Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat, nikmat sehat dan kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya ditengah kesibukan yang
tiada hentinnya. Makalah ini kami selesaikan untuk memenuhi salah satu tugas
Praktikum Fitokimia II tentang Isolasi Alkaloida Piperin dari Tanaman Lada
Putih.
Selain itu, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Soegandi, S.Pd. Msi
selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktikum Fitokimia II, serta saran dari
teman-teman yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami berharap makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi kami, akan
tetapi dapat bermanfaat untuk semua para pembaca baik menambah wawasan
maupun ilmu pengetahuan. Kami juga menyadari bahwa makalah ini memiliki
banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca agar makalah ini menjadi lebih sempurna.

Jakarta, 25Juni 2016

Kelompok I

1 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. LATAR BELAKANG................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................5
C. TUJUAN.....................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. LADA (PIPER NIGRUM LINN.)...............................................................6
1. KLASIFIKASI TANAMAN............................................................7
2. CIRI-CIRI TANAMAN...................................................................8
3. KANDUNGAN KIMIA...................................................................8
4. SIFAT TANAMAN.........................................................................8
5. PENGGUNAAN..............................................................................9
B. SENYAWA PIPERIN..................................................................................9
C. ISOLASI....................................................................................................13
D. EKSTRAKSI SOXHLETASI....................................................................13
E. PEMURNIAN............................................................................................14
F. KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT).................................................15
BAB III METODEOLOGI..................................................................................17
A.
B.
C.
D.

WAKTU DAN TEMPAT........................................................................17


ALAT DAN BAHAN..............................................................................17
PROSEDUR KERJA...............................................................................18
SKEMA ISOLASI ALKALOIDA LADA PUTIH..................................19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................20


A. HASIL........................................................................................................20
1. ORGANOLEPTIK.........................................................................20
2. TABEL SKRINING.......................................................................20
3. TABEL ISOLASI PIPERIN..........................................................24
4. ANALISA DATA..........................................................................24
B. PEMBAHASAN........................................................................................25
BAB V PENUTUP................................................................................................31

2 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

A. KESIMPULAN..........................................................................................31
B. SARAN......................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
LAMPIRAN..........................................................................................................34

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lada atau sering disebut merica (Piper nigrum L.) merupakan
tanaman rempah yang sangat disukai oleh para pedagang kuliner yang
biasanya dicampurkan pada masakan. Selain itu, lada dapat digunakan
sebagai obat tradisional dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Terutama dalam masyarakat yang masih serba terbatas dalam menjangkau
pengobatan medis yang begitu mahal dan canggih seperti saat ini. Lada

3 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

mengandung serat dan vitamin. Selain itu, lada juga mengandung senyawa
metabolit sekunder yaitu senyawa alkaloid berupa piperin.
Piperin merupakan senyawa metabolit sekunder yang diperoleh
dari buah lada (Piper ningrum L.) dengan cara mengisolasi. Isolasi dalam
percobaan ini yaitu mengambil senyawa piperin yang terdapat dalam lada
melalui ekstraksi soxhletasi dengan menggunakan pelarut organik seperti
etanol. Piperin merupakan senyawa polar begitupun dengan etanol sehingga
etanol mampu melarutkan piperin yang terdapat dalam lada sesuai dengan
prinsip like

dissolved

like. Berdasarkan Literatur

bahwa

piperin

merupakan senyawa alkaloid yang dapat larut dalam alkohol yaitu etanol,
dimana antara piperin dengan etanol mampu untuk membentuk ikatan
hidrogen.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengisolasi alkaloida

piperin

dari simplisia

lada

putihdengan cara soxhletasi ?


2. Bagaimana cara identifikasi dan skrining alkaloida murni dari simplisia
lada putih ?
C. Tujuan
1. Untuk mengisolasi alkaloida piperin dari simplisia lada putih dengan
cara soxhletasi.
2. Untuk mengetahui cara identifikasi dan skrining alkaloida murni dari
simplisia lada putih.

4 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Lada (Piper nigrum Linn.)

