Anda di halaman 1dari 21

林 SISTEM DISPERSI
KELOMPOK 2 FARMASI FISIKA
DOSEN
ULLY CHAIRUNNISA M.FARM,APT







Anggota kelompok 2
1. Miftahur Rahmi 20011111
2. Rahma Winda 20011147
3. Putri trisda utami 19011138
4. Safitri wulan dari 1701069
5. Didi suratno 1801160
6. Lisa Maisyarah 20011099
7. Mira rahma oktavia 21012137
8. Redisha Fadhila Azzahra 20011155
9. Yani syah putri 20011211
10. Nanda Jaya Pratama 1801009
Pengertian Sistem Dispersi
dan Dispersi
Sistem Dispersi merupakan sebuah pencampuran pada
satu zat dengan zat lain yang ketika akan dicampur,
mengalami pemerataan antara zat dalam zat lain

Dispersi ialah kejadian atau peristiwa penguraian


cahaya putih (polikromatik) itu menjadi komponen-
komponennya disebabkan karna pembiasan
Jenis – Jenis Sistem Dispersi

1. Dispersi Kasar (Suspensi)

2. Dispersi Koloid

3. Dispersi Halus (Larutan)






Perbedaan Jenis Sistem Dispersi

No Dispersi Kasar Dispersi Halus Dispersi Koloid


1. Heterogen Homogen Tampak homogen
2. Dua fase Satu fase Dua fase (dilihat dengan mikrsokop
ultra)

3. Keruh ada Jernih Keruh tanpa endapan


endapan

4. Dapat disaring Tidak dapat Dapat disaring (dengan kertas saring


disaring ultra)
5. Tidak stabil stabil stabil

1.Dispersi Kasar (Suspensi)

Dispersi kasar juga dapat disebut suspensi.


Suspensi adalah sebuah campuran heterogen
antara tahap terdispersi dan medium pendispersi.
Contoh terhadap campuran air dan pasir. Dalam
sebuah campuran air dan pasir, fase terdispersi
(pasir) dan media pendispersi (air) dapat
dibedakan karena pasir mengendap di bagian
bawah wadah.



Ciri-ciri Suspensi :

•Ukuran partikel >100 nm.

•Keruh, partikel terdispersi ini bisa atau dapat diamati langsung dengan mata.

•Mudah terpisah (mengendap).

•Dapat dipisahkan yakni dengan cara filtrasi atau penyaringan.


2. Dispersi Koloid
Dispersi koloid adalah sebuah sistem dispersi antara
dispersi halus dan kasar. Campuran dalam sebuah fase
terdispersi dengan media pendispersi dalam koloid
tampak homogen. Contoh dispersi koloid adalah agar.

Ciri-ciri Koloid :

•Ukuran 1-100 nm.

•Keruh – jernih, partikel terdispersi hanya bisa atau


dapat diamati dengan menggunakan mikroskop ultra.

•Apabila didiamkan itu sukar terpisah (relatif stabil).



한 •Tidak bisa disaring


Cara pembuatan koloid :

Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan


proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran
koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan
koloid, yang biasa digunakan dalam :

>Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dan


sebagainya

>Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu,
deterjen, dan sebagainya

>Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna
Jenis- Jenis Koloid
Fase Terdispersi Medium Jenis (Nama Koloid) Contoh
Pendispersi
Padat Padat Sol padat Kuningan, kaca
warna, intan hitam,
perunggu
Cair Emulsi padat Keju, mentega
Gas Buih padat Kerupuk, batu
apung, biskuit
Padat Cair Sol Cat, tinta, pati
dalam air, sol emas
Cair Emulsi mayones, santan,
Susu, saos, minyak
ikan
Gas Buih ombak, busa sabun,
Krim, pasta, ombak
Padat Gas Aerosol padat Debu, asap
cair Aerosol cair kabut, Awan,
embun
‫ا‬
3.Dispersi Halus (Larutan) ‫س‬
‫ط‬
Dispersi halus juga disebut sebagai solusi nyata atau ‫و‬
dispersi molekuler. Dalam larutan nyata, campuran homogen
terbentuk karena fase larva terdispersi terhadap media ‫ر‬
pendispersi. Campuran homogen ini juga disebut larutan. ‫ه‬
Dalam fase terdispersi, solusinya dapat berupa padat atau ‫ش‬
cair, sedangkan medium pendispersinya adalah cair. Contoh
‫ن‬
larutan teh dalam air.
‫ا‬
Ciri-ciri Larutan : ‫س‬
•Ukuran partikel <100 nm.
•Jernih, partikel terdispersi tidak bisa diamati dengan ‫ی‬
mikroskop ultra.
•Jika didiamkan tidak terpisah (sangat stabil).
•Tidak bisa atau dapat disaring (tidak bbisa dipisahkan.
Perbedaan Jenis Sistem Dispersi

No Dispersi Kasar Dispersi Halus Dispersi Koloid


1. Heterogen Homogen Tampak homogen
2. Dua fase Satu fase Dua fase (dilihat dengan mikrsokop
ultra)
3. Keruh ada Jernih Keruh tanpa endapan
endapan
4. Dapat disaring Tidak dapat Dapat disaring (dengan kertas saring
disaring ultra)
5. Tidak stabil stabil stabil

"
Sifat – Sifat Optik Koloid
1.Efek Faraday-Tyndall

Efek Tyndall merupakan satu bentuk sifat optik yang dimiliki oleh sistem koloid. Pada tahun 1869, Tyndall menemukan
bahwa apabila suatu berkas cahaya dilewatkan pada sistem koloid maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila
berkas cahaya yang sama dilewatkan pada dilewatkan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak akan tampak. Singkat
kata efek Tyndall merupakan efek penghamburan cahaya oleh sistem koloid (Martin, 1993).

2.Pemendaran Cahaya (Light Scattering)

Sifat ini berdasarkan efek Tyndall dan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan berat molekul
koloid. Sifat ini juga digunakan untuk mengetahui bentuk dan ukuran partikel. Pemendaran dapat diuraikan dalam batasan
kekeruhan, T, yaitu penurunan fraksional intensitas karena pemendaran ketika cahaya melewati 1 cm larutan. Pada suatu
konsentrasi fase terdispers tertentu, kekeruhan sebanding dengan berat molekul kooidal liofilik. Karena kebanyakan
koloidal liofilik mempunyai turbiditas yang rendah, maka relatif lebih mudah mengukur cahaya yang terpendar pada suatu
sudut tertentu terhadap berkas sinar (Martin, 1993).
Kekeruhan dapat dihitung dari intensitas cahaya yang tersebar
dengan syarat dimensi partikel kecil dibandingkan dengan
panjang gelombang yang digunakan. Berat molekul koloid bisa
didapatkan dari persamaan berikut:
Hc/ = 1/M + 2Bc
 turbiditas, c konsentrasi solut dalam g/cm3 larutan, M berat
rata-rata bobot molekul, dan B suatu tetapan interaksi, H adalah
tetapan sistem tertentu
Sifat Kinetis Kolod
1.Gerak Brown 2.Difusi
pergerakan partikel koloid sebesar 5 μm yang tidak Partikel akan berdifusi secara spontan dari
beraturan dijelaskan sebagai hasil pemboman tempat yang berkonsentrasi tinggi ke rendah,
partikel oleh medium pendispersi. Gerak ini sampai konsentrasinya seimbang
dipengaruhi oleh viskositas dari medium
pendispersi dan ukuran partikel. Jika medium 3.Viskositas
pendispersi viskositasnya meningkat, yaitu dengan Viskositas dispersi koloid dipengaruhi oleh
penambahan gliserin atau suatu zat serupa, maka bentuk partikel fase dispersi. Koloid bulat
akan menurunkan dan akhirnya menghentikan (sferokoloid) membentuk dispersi dengan
gerakan Brown. Dan kecepatan partikel meningkat viskositas relatif rendah sedangkan koloid linier
dengan berkurangnya ukuran partikel bersifat lebih kental.
Hubungan Viskositas dengan Jenis Koloid

