“ANTIHISTAMIN”
TAHUN 2019
DEFINISI UMUM ANTIHISTAMIN
Biasanya orang menggunakan antihistamin sebagai obat pasar generik yang murah, dengan
sedikit efek samping. Sebagai alternatif untuk menggunakan antihistamin, orang yang
menderita alergi malah dapat menghindari zat yang mengiritasi mereka. Namun, ini tidak
selalu mungkin karena beberapa zat, seperti serbuk sari, terbawa di udara, sehingga membuat
reaksi alergi yang disebabkan oleh mereka umumnya tidak dapat dihindari.[1] Antihistamin
biasanya digunakan untuk pengobatan jangka pendek.[1] Alergi kronis meningkatkan risiko
masalah kesehatan yang mungkin tidak dapat diobati oleh antihistamin,
termasuk asma, sinusitis, dan infeksi saluran pernapasan bawah. Dokter menyarankan agar
orang berbicara dengan mereka sebelum penggunaan antihistamin dalam jangka waktu yang
lebih lama.
Pada jenis kedua, yaitu obat dari golongan antistamin baru tidak memiliki efek sedasi
(nonsedatif). Obat-obatan golongan antihistamin baru relatif memiliki kerja yang panjang dan
bisa menimbulkan efek samping berupa gangguan psikomotor.Antihistamine juga memiliki
dua jenis berdasarkan efek rasa kantuk. Ada antihistamin yang menyebabkan rasa kantuk dan
ada yang tidak. Para pasien perlu waspada jika mengonsumsi obat dari golongan antihistamin
yang menimbulkan rasa kantuk.
Hal ini penting terutama bagi pasien yang harus mengemudikan kendaraan sendiri. Para
pasien yang harus bekerja dengan alat atau mesin berbahaya juga perlu waspada sebelum
melakukan pengonsumsian antihistamin yang memiliki efek rasa kantuk.
Sebelum mempelajari tentang obat-obat antihistamin, ada baiknya terlebih dahulu kita
membahas mengenai histamin. Histamin atau β-imidazoletilamin merupakan senyawa normal
yang ada dalam jaringan tubuh, disintesis dari L-histidin oleh enzim histidin dekarboksilase.
Enzim histidin dekarboksilase merupakan suatu enzim yang banyak terdapat di sel-sel
parietal mukosa lambung, sel mast, basofil dan susunan saraf pusat. Histamin berperan pada
berbagai proses fisiologis penting seperti regulasi system kardiovaskular, otot halus, kelenjar
eksokrin, system imun dan fungsi system saraf pusat. Histamin dikeluarkan dari tempat
pengikatan ion pada kompleks heparin-protein dalam sel mast sebagai hasil reaksi antigen-
antibodi, bila ada rangsangan senyawa alergen. Senyawa alergen dapat berupa spora, debu
rumah, sinar ultra violet, cuaca, racun, tripsin dan ezim proteolitik lainnya, detergent, zat
warna, obat, makanan dan beberapa turunan amin.
ANTIHISTAMIN
Antihistamin adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan kerja histamine
dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada sisi reseptor H1, H2 dan H3.
Efek antihistamin bukanlah suatu reaksi antigen-antibodi karena tidak dapat menetralkan atau
mengubah efek histamin yang sudah terjadi. Antihistamin pada umumnya tidak dapat
PEMBAGIAN ANTIHISTAMIN
3. Antagonis H3 belum digunakan untuk pengobatan, masih dalam proses penelitian lebih
lanjut.
ANTAGONIS H1
Antagonis H1 sering disebut juga antihistamin klasik, adalah senyawa yang dalam
kadar rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang
Antihistamin yang memblok reseptor H1 secara umum mempunyai struktur sebagai berikut :
A. Gugus aril yang bersifat lipofil kemungkinan membentuk ikatan hidrofob dengan
ikatan reseptor H1. Monosubstitusi gugus yang mempunyai efek induktif (-), seperti
Cl atau Br, pada posisi para gugus Ar atau Ar’ akan meningatkan aktivitas,
pada posisi para akan menurunkan aktivitas. Substitusi pada posisi orto atau meta juga
menurunkan aktivitas.
B. Secara umum untuk mencapai aktivitas optimal, atom N pada ujung adalah amin
tersier yang pada pH fisiologis bermuatan positif sehingga dapat mengikat reseptor
C. Kuartenerisasi dari nitrogen rantai samping tidak selalu menghasilkan senyawa yang
kurang efektif.
D. Rantai alkil antara atom X dan N mempunyai aktifitas antihistamin optimal bila
jumlah atom C = 2 dan jarak antara pusat cincin aromatic dan N alifatik = 5 -6 A
fumarat, fosfat, suksinat, tartrat dan maleat untuk meningkatkan kelarutan dalam air.
2) turunan etilendiamin
3) turunan alkilamin
4) turunan piperazin
5) turunan fenotiazin
a) Pemasukan gugus Cl, Br dan OCH3 pada posisi pada cincin aromatic
1. Difenhidramin HCl, merupakan antihistamin kuat yang mempunyai efek sedative dan
antikolonergik
aromatik.
2. Turunan etilendiamin
Merupakan antihistamin dengan indeks terapetik cukup baik dengan efek samping dan
Hubungan struktur antagonis H1 dengan turunan alkil amin dijelaskan sebagai berikut :
a) Feniramin maleat, merupakan turunan alkil amin yang memunyai efek antihistamin
H1 terendah.
b) CTM, merupakan antihistamin H1 yang popular dan banyak digunakan dalam sediaan
kombinasi.