Gambar 2.1. Lada Putih [Sumber : Hadyherbs, 2011]

Tumbuhan lada (Piper ningrum L) termasuk tumbuhan semak atau


perdu dan sering kali memanjat dengan akar-akar pelekat. Tumbuhan lada
ini dikenal dengan beberapa nama antara lain piper, lada, merica, dan
sakang. Dari perlakuan terhadap buah lada dapat diperoleh lada hitam atau
lada putih. Lada hitam di peroleh dari buah lada yang belum masak,

5 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

dikeringkan bersama kulitnya hingga kulitnya berkeriput dan berwarna


hitam.Lada putih berasal dari buah yang masak dan kulitnya sudah
dihilangkan dan dikeringkan sehingga warnanya putih (Anwar,dkk.1994).
Buah Lada mengandung sejumlah mineral seperti kalium, kalsium,
seng, mangan, besi, dan magnesium. Kalium merupakan komponen penting
dari sel dan cairan tubuh yang membantu mengontrol detak jantung dan
tekanan darah. Mangan digunakan oleh tubuh sebagai faktor rekan untuk
enzim antioksidan, superoksida dismutase. Besi sangat penting untuk
respirasi sel dan produksi sel darah. Buah lada juga merupakan sumber
vitamin B-komplek seperti piridoksin, riboflavin, tiamin dan niasin. Buah
lada mengandung beberapa sumber vitamin yang berkhasiat sebagai
antioksidan seperti vitamin C dan vitamin A dan polifenol flavonoid
antioksidan, seperti: karoten, criptoxantin, zeaxantin dan likopen. Senyawa
tersebut membantu tubuh menghilangkan radikal bebas berbahaya dan
melindungi dari kanker dan penyakit. Minyak dan oleoresin lada
menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat dibandingkan dengan
hidroksianisole butilate (BHA) dan butilate hidroksitoluen (BHT). Piperin
sebagai komponen utama alkaloid yang terkandung di dalam lada, selain
berperan sebagai antioksidan juga memiliki antivitas anti hipertensi
(Rishaferi, 2012, hal: 16).
1. Klasifikasi Tanaman
Berdasarkan sistem klasifikasi dari Cronquist dalam Pasuki
(1994), klasifikasi tanaman lada adalah sebagai berikut:
-

Divisi

: Magndrophyta

6 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Kelas

: Magnolipisida

Anak Kelas

: Magnolidae

Bangsa

: Piperales

Suku

: Piperaceae

Marga

: Piper

Spesies

: Piper ningrum L

2. Ciri-ciriTanaman
Tumbuhan-tumbuhanberkayuseringkalimemanjat

dengan

menggunakan akar pelekat, dengan batang dan berkas pengangkutan


penampang melintang tampak tersebar dan tersusun dalam beberapa
lingkaran.Daun-daun tunggal yang tersebar dengan atau daun
penumpu.Bunga tersusun dalam bunga majemuk yang disebut dengan
bunga lada, masing-masing kecil tanpa hiasan bunga, berkelamin
tunggal.Buahnyabuahbatuataubuahbuni,

berbentukbulat,

berbijikerasdanberkulitlunak.

3. Kandungan Kimia
Ladamengandungminyakatsiri, pinena, kariofilena, lionena,
filandrena

alkaloid

piperina,

kavisina,

zatpahitdanminyaklemak.

4. SifatTanaman

7 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

piperitina,

piperidina,

Ladamemiliki rasa pedas, berbau khas dan aromatik.Rasa


pedas dari buah lada hitam 90-95% disebabkan oleh adanya
komponen trans-piperin yang ada dalam buah kering kadarnya 2-5%
dan terdiri atas senyawa asam amida, piperin dan asam piperinat. Rasa
pedas piperin masih ada walaupun diencerkan 1 : 200.000. rasa pedas
disebabkan oleh adaya kaulsin yang merupan isomer basa piperin.
Kandungan lain yang menghasilkan bau aromatik adalah minyak atsiri
dengan kadar 1-2,5% yang mengandung piperonal, eugenol, safrol,
metil eugenol dan miristisin.

5. Penggunaan
Ladadapat digunakanuntukstomakika, karminativa.

Efek farmakologis :
- Kamferia merangsang timbulnya kejang
- Boron meluruhkan haid, merangsang keluarnya hormon
-

androgen dan esterogen


Merangsang syaraf pusat
Mencegah
pengeroposan

tulang,

menghambat

prostaglandin, relaksasi otot


Kegunaan yang lain :
Piperin mempunyai daya hambat enzim prostaglandin sintase
sehingga bersifat antiflogistik. Piperin juga digunakan sebagai
antioksidan, antidiare, insektisida, antiinflamasi.

