Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MIKROBIOLOGI

(DESINFEKTAN)

NAMA

: INGGAR DEO

NPM

: 1343050034

Desinfektansia adalah bahan atau zat yang digunakan untuk menghilangkan


atau menghancurkan bakteri baik bakteri patogen atau non patogen, terutama bakteri
yang membhayakan (patogen). Istilah ini pada umumnya digunakan dalam proses
membebaskan benda-benda mati atau infeksi, dan aman untuk dipakai dalam bidang
industri atau pada rumah sakit, atau industri-industri makanan/ minuman dan industri
farmasi lainnya (Rusli , 2008).
Kriteria ideal suatu desinfektansia (Djide,2003):
1. Aktivitas antimikrobianya
persyaratan ini adalah

kemampuan

bahan

kimia

tersebut

mematikan

mikroorganisme. Pada konsentrasi rendah,bahan tersebut harus mempunyai


aktivitas antimikroba dengan spectrum luas,artinya harus dapat mematikan
berbagai macam mikroorganisme.
2. Kelarutan
Bahan kimia tersebut harus dapat larut didalam air atau pelarut-pelarut lain
sampai pada taraf yang diperlukan untuk dapat digunakan secara efektif.
3. Stabilitas
perubahan yang terjadi pada bahan kimia tersebut,apabila dibiarkan beberapa
lama harus seminimal mungkin atau tidak boleh mengakibatkan kehilangan sifat
antimikrobanya dengan nyata
4. Tidak toksik bagi manusia dan hewan
idealnya senyawa tersebut hanya bersifat letal bagi mikroorganisme sasarannya

5. Homogenitas
terutama dalam penyimpanan juga komposisinya harus seragam,sehingga
bahan aktifnya selalu ada dalam setiap aplikasi

6. Tidak terikat dengan bahan bahan organic


hal tersebut, katena banyak bahan kimia dapat berikatan dengan protein atau
bahan organic lainnya.
7. Pengaruh suhu
8. aktivitas antimikrobanya tetap aktiv pada suhu kamar atau pada suhu tubuh.
9. Kemampuan penembusan
10. tidak menimbulkan karat dan warna sehingga dapat merusak pakaian,kain dan
sebagainya.
11. Kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap.
12. Bersifat biodegradable / mudah diurai
13. Berkemampuan sebagai detergen
14. Ketersediaan dan biaya bahan kimia tersebut harus tersedia dalam jumlah yang
besar dan dengan harga yang ekonomis.
Desinfeksi dapat dilakukan melalui beberapa cara, namun cara yang umum
digunakan antara lain sebagai berikut ini :
1. Pemanasan
Air dipanaskan / dididihkan selama ( 15 20 ) menit . Dengan pendidihan ini ,
bakteri patogen dapat mati ,dengan demikian air menjadi sehat. Metoda ini umum di
terapkan secara individual.
2. Pembubuh Kimia ( Desinfektan kimia )
Proses desinfeksi dengan metode ini adalah dengan mencampurkan suatu zat kimia
( desinfektan ) ke dalam air kemudian membiarkan dalam waktu yang cukup untuk
memberikan kesempatan kepada desinfektan untuk berkontak dengan bakteri .
Bahan yang dipergunakan dalam proses desinfeksi disebut desinfektan .

MACAM-MACAM DESINFEKTAN
1. Golongan aldehid
Bahan kimia golongan aldehid yang umum digunakan antara lain formaldehid,
glutaraldehid danglioksal. Golongan aldehid ini bekerja dengan cara denaturasi dan

umum digunakan dalam campuran air dengan konsentrasi 0,5% . Daya aksi berada
dalam kisaran jam, tetapi untuk kasus formaldehid daya aksi akan semakin jelas dan
kuat bila pelarut air diganti dengan alkohol. Formaldehid pada konsentrasi di bawah
1,5% tidak dapat membunuh ragi dan jamur, dan memiliki ambang batas konsentrasi
kerja pada 0,5 mL/m3 atau 0,5 mg/L serta bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker). Larutan formaldehid dengan konsentrasi 37% umum disebut formalin dan
biasa digunakan utuk pengawetan mayat.
Glutaraldehid memiliki daya aksi yang lebih efektif dibanding formaldehid, sehingga
lebih banyak dipilih dalam bidang virologi dan tidak berpotensi karsinogenik. Ambang
batas konsentrasi kerjaglutaraldehid adalah 0,1 mL/m3 atau 0,1 mg/L.
Pada prinsipnya golongan aldehid ini dapat digunakan dengan spektrum aplikasi yang
luas,

