Disusun oleh :
KELOMPOK V
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii
I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan .........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengenal beberapa cara mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam
senyawa organik.
2. Mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa organik.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
1. Pengertian Analisa Unsur
Yang dimaksud dengan analisis dalam kimia organik adalah untuk menentukan
unsur zat organik. Pada umumnya zat organik mengandung unsur C, H, N, O, P dan
halogen. Analisis unsur adalah proses dimana sampel beberapa bahan dianalisis untuk
mengetahui komposisi unsur. Analisis unsur dapat bersifat kualitatif (menentukan
unsur apa yang ada), dan dapat bersifat kuantitatif (menentukan seberapa banyak
masing-masing unsur tersebut ada). Analisis unsur kimia dapat berupa analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif serta dapat diterapkan pada kimia anorganik maupun
kimia organik.
2. Menganalisa Unsur
Cara-cara melakukan analisis unsur kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia
termasuk di dalamnya proses pemisahan, identifikasi dan penentuan komponen dalam
sampel. Pada umumnya zat organik mengandung unsur C, H, N, O, P dan halogen.
Sesudah suatu zat organik dimurnikan, maka dengan metode menentukan macam
unsur dalam molekul organik dapat ditentukan. Untuk menentukan unsur halogen,
nitrogen dan belerang. Senyawa organik dipijarkan dengan logam natrium. Halogen
dan belerang akan diubah pada pemijaran menjadi senyawa natrium halida dan
natrium sulfida. Nitrogen dalam pemijaran ini diubah menjadi senyawa sianida
3. Pemanasan Bahan Kimia
Pemanasan bahan kimia dalam melakukan analisa unsur adalah suatu proses
dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur. Tujuan dari proses pemanasan adalah
untuk membuat sampel mencapai suhu yang tepat secara cepat. Suhu yang tepat tidak
terlalu penting, melainkan proses pemanasan suhu sampel dengan cepat. Pemanasan
secara konsisten diperlukan dalam laboratorium kimia, karena banyak reaksi kimia
yang hanya terjadi pada suhu yang lebih tinggi. Pemanasan juga dibutuhkan untuk
pembersihan dan pemisahan senyawa dengan cara destilasi atau sublimasi.
2
Umumnya, hotplate digunakan untuk pemanasan. Hotplate yang digunakan dapat
dilengkapi dengan pengadukan dan fungsi timer pada hotplate.
Permukaan hotplate dan bejana yang digunakan berperan penting dalam melakukan
pemanasan cepat. Tujuannya adalah untuk mentransfer suhu pada media secepat dan
semaksimal mungkin.
B. Prosedur Percobaan
Alat dan Bahan :
1. Tabung reaksi
2. Sampel senyawa organik
3. Erlenmeyer
4. Pemanas spirtus
5. Gelas ukur
Langkah kerja :
1. Analisa Karbon
Prosedur percobaan analisa karbon yaitu dengan meletakkan 3 buah sampel
diatas pelat tetes porselen. Sampel 1 merupakan gula, sampel 2 merupakan amilum,
dan senyawa 3 merupakan garam. Kemudian masing-masing sampel dipanaskan
sampai terjadi perubahan warna. Terjadinya perubahan warna menjadi hitam
menunjukkan adanya kandungan karbon dalam sampel.
2. Analisa Halogen
a. Analisa CaO
Analisa unsur CaO yaitu dilakukan dengan memanaskan sejumlah CaO bebas
halogen hingga suhu tinggi. Ketika masih panas tambahkan dua tes CCL4. Setelah
dingin, didihkan dengan 5-10 ml air suling atau akuades, lalu tuangkan kedalam
beker glass berisi larutan dalam HNO3 encer (1 Vol HNO3 pekat dalam 1 vol air
suling). Jika larutan jernih tak didapat maka saringlah dengan kertas saring.
Tambahkan 2-3 ml larutan AgNO3 encer (5-10%), kemudian amati apa yang terjadi.
