RANITIDIN
E
NAMA KELOMPOK 5:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
RANITIDINE
ANTIHISTAMIN
HISTAMIN
H-I
H-2
Otot polos
Endotelium
Otak
Mukosa usus
Otot jantung
otak
H-3
Otak
Pleksus
mienterik
Sel syaraf
H-4
Eusinofil
Neutrofil
Sel T-CD4
Sedang dikembangkan
ANTAGONIS
RESEPTOR
H-1
ANTIHISTAMIN
disebut H1-blockers
atau antihistaminika
ANTAGONIS
RESEPTOR
H-2
ANTAGONIS
RESEPTOR
H-3
Sebagai stimulan
dan kemampuan
kognitif
ANTAGONIS
RESEPTOR
H-4
Imonomodulator
Maag/ tukak
lambung
Luka atau
peradangan
pada selaput
lendir
asam (H )
berlebih
Merusak
lapisan mucosa
dan
submucosa
Mekanisme aksi
RANITIDINE
H-2
H2-blockers/
antagonis
reseptor H-2
RESEPTOR
1. Menghambat aksi histamin di reseptor H2 secara kompetitif dan selektif di sel
parietal menghambat sekresi asam lambung ( vol lambung berkurang, dan
konsentrasi ion hidrogen berkurang)
2. H2 antagonis adalah inhibitor kompetitif histamin pada reseptor H2 sel parietal.
Mereka menekan sekresi asam normal (alami) oleh sel parietal dan sekresi asam
yang dirangsang makan. Mereka melakukannya dengan dua mekanisme:
. histamin yang dilepaskan oleh sel-sel ECL dalam perut diblokir dari pengikatan
dengan reseptor H2 sel parietal yang merangsang sekresi asam,
. Menghambat zat lain yang meningkatkan sekresi asam (seperti gastrin dan
asetilkolin) efek yang dimiliki pada sel parietal dikurangi ketika reseptor H2 diblokir.
Kemiripan Struktur
RANITIDINE
(antagonis
histamin H-2)
cincin
imidazol
HISTAMIN
(Agonis)
Sejarah ranitidine
Cincin
imidazol
H2-antagonis lemah.
Histamin
Agonis alami
4-metilhistamin
agonis buatan
LANJUTAN
Sejarah ranitidine
Modifikasi isoterik dari intimidazol telah diselidiki dan dihasilkan senyawa senyawa
analog simetidin yang berkhasiat lebih baik dan efek samping yang lebih rendah.
Penggantian inti imidazol dengan cincin furan, pemasukan gugus dimetilaminoetil
pada cincin dan penggantian gugus sianoguanidin dengan gugus nitrometenil,
menghasilkan ranitidin, yang dapat menghilangkan efek samping simetidin, seperti
ginekomastia dan konfusi mental, dan mengurangi kebasaan senyawa.
Tidak seperti simetidin, ranitidin tidak menghambat metabolisme dari fenitoin,
warfarin, dan aminofilin, dan juga tidak mengikat sitokrom.
Farmakokinetik ranitidine
Ranitidine mengalami metabolism lintas pertama di hati dalam jumlah yang cukup
besar setelah pemberian oral. Ranitidine dan matabolitnya diekskresi terutama melalui
ginjal, sisanya melalui tinja. Sekitar 70% dari ranitidine yang diberikan IV dan 30 % yang
diberikan secara oral diekskresi dalam urin dalam bentuk asal.
Bioavailabilitas ranitidine yang diberikan secara oral sekitar 50% dan meningkat
pada pasien penyakit hati. Masa paruhnya kira-kira 1,7 -3 jam pada orang dewasa, dan
memanjang pada orang tua dan pasien gagal ginjal.
Kadar puncak plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah penggunaan ranitidine 150 mg
secara oral, dan terikat protein plasma hanya 15 %.
DAFTAR PUSTAKA
Yolanda, Arinta. 2011. Farmakologi Obat Antihistamin
Siswandono soekardjo, Bambang.2008.kimia medisinal 1.Airlangga University
Press.Surabaya
http://medicastore.com/artikel/265/Maag_dan_Antasida.html
Sopearman. 2001.IlmyPenyakit Dalam. Jilid 11. Ed. 3. Jakarta : FKUI.