelitian diperoleh harga recovery rata-rata (96,58322 % + 0,90556) dan harga

CV (0,34974 % + 0,14492). Harga recovery yang mendekati 100% dan masuk rentang recovery

yang digunakan serta harga CV (kesalahan acak) yang lebih kecil dari 2 % menunjukkan bahwa

metode penetapan kadar piperin dengan menggunakan standar internal metilen biru secara

spektrofotometri UV memiliki kecermatan dan ketelitian yang baik. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa penetapan kadar piperin secara spektrofotometri UV dengan menggunakan metilen biru

sebagai standar internal dapat dilakukan.

7
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

- Kandungan utama lada antara lain piperina 5-9 %, piperonal 2,5 %, kariofilen 8,8 %, dan

amilum 50 %. Kandungan kimia yang diduga memiliki aktivitas biologis adalah piperin

- Analisa Kualitatif dari piperin dapat dilakukan dengan menggunakan metode KLT,

Spektofotometer UV

- Analisa Kuantitatif dari piperin dapat dilakukan dengan cara penetapan kadar

menggunakan Spektrofotometri UV.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1989, The Merck Index 11'h edition, 409, 1034, Publishing Merck and Co., inc,
Rahway, New York, USA.

Bruneton, J., 1999, Pharmacognosy PliytochemfStry Medfcfnal Plants, 2nd Ed, 801- 804, 861-
862, Intercept Ltd, London.

Claus, E.P., Tyler, V. E., Brady, L.R, 1970, Pharmacognosy, 6“ Ed, 165-166, Lea and Febiger,
Philadelphia.

Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 772-773, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Depkes RI, 1980, Materia Medika Indonesia, Edisi IV, 99-108, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes RI, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta

Trease, G. E., Evans, W. C., 2002, Pharmacognosy, 15th Ed, 353-354, W.B. Saunders,
London.

Anda mungkin juga menyukai