misalkan formaldehid untuk

membunuh

mikroorganisme

dalam

ruangan,

peralatan dan lantai, sedangkan glutaraldehid untuk membunuh virus. Keunggulan


golongan aldehid adalah sifatnya yang stabil, persisten, dapat dibiodegradasi, dan
cocok dengan beberapa material peralatan. Sedangkan beberapa kerugiannya antara
lain dapat mengakibatkan resistensi dari mikroorganisme, untuk formaldehid diduga
berpotensi bersifat karsinogen, berbahaya bagi kesehatan, mengakibatkan iritasi pada
sistem mukosa, aktivitas menurun dengan adanya protein serta berisiko menimbulkan
api dan ledakan.
2. Golongan alkohol
Golongan alkohol merupakan bahan yang banyak digunakan selain golongan aldehid.
Beberapa bahan di antaranya adalah etanol, propanol dan isopropanol. Golongan
alkohol bekerja dengan mekanisme denaturasi serta berdaya aksi dalam rentang detik
hingga menit dan untuk virus diperlukan waktu di atas 30 menit. Umum dibuat dalam
campuran air pada konsentrasi 70-90 %.

Golongan alkohol ini tidak efektif untuk bakteri berspora serta kurang efektif bagi virus
non-lipoid. Penggunaan pada proses desinfeksi adalah untuk permukaan yang kecil,
tangan dan kulit. Adapun keunggulan golongan alkohol ini adalah sifatnya yangn stabil,
tidak merusak material, dapat dibiodegradasi, kadang cocok untuk kulit dan hanya

sedikit menurun aktivasinya bila berinteraksi dengan protein . Sedangkan beberapa


kerugiannya adalah berisiko tinggi terhadap api/ledakan dan sangat cepat menguap.
3. Golongan pengoksidasi
Bahan kimia yang termasuk golongan pengoksidasi kuat dibagi ke dalam dua golongan
yakniperoksida dan peroksigen di

antaranya

adalah hidrogen

peroksida,

asam

perasetik, kalium peroksomono sulfat, natrium perborat, benzoil peroksida, kalium


permanganat. Golongan ini membunuh mikroorganisme dengan cara mengoksidasi
dan umum dibuat dalam larutan air berkonsentrasi 0,02 %. Daya aksi berada dalam
rentang detik hingga menit, tetapi perlu 0,5 2 jam untuk membunuh virus.
Pada prinsipnya golongan pengoksidasi dapat digunakan pada spektrum yang luas,
misalkan untuk proses desinfeksi permukaan dan sebagai sediaan cair. Kekurangan
golongan ini terutama oleh sifatnya yang tidak stabil, korosif, berisiko tinggi
menimbulkan ledakan pada konsentrasi di atas 15 %, serta perlu penanganan khusus
dalam hal pengemasan dan sistem distribusi/transpor.
4. Golongan halogen
Golongan halogen yang

umum

digunakan

adalah

berbasis iodium seperti

larutan iodium, iodofor, povidon iodium, sedangkan senyawa terhalogenasi adalah


senyawa anorganik dan organik yang mengandung gugus halogen terutama gugus klor,
misalnya natrium hipoklorit, klor dioksida, natrium klorit dan kloramin. Golongan ini
berdaya aksi dengan cara oksidasi dalam rentang waktu sekira 10-30 menit dan umum
digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 1-5%. Aplikasi proses desinfeksi
dilakukan untuk mereduksi virus, tetapi tidak efektif untuk membunuh beberapa jenis
bakteri gram positif dan ragi.

Umum digunakan sebagai desinfektan pada pakaian, kolam renang, lumpur air
selokan. Adapun kekurangan dari golongan halogen dan senyawa terhalogenasi adalah
sifatnya yang tidak stabil, sulit terbiodegradasi, dan mengiritasi mukosa.

