Anda di halaman 1dari 15

“PEMANFAATAN SERAI (Cymbopogon sp) SEBAGAI

OBAT ALTERNATIF UNTUK PENYAKIT REMATIK”

Disusun oleh:
Norwinda Listiana
Haris Fadillah
Jamilatun Hadijah

KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH DARUSSALAM
2016
i
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Pemanfaatan Serai (Cymbopogon Sp) Sebagai Obat Alternatif Untuk Penyakit
Rematik”. Shalawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
serta seluruh keluarga dan pengikut beliau.
Kami sangat berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan
serta pengetahuan. Terselesaikannya karya ini tentunya tak lepas dari dukungan yang diberikan
kepada penulis. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Rosyda Rahmatina, S.Pd selaku guru pembimbing yang telah banyak memberi arahan,
petunjuk dan nasehat dalam menyelesaikan karya ini.
2. Syaifullizani,S.Pd.I, MM selaku kepala sekolah MA DARUSSALAM AWAYAN.
3. Guru-guru MA DARUSSALAM AWAYAN yang telah memberikan dukungan kepada
penulis selama penelitian.
4. Seluruh siswa dan siswi MA DARUSSALAM AWAYAN yang telah memberi semangat
dan membantu selama penelitian ini.
5. Kedua Orang Tua yang kami sayangi dan cintai yang selalu memberikan do’a, nasehat serta
dukungannya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga karya tulis sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas yang telah kami buat dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Awayan, Oktober 2016

Penulis

ii
2
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
A. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 2
B. LANDASAN TEORI ............................................................................................. 3
1. Serai ...................................................................................................... 3
2. Rematik .................................................................................................. 3
C. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 6
1. Jenis Penelitian........................................................................................ 6
2. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 6
3. Sampel Penelitian ..................................................................................... 6
4. Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................... 7
5. Prosedur Penelitian .................................................................................. 7
D. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 8
E. KESIMPULAN ........................................................................................................... 10
LAMPIRAN ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

3 iii
JUDUL: PEMANFAATAN SERAI (Cymbopogon sp) SEBAGAI OBAT
ALTERNATIF UNTUK PENYAKIT REMATIK
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan-
perubahan pada tubuh manusia. Perubahan-perubahan tersebut terjadi sejak awal kehidupan
hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada
semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan rematik
Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan penunjang
sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit Autoimun yang banyak di derita oleh
kaum lanjut usia (usia 50 tahun ke atas), Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan dan
biasanya menyerang orang yang berusia lebih dari 40 tahun. Rematik terutama menyerang
Sendi-sendi, tulang, ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki maupun perempuan
dengan segala usia.
Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya menimbulkan
gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit rematik tidak hanya berupa
keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas hingga terjadi hal yang paling ditakuti yaitu
menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhandan gangguan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga
efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau
mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta
Resiko tinggi terjadi cidera.
Indonesia adalah negeri yang subur dan makmur apalagi dari segi tanahnya bahkan jika
kita menancapkan batang pohon saja maka akan tumbuh tanaman yang bagus,dan karena
banyaknya tanaman itu terdapat juga tanaman-tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh
kita ini dan termasuk serai yang ada disekitar kita dan sebagian orang tidak tahu manfaatnya bagi
tubuh kita ini maka dari itu kami mencoba membahas lebih lanjut tentang manfaat-manfaat yang
ada dalam tumbuhan serai bagi kesehatan tubuh kita.
Tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu
alternatif pengobatan, baik untuk pencegahan penyakit, penyembuhan, serta pemulihan
kesehatan. Hal ini disebabkan karena tanaman banyak mengandung senyawa yang mempunyai

4
khasiat, terutama untuk meningkatkan kesehatan. Suatu tanaman dapat digunakan sebagai
sumber obat baru karena memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder.
Salah satu tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat tradisional adalah famili Poaceae.
Serai (Cymbopogon sp) merupakan salah satu spesies dari famili Poaceae dengan kandungan
minyak atsirinya yang sering digunakan untuk mengobati radang tenggorokan, radang usus,
radang lambung, diare, obat kumur, sakit perut, batuk, pilek, sakit kepala dan rematik. Serai
efektif digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh
rematik.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Pemanfaatan Serai (Cymbopogon Sp) sebagai Obat Alternatif untuk Penyakit Rematik.”