3
b. Test Beilstein
Prosedur percobaan panaskan kawat tembaga sampai kawat berubah warna
menjadi kemerah-merahan, dan tidak memberikan nyala warna lain. Kemudian
dinginkan kawat tembaga lalu tetesi kawat tembaga dengan dua tetes CCl₄. Pijarkan
kembali lalu amati warna nyala yang terbentuk.
c. Analisa Iodium
Prosedur percobaan analisa iodium yaitu dengan memasukkan 1 mL KI 0,5 M
kedalam erlemeyer dan tambahkan 1 mL CuSO4. Kemudian basahkan satu lembar
kertas saring dengan larutan amilum, lalu tutup dengan cepat mulut erlemeyer dengan
kertas saring yang sudah dibasahi sebelumnya. Adanya gas iodium yang berwarna
ungu ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru pada kertas saring
4
CO2 akan keluar), lalu tambahkan 1 mL larutan FeCl3 1 M, diamkan sampai
endapan biru prusia mengendap. Kemudian sampel mengandung nitrogen akan
membentuk endapan biru prusia.
5
3. Analisa Nitrogen dan Sulfur
NH4CNS(S) + Na2CO3-Zn(S) H2O ZnS(S) + NaCN(l) + (NH4)2CO3 (l)
(Dipanaskan) disaring
NaCN + (NH4)2CO3 dan ZnS
(filtrat) (residu)
a. Analisa Nitrogen
NaCN (l) + FeSO4 (s)
2Na+ + 6 CN- + FeSO4 [Fe(CN)6] 4- + Na2SO4 …......... (1)
(hijau)
3 [Fe(CN)6] 4- + 4 Fe3+ Fe4 [Fe(CN)6]3 ………… (2)
(endapan biru prusia)
D. Pembahasan
1. Analisa Karbon
Karbon merupakan salah satu unsur yang paling banyak dipelajari dan
diaplikasikan di berbagai bidang. Karbon dapat dihasilkan dari pembakaran pirolisis
dan proses karbonisasi dari material organik. Proses karbonisasi dilakukan melalui
penguraian senyawa organik dengan proses pemanasan tanpa kehadiran oksigen
sehingga, unsur karbon dapat dipertahankan.
Pada sampel 1 (gula) tidak mengandung karbon karena warnanya tetap sama
seperti warna aslinya. Pada sampel 2 (amilum) ada dua kemungkinan warnanya
berubah menjadi coklat yaitu, pertama bisa jadi pada sampel tersebut mengandung
sedikit karbon dan kedua, bisa jadi pada sampel tersebut mengandung karbon. Jika
waktu pemanasan dilakukan lebih lama maka kemungkinan warna dari sampel akan
berubah menjadi warna hitam. Pada sampel 3 (garam) menunjukkan bahwa pada
sampel tersebut mengandung karbon karena terjadinya perubahan warna menjadi
hitam. Sehingga sampel yang mengandung karbon adalah sampel 3. Adanya unsur
karbon dalam sampel organik, secara lebih pasti dapat ditujukkan melalui cara kimia
yaitu dengan uji pembakaran. Pembakaran sampel organik akan mengubah karbon
menjadi CO2 dan hidrogen menjadi H2O.
6
2. Analisa Halogen
Dari hasil reaksi (4) senyawa yang mengandung endapan warna putih adalah
senyawa AgCl yang mengandung endapan putih. Endapan warna putih inilah yang
menunjukkan bahwa pada senyawa tersebut mengandung unsur Cl (klor).
a. Analisa CaO
Tes CaO terjadi karena adanya endapan yang bewarna putih yang menunjukkan
adanya halogen didalam sampel. Jadi CCl₄ ditambah sama asam nitrat dan akuades
sehingga menyebabkan perubahan warna menjadi putih. Unsur CaO atau dikenal pula
dengan kapur tohor dengan nama kimia kalsium oksida adalah hasil pembakaran
kapur mentah pada suhu kurang lebih 90oCelcius.
b. Test Beilstein
Tes Beilstein merupakan tes untuk menguji adanya unsur halogen pada suatu
senyawa yang dilakukan dengan memasukkan kawat tembaga yang telah dipanaskan
ke dalam larutan tetraklorida. Unsur yang ditunjukkan oleh nyala yang bewarna hijau
adalah CCl₄ (karbon tetraklorida). Nyala hijau inilah yang menunjukkan jika pada
kawat tembaga tersebut mengandung klorin (Cl). Kawat dilakukan proses pemanasan
untuk mensterilisasi agar kawat tidak terkontaminasi dengan unsur lain. Pada kawat
juga terjadi proses pemuaian maka unsur klor dari kawat akan melebar sehingga
senyawa CCl₄ akan masuk kedalan kawat sehingga terjadinya perubahan warna
menjadi hijau.