5. Golongan fenol
Senyawa golongan fenol dan fenol terhalogenasi yang telah banyak dipakai antara
lain fenol(asam karbolik), kresol, para kloro kresol dan para kloro xylenol. Golongan ini
berdaya aksi dengan cara denaturasi dalam rentang waktu sekira 10-30 menit dan
umum digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 0,1-5%. Aplikasi proses
desinfeksi dilakukan untuk virus, spora tetapi tidak baik digunakan untuk membunuh
beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi. Umum digunakan sebagai dalam proses
desinfeksi di bak mandi, permukaan dan lantai, serta dinding atau peralatan yang
terbuat dari papan/kayu.
Adapun keunggulang dari golongan golongan fenol dan fenol terhalogenasi adalah
sifatnya yang stabil, persisten, dan ramah terhadap beberapa jenis material, sedangkan
kerugiannya antara lain susah terbiodegradasi, bersifat racun, dan korosif.
6. Golongan garam
amonium kuarterner
Beberapa bahan kimia yang terkenal dari golongan ini antara lain benzalkonium
klorida, bensatonium klorida, dan setilpiridinium klorida. Golongan ini berdaya aksi
dengan cara aktif-permukaan dalam rentang waktu sekira 10-30 menit dan umum
digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 0,1%-5%. Aplikasi untuk proses
desinfeksi hanya untuk bakteri vegetatif, danlipovirus. terutama untuk desinfeksi
peralatannya.
Keunggulan dari golongan garam amonium kuarterner adalah ramah terhadap material,
tidak merusak kulit, tidak beracun, tidak berbau dan bersifat sebagai pengemulsi, tetapi
ada kekurangannya yakni hanya dapat terbiodegradasi sebagian. Kekurangan yang
lain yang menonjol adalah menjadi kurang efektif bila digunakan pada pakaian, spon,
dan kain pel karena akan terabsorpsi bahan tersebut serta menjadi tidak aktif bila
bercampur dengan sabun, protein, asam lemak dan senyawa fosfat.
Salah satu produk yang sudah dipasarkan dari golongan ini diklaim efektif untuk
membunuh parvovirus, di mana virus ini merupakan jenis virus hidrofilik yang sangat
susah untuk dimatikan dibandingkan virus lipofilik.
7. Golongan biguanida

Bahan kimia yang sudah digunakan dari golongan ini antara lain klorheksidin.
Klorheksidin terkenal karena sangat ampuh untuk antimikroba terutama jenis bakteri
gram positif dan beberapa jenis bakteri gram negatif. Klorheksidin sangat efektif dalam
proses

desinfeksi Staphylococcus

aureaus,

Escherichia

coli, dan Pseudomonas

aeruginosa, tetapi kurang baik untuk membunuh beberapa organisme gram negatif,
spora, jamur terlebih virus serta sama sekali tidak bisa membunuh Mycoplasma
pulmonis.

C. CARA KERJA DESINFEKSI


Menurut prosesnya :
1. Denaturasi protein mikroorganisme
Perubahan strukturnya hingga sifat-sifat khasnya hilang.
2. Pengendapan protein dalam protoplasma ( zat-zat halogen, fenol, alcohol, dan garam
logam ).
3. Oksidasi protein
4. Mengganggu system dan proses enzim ( zat-zat halogen, alcohol ,dan garam logam ).
Di dalam sel terdapat enzim dan protein yang membantu kelangsungan proses-proses
metabolisme, banyak zat kimia telah diketahui dapat mengganggu reaksi biokimia
misalnya logam berat, golongan tembaga, perak, air raksa dan senyawa logam berat
lainnya umumnya efektif sebagai bahan antimikroba padakonsentrasi relative rendah.
Logam-logam ini akan mengikat gugus enzim sulfihidril yang berakibat terhadap
perubahan

protein

yang

terbentuk.

Penghambatan

ini

dapat

mengakibatkan

terganggunya metabolisme atau matinya sel.