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
”Apakah serai (Cymbopogon sp.) dapat dijadikan sebagai obat altenatif untuk penyakit
rematik?”.

3. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui bahwa serai (Cymbopogon sp) dapat
dijadikan sebagai obat alternatif dari penyakit rematik.

4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang khasiat serai yang dapat
digunakan sebagai obat alternatif dari penyakit rematik. Selain itu hasil penelitian ini juga bisa
digunakan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan
penyakit rematik.

5
B. LANDASAN TEORI
1. Serai (Cymbopogon sp.)
a. Morfologi Serai (Cymbopogon sp.)
Serai merupakan tanaman herbal dari keluarga rumput Poaceae. Serai adalah jenis
rumput yang tinggi berasal dari daerah tropis Asia. Tanaman serai berbatang kasar, berumbai
dengan daun tengah yang tumbuh pada tandan yang tebal. Serai tumbuh dengan tandan yang
tingginya sekitar 3 meter.
Serai merupakan tanaman rumpun yang berkembang biak dengan tunas. Struktur tubuh
tanaman tidak memiliki batang sejati karena hanya terdiri dari lapisan pelepah daun. Daunnya
memanjang pipih dan ujungnya lancip berwarna hijau keabu-abuan. Daun yang tua akan terlihat
hijau kekuning-kuningan hingga kecoklatan, terdapat lapisan rambut-rambut halus disetiap sudut
daun. Jika terkena kulit akan terasa gatal. Serai berakar serabut, semakin tua umur tanaman ini
maka akarnya akan semakin berkembang dan kokoh. Oleh karena itu pengambilan batang serai
memerlukan sedikit upaya dan memerlukan alat-alat bantu seperti cangkul atau pisau setidaknya.
Belum lagi gangguan pada kulit. Untuk itu kita sebaiknya menggunakan pakaian yang berlengan
panjang atau jika perlu gunakan sarung tangan agar terhindar dari rasa gatal pada kulit.
Serai adalah gudang nutrisi aromatik penting yang memberikan berbagai manfaat
kesehatan. Serai adalah sumber vitamin A, B1(tiamin), B2(riboflavin), B3(niasin), B5(asam
pantotenat), B6(pyridoxine), folat dan vitamin C juga menyediakan mineral penting seperti
minyak esensial yang bermanfaat untuk memperkuat dan meningkatkan fungsi sistem saraf dan
memberikan efek yang menghangatkan, melemaskan otot dan meredakan kejang-kejang.
Serai tumbuh pada daerah dengan ketinggian 50-2700 m dpl.
Dapat ditanam pada berbagai kondisi tanah di daerah tropika yang lembab cukup sinar
matahari dan dengan curah hujan yang tinggi serta biasa tumbuh di tepi sungai dan belakang
rumah yang dekat dengan air. Serai juga menjadi salah satu bahan penting yang dipergunakan
dalam masak-memasak di dapur, namun ternyata di balik itu juga bisa dijadikan sebagai obat
herbal.
Selain berkhasiat, tidak sulit untuk membudidayakan tanaman ini karena tidak
membutuhkan perawatan khusus seperti cabai atau tanaman lainnya. Kita hanya membutuhkan
sedikit lahan seperti sudut pekarangan rumah. Terlebih lagi tanaman ini tidak membutuhkan
lahan tanah yang khusus asalkan tidak ditanam ditempat yang tergenang air pada saat
hujan,tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dilahan yang kering. Cara penanamannya cukup
mudah, kita hanya perlu mengambil bagian batangnya saja. Gali tanah sekitar 4-5 cm dan