Pada percobaan tes beilsten, reaksi kimia ditandai dengan tercium bau gas dan
warna kawat tembaga yang berubah menjadi warna hijau, tetapi jika tidak muncul
uap/gas, hal ini terjadi karena uji beilstein yang dilakukan tidak sesuai dengan yang
diharapakan, dimana yang seharusnya CCl₄ diganti dnegan larutan lain. Jika kawat
tembaga diganti dengan alumunium kemungkinan hasil yang didapatkan akan lebih
cepat terlihat karna sifat alumunium yang memiliki sifat konduktifitas yang lebih
besar dibandingkan dengan tembaga. Hasil yang didapatkan juga tentunya akan sama
yakni sama-sama akan tercium bau gas dan warna kawat alumunium berubah menjadi
hijau. Samanya hasil dari kedua logam tersebut dikarenakan sifat kedua logam yang
mirip. Namun aluminium ini sedikit memiliki kelebihan yaitu aluminium memiliki
7
daya penghantar panas yang lebih baik dibandingkan dengan tembaga, dan
aluminium memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan dengan tembaga sehingga
lebih cepat dalam melakukan pemanasan.
c. Analisa Iodium
Analisa iodium ini akan terjadi perubahan warna di kertas saring menjadi biru
keunguan dan akan timbul gas yang bewarna biru, hal ini dikarenakan ditambahnya
amilum pada sampel. Amilum ditambahkan bukan hanya sebagai indikator tetapi juga
dapat memperangkap atau mengikat gas. Iodium merupakan mineral yang diperlukan
oleh tubuh dalam jumlah yang relatif sangat kecil, Namun memiliki peranan yang
sangat penting dalam pembentukan hormon tiroksin. Iodium berwujud padat dan
berwarna ungu hitam, sedangkan Iodium dapat berubah wujud pada suhu kamar
menjadi gas berwarna ungu-biru.
Pada prosedur percobaan senyawa yang menyebabkan kertas saring yang ditetesi
amilum berubah menjadi biru adalah senyawa I2 (iodin).
8
b. Analisa Sulfur
Percobaan uji adanya unsur S dapat menggunakan sampel filtrat, kemudian
ditambahkan lagi Pb asetat yang menghasilkan larutan berwarna hitam. Adanya unsur
S dalam larutan yaitu ditandai dengan larutan berwarna biru prusia. Pada analisa
sulfur akan terjadi perubahan warna hitam di kertas saring, perubahan warna terjadi
karena sampel ditambaha dengan Pb asetat. Pb asetat dapat mengikat gas. Sampel
ZnS akan ditambah dengan HCl yang akan menghasilkan gas, gas ini tadinya akan
ditangkat oleh Pb asetat yang ada kertas saring.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum tegangan permukaan kali ini adalah sebagai berikut:
1. Pada sampel tes karbon akan membentuk warna hitam itu menandakan sampel
mengandung karbon.
2. Tes CaO akan terbentuk endapan yang bewarna putih yaitu berupa senyawa
AgCl.
3. Tes beilstein kawat tembaga akan berubah nyalanya menjadi warna hijau.
4. Analisa iodium akan terbentuk gas yang bewarna ungu berupa gas I2 atau
kertas saringnya berubah menjadi warna biru karena telah ditambahkan
indikator amilum.
5. Analisa nitrogen akan terbentuk endapan yang bewarna biru prusia yang
berupa senyawa kompleks [Fe(CN)6]3.
6. Analisa sulfur akan terbentuk gas H2S yang bereaksi dengan PbS sehingga
kertas saringnya akan bewarna hitam.
10
DAFTAR PUSTAKA
Murtiningrum, T., Ashadi, Dan Mulyani, S., 2013. Pembelajaran Kimia Dengan
Problem Solving Menggunakan Media E-Learning Dan Komik Ditinjau Dari
Kemampuan Berpikir Abstrak Dan Kreativitas Siswa. Jurnal Inkuiri, 2 (3), 290.
11