B. Senyawa Piperin
Piperin (1piperilpiperidin) C17H19O3N merupakan alkaloid dengan
inti piperidin. Piperin berbentuk kristal berwarna kuning dengan titik leleh

8 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

127-129,50C, merupakan basa yang tidak optis aktif, dapat larut dalam
alkohol, benzena, eter, dan sedikit larut dalam air (Anwar,dkk.1994).
Piperin terdapat dalam senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid
yang sesungguhnya merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan
aktivitas fisilogi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa. Lazim
mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam
amino biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik.
(Sastrohamidjojo, 1996, hal: 205).
Piperin terdapat dalam beberapa spesies piper dan dapat dipisahkan
baik dari lada hitam maupun lada putih perdagangan piperin juga dapat
ditemukan pada cabe jawa. Kandungan piperin biasanya berkisar antara 592% (Anwar,dkk.1994).
Struktur piperin adalah sebagai berikut :

N
CO

CH
HC

CH2

CH
HC

Gambar 2.2. Struktur Kimia Piperin [Anwar,dkk.1994]

Piperin merupakan amida (R-CONH2). Reaksi hidrolisis amida


dapat dilakukan baik dalam suasana asam maupun suasana basa. Dalam
kedua kondisi ini, asam dan basa berfungsi sebagai pereaksi dan bukan
sebagai katalis. Dalam suasana asam, terjadi penyelangan air terhadap

9 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

amida sedangkan dalam suasana basa terjadi penyerangan ion hidroksil


terhadap atom karbon karbonil amida.
Reaksi hidrolisis amida dalam suasana basa digambarkan sebagai berikut :

O-

+ OH

R C

R C OH

NH2

+ NH3

R C
-

NH2

Gambar 2.3. Reaksi Hidrolisis Amida dalam Suasana Basa


[Sumber : BresnickStephen, 2003]

Reaksi hidrolisis dalam suasana asam digambarkan sebagai berikut :


O
R C
NH2

+ H+

OH

OH

+ HOH

R C
NH2

R C OH2
NH2

O
R C
OH

+ NH4+

Gambar 2.4. Reaksi Hidrolisis Amida dalam Suasana Basa


[Sumber : BresnickStephen, 2003]

Hidrolisis piperin dapat dilakukan dengan menggunakan larutan


10% KOH-etanol menjadi asam piperat.

10 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Reaksihidrolisispiperindigambarkansebagaiberikut :

N
CO CH

CH2

HC CH

HO2C CH

KOH
CH3OH

HC CH
O

HC

HC

CH2

Piperidin

Asam Piperat

Gambar 2.5. Reaksihidrolisispiperin [Sumber :BresnickStephen, 2003]

Oksidasiasampiperatdenganmemutuskanikatanrangkapdidekatcinci
nakanmenghaasilkansenyawapiperonal

yang

merupakanbahandasarpembuatanparfum.

HO2C CH

HC CH
HC

CH2
O

KMnO4

COOH
COOH

Asam Piperat

+ H2C

Asam Oksalat

Piperonal

O
CH

+ H2C

O
CH

Asam Piperonilat

Gambar 2.6. Reaksi Oksidasi Asam Piperat [BresnickStephen, 2003]

Piperin dapat mengalami foto-isomerisasasi oleh sinar membentuk


isomer isochavisin (trans-cis), isopiperin (cis-trans) chavisin (cis-cis) dan
piperin (trans-trans).

C. Isolasi

11 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Isolasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan senyawa yang


terdapat dalam bahan alam untuk memperoleh atau mengambil satu
senyawa yang diinginkan. Misalnya, tumbuhan mengandung ribuan
senyawa sebagai metabolit primer dan metabolit sekunder. Biasanya proses
isolasi senyawa dari bahan alami mengisolasi senyawa metabolit sekunder,
karena dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Isolasi dapat
dilakukan berbgai macam metode, salah satunya yaitu ekstraksi padat cair
dengan menggunakan metode ekstraksi soxhletasi.

