PROTEIN
Oleh kelompok 7 :
1. Dea Harum Wulandari (1801120)
2. Nadia Ramadhani (1801163)
3. My. Vannysha Puti Saprila (1801208)
4. Redha Purnama Putri (1801090)
5. Irza Adetya (1801041)
6. Hesty Adriani (1801056)
7. Nanda Jaya Pratama (1801009)
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................4
BAB III......................................................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam sel makhluk
hidup dan merupakan 50 persen atau lebih dari berat kering sel. Protein memiliki jumlah
yang sangat bervariasi yang mulai dari struktur maupun fungsinya. Peranan protein
diantaranya sebagai katalisator, pendukung, cadangan, sistem imun, alat gerak, sistem
transpor, dan respon kimiawi. Protein-protein tersebut merupakan hasil ekspresi dari
informasi genetik masing-masing suatu organisme tak terkecuali pada bakteri (Campbell et
al., 2009; Lehninger et al., 2004). Protein dan gen memiliki hubungan yang sangat dekat
dimana kode genetik berupa DNA dienkripsi dalam bentuk kromosom yang selanjutnya
kode genetik tersebut ditranslasikan menjadi protein melalui serangkain mekanisme yang
melibatkan RNA dan ribosom (Vo-Dinh, 2005).
Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan melalui ikatan
peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-
kadang P dan S. Dari keseluruhan Asam amino yang terdapat di alam hanya 20 Asam amino
yang yang biasa dijumpai pada protein. Tidak semua Asam amino terdapat di dalam molekul
Protein, karena memiliki tugas lain. Sama halnya dengan proses metabolisme pada
komponen lain, pada metabolisme Protein dan Asam amino juga terjadi anabolisme dan
katabolisme yang juga membutuhkan peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana
proses metabolisme dari Protein dan Asam amino. Maka dari itu penulis menyusun makalah
ini yang di dalamnya penulis berusaha memaparkan dan menjelaskan secara rinci,
bagaimana proses metabolisme Protein dan Asam amino. Sehingga para pembaca dapat
memahami secara jelas proses metabolisme Protein dan Asam amino.
1. Berat molekulnya cukup besar , dan dapat mencapai ribuan bahkan jutaan
ssehingga merupakan suatu makromolekul.
2. Pada umumnya terdiri dari 20 macam asam amino, asam amino tersebut
berkaitan secara kovalen satu dengan yang lainnya dalam variasi urutan yang
bermacam-macam membentuk suatu rantai polipeptida
3. Ikatan kimia lainnya menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan rantai
polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein. Sebagai contohnya, yaitu
ikatan hydrogen da ikatan ion
4. Struktur tidak stabil terhadap beberapa factor, antara lain : pH, radiasi,
temperature, dan pelarut organic
b. Struktur Sekunder
Merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan
oleh ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang
belakang polipeptida. Salah satu contoh struktur sekunder adalah α-heliks dan
β-pleated. Struktur ini memiliki segmen-segmen dalam polipeptida yang
terlilit atau terlipat secara berulang. (Campbell et al., 2009; Conn,
2008).
Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen
karbonil pada suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus
amida pada suatu ikatan peptida empat residu asam amino di sepanjang rantai
polipeptida (Murray et al, 2009). Pada struktur sekunder β-pleated terbentuk
melalui ikatan hidrogen antara daerah linear rantai polipeptida.
c. Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih
di atas pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan
dari ikatan antara rantai samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini
merupakan konformasi tiga dimensi yang mengacu pada hubungan spasial
antar struktur sekunder. Struktur ini distabilkan oleh empat macam ikatan,
yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan hidrofobik.
Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat penting bagi protein. Asam
amino yang memiliki sifat hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein
globuler yang tidak berikatan dengan air, sementara asam amino yang bersifat
hodrofilik secara umum akan berada di sisi permukaan luar yang berikatan
dengan air di sekelilingnya (Murray et al, 2009; Lehninger et al, 2004).
d. Struktur Kuartener
Adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein
dalam ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein
dengan struktur tersier yang akan membentuk protein kompleks yang
fungsional. ikatan yang berperan dalam struktur ini adalah ikatan nonkovalen,
yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik. Protein dengan
struktur kuarterner sering disebut juga dengan protein multimerik. Jika
protein yang tersusun dari dua sub-unit disebut dengan protein dimerik dan
jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan protein tetramerik (Lodish et
al., 2003; Murray et al, 2009).
2. Berdasarkan berdasarkan bentuk fisik
a. Protein globular
Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat)
membentuk bulat padat. Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin.
Protein ini larut dalam air, asam, basa, dan etanol.
b. Protein serabut (fibrous protein)
Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang
tersusun memanjang, dan memberikan peran struktural atau pelindung.
Misalnya fibroin pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba.
Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol.
Motil
Protein kontraktil Aktin, Myosin
(mekanik)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia.
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida. Fungsi dari protein adalah sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan
tubuh, sedangkan asam amino sebagai komponen protein. Proses metabolisme protein
dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus halus, dilanjutkan dengan proses
metabolisme asam amino. Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino →
masuk darah. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam
sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Semua
proses tersebut dibantu oleh enzim.
DAFTAR PUSTAKA