1. Pada koloid hidrofilik, partikel fase dispersnya tersolvatasi dengan


molekul solven maka dengan adanya kenaikan kadar akan
menyebabkan kenaikan viskositas secara nyata sehingga cps besar.
2. Pada koloid hidrofobik, dimana fase dispersnya tidak tersolvatasi
oleh molekul solven sehingga kadar tidak mempengaruhi
vskositasnya (Martin, 1993).
SISTEM JENIS
KOLOIDAL

Sistem koloid dimana fase terdispersinya


mempunyai daya adsorbsi relatif lebih besar
disebut koloid liofil yang bersifat lebih
stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya
mempunyai daya adsorbsi relatif lebih lemah
disebut koloid liofob yang bersifat kurang
stabil. Sol liofil/liofob mudah terkoagulasi
dengan sedikit penambahan larutan elektrolit
SISTEM DISPERSI KOLOID

Koloid adalah sistem dispersi. Sistem dispersi atau sistem sebaran adalah suatu
sistem yang menunjukkan bahwa suatu zat terbagi (terdispersi) dalam zat lain.
Zat yang terbagi atau didispersikan disebut fase terdispersi fase intern, atau
fase diskontinu. Sedangkan zat yang digunakan untuk mendispersikan disebut
sebagai fase pendispersi, fase ekstern, atau fase kontinu (martin, 1993).
STABILITAS SISTEM DISPERSI KOLOID
Sifat fisika dispersi koloid yang paling penting adalah kecenderungan partikel
untuk berkumpul. Pertemuan antara partikel yang di dispersi pada media cair sering
terjadi dan stabilitas dispersi ditentukan oleh interaksi antara partikel selama pertemuan.
 
Penyebab utama pengumpulan tersebut adalah gaya tarik-menarik Van der waals
antarpartikel, sedangkan pengumpulan perlawanan stabilitas merupakan akibat dari
interaksi si antara lapisan ganda bermuatan listrik yang sama dan daya tarik menarik
partikel pelarut. Daya tarik menarik partikel pelarut menaikkan sebagian besar stabilitas
dengan cara mekanis, di mana dapat dipertimbangkan pada hubungan muatan energi
bebas desolvasi positif yang menyertai pengumpulan partikel. Adsorpsi zat polimer pada
permukaan partikel biasanya akan menaikkan stabilitas melalui peningkatan daya tarik
menarik partikel pelarut dan oleh mekanisme entropi, tetapi mempengaruhi
pengumpulan dengan mekanisme penghubung
Pertanyaan dan Jawaban
1. Pertanyaan dari : Dedy Fatqurahman Bp 20011043
Isi dari Pertanyaan : Jelaskan cara kerja mikroskop ultra!
Jawaban : Objek ditaruh dibagian pengamatan, kemudian diberikan cahaya ultraviolet dari bagian
bawahnya. Karena tidak mungkin dilihat dengan mata, maka digunakan lembar film
untuk menangkap penampakkannya (Febrila Puteri Alifia Bp 20011063)

2. Pertanyaan dari : Chenia Nandini Bp 20011039


Isi dari pertanyaan : Apa penyebab terjadinya gerak brown?
Jawaban : Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah Ukuran partikel, panas, dan gravitasi bumi
(Febrila Puteri Alifia Bp 20011063)

3. Pertanyaan dari : Andi Saputra Bp 20011015


Isi dari pertanyaan : Kapan sih kita menggunakan Dispersi? Dalam hal apa kita menggunakan
sistem dispersi kasar,halus,koloid?
Jawaban :
Thank you

Anda mungkin juga menyukai