Anda di halaman 1dari 26

ANTIHISTAMIN

Agni Dwi Alieffia


Ahmad Fahmi
Nefi Nurmalasari
• Alergi merupakan suatu gangguan pada system imunitas atau kekebalan tubuh.
• Pada orang yang sehat, system imunitas berada dalam keadaan setimbang sehingga
memberikan perlindungan yang maksimal terhadap gangguan benda asing serta
meminimalkan reaksi tubuh yang berbahaya terhadap gangguan tersebut.
• Sementara pada orang yang alergi, terjadi ketidakseimbangan sehingga tubuh
bereaksi secara berlebihan atau hipersensitif.
• Allergen (penyebab alergi) yang masuk ke dalam tubuh akan memicu tubuh
membuat Immunoglobulin E (IgE) yang kemudian akan terikat pada sel mast
yang banyak tersebar dibagian tubuh, utamanya pada tempat-tempat yang sering
kontak dengan lingkungan seperti selaput lender hidung, saluran nafas/bronkus,
kulit, mata, mukosa usus, dan lain-lain.
• Sel mast ini kemudian akan melepaskan histamin. Antihistamin merupakan zat-
zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin dalam tubuh.
• Oleh karena itu pengobatan terhadap alergi umumnya menggunakan obat-obat
antihistamin, meski demikian penyebab utama alergi harus terlebih dahulu
dihindari.
PENGERTIAN
• Histamin atau β-imidazoletilamin merupakan senyawa normal yang ada dalam jaringan
tubuh, disintesis dari L-histidin oleh enzim histidin dekarboksilase.
• Enzim histidin dekarboksilase merupakan suatu enzim yang banyak terdapat di sel-sel
parietal mukosa lambung, sel mast, basofil dan susunan saraf pusat.
• Histamin berperan pada berbagai proses fisiologis penting seperti regulasi system
kardiovaskular, otot halus, kelenjar eksokrin, system imun dan fungsi system saraf pusat.
FUNGSI DAN EFEK HISTAMIN
• Histamin memegang peranan utama pada proses peradangan dan sistem daya tahan tubuh. Efek
histamin bagi tubuh yakni :
1. Kontraksi otot-otot polos bronkus, usus dan uterus/rahim.
2. Vasodilatasi semua pembuluh sehingga menurunkan tekanan darah.
3. Memperbesar permeabilitas kapiler, dengan akibat udema dan pengembangan mukosa.
4. Memperkuat sekresi kelenjang ingus, ludah, air mata dan asam lambung.
5. Stimulasi ujung saraf dengan akibat erythema dan gatal-gatal.

Efek pada umumnya merupakan fenomena alergi dan pada keadaan tertentu kadang-kadang
menyebabkan syok anafilaksis yang dapat berakibat fatal. Syok anafilaksis terjadi karena histamin
yang dilepaskan sedemikian banyak sehingga menyebabkan terjadinya vasodilatasi (pelebaran
pembuluh darah), sehingga terjadi penurunan tekanan darah yang drastis dan menyebabkan
pingsan (syok).
MEKANISME KERJA HISTAMIN
• Histamnin dapat menimbulkan efek bila beinteraksi dengan reseptor histaminrgik yakni
reseptor H1,H2,H3 dan H4.

- Interaksi histamin dengan reseptor H1 menyebabkan kontraksi otot polos usus dan
bronki,meningkatkan permeabilitas vascular dan meningkatkan sekresi muscus,menyebabkan
vasodilatasi arteri sehingga menyebabkan sembab,pruritik,dermatitis dan urtikaria.efek ini
diblok oleh antagonis H1.
- Interaksi histamin dengan reseptor H2 , Meningkatkan sekresi asam lambung
menyebabkan tukak lambung dan kecepatan kerja jantung. Efek ini diblok oleh antagonis H2.
- Interaksi histamin dengan reseptor H3, reseptor histamin yang baru ditemukan pada
tahun 1987 oleh Arrang dkk,yang terletak pada ujung saraf jaringan otak dan jaringan perifer
yang mengontrol sintesis dan pelepasan histamin,mediator alergi lain dan peradangan. Efek ini
diblok oleh antagonis H3.
- Interaksi histamin dengan reseptor H4, paling banyak ditemukan pada sel basofil
dan sumsum tulang,ditemukan juga di kalenjar timus,usus halus,limfa dan usus besar.
Perannya hingga saat ini belum banyak diketahui.Reseptor ini tampaknya terlibat dalam
differensial sel hematopetic (myeloblast dan promyelocytes) dan memodulasi fungsi system
imun.
2 RESEPTOR HISTAMIN :

• Antagonis reseptor H-1.


