HISTAMIN
FA R M A S I D K E L O M P O K 1
DAFTAR NAMA ANGGOTA :
Nirmala A. HI. Hanan 201210410311015
Mekanisme Kerja :
Antagonis H1 didefinisikan sebagai obat yang secara kompetitif menghambat kerja
histamine pada jaringan yang mengandung reseptor H1. Dahulu, antagonis H1 dievaluasi secara in
vitro karena kemampuannya untuk menghambat spasme yang diinduksi oleh histamine dalam
sepotong ileummarmot yang diisolasi. Antihistamin dapan dievaluasi secara in vivo karena
kemampuannya untuk melindungi hewan terhadap efek letal dari histamine yang diberikan secara
intravena atau melalui aerosol. (Wilson & Gisvold,2012)
Turunan eter
aminoalkil
Turunan
etilendiamin
Turunan
alkilamin
Antagonis H1
Turunan
piperazin
Turunan
fenotiazin
Turunan lain
-lain
TURUNAN ETER AMINOALKIL
Pemasukan gugus Cl, Br, dan OCH3 pada posisi para cincin aromatik juga meningkatkan
aktivitas dan menurunkan efek samping
Pemasuka gugs CH3 pada posisi para cincin aromatik meningkatkan aktivitas. Pada posisi
orto menghilangkan efek antagonis H1 dan meningkatkan aktivitas antikolinergik
Memiliki aktivitas antikolinergik karena mempunyai struktur mirip dengan eter
aminoalkohol (senyawa pemblok kolinergik)
DIFENHIDRAMIN HCL
Feniramin : gugus fenil, gugus 2-piridil aril & gugus dimetilamino terminal
Merupakan antihistamin H1 paling aktif, efek sedasi rendah
Memiliki sedikit kerja antiemetik
Aktivitas antikolinergik signifikan (< aminoalkil eter)
Pemasukan gugus klor/brom pada posisi para cincin aromatik feniramin
maleat akan meningkatkan aktivitan antihistamin
Isomer dekstro klorfeniramin maleat mempunyai aktivitas yang lebih besar
dibanding campuran rasematnya
TURUNAN PIPERAZIN
X: gugus H, Cl
R : CH2 R2
Efek antihistamin sedang dengan awal kerja lambat dan masa kerja
panjang 9-24 jam
Penggunaan: Antiemetik, antimual, antivertigo, serta mengurangi
gejala alergi seperti urtikaria
TURUNAN FENOTIAZIN
Siproheptadin HCl
Struktur berhubungan dengan fenotiazin; atom S pada cincin trisiklik diganti dengan -
CH=CH- dan N diganti dengan atom C sp2
Efek: antiserotonin, antimigrain, perangsang nafsu makan, dan transquilizer
Azatadin maleat
Aza isomer dari siproheptadin dengan cara mereduksi ikatan rangkap C10 dan C11
ANTAGONIS H 1 GENERASI KEDUA
efek sedasi pada dosis ternyata penetrasi SSP buruk & afinitas terhadap reseptor
histamin pusat, kolinergik & adrenergik rendah
Pertama di Amerika
Antagonis H1 kerja lama (> 12 jam) selektif karena disosiasi lambat pd reseptornya.
Sedikit afinitas thd reseptor muskarinik, serotonik / adrenergik (gugus difenilmetilpiperidin).
Interaksi : antifungi imidazol (ketokonazol, itrakonazol, flukonazol) & AB makrolida (Eritromisin,
Klaritromisin) Menghambat metabolisme : kadar obat proaritmia
Metabolit oksidatif
primer terfenadin
Seperti Omeprazol
Prodrug dlm biofase sel parietal (asam) metabolit aktif
yg berinteraksi dg secara permanen dg ATPase pompa.
Formulasi : sbg granul salut-enterik per oral (terlindungi oleh
asam lambung)
Dosis, tukak duodenum : 15 mg sekali sehari
Esofagitis erosif : 30 mg
ANTAGONIS H 3
Reseptor histamin H3 -> pelepasan
neurotransmitter neuron peptidergik
Hisitaminergik
Noradrenergik
Dopaminergik
Kolinergik
Serotonin
Peran tx antagonis reseptor histamin H3
Gangguan ingatan
Gangguan hiperaktivitas
Obesitas
Epilepsi
Tioperamida
Antagonis H3 pertama yg poten
Efek : membangunkan (hewan)
Tx kemungkinan: tidur berlebihan
(narkolepsi)
Verongamin