D. Ekstraksi Soxhletasi
Metode yang digunakan untuk mengisolasi piperin dari lada putih
tersebut adalah ekstraksi soxhlet yang merupakan pemisahan satu atau
beberapa bahan dari suatu padatan dengan menggunakan bantuan pelarut.
Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen

dalam

campuran/pemilihan

jenis

pelarut

ini

didasarkan atas beberapa faktor yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan


tidak saling campur, reaktivitas, titik didih, dan kriteria lainnya (Bernasconi,
1995).
Prinsip

alat

soxhlet

yaitu

pemanasan,

pendinginan

uap,

pembasahan dan pelarutan simplisia. Ekstraksi menggunakan alat soxhlet


dengan perlarut yang selalu baru sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan
jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.
Menurut Munawaroh (2010, hal: 75), bahwa syarat pelarut yang
digunakan sebagai berikut :

12 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

1. Harus dapat melarutkan semua zat wangi bunga dengan cepat dan
sempurna, dan sedikit mungkin melarutkan bahan seperti: lilin,
pigmen, serta pelarut harus bersifat selektif.
2. Harus mempunyai titik didih yang cukup rendah, agar pelarut mudah
diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi.
3. Pelarut tidak boleh larut dalam air.
4. Pelarut harus bersifat inert, sehingga tidak bereaksi dengan komponen
minyak bunga.
5. Pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam dan jika diuapkan
tidak akan tertinggal dalam minyak.
6. Harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak mudah terbakar.

E. Pemurnian
Dapat

digunakan

dengan

metode

kristalisasi

langsung

(rekristalisasi) yang merupakan prosedur paling sederhana.


Pengkristalan kembali (rekristalisasi) melibatkan pemurnian suatu
zat padat dengan jalan melarutkan zat padat tersebut, mengurangi volume
larutannya dengan pemanasan dan kemudian mendinginkan larutan.
Memanaskan larutan, pelarut akan menguap hingga larutan mencapai titik
lewat jenuh. Saat larutan mendingin, kelarutan akan berkurang secara cepat
dan senyawa mulai mengendap. Agar kristalisasi berjalan baik, kotoran
setidak-tidaknya harus dapat larut dalam pelarut untuk kristalisasi atau
mempunyai kelarutan lebih besar daripada senyawa yang diinginkan.
Apabila hal ini tidak terpenuhi kotoran akan ikut mengkristal bersama
senyawa yang diinginkan.

13 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Beberapa kombinasi pelarut yang paling sering digunakan untuk


kristalisasi alkaloid meliputi : metanol-etanol, metanol-kloroform, metanoleter, metanol-aseton dan etanol-aseton.
Rekristalisasi bertujuan untuk isolasi dan identifikasi senyawa
alkaloid piperin dari buah lada serta melakukan analisis kualitatif piperin
dalam sampel hasil isolasi. Metode rekristalisasi menggunakan prinsip
perbedaan kelarutan antara pencemar dengan zat yang akan diambil.
F. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
KLT dapat digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa seperti
ion ion anorganik, kompleks senyawa senyawa organik dengan anorganik,
dan senyawa senyawa organik baik yang terdapat di alam dan senyawa
senyawa organik sintetik.
Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis dibandingkan
dengan kromatografi kertas ialah karena dapat dihasilkannya pemisahan
yang lebih sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat dilaksanakan
dengan lebih cepat. Banyak pemisahan yang memakan waktu berjam-jam
bila dikerjakan dengan kromatografi kertas, tetapi dapat dilaksanakan hanya
beberapa menit saja bila dikerjakan dengan KLT. Empat macam adsorben
yang umum dipakai ialah silika gel, alumina, kieselguhr, dan selulosa.
Sampel yang merupakan campuran senyawa yang akan dipisahkan,
dilarutkan dalam zat pelarut yang mudah menguap, misalnya kloroform atau
zat pelarut lain yang serupa, yang mempunyai titik didih antara 50-100 C.
Tetesan sampel harus diusahakan sekecil mungkin dengan meneteskan
berulang kali, dengan dibiarkan mengering sebelum tetesan berikutnya
dikerjakan.

14 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Pemilihan sistem pelarut yang dipakai didasarkan atas prinsip like


dissolves like, berarti untuk memisahkan sampel yang bersifat nonpolar
digunakan sistem pelarut yang bersifat non polar juga. Dengan
menempatkan plat yang telah dikeringkan dalam ruangan yang mengandung
uap iodium, komponen penyusun dalam bentuk bercak(spot) akan berwarna
coklat dengan dasar putih. Penggunaan sinar ultraviolet dapat memberikan
fluoresensi pada plat yang mengandung unsur fosfor.