6
tancapkan batang serai kedalam galian tersebut. Kemudian lakukan perawatan secukupnya
seperti melakukan penyiraman setiap pagi dan petang selama seminggu hingga akarnya tumbuh.
Selebihnya kita hanya perlu membersihkan area sekitar tempat tumbuhnya dari rerumputan
pengganggu.

b. Manfaat Serai (Cymbopogon sp)


Serai tergolong ke dalam jenis tanaman obat-obatan dan rempah. Serai juga termasuk
tanaman rempah yang banyak dibudidayakan oleh petani kita hampir disetiap daerah. Makanya
tidak sulit untuk menemukan tanaman yang berkhasiat ini, kita bisa menemukannya dengan
mudah dan harga yang relatif murah di berbagai pasar tradisional.
Selain sebagai bumbu dapur serai juga bermanfaat untuk memutihkan gigi yang
menguning, meringankan sakit gigi, menyembuhkan perut kembung, mengatasi gangguan
penapasan, mengurangi bau badan, mencegah kanker, detoksifikasi, insomnia, melancarkan haid,
asam urat dan rematik.
Serai juga banyak digunakan dalam pembuatan parfum, deodoran, poles dan lilin. Serai
juga digunakan untuk menambahkan keharuman pada sabun dan produk kosmetik. Hal ini
karena efeknya terhadap kutu.

2. Reumatik
a. Definisi Rematik

Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan penunjang
sekitar sendi. Rematik merupakan suatu istilah tentang sekelompok penyakit (gabungan dari 100
penyakit) dengan manifestasi klinis berupa pembengkakkan jaringan sekitar sendi dan tendon,
kelainan terutama terjadi pada sendi, penyakit rematik dapat pula mengenai ekstra artikular.
Rematik adalah penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri dan kaku pada
system Autoimun.

b. Penyebab Rematik
Faktor penyebab rematik yakni faktor usia, jenis kelamin, serta faktor genetik. Semakin
bertambahnya usia, semakin tinggi resiko terkena rematik. Wanita lebih rawan terkena rematik
dibandingkan pria, dengan faktor resiko 60%. Rematik yang terjadi pada orang dalam masa usia
produktif disebabkan karena peradangan. Peradangan ini bisa karena asam urat atau sebab-sebab

7
lain. Hal ini disebabkan karena hasil dari metabolisme purin yang tertimbun di persendian
sehingga menyebabkan sakit di persendian.

c. Tanda dan Gejala Rematik


1. Keluhan sakit bahkan kadang disertai bengkak pada persendian, terutama sendi penumpu
berat badan seperti sendi panggul, lutut, dan pergelangan kaki.
2. Keluhan morning stiffness atau kaku pagi hari saat bangun tidur, disertai nyeri sendi dan
bengkak yang membaik apabila sendi diistirahatkan, dan nyeri ini berlangsung sekitar 30-60
menit.
3. Bengkak dan nyeri, umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi yang
sama di kedua sisi tubuh).
4. Atralgia yaitu gejala yang ditemukan pada sendi berupa pegal linu.

d. Dampak Rematik
Penyakit rematik dapat menimbulkan kematian, tetapi sangat jarang terjadi dan biasanya
telah diderita selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Yang paling ditakuti dari penyakit
rematik adalah akan menimbulkan kecacatan baik ringan seperti kerusakan sendi maupun berat
seperti kelumpuhan. Hal ini mungkin akan menyebabkan berkurangnya kualitas hidup seseorang
yang berakibat terbatasnya aktivitas dan terjadinya depresi. Dampak dari rematik juga
menimbulkan kegagalan organ bahkan kematian atau mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri,
keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta Resiko tinggi akan terjadinya cidera.

e. Penanganan Rematik
Penanganan rematik dapat dilakukan dengan terapi medis yang biasa dilakukan dokter
ialah dengan memberikan obat penghilang rasa nyeri atau bisa juga dengan senam rematik.
Senam rematik merupakan metode senam yang dapat membantu mengurangi resiko timbulnya
rematik yang sekaligus berfungsi sebagai terapi tambahanbagi penderita rematik dalam fase
tenang. Dengan melakukan latihan ini secara teratur, diharapkan dapat mengurangi gejala
kekakuan sendi dan nyeri pada rematik.
Terapi pemijatan sering di pilih oleh sebagian besar orang untuk menghilangkan rasa
pegal dan linu yang juga dapat melancarkan peredaran darah. Sebenarnya manfaat pemijatan