5. Modifikasi dinding sel dan atau membran sitoplasma ( desinfektasi dengan aktivitas
permukaan ). Pada umumnya bakteri memiliki suatu lapisan luar yang kaku disebut
dengan dinding sel. Dinding sel ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan
menahan sel, dinding sel bakteri tersusun oleh lapisan peptidoglikan yang merupakan
polimer komplek terdiri atas asam N-asetil dan N-asetilmuramat yang tersusun
bergantian, setiap asam N-asetilmuramat dikaitkan tetrapeptida yang terdiri dari empat
asam amino, keberadaan lapisan peptidoglikan ini menyebabkan dinding sel bersifat
kaku dan kuat sehingga mampu menahan tekanan osmotik dalam sel yang kaku.
Kerusakan pada dinding sel dapat terjadi dengan cara menghambat pembentukannya,
yaitu penghambatan pada sintetis dinding sel atau dengan cara mengubahnya setelah
selesai terbentuk.Kerusakan pada dinding sel akan berakibat terjadinya perubahanperubahan yang mengarah pada kematian sel.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja desinfektan diantaranya yaitu:

Kadar Desinfektan
Konsentrasi desinfektan tergantung pada bahan yang akan didesinfektan dan
pada organisme yang akan dihancurkan. Konsentrasi yang tinggi dapat
membunuh mikroorganisme tetapi jika kosentrasi rendah maka hanya sebatas
menghambat pertumbuhannya saja tidak mampu mematikan.

Waktu yang Diberikan Kepada Desinfektan Untuk Bekerja


Waktu yang diperlukan mungkin dipengaruhi oleh banyak variabel, tetapi waktu
yang cukup bagi desinfeksi untuk bekerja sangat membantu dalam menghambat
atau membunuh mikroba.

Suhu Desinfektan
Semakin tinggi suhunya maka kerja desinfektan semakin cepat
Dan meningkat.

Keadaan Medium sekeliling


Ph dan adanya benda asing yang mungkin dapat mempengaruhi kerja
desinfektan disamping itu juga pengaruh dari jumlah dan tipe mikroorganisme
yang ada dan keadaan desinfeksi.
Mekanisme pertumbuhan desinfektan terhadap mikroorganisme adalah sebagai
berikut :

Kerusakan pada dinding sel


Struktur dinding sel dirusak dengan cara menghambat pembentukannya atau
mengubahnya setelah selesai membentuk.

Perubahan permeabilitas sel


Permeabilitas sel dirusak sehingga pertumbuhan sel terhambat dan sel akan
mati.

Perubahan molekul protein


Protein akan terdenaturasi dan asam-asam nukleat rusak tanpa adanya
perbaikan strukturnya kembali seperti semula.

Penghambat kerja Enzim.


Reaksi biokimia terhambat dan menyebabkan metabolisme terganggu atau sel
akan mati.

TUGAS MIKROBIOLOGI
NAMA
NPM

: TRISTIYANTO ANGGA PRATAMA


: 1343050028
Desinfektan dapat diartikan sebagai bahan kimia yang dapat digunakan untuk

mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus,

dapat juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman
penyakit lainnya. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan,
lantai, ruangan, peralatan dan pakaian.
kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal, yaitu :

1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar


2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak bersifat korosif
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6. Tidak berbau/ baunya disenangi
7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
8. Larutan stabil
9. Mudah digunakan dan ekonomis
10. Aktivitas berspektrum luas

Desinfeksi dapat dilakukan melalui beberapa cara, namun cara yang umum
digunakan antara lain sebagai berikut ini :
1. Pemanasan
Air dipanaskan / dididihkan selama ( 15 20 ) menit . Dengan pendidihan ini ,
bakteri patogen dapat mati ,dengan demikian air menjadi sehat. Metoda ini umum di
terapkan secara individual.
2. Pembubuh Kimia ( Desinfektan kimia )
Proses desinfeksi dengan metode ini adalah dengan mencampurkan suatu zat kimia
( desinfektan ) ke dalam air kemudian membiarkan dalam waktu yang cukup untuk

memberikan kesempatan kepada desinfektan untuk berkontak dengan bakteri .


Bahan yang dipergunakan dalam proses desinfeksi disebut desinfektan .