Bekerja secara antagonis kompetitif yang reversible pada reseptor H1 di otot licin dinding pembuluh,
bronkus, saluran cerna, kandung kemih dan rahim, juga melawan efek histamin dikapiler dan ujung
saraf (gatal). Antagonis H1 sering disebut juga antihistamin klasik, adalah senyawa yang dalam kadar
rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung reseptor H1.

Selain bersifat sebagai antihistamin, obat ini juga memiliki berbagai khasiat lain yakni sebagai
antikolinergika, antiemetic dan daya menekan SSP (sedatif). Sedangkan beberapa diantaranya memiliki
efek sebagai anti serotonin dan lokal anestetik.
1. Turunan eter amino alkil
• Rumus : Ar(Ar-CH2) CH-O-CH2-CH2-N(CH3)2
• Hubungan struktur dan aktifitas
a. Pemasukan gugus Cl, Br dan OCH3 pada posisi pada cincin aromatic akan meningkatkan
aktivitas dan menurunkan efek samping.
b. Pemasukan gugus CH3 pada posisi p-cincin aromatic juga dapat meningkatkan aktivitas
tetapi pemasukan pada posisi o- akan menghilangkan efek antagonis H1 dan akan
meningkatkan aktifitas antikolinergik
c. Senyawa turunan eter aminoalkil mempunyai aktivitas antikolinergik yang cukup
bermakna karena mempunyai struktur mirip dengan eter aminoalkohol, suatu senyawa
pemblok kolinergik
• Contoh senyawa turunan eter amino alkil :
1. Difenhidramin HCl, merupakan antihistamin kuat yang mempunyai efek sedative dan
antikolonergik
2. Dimenhidrinat, adalah garam yang terbentuk dari difenhidramin dan 8- kloroteofilin.
3. Karbinoksamin maleat, mengandung satu atom C asimetrik yang mengikat 2 cincin aromatik.
4. Klemasetin fumarat, merupakan antagonis H1 kuat dengan masa kerja panjang.
5. Pipirinhidrinat digunakan terutama untuk pengobatan rhinitis, alergi konjungtivitis dan demam
karena alergi.
6. Klorodifenhidramin
7. Klorfenoksamin
8. Medrilamin
9. Metildifenhidramin
2. Turunan etilendiamin
Rumus umum ; Ar(Ar’)N-CH2-CH2-N(CH3)2
Merupakan antagonis H1 dengan keefektifan yang cukup tinggi, meskipun penekan system saraf dan
iritasi lambung cukup besar.
Hubungan struktur antagonis H1 turunan etilen diamin dijelaskan sebagai berikut :
a. Tripelnamain HCl, mempunyai efek antihistamin sebanding dengan difenhidramin dengan efek
samping lebih rendah.
b. Antazolin HCl, mempunyai aktivitas antihistamin lebih rendah dibanding turunan etilendiamin lain.
c. Mebhidrolin nafadisilat, strukturnya mengandung rantai samping amiopropil dalam system
heterosiklik karbolin dan bersifat kaku.
d. Fenbenzamin
e. Pirilamin
f. Bamipin
3. Turunan alkil amin
Rumus umum ; Ar (Ar’)CH-CH2-CH2-N(CH3)2
Merupakan antihistamin dengan indeks terapetik cukup baik dengan efek samping dan
toksisitasnya sangat rendah.
Hubungan struktur antagonis H1 dengan turunan alkil amin dijelaskan sebagai berikut :
a) Feniramin maleat, merupakan turunan alkil amin yang memunyai efek antihistamin H1
terendah.
b) CTM, merupakan antihistamin H1 yang popular dan banyak digunakan dalam sediaan
kombinasi.
c) Dimetinden maleat, aktif dalam bentuk isomer levo.
d) Bromfeniramin
e) Deksklorfeniramin
4. Turunan piperazin
Turunan ini mempunyai efek antihistamin sedang dengan awal kerja lambat dan masa kerjanya
relatif panjang.
Hubungan struktur antagonis H1 turunan piperazin dijelaskan sebagai berikut :
a) Homoklorsiklizin, mempunyai spectrum kerja luas, merupakan antagonis yang kuat
terhadap histamin serta dapat memblok kerja bradkinin dan SRS-a
b) Hidroksizin, dapat menekan aktivitas tertentu subkortikal system saraf pusat.
c) Oksatomid, merupakan antialergi baru yang efektif terhadap berbagai reaksi alergi,
mekanismenya menekan pengeluaran mediator kimia dari sel mast, sehingga dapat
menghambat efeknya.
d) Siklizin
e) Buklizin
5. Turunan fenotiazin
Selain mempunyai efek antihistamin, golongan ini juga mempunyai aktivitas tranquilizer, serta
dapat mengadakan potensiasi dengan obat analgesik dan sedatif.
• Hubungan struktur antagonis H1 turunan fenontiazin dijelaskan sebagai berikut :
a. Prometazin, merupakan antihistamin H1 dengan aktivitas cukupan dengan masa kerja
panjang.
b. Metdilazin
c. Mekuitazin. Antagonis H1 yang kuat dengan masa kerja panjang dan digunakan untuk
memperbaiki gejala alergi
d. Oksomemazin, mekanismenya sama seperti mekuitazin
e. Pizotifen hydrogen fumarat, sering digunakan sebagai perangsang nafsu makan.
• Antagonis reseptor histamin 2 Adalah senyawa yang secara bersaing menghambat interaksi
histamin dengan reseptor H2 sehingga dapat menghambat asam lambung. Senyawa Antagonis H2
mempunyai struktur serupa dengan histamin yaitu mengandung cincin imidazol, tetapi yang
membedakan adalah panjang gugus rantai sampingnya. Sekresi asam lambung dipengaruhi oleh
histamin, gastrin, dan asetilkolin.