BAB III
METODEOLOGI

A. Tempat dan Waktu


1. Tempat
Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia, Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945, Jl. Sunter Permai Raya, RT. 11/RW. 06,
Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
2. Waktu
Percobaan dilakukan dari bulan Maret 2016 Juni 2016

15 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

B. Alat dan Bahan


1. Alat :
a. Alat sokhlet, rotary evaporator, erlenmeyer
b. Beaker glass, tabung reaksi, penangas air
c. Cawan uap, pipet tetes, corong
d. Blender untuk menghaluskan simplisia
2. Bahan :
a. Simplisia lada putih yang telah dihaluskan, pelarut etanol destilasi
b. Pereaksi Mayer, Dragendorf, Bourchardad, eluen n-hexan : etil
asetat (7:3)
c. KOH 10% dalam etanol
d. Penampak noda Dragendorf
C. Prosedur Kerja
1. Skrining fitokimia : lihat prosedur skrining
2. Isolasi dengan metode sokhlet
a. Siapkan lada putih yang halus dan kering
b. Sebanyak 30 gram simplisia disokhletasi dengan pelarut etanol,
panaskan hingga diperoleh sari yang jernih
c. Ekstrak dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai diperoleh ekstrak yang kental
d. Lalu lakukan pemisahan dengan cara ekstrak kental ditambahkan
KOH 10% dalam etanol, aduk dan biarkan hingga terbentuk
endapan
e. Pisahkan endapan dan larutan dengan cara dekantasi, ambil
larutannya
f. Simpan larutan dalam lemari es hingga terbentuk kristal
g. Lakukan pemurnian menggunakan etanol dingin, dengan cara
mencuci kristal berulang kali
h. Lalu timbang kristal jarum berwarna bening yang diperoleh
meliputi :
- Pemeriksaan organoleptis, meliputi bentuk, rasa, warna dan
-

bau
Pemeriksaan kimia, melalui skrining fitokimia dari senyawa
yang polar terhadap etanol

16 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Perhitungan rendamen dan dan hasil kristal murni yang


diperoleh
Pemeriksaan secara kromatografi lapis tipis (KLT)
Fase diam
: Silica gel G1 254
Fase gerak
: n-hexan : etil asetat (7:3)
Pendeteksi
: Lampu UV camag 254 nm
Penampak noda : Dragendorf

D. Skema Isolasi Alkaloid Lada Putih

simplisia kering dan halus


Soxhletasi dengan etanol

ekstrak etanol

ampas dikeringkan, pekatkan, + KOH 10% dalam etanol, adu


endapan

larutan
simpan di kulkas sampai terbentuk
kristal
lalu kristalisasi dengan metanol dingin

jarum kristal

etanol

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

17 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

A. Hasil
1. Organoleptik
Bau
: Bau khas lada
Bentuk
: Kristal Jarum
Rasa
:Warna
: Kuning
2. Tabel Skrinung (Sari Etanol)

18 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

No
1.

Cara Identifikasi
Pemeriksaan Tanin

Teori

Pengamatan

Hasil

terjadi

Terjadi

(-)

perubahan warna

warna

tanin

menjadi

biru

kuning

kehijauan

atau

Sari etanol + 3 tetes Jika


FeCl3

hijau tua (+)


tanin
2.

Pemerikasaan Gula
Pereduksi
Sari etanol + 2 tetes Terjadi merah
Fehling A + 2 tetes bata
Fehling

gula

(-)

warna hijau

gula

pereduksi

panaskan

(+)

Terjadi

di

pereduk
si

water

bath
3.

Pemerikasaan
a

Alkaloid
Simplisia

halus

Dengan

direaksikan

dengan

Mayer,

Dragendorf,
4.

coklat

coklat

Meyer

putih
CHCl3 + NH4OH
b Dengan
saring ad diperoleh
Dragendorf
ekstrak,
kemudian

ekstrak diuapkan +
coklat/jingga
HCl 2N/H2SO4 2N,
c)
Dengan
kocok

dibagi
Bouchrdad
menjadi 3 tabung,
coklat
kemudian
masingmasing

(-)
alkaloid
(+)
alkaloid

coklat

(+)
alkaloid

dan

Bouchardad.
Pemeriksaan
Antrasenoid (Emodol) Warna
Sari

merah

etanol menunjukan

dipekatkan, dinginkan adanya emodol


+ NH4OH 25%, kocok

Tidak

(-)

menunjukka

emodol

n warna
merah
(kuning)

5.