8
bukan hanya itu, pemijatan juga berfungsi untuk mengobati rematik. Jenis pemijatan yang dapat
digunakan untuk mengobati rematik adalah jenis chiropractic. Jenis terapi pemijatan ini
menggunakan teknik terapi jasmani yaitu perpaduan antara gerakan pijat spesifik, massage, dan
jenis gerakan pijat yang dapat mengatasi masalah tulang dan syaraf.
Terapi panas dingin, terapi panas misalnya mandi air hangat atau berendam yang
bertujuan unttuk meningfkatkan aliran darah ke sendi yang terserang rematik. Terapi dingin,
misalnya kompres dengan es yang bertujuan mengurangi nyeri, peradangan kaku/kejang otot.
bisa juga dengan latihan fisik dilakukan dengan beberapa pola gerakan tertentu.
Selain itu, penanganan rematik juga bisa dilakukan dengan cara menemui tenaga
kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat sehingga bisa dicapai
kesembuhan yang maksimal, sangat tidak dianjurkan bagi penderita rematik untuk mengobati
sendiri penyakit rematiknya dengan cara menggunakan obat yang kurang tepat atau mencampur-
campur obat yang dibeli di toko-toko jamu atau obat yang tidak memiliki ijin resmi.

C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan teknik
metode survei, data dianalisis secara deskriptif. Data-data diperoleh langsung dari responden
yang berada di daerah yang telah ditentukan, untuk menggali informasi dari responden,
digunakan angket yang memuat pertanyaan bentuk semi terbuka yang bisa dipilih oleh
responden atau sesuai keinginan.

2. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dimulai pada tanggal 26 September 2016 – 8 Oktober 2016 bertempat di
Laboratorium IPA MA Darussalam Awayan dan di desa Awayan Hilir Kec. Awayan Kab.
Balangan.

3. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah masyarakat yang berada di desa
Awayan Hilir Kec. Awayan Kab. Balangan dan yang mengalami rematik sebanyak 20 orang.

9
4. Alat dan Bahan
a. Survei
Alat yang digunakan dalam peneltian ini adalah alat perekam kamera digital, buku
catatan dan kuisioner.
b. Cara Pembuatan Ramuan Alternatif dari Bahan Serai (Cymbopogon sp)
Alat:
1. Kompor
2. Tempat perebus (panci)
3. Alat pengaduk (sendok)
4. Pisau/cutter
Bahan:
1. Serai 7 batang
2. Daun jeruk nipis 7 lembar
3. Air 6 gelas (secukupnya)

Cara pembuatan:
1. Siapkan tempat perebus (panci).
2. Bersihkan 7 batang serai, kemudian dikupas bersih sehingga terlihat bagian dalamnya.
3. Batang serai dipotong kecil dengan menggunakan pisau.
4. Masukkan air 6 gelas ke dalam panci, kemudian batang serai yang telah dipotong-
potong dan daun jeruk nipis 7 lembar.
5. Rebus hingga mendidih.
6. Campurkan ramuan ke dalam air dingin.
7. Air ramuan siap digunakan untuk berendam atau merendam bagian yang terasa nyeri dan
sakit.
8. Lakukan secara rutin dan teratur hingga penyakit rematik hilang.

5. Prosedur Penelitian
Pengumpulan data melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap Observasi
Pada tahap ini menggali informasi untuk mengetahui jumlah dari masyarakat yang terkena
rematik di wilayah kecamatan Awayan yang didapatkan adalah 20 orang.