• Antagonis H2 menghambat secara langsung kerja histamin pada sekresi asam lambung dan
menghambat kerja potensial histamin pada sekresi asam yang dirangsang oleh gastrin atau asetilkolin,
sehingga histamin mempunyai efikasi intrinsik dan efikasi potensial, sedang gastrin dan asetilkolin
hanya mempunyai efikasi potensial.

• Contohnya : simetidin, ranitidine, famotidine, nizatidine, dan roksatidin.


HUBUNGAN STRUKTUR DAN
AKTIVITAS
Modifikasi pada cincin Modifikasi pada rantai samping Modifikasi pada gugus N
Cincin imidazol dapat Untuk aktivitas optimal cincin
Penggantian gugus amino rantai samping
membentuk 2 tautomer yaitu ; harus terpisah dari gugus N oleh 4
dengan gugus guanidine yang bersifat basa
‘N-H dan “N-H. bentuk ‘N-H atom C atau ekivalennya.
kuat maka akan menghasilkan efek
lebih dominan dan diperlukan Pemendekan rantai dapat antagonis H2 lemah dan masih bersifat
untuk aktivitas antagonis H2 menurunkan aktivitas antagonis parsial agonis.
dan mempunyai aktifitas 5 kali H2, sedangkan penambahan
Penggantian gugus guanidine yang
lebih kuat daripada “N-H panjang pada metilen dapat
bermuatan positif dengan gugus tiorurea
meningkatkan antagonis H2.
yang tidak bermuatan atau tidak terionisasi
pada pH tubuh dan bersifat polar serta
membentuk ikatan hydrogen maka akan
menghilangkan efek agonis dan
memberikan efek antagonis H2 100 x
lebih kuat dibanding “N-H.
ANALISIS KUALITATIF
ANTIHISTAMIN
• Analisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa
kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak diketahui. Anaslisis kualitatif disebut juga
analisa jenis yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menentukan macam,jenis zat atau
komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kualitatif yang
dipergunakan adalah sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat
kimianya. Misalnya ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia,bila ingin mengetahui
tentang kandungan sampel cair itu maka yang harus dilakukan adalah menganalisa kualitatif
terhadap sampel cairan itu.
• Tujuan analisis kualitatif adalah untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah
unsur/senyawa. Analisis kualitatif berhubungan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu
yang ada dalam sampel.
• Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisa komponen atau jenis zat yang ada dalam
suatu larutan.Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Analisis Kualitatif Difenhidramin

• Organoleptis
- Bentuk : Serbuk Hablur
- Warna : Putih
- Bau : Tak Berbau
- Rasa : Rasa Pahit, menebal
• Kelarutan
Mudah larut dallam air,dalam etanol (95%) dan dalam kloroform,sangat sukar larut dalam
eter dan agak sukar larut dalam aseton.
• Reaksi Identifikasi
Analisis Kualitatif Chlorpheniramin Maleat (Ctm)
• Organoleptis
- Bentuk : Serbuk hablur
- Warna : Putih
- Bau : tidak berbau
- Rasa : Pahit
• Kelarutan
Larut dalam 4 bagian air,dalam 10 bagian etanol (95%) dan dalam 10 bagian
kloroform,sukar larut dalam eter.
• Reaksi Identifikasi
ANTAZOLIN HCl Serbuk kristal putih, rasa pahit. Larut dalam 50 bagian air, 16
bagian etanol, sangat sukar larut dalm CHCl3 dan eter.
PROMETHAZIN HCl
DAFTAR PUSTAKA
• http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kimia-Farmasi-Kom
prehensif.pdf

• https://id.scribd.com/doc/291378222/analisis-kualitatif-antihistamin

Anda mungkin juga menyukai