PENDAHULUAN
1
umumnya tidak dapat mencegah produksi histamin. Antihistamni bekerja terutama
dengan menghambat secara bersaing interaksi histamin dengan reseptor khas.
Mempelajari mengenai hubungan struktur aktivitas suatu obat dapat membantu dalam
memahami mekanisme kerja suatu obat. Memahami kerja suatu obat akan sangat
berguna dalam membuat rancangan obat baru dengan aktivitas yang lebih besar, lebih
selektif, toksisitas dan efek samping lebih rendah, kenyaman yang lebih besar serta
lebih ekonomis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Antihistamin bekerja terutama dengan menghambat secara kompetitif (bersaing)
interaksi histamin dengan reseptor histaminergik.
4
c. Kuartenerisasi dari nitrogen rantai samping tidak selalu menghasilkan
senyawa yang kurang efektif.
d. Rantai alkil antara atom X dan N mempunyai aktifitas antihistamin optimal
bila jumlah atom C = 2 dan jarak antara pusat cincin aromatic dan N alifatik =
5 -6 A
e. Faktor sterik juga mempengaruhi aktifitas antagonis H1
f. Efek antihistamin akan maksimal jika kedua cincin aromatic pada struktur
difenhidramin tidak terletak pada bidang yang sama.
2. Antagonis H2 digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung pada
pengobatan penderita tukak lambung.
5
antagonis H2 100 x lebih kuat dibanding “N-H. Contoh senyawa Antihistamin
AH2 yaitu Simetidin (Cimet), Ranitidin HCL (Ranin, Rantin), Famotidin
(Facid), Roksatidin Asetat HCl (Roxan). Proton pump inhibitors : omeprazole.
6
2.3 Hubungan struktur dan aktivitas senyawa golongan antihistamin etilendiamin
(mebhidrolin)
Pada kebanyakan molekul obat adanya nitroge kelihatannya merupakan kondisi yang di
perlukan untuk pembentukan garam yang stabil dengan asam mineral. Gugus amino
alifatik dalam etilendiamin cukup basis untuk pembentukan garam, akan tetapi atom N
yang diikat pada cincin aromatik sangat kurang basis. Elektron bebas pada nitrogen aril
di delokalisasi oleh cincin aromatik.
Terdapat 3 senyawa yang termasuk golongan etilendiamin, 3 senyawa tersebut yaitu :
1. Tripelnamain HCl
7
Senyawa ini empunyai efek antihistamin sebanding dengan difenhidramin dengan
efek samping lebih rendah.
2. Antazolin HCl
Antazolin HCl mempunyai aktivitas antihistamin lebih rendah dibanding turuan
etilendiamin lain.
3. Mebhidrolin nafadisilat
Struktur dari mebhidrolin mengandung rantai samping amiopropil dalam sistem
heterosiklik karbolin dan bersifat kaku.
Mebhidrolin digunakan untuk pengobatan gejala pada alergi dermal, seperti dermatitis
dan ekzem, kongjungtivitas dan asma bronchial. Penyerapan obat dalam saluran cerna
relative lambat, kadar plasma tertinggi dicapai setelah ± 2 jam dan menurunkan secara
bertahap sampai 8 jam.
8
Gambar 3. Struktur Mebhidrolin
1. Jika gugus N diganti dengan gugus O maka menjadi turunan aminoalkil eter
dengan efek sedasi yang besar
2. Jika gugus N diganti dengan gugus CH, turunan alkilamin, senyawa kurang aktif
dan kurang toksik.
3. Jika atom N pada ujung adalah amin tersier maka akan mencapi aktivitas optimal
9
2. Substitusi pada posisi 1,3 dan 4 pada kedua cincin aromatik akan menghilangkan
aktivitastranquilizer.
3. Bila jumlah atom C yang mengikat nitrogen adalah 3, senyawa menunjukkan aktivitas
tranquilizer optimal. Bila jumlah atom C = 2, senyawa menunjukkan aktivitas
penekan sistem saraf pusat yang moderat tetapi efek antihistamin dan anti-Parkinson
lebih dominan.
4. Adanya percabangan pada posisi β-rantai alkil dapat mengubah aktivitas
farmakologisnya. Substitusi β -metil dapat meningkatkan aktivitas antihistamin dan
antipruritiknya. Adanya substitusi tersebut menyebabkan senyawa bersifat optis aktif
dan stereoselektif. Isomer levo lebih aktif dibanding isomer dekstro.
5. Substitusi pada rantai alkil dengan gugus yang besar, seperti fenil atau dimetilamin,
dan gugus yang bersifat polar, seperti gugus hidroksi, akan menghilangkan aktivitas
tranquilizer.
6. Penggantian gugus metil pada dimetilamino dengan gugus alkil yang lebih besar dari
metil akan menurunkan aktivitas karena meningkatnya pengaruh halangan ruang.
7. Penggantian gugus dimetilamino dengan gugus piperazin akan meningkatkan aktivitas
tranquilizer, tetapi juga meningkatkan gejala ekstrapiramidal.
8. Penggantian gugus metil yang terletak pada ujung gugus piperazin dengan gugus
CH2CH2OH hanya sedikit meningkatkan aktivitas.
9. Kuarternerisasi rantai samping nitrogen akan menurunkan kelarutan dalam lemak,
menurunkan penetrasi obat pada sistem saraf pusat sehingga menghilangkan aktivitas
tranquilizer.
10
3. Mekuitazin
Makuitazin merupakan Antagonis H1 yang kuat dengan masa kerja panjang dan
digunakan untuk memperbaiki gejala alergi
4. Oksomemazin, mekanismenya sama seperti mekuitazin
5. Pizotifen hydrogen fumarat, sering digunakan sebagai perangsang nafsu makan
antihistamin-H1 yang sering digunakan sebagai perangsang nafsu makan. Dosis 0,5
mg 1 dd.
11
Hubungan struktur aktivitas Prometazin
12
2. Efek sedasi cukup besar
3. Antihistamin H1 dengan masa kerja cukup panjang
4. Digunakan sebagai antiemetik dan tranzquilizer serta anastesi lokal
Perbedaan Mebhidrolin dengan Prometazin jika dilihat dari struktur kimianya adalah
sebagai berikut :
13
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
14
a) Efek anthistamin mebhidrolin yaitu 8 jam sedangkan efek antihistamin
prometazin 12 jam
b) Prometazin mempunyai efek sedasi yang lebih besar disbanding dengan
mebhidrolin.
c) Prometazin digunakan sebagai antiemetik, tranzquilizer dan anastesi lokal
sedangkan mebhidrolin digunakan sebagai obat alergi dermal.
3.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas obat antihistamin berdasarkan
strukturnya sehingga dapat mengetaui mekanisme kerja dan efek samping antihistamin
dalam tubuh serta ditemukannya obat antihistamin generasi berikutnya yang mempunyai
efek samping yang lebih kecil
15
DAFTAR PUSTAKA
Cartika, Harpolia. 2016. Kimia Farmasi. Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Siswandono. 2008. Kimia Medisinal. Surabaya: Universitas Airlangga.
Siswandono. 2016. Kimia Medisinal 2. Surabaya: Universitas Airlangga.
16