Pemeriksaan
Flavonoid

Akan

terbentuk

Tidak

Ekstrak +ALKALOIDA
HCl (p) +PIPERIN
warna DARI
merah
dan PUTIH
terbentuk
19 |ISOLASI
LADA
logam Mg, dinginkan bila ditambahkan

warna

+ Amil Alkohol

merah

Amil Alkohol :

(-)
flavono
id

3. Tabel Isolasi Piperin


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Variabel yang diamati


Berat sampel lada putih
Bobot kertas vial
Bobot vial dan kertas saring
Banyaknya sirkulasi
Warna ekstrak hasil sirkulasi (soxhletasi)
Warna ekstrak hasil evaporasi
Warna ekstrak + KOH 10% dalam etanol
Warna filtrat
Warna kristal

4. Analisa Data
a. Isolasi
Diketahui : Berat sampel

Hasil pengamatan
30 gram
13,52 gram
12,85 gram
9 kali
Kuning kecoklatan
Cokelat
Cokelat
Cokelat
Kuning

= 30 gram

Berat kristal

= 0,67 gram

Berat vial

= 12,85 gram

Berat kristal + vial


Ditanya

: % rendemen ?

Jawab

: Rendemen

= 13, 52 gram

berat kristal
berat sampel x 100%

0,67 g
30 g x 100%

= 2,23%
b. KLT
Fase diam
Fase gerak
Pendeteksi
Penampak noda
Perhitungan RF
Diketahui
Ditanya
Jawab

: Silica gel G1 254


: n-hexan : etil asetat (7:3)
: Lampu UV camag 254 nm
: Dragendorf
: Jarak pelarut = 3,5 cm
Spot I
= 2,2 cm
Spot II
= 2,6 cm
: RF ?
Jarak yang ditempuh substansi
: RF = Jarak yang ditempuh pelarut

20 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

RF I =

2,2cm
3,5 cm = 0,629

RF II =

2,6 cm
3,5 cm = 0,743

B. Pembahasan
Lada (Piper ningrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang
memiliki bau yang khas. Piperin merupakan salah satu senyawa yang
terkandung dalam lada putih. Piperin dapat diperoleh dengan isolasi yang
berarti mengambil senyawa piperin dalam lada dengan memisahkannya dari
senyawa yang lain yang terdapat dalam lada. Metode yang dapat digunakan
untuk isolasi senyawa piperin dalam lada yaitu ekstraksi soxhletasi.
Pada percobaan ini, lada putih yang digunakan dibersihkan dan
dihaluskan hingga terbentuk serbuk lada yang halus. Tujuan penghalusan
lada putih adalah agar zat-zat yang terkandung di dalam lada putih mudah
melarut dalam pelarut yang digunakan. Hal ini karena semakin halus serbuk,
maka kelarutan akan meningkat karena semakin banyak terjadi kontak
dengan pelarut, sehingga semakin banyak zat yang dapat terbentuk dan
semakin efisien proses pemisahan atau ekstraksi yang terjadi.
Sebelum melakukan soxhletasi, dilakukan tahap preparasi atau
persiapan, yaitu membungkus sampel serbuk lada putih yang digunakan
dengan kertas saring sedemikian rupa sehingga berbentuk lonjong. Lalu
diikat dengan benang (dijahit) agar serbuk tidak pecah atau keluar dari
kertas saring pada saat proses ekstraksi berlangsung. Kertas saring
digunakan sebagai pembungkus karena kertas saring mempunyai dinding
yang tipis dan berpori yang dapat mempermudah pelarut untuk menyerap
piperin yang terkandung di dalam sampel.
21 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Dalam proses soxhletasi pada percobaan ini, menggunakan pelarut


berupa etanol. Pelarut etanol digunakan untuk melarutkan zat yang
diinginkan dari dalam lada putih. Etanol digunakan karena baik piperin
maupun etanol memiliki kepolaran yang sama yaitu bersifat polar sehingga
etanol mampu melarutkan piperin sesuai dengan prinsip like dissolved
like. Dari literature diperoleh bahwa piperin merupakan senyawa alkaloid
yang dapat larut dalam alcohol yaitu etaol, dimana antara piperin dengan
etanol mampu untuk membentuk ikatan hidrogen.
Gambar ikatan hidrogen antara piperin dan etanol adalah sebagai berikut :

N
HOCH2CH3
CO

ikatan hidrogen

CH
CH

CH

CH3

O
CH2
O

Selanjutnya, memasukkan kertas saring yang sudah berisi serbuk


lada putih ke dalam alat soxhlet, kemudian memasukkan etanol ke dalam
labu alas bulat dan merangkai alat soxhlet serta melakukan proses ekstraksi
selama beberapa jam ( 3 jam). Pada saat proses ekstraksi juga digunakan
batu didih pada labu pelarut yang bertujuan untuk menjaga tekanan dan
suhu larutan supaya tetap stabil dan tidak terjadi letupan selama proses
ekstraksi berlangsung.