10
b. Tahap wawancara
Pengambilan data dilakukan dengan teknik survei melalui wawancara sehingga diperoleh
informasi data lisan responden. Data wawancara dapat dilengkapi dengan menggunakan
angket observasi tentang pemanfaatannya.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil wawancara dari 20 orang masyarakat yang terkena rematik diperoleh
karakteristik responden sebagai berikut:
Tabel 1. Karakteristik Responden Masyarakat di Desa Awayan Hilir yang terkena
Rematik
Jenis Kelamin
No Nama Umur Pekerjaan
Laki-laki Perempuan
1. Salasiah 45 th √ Pedagang
2. Hj. Aminah 60 th √ Pedagang
3. Hadi 37 th √ PNS
4. Warnidah 38 th √ Petani
5. Abdul Karim 52 th √ Petani
6. Riduan 55 th √ Swasta
7. Hamisah 63 th √ Petani
8. Sari Wati 41 th √ Ibu rumah tangga
9. Ahmad Rajidi 50 th √ Guru
10. Munawarah 42 th √ Petani
11. Halidah 47 th √ Petani
12. Ainiah 54 th √ Ibu rumah tangga
13. H. Ridwan 61 th √ Pedagang
14. Zainal Ilmi 59 th √ Petani
15. Mariani 45 th √ Swasta
16. H. Mardani 43 th √ Pedagang
17. Amirullah 37 th √ Petani
18. Saibatul 40 th √ Petani
19. Rismaili 34 th √ Guru
20. Siti Khadijah 42 th √ Guru

Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa masyarakat desa Awayan Hilir yang
terkena rematik adalah dari rentang usia 30-60 tahun. Dari 20 sampel yang diambil, 12 orang
perempuan dan 8 orang laki-laki. Jenis pekerjaan yang mendominasi masyarakat yang terkena
rematik adalah dari golongan petani dengan jumlah responden 7 orang, disusul pedagang
sebanyak 4 orang, guru 3 orang, swasta 2 orang, ibu rumah tangga 2 orang, dan PNS 1 orang.
Kami menduga, jenis pekerjaan dari golongan petani banyak menderita penyakit ini
dikarenakan beban kerja yang berat dan sifatnya terus menerus. Dibandingkan dengan bidang

11
pekerjaan lainnya, petani merupakan pekerjaan yang mengandalkan tumpuan otot dan sendi
ketika bekerja sehingga ada kalanya bagian sendi menimbulkan peradangan. Hal ini disebabkan
karena hasil dari metabolisme purin yang tertimbun di persendian sehingga menyebabkan sakit
di persendian.

Tabel 2. Respon Masyarakat di Wilayah Kecamatan Awayan yang terkena Rematik


terhadap Pemanfaatan Serai sebagai Obat Alternatif(n= 20)
No. Tindakan Jumlah Persentase (%)
1. Periksa ke dokter, puskesmas atau rumah sakit 4 20 %
2. Minum obat-obatan 18 90 %
3. Obat dari resep dokter 4 20 %
4. Obat dari membeli di warung 16 80 %
5. Pengobatan tradisional 4 20 %
6. Mau Mencoba pengobatan dari bahan serai 20 100 %
7. Mengalami perubahan (merasa lebih baik) 15 75 %
setelah mencoba pengobatan dari bahan serai
8. Akan mencoba secara rutin dan teratur 15 75 %
TOTAL 96 480 %

Dari data tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan kesehatan cukup
tinggi terbukti bahwa pada saat mereka sakit mereka berupaya untuk mengobatinya baik dengan
cara yang paling mudah yaitu dengan membeli obat di warung atau melalui pengobatan
tradisional sampai berobat ke dokter, puskesmas atau rumah sakit.

