Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN KIMIA

PERCOBAAN VII

EKSTRAKSI HERBA PUTRI MALU (mimosa pudica L.)

OLEH:

NAMA : ALISIAH ANUGRAH PRACILIAH

STAMBUK : F1C1 17 036

KELOMPOK : VII (TUJUH)

ASISTEN : WA NAZILA

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman merupakan salah satu sumber senyawa kimia yang peting dalam

pengobatan. Manfaat berbagai macam tanaman sebagai obat sudah dikenal luas di

negara berkembang maupun negara maju, akan tetapi pengetahuan mengenai

obat tradisional diperoleh dari pengalaman dan resep turun temurun dari nenek

moyang yang belum teruji khasiatnya secara klinis. Masyarakat luas

beranggapan bahwa penggunaan obat tradisional lebih aman dibandingkan

dengan obat kimia sehingga mereka lebih suka menggunakan obat tradisional

untuk menyembuhkan penyakitnya. Salah satu tumbuhan yang telah lama

digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan obat-obatan adalah Putri

malu (Mimosa pudica L).

Putri malu (Mimosa pudica L.) adalah salah satu jenis tumbuhan

yang berasal dari famili Fabaceae yang telah dikenal luas. Kandungan

senyawa kimia dalam tanaman putri malu (Mimosa pudica L.) antara lain

terpenoid, flavonoid, glikosida, alkaloid, kuinon, fenol, tanin, saponin, dan

kumarin. Dalam pemanfaatanya, manusia dapat mengambil seluruh zat dari bahan

tersebut atau dapat mengambil beberapa zat yang dibutuhkannya saja dari suatu

bahan. Untuk dapat mengambil atau memperoleh zat tersebut dapat dilakukan

dengan berbagai proses, salah satunya yaitu ekstraksi.

Ekstraksi merupakan merupakan proses pemisahan bahan dari

campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi

dihentikan ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam


pelarut dengan konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut

dipisahkan dari sampel dengan penyaringan. Berdasarkan uraian latar belakang

diatas maka perlu dilakukan ekstraksi herba putri malu.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ekstraksi herba putri malu adalah

bagaimana mengetahui dan memahami cara atau tahap-tahap ekstraksi dan

pelarut yang digunakan dalam mengekstraksi sampel herba Putri Malu?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan yang akan dicapai pada percobaan ekstraksi herba putri malu

adalah untuk memperoleh ekstrak dari herba Putri Malu dengan metode ekstraksi

dingin (maserasi).

D. Manfaat Percobaan

Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ekstrak putri malu adalah

dapat memperoleh ekstrak dari herba Putri Malu dengan metode ekstraksi

dingin (maserasi).

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut

cair. Proses ekstraksi secara umum dapat dilakukan dengan cara maserasi,
perkolasi, refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet, digesi, infusa dan dekok. Mutu

ekstrak dalam proses ekstraksi dipengaruhi oleh teknik ekstraksi , waktu ekstraksi,

temperatur, jenis pelarut, konsentrasi, dan erbandingan bahan pelarut (Rosidah

dkk., 2015).

Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara

dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk

pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organik maupun zat anorganik.

Cara ini dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Menurut hukum

distribusi Nerst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur

dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi

pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan

pelarut air. Dalam praktek solut akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua

pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi

solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada

suhu tetap (Handayani dkk., 2015).

Beberapa faktor yang berpengaruh pada ekstraksi adalah waktu

pengocokan, volume pelarut otganik serta pH larutan. Peningkatan volume pelarut

organik sangat penting dalam proses ekstraksi karena akan memepengaruhi

kenaikan koefisien distribusi didalam pelarut organik. Dalam penelitian ini

dipelajari pengaruh penambahan volume pelarut MEK , waktu pengocokan serta

pH larutan untuk proses ekstraksi terhadap koefisisen distribusi (Kd) dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam system pemisahan (Hidayat

dkk., 2015).
Putri malu (Mimosa pudica L) merupakan salah satu tanaman yang dapat

dijadikan alternatif obat herbal. Tanaman ini mengandung senyawa mimosin,

asam pipekolinat, tannin, alkaloid, saponin, triterpenoid, sterol, polifenol dan

flavonoid yang diduga berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah pada

penderita diabetes mellitus. Tanaman putri malu memiliki aktivitas famakologis

seperti antidiabetes, antitoksin, antihepatotoxin, penyembuhan antioksidan dan

luka. Di Sulawesi Tengah, tanaman putri malu (Mimosa pudica L) mudah

ditemukan, dan tanaman ini hidup liar namun pemanfaatan sebagai obat

tradisional kurang dimanfaatkan secara maksimal (Mustapa., 2017).