22 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Proses yang terjadi selama soxhletasi adalah pelarut etanol


dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan didinginkan
menggunakan kondensor, sehingga jatuh berupa cairan ke sample (lada
putih) untuk melarutkan zat aktif di dalam sampel lada putih dan jika cairan
pelarut telah mencapai permukaan sifon maka seluruh cairan pelarut etanol
yang membawa solute telah mencapai permukaan sifon akan keluar melalui
pipa kecil menuju labu alas bulat datar dan proses ini terjadi secara terus
menerus atau kontinue sehingga terjadi proses soxhletasi. Dari proses
soxhletasi dihasilkan ekstrak lada putih sebanyak 30 mL dan dalam proses
pada alat soxhlet ini mengalami 9 siklus yang kontinue menghasilkan
larutan lada putih atau ekstraktan yang berwarna kuning kecoklatan.
Hasil tadi kemudian dievaporasi yang bertujuan untuk memisahkan
hasil ekstrak dengan pelarutnya, yakni etanol. Dalam evaporator akan terjadi
pemisahan ekstrak dari pelarutnya (metanol) dengan prinsip pemanasan
yang dipercepat oleh putaran labu alas bulat, pelarut dapat menguap 5-10oC
di bawah titik didih pelarutnya disebabkan adanya perubahan tekanan.
Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan pelarut etanol akan menguap
naik ke kondersor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul
cairan pelarut etanol yang ditampung dalam labu alas bulat sebagai
penampung pelarut. Sehingga diperoleh ekstrak larutan coklat pekat dengan
kristal jarum.
Selanjutnya, ekstrak yang pekat tadi ditambahkan dengan larutan
KOH dalam etanol. Penambahan larutan KOH dalam etanol bertujuan untuk

23 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

memperoleh piperin dari ekstrak pekat tersebut, dimana di dalam ekstrak


tersebut terdapat komponen lain. Ketika ditambahkan KOH-etanol, piperin
yang ada dalam ekstrak tersebut bereaksi menjadi garam asam piperat dan
dengan penambahan KOH-etanol dapat mengeliminasi senyawa lainnya,
karena dalam ekstak tersebut masih terdapat zat pengotor. Masih
terdapatnya zat pengotor ini disebabkan senyawa piperin merupakan
senyawa alkaloid golongan amida yang dapat mengalami reaksi hidrolisis
baik dalam suasana asam maupun basa. Jadi penambahan larutan KOHetanol ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa piperin dalam bentuk
garamnya, karena berdasarkan literature dinyatakan bahwa senyawa
golongan alkaloid sering kali diisolasi dalam bentuk garamnya yaitu garam
asam piperat.
Lalu filtrate yang ada disaring. Proses penyaringan bertujuan agar
filtrate dapat terpisah dari zat-zat pengotornya. Kemudian filtrate didiamkan
dalam lemari es agar terjadi pembentukan kristal piperin yang sempurna.
Hasil yang terbentuk tersebut disaring dengan corong sehingga dapat
dihasilkan kristal yang sudah terpisah dari filtratnya.
Kristal yang diperoleh direkristalisasi menggunakan etanol.
Rekristalisasi ini didasarkan pada prinsip perbedaan dalam kelarutan pada
suatu pelarut tertentu dan suhu tertentu. Pada suhu kamar, senyawa piperin
dalam bentuk kristalnya yang memang bersifat polar akan dapat melarut
dalam etanol yang juga bersifat polar. Ketika ditambahkan etanol sebagai
pelarut, maka piperin yang ada akan melarut dalam filtratnya, sedangkan zat