Pada penelitian ini, kami mencoba menawarkan alternatif pengobatan dengan ramuan
serai kepada para responden. Hasilnya, semua responden yang berjumlah 20 orang mau
mencobanya dan setelah diwawancarai kemudian ditanyakan hasilnya, yang merasakan
mengalami perubahan (merasa lebih baik) setelah mencoba ramuan ini berjumlah 15 responden
atau lebih dari separonya. Ini menunjukkan bahwa ramuan serai ini memang ada dampaknya dan
dapat digunakan sebagai alternatif obat rematik. Penanganan rematik dengan cara ini bisa disebut
dengan terapi panas dingin, terapi panas misalnya mandi air hangat atau berendam yang
bertujuan unttuk meningfkatkan aliran darah ke sendi yang terserang rematik. Terapi dingin,
misalnya kompres dengan es yang bertujuan mengurangi nyeri, peradangan kaku/kejang otot.
bisa juga dengan latihan fisik dilakukan dengan beberapa pola gerakan tertentu.
Pemanfaatan serai sebagai obat alternatif merupakan salah cara yang mudah untuk
menyembuhkan penyakit rematik, karena pada umumnya masyarakat menggunakan pengobatan
tradisional karena murah dan mudah didapat untuk mengobati penyakit sebelum yang

12
bersangkutan memeriksakan diri ke petugas kesehatan atau dokter. Manfaat serai yaitu dari
daunnya mengandung 0,4% atsiri (minyak) dengan tiga komponen penting seperti sitronela,
geraniol (20%), dan sitronelol (66-85%). Ketiga komponen tersebut bersifat antiseptik sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan desinfektan.
Minyak dan lemak adalah istilah untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur
dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Minyak adalah istilah untuk lipid yang
bukan berasal dari hewan. Minyak atsiri merupakan jenis minyak yang dihasilkan dari tanaman.
Minyak cenderung berbentuk cair pada suhu kamar, ini berbeda dengan minyak hewani atau
yang lebih dikenal dengan lemak yang cenderung berbentuk padat. Lemak mengandung
kolesterol, sedangkan pada minyak nabati mengandung fitosterol. Minyak lebih mudah menguap
karena kaya akan ikatan ganda dan asam lemak tidak jenuh yang menyusunnya dibandingkan
dengan lemak yang kaya akan ikatan asam lemak jenuh.
Minyak atsiri serai dapat digunakan untuk penyakit infeksi dan demam serta dapat untuk
mengatasi masalah sistem pencernaan dan membantu regenerasi jaringan penghubung. Daun
serai berfungsi sebagai peluruh kentut (karminatif), penambah nafsu makan (stomakik), obat
pasca bersalin, penurun panas, dan pereda kejang (antispasmodik).

E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pemanfaatan serai, serai dapat dijadikan pengobatan
alternatif khususnya untuk penyakit rematik. Serai juga memiliki banyak manfaat lainnya.
Alangkah baiknya jika banyak masyarakat yang menggunakan ramuan serai karena serai mudah
didapatkan dan relatif murah.

13
Lampiran

Bahan penelitian Alat penelitian

Proses pembuatan ramuan serai


Proses pencampuran serai dan bahan lain

Ramuan serai sebelum mendidih


Ramuan serai sesudah mendidih

Sampel ramuan serai Salah seorang responden yang mencoba


ramuan serai

14
DAFTAR PUSTAKA
Arif Hidayat, 2015. Manfaat Apotek Hidup,Untuk Perawatan Kesehatan dan
Kecantikan,Salatiga:Yayasan Bina Karya.
Agoes A, dan Jacob, 1995. Antropologi Kesehatan Indonesia Jilid 1, EGC. Jakarta
Notoatmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta.
Supandi S. 1997. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan obattradisionaldlam upaya
pengobatan sendiri di pedesaan. Buletin Penelitian Kesehatan.
www.manfaat.co.id/( dikutip pada tanggal 12 agustus 2016)

https://www.deherba.com( dikutip pada tanggal 12 agustus 2016)

www.manfaatnyasehat.com( dikutip pada tanggal 12 agustus 2016)

www.hasbihtc.com( dikutip pada tanggal 12 agustus 2016)

www.manfaatbuahalami.com( dikutip pada tanggal 13 agustus 2016)

www.nyusandalan.com( dikutip pada tanggal 13 agustus 2016)

www.tipscaramanfaat.com( dikutip pada tanggal 13 agustus 2016)

https://www.deherba.com( dikutip pada tanggal 13 agustus 2016)

15

Anda mungkin juga menyukai