MACAM-MACAM DESINFEKTAN
1. Alkohol
Etil alcohol atau propel alcohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol
yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk
mendesinfeksi permukaan. keunggulan golongan alkohol ini adalah sifatnya yangn
stabil, tidak merusak material, dapat dibiodegradasi, kadang cocok untuk kulit dan
hanya sedikit menurun aktivasinya bila berinteraksi dengan protein . Sedangkan
beberapa kerugiannya adalah berisiko tinggi terhadap api/ledakan dan sangat cepat
menguap.
2. Aldehid
Formaldehid pada konsentrasi di bawah 1,5% tidak dapat membunuh ragi dan
jamur, dan memiliki ambang batas konsentrasi kerja pada 0,5 mL/m3 atau
0,5

mg/L

serta

bersifat

karsinogenik

(dapat

menyebabkan

kanker). Larutan formaldehid dengan konsentrasi 37% umum disebut formalin dan
biasa digunakan utuk pengawetan mayat.
Glutaraldehid memiliki daya aksi yang lebih efektif dibanding formaldehid, sehingga
lebih banyak dipilih dalam bidang virologi dan tidak berpotensi karsinogenik. Ambang
batas konsentrasi kerjaglutaraldehid adalah 0,1 mL/m3 atau 0,1 mg/L.
dan Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang popular pada kedokteran
gigi , baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi . Aldehid merupakan desinfektan
yang kuat.

Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat


disterilkan.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptic kontrok plak.
4. Fenol (fenol(asam karbolik), kresol, para kloro kresol dan para kloro xylenol)
Larutan jernih tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organic.Zat ini bersifat
virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat
dibunuh oleh zat ini , banyak digunakan di Rumah Sakit dan laboratorium.
5. Klorsilenol
Merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptic ,
aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai
desinfektan ( misalnya dettol ).
Mekanisme kerja desinfektan:
1. penginaktifan enzim tertentu
2. denaturasi protein
3. mengubah permeabilitas membrane sitoplasma bakteri
Membran sel berguna sebagai penghalang selektif terhadap zat terlarut
dan menahan zat yang tidak larut. Beberapa zat diangkut secara aktif melalui
membran, sehingga konsentrasinya dalam sel tinggi.Zat-zat yang
terkonsentrasi pada permukaan sel akan mengubah sifat-sifat fisiknya sehingga
membunuh dan menghambat sel (Ghanem, et al., 2012).
Perubahan permeabilitas membran sel bakteri merupakan mekanisme

kerja fenol, dan senyawa amonium kuartener. Terjadinya perubahan permeabilitas


membran sel menyebabkan kebocoran kostituen sel yang esensial sehingga bakteri
mengalami kematian (Siswandono, 1995; Butcher and Ulaeto,
2010)
4. intekalasi ke dalam DNA
Senyawa Turunan trifenilmetan seperti gentian violet dan akridin seperti akriflavin
bekerja sebagai antibakteri dengan mengikat secara kuat asam nukleat. Ikatan ini akan
menghambat sintesis ADN sehingga sintesis protein tidak terjadi. Turunan trifenilmetan
dan turunan akridin merupakan kation aktif yang dapat membentuk ikatan hidrogen
menghasilkan kompleks dengan gugus bermuatan negatif dari
konstituen sel. Hal ini menyebabkan penghambatan proses biologi yang penting untuk
kehidupan bakteri sehingga bakteri mengalami kematian (Stevens, 2011).
5. pembentukan khelat
Beberapa turunan fenol, seperti heksaklorofen dan oksikuinolin dapat membentuk
khelat dengan ion Fe dan Cu masuk ke dalam sel bakteri, kemudian bentuk khelat
tersebut masuk ke dalam sel bakteri. Kadar yang tinggi dari ion-ion logam di dalam sel
menyebabkan gangguan fungsi enzim-enzim sehingga jasad renik mengalami kematian
(Siswandono, 1995; Somani, et al., 2011).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja desinfektan diantaranya yaitu:


1. Konsentrasi (Kadar)
Konsentrasi yang digunakan akan bergantung kepada bahan yang akan didesinfeksi
dan pada organisme yang akan dihancurkan.

2. Waktu
Waktu yang diperlukan mungkin dipengaruhi oleh banyak variable.
3. Suhu
Peningkatan suhu mempercepat laju reaksi kimia.
4. Keadaan Medium Sekeliling
pH medium dan adanya benda asing mungkin sangat mempengaruhi proses disinfeksi.

Anda mungkin juga menyukai