Anda di halaman 1dari 10

KADAR KARBOHIDRAT DALAM SUSU SAPI (SUSU PERAH) SETELAH

PENAMBAHAN MADU DENGAN KONSENTRASI 25%, 50% DAN 75%

Yesi Milasari* Farach Khanifah** Umaysaroh***

ABSTRAK

Pendahuluan : Kandungan karbohidrat ditemukan dalam susu sapi, apabila suplai karbohidrat
dalamtubuh kurang akan menyebabkan tubuh menjadi lemah dan kurang konsentrasi. Susu sapi
segar merupakan minuman bergizi yang sangat sering dikonsumsi oleh masyarakat dan memiliki
kandungan nutrisi dan gizi yang sangat baik bagi kesehatan tubuh manusia seperti karbohidrat,
protein, lemak, mineral, air dan enzim-enzim baik seperti lactoferrin. Tujuan : penelitian untuk
mengetahui kadar kandungan karbohidrat dalam susu sapi setelah penambahan madu dengan
konsentrasi 25%, 50% dan 75%. Metode : penelitian ini mengunakan eksperimen dengan
populasi susu sapi di peternakan Dusun Gempol Desa Japanan Kecamatan Mojowarno
Kabupaten Jombang yang diambil dengan purposive sampling dan didapatkan sampel susu
segar. Variabel penelitian ini adalah kadar kabohidrat dan diukur dengan metode luff schrool.
Analisa data penenlitian ini adalah deskriptif. Hasil : penelitian penambahan madu konsentrasi
25% kadar karbohidrat sebesar 2,67%, konsentrasi 50% kadar karbohidrat sebesar 2,68%, dan
konsentrasi 75% kadar karbohidrat sebesar 2,80%. Kesimpulan : kadar karbohidrat pada susu
sapi setelah penambahan madu dengan konsentrasi 25%, 50% dan 75%, semuanya memiliki
konsentrasi kadar karbohidrat dengan kategori rendah. Saran : untuk dosen prodi analis beserta
mahasiswa melaksanakan pengabdian masyarakat dala bentuk memberikan penyuluhan /
konseling tentang susu yang ditambahi dengan madu kepada masyarakat.

Kata Kunci : Karbohidrat, Susu, Madu.

CARBOHYDRATIC LEVELS IN COW MILK (DAIRY MILK) AFTER ADDING HONEY


WITH 25%, 50% AND 75% CONCENTRATION

ABSTRACT

Introduction : Carbohydrate content is found in cow's milk, if the carbohydrate supply in the
body is less will cause the body to become weak and lack concentration. Fresh cow's milk is a
nutritious drink that is very often consumed by the public and has excellent nutritional and
nutritional content for the health of the human body such as carbohydrates, proteins, fats,
minerals, water and good enzymes such as lactoferrin. Objective : a study to determine the
levels of carbohydrate content in cow's milk after the addition of honey with concentrations of
25%, 50% and 75%. Method : this study used an experiment with a population of cow's milk at
the Gempol Hamlet farm in Japanan Village, Mojowarno District, Jombang Regency which was
taken by purposive sampling and obtained a sample of fresh milk. The variable of this study is
the kabohydrate level and measured by the luff schrool method. Analysis of this research data is