24 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

pengotor seperti piperin yang bersifat nonpolar atau kurang polar tidak larut
dalam etanol akan tertinggal di dalam residunya.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh massa kristal sebesar 0,67 g
dan dari hasil perhitungan diperoleh persentase rendemen sebesar 2,23%.
Hal ini sangat jauh dari literature yang menyatakan bahwa piperin yang
terkandung dalam lada putih sebanyak 5-92%.Dilihat dari warna kristal
yang diperoleh berwarna kuning, sesuai dengan literature yang menyatakan
bahwa kristal piperin merupakan kristal berwarna kuning.
Pada hasil KLT, terlihat jelas piperin yang ditotolkan pada plat KLT
menghasilkan dua spot. Dilihat dibawah sinar UV 254 nm, terlihat bahwa
spot piperin berwarna biru ungu. Nilai RF yang didapat yaitu 0,629 dan
0,743. Berdasarkan literatur, piperin memiliki nilai RF sekitar 0,66 dan
berwarna ungu di bawah sinar UV, berarti hasil yang didapat mendekati nilai
RF.

25 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Isolasi senyawa piperin yang berada dalam lada putih (Piper nigrum L)
dapat dilakukan dengan metode ekstraksi soxhlet.
2. Kristal yang didapat dari proses isolasi berwarna kuning dengan berat
sebanyak 0,67 g.
3. Piperin yang didapat dari proses isolasi lada putih sebanyak 2,23%.
4. Pada identifikasi dengan KLT, nilai RF yang didapat yaitu 0,629 dan
0,743.
B. Saran
Praktikan sebaikanya mengefisiensikan waktu praktikum sehingga proses
yang dilakukan tidak berlanjut untuk dilakukan dilain waktu karena
penyimpana yang terlalu lama menyebabkan piperin mengalami penguraian
dan terkontaminasi dengan zat-zat pengotor dari udara bebas sehingga
mempengaruhi hasil.

26 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Sjamsul Arifin. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta:

Karunika Universitas Terbuka.


Alimin, dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007.
Anwar, Chairil. Dkk, 1996. Pengantar Praktikum Kimia Oganik. Jakarta :

Depdikbud.
Bresnick, Stephen. Inti Sari Kimia Organik. Jakarta: Hipokrates, 2003.
Fessenden and Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid I Edisi Ketiga.

Jakarta : Erlangga.
Fessenden and Fessenden. 1991. Kimia Organik Jilid II Edisi Ketiga.

Jakarta: Erlangga.
Hadyherbs.2011.

Piperin

Dari

Buah

Lada.

http://hadyherbs.wordpress.com/category/kimia-bahan-alam/piperin. diakses

pada 15 november 2012.


Khamidinal. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Belajar,

2009.
Munawaroh, Safaatul dan Prima Astuti handayani. Ekstraksi Minyak Daun
Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana
Jurnal Kompetensi Teknik 2 no. 1 (2010), hal: 73-78. file: ///D: /Documents/
Laporan/ Organic/ Jurnal%20percobaan/Piperin/121-165-1-Pb.pdf (24 April
2015).

27 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Rishaferi. Diversifikasi Produk Lada (Piper Nigrum) untuk Peningkatan


Nilai Tambah Jurnal Buletin Teknologi Pascananen Pertanian 8 no. 1
(2012), hal: 15-26. file: ///D: /Documents/ Laporan/ Organic/ Jurnal%

20percobaan/ Piperin/2012_1_2.pdf (24 April 2015).


Sastrohamidjojo, Hardjono. Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1996.

Lampiran 1. Gambar Alat Soxhlet dan Proses Soxhletasi

28 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Gambar 1.1. Alat Soxhlet

Gambar 1.2. Proses Ekstraksi Soxhletasi

Lampiran 2. Hasil Ekstraksi Soxhletasi

29 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Gambar 2.1.
Hasil ekstrak setelah dievaporasi

Gambar 2.2.
Hasil ekstrak dengan penambahan KOH 10%

Lampiran 3. Hasil Skrining (Sari Metanol)

30 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Gambar 3.1.
Hasil Uji Tanin

Gambar 3.2.
Hasil Uji Gula Pereduksi

Gambar 3.4.Hasil Uji Alkaloida

Gambar 3.3.
Hasil Uji Emodol

Gambar 3.5. Hasil Uji Terpen

Lampiran 4. Kristal Hasil Isolasi

31 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Gambar 4.1. Kristal Hasil Isolasi

32 |ISOLASI ALKALOIDA PIPERIN DARI LADA PUTIH

Anda mungkin juga menyukai