III. METODE PERAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ekstraksi herba putri malu dilaksanakan pada hari Selasa,

tanggal 26 Maret 2019, pukul 13.00-15.30 WITA dan bertempat di Laboratorium


Kimia Nano Teknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan


1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ekstraksi herba putri malu yaitu

pisau, blender, hot plate, gelas kimia, pipet tetes, batang pengaduk, timbangan

analitik, dan spatula.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ekstraksi herba putri malu

yaitu pelarut etanol, herbal putri malu, kertas saring, aquades, tissue dan

aluminium foil.

C. Prosedur Kerja
10 gram sampel herba putri malu

- Ditambahkan etanol 50 mL
- Direndam selama kurang lebih 2 jam
- Disaring

Filtrat residu

- Diuapkan menggunakan hot plate


hingga terbentuk ekstrak herba
putri malu
- Dihitung
- Ditimbang % rendamen

Hasil Pengamatan

IV. HASIL DAN PEMAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan
Proses maserasi dengan larutan Ekstrak herba Putri Malu
Metanol (Momosa pudica L.)

2. Analisis Data

 Berat sampel yang diekstraksi : 57,46 gram

 Volume larutan penyari : 1 liter

 Berat ekstrak kental : 2,71 gram

% Rendamen =

= 2,71 %

B. Pembahasan
Senyawa kimia pada dasarnya sebagian besar berada dalam keadaan

bercampur dengan senyawa lain atau keadaan tidak murni. Untuk beberapa

keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa
kimia dalam keadaan murni, sehingga perlu dilakukan pemisahan. Jika komponen

terlarut sangat sedikit larut atau disebabkan oleh bentuknya sehingga proses

pelarutan sangat lambat, maka perlu dilakukan pemisahan, diantaranya

menggunakan ekstraksi. Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif untuk menarik

komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada

perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan

mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam

pelarut.

Percobaan ini menggunakan ekstraksi maserasi yang dimana ekstraksi

maserasi merupakan cara penyaringan sederhana yang dilakukan dengan cara

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyaringselama beberapa hari pada

temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Metode ekstraksi maserasi

dipilih karena zat aktif yang terdapat pada simplisia herba putri malu tidak

tahan dengan adanya pemanasan oleh karena itu maserasi merupakan metode

yang baik karena tidak melibatkan pemanasan dalam prosesnya dan juga

metode ini sangat sederhana.

Tahapan pertama pada percobaan ini menghaluskan herba putri malu

sebnyak 10 gram yang kemudian di berikan pelarut, adapun pelarut yang

digunakan pada percobaan ini adalah metanol dikarenakan dapat melarutkan

seluruh golongan metabolit sekunder dan mempunyai titik didih rendah yaitu

67,5oC sehingga mudah untuk diuapkan pada saat mengekstraksi.setelah

penambhan pelarut sampel herba putri malu kemudian dijemur selama 2 jam

dan kemudia disaring.


Hasil saringan tersebut menghasilkan filtrat dan residu. Filtrat yang

dihasilkan pada penyaringan ini diuapkan menggunakan hot plate hingga

terbentuk ekstrak herba putri malu. Dari hasil ekstraksi dapat diperoleh ekstrak

kental sebanyak 2,71 gram. Nilai rendamen yang diperoleh terbilang sangat

sedikit, hal ini mungkin dikarenakan sampel yang digunakan sedikit dan pada

saat waktu maserasi yang singkat sehingga pelarut belum dapat menarik

senyawa-senyawa yang terdapat dalam sampel yang menyebabkan belum

mencapai titik keseimbangan, tidak dilakukan proses remaserasi.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan ekstraksi herba putri malu yang telah dilakukan

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak kental dari herba Putri Malu

diperoleh sebanyak 2,71 gram yang dilakukan dengan metode ekstraksi dingin

yaitu metode perkolasi dengan menggunakan pelarut metanol.


DAFTAR PUSTAKA

Handayani, D., Vita P. dan Laila F., 2015, Peningkatan Kadar Zingiberen dalam
Minyak Jahe Dengan Ekstraksi Cair-cair, ISBN 978-602-99334-4-4

Hidayat, R.N. dan Maria C.P., 2015, Penentuan Koefisien Distribusi Renium dan
Wolfram Dengan Metode Ekstraksi Menggunakan Pelarut Metil-Etil
Keton, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah, ISSN : 0216-3128.

Rosidah, I., Hismiaty B., Rima M., Olivia B.P., 2015, Pengaruh Kondisi Proses
Ekstraksi Batang Brotowali (Tinospora Crispa L., Hook.f & Thomson)
Terhadap aktivitas Hambatan Enzim Alfa Glukosidase,Media Litbangkes,
25(4).

Anda mungkin juga menyukai