4. Turunan piperazin
Turunan ini memunyai efek antihistamin sedang dengan awal kerja lambat dan masa
c) Oksatomid, merupakan antialergi baru yang efektif terhadap berbagai reaksi alergi,
mekanismenya menekan pengeluaran mediator kimia dari sel mast, sehingga dapat
menghambat efeknya.
Rumus Umum AH1 turunan piperazin
5. Turunan fenotiazin
tranquilizer, serta dapat mengadakan potensiasi dengan obat analgesik dan sedatif.
panjang.
b) Metdilazin
c) Mekuitazin. Antagonis H1 yang kuat dengan masa kerja panjang dan digunakan untuk
Seperti namanya, obat generasi pertama adalah kelompok obat yang pertama kali dirancang
dan tersedia untuk mengatasi alergi.
Antihistamin generasi pertama adalah obat alergi yang sangat umum ditemukan. Namun di
sisi lain, efek obatnya tidak bisa bertahan lama sehingga Anda perlu minum berulang kali
sampai sembuh. Beberapa orang mungkin butuh dosis yang lebih tinggi agar efeknya bisa
lebih tahan lama.
1. Diphenhydramine
Diphenhydramine adalah obat untuk membantu meredakan reaksi alergi seperti bersin, mata
gatal, atau tenggorokan gatal. Diphenhydramine juga dapat digunakan untuk mengobati serta
mengurangi kemerahan akibat gatal di tubuh.
Obat ini bekerja memblokir efek histamin yang menyebabkan gatal. Produk ini juga
mengandung bahan lain (seperti allantoin dan zinc acetate) untuk meredakan masalah kulit,
seperti kering, basah, atau bernanah.
Diphenhydramine bisa didapat bebas di apotek dalam bentuk bentuk topikal, seperti krim dan
gel, serta semprotan hidung. Namun, beberapa jenis dan merek dari obat ini tidak dianjurkan
untuk anak kurang dari 2, 6, atau 12 tahun kecuali bila diresepkan oleh dokter.
Maka itu, baca dulu aturan pakai dan dosisnya yang tertera pada kemasan untuk informasi
lebih lanjut.
2.Chlorpheniramine
Kapsul, tablet telan, tablet kunyah, dan suspensi cair direkomendasikan diminum setiap 4-6
jam sesuai kebutuhan. Sementara unttuk ablet dan kapsul jangka panjang (long acting)
diminum dua kali sehari pada pagi dan sore hari sesuai kebutuhan.
3. Clemastine
Clemastine adalah obat antihistamin generasi pertama untuk meredakan gejala alergi
termasuk bersin, pilek, gatal, dan mata berair.
Versi generik dari Clemastine dalam bentuk tablet dan suspensi cair dapat dibeli di apotek.
Obat ini perlu diminum dua atau tiga kali sehari. Ikuti petunjuk pada label resep dan minum
clemastine persis seperti yang diarahkan dokter atau apoteker.
4. Promethazine
Promethazine juga obat antihistamin generasi pertama untuk mengobati gejala alergi seperti
gatal, pilek, bersin, mata gatal, atau mata berair.
Penggunaan obat ini harus dengan resep dan di bawah pengawasan dokter. Pasalnya,
promethazine dapat menyebabkan pernapasan melambat atau berhenti. Promethazine juga
tidak boleh diberikan kepada bayi atau anak-anak karena dapat menyebabkan bahaya yang
fatal.
IDENTIFIKASI ANTIHISTAMIN
1. Titik leleh, contoh titik leleh dari Difenhidramin berkisar 1660 – 1670
2. Reaksi Warna (gunakan asam pekat) :
1. Multergan : Rosa
2. Phenergan : Rosa merah
3. Histaphen : Kuning tua
4. Avil : Kuning
5. Neo-antergan: Merah
6. Neo-benodin : Kuning dengan bintik jingga
7. 7. Benadryl : Jingga + coklat + merah
8. Fenatiazin : merah + jingga + hijau
Mandelin
Frohde
Marquis
1. Benadryl : ungu
2. Avil : Kekuningan
3. Multergen : Ungu
4. Antistin : lama lama akan berwarna ungu
FeCl3
AgNO3
Reaksi Kristal
Beberapa pereaksi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1. AuCl3
2. PtCl3
3. Asam Pikrat
4. Asam Pikrolon
5. Garam ReinekatProses kerja : zat dilarutkan dalam HCL 0,2 N kemudian
ditambahkan pereaksi endapan, dipanaskan dalam api kecil hingga larut,
dinginkan→ mengkristal
Pengecualian untuk pereaksi asam pikrat: pada gelas objek, zatdiberi air kemudian
ditetesi asam pikrat, jangan ditambah HCl(dengan HCl, yang keluar adalah kristal
asam pikrat sendiri
Dragendorff
Pereaksi : Larutan bismut nitrat basa dalam air/asam asetat glasial dengan KI dalam
air
Batang korek api dibasahi dengan HCl pekat, keringkan lalu celupkan kedalam
campuran (zat dalam HCl) untuk penentuan amin aromatisprimer (berwarna jingga).
Contoh : avil->jingga
DAFTAR PUSTAKA
https://doktersehat.com/obat-antihistamin/
www.google.co.id/amp/s/dokumen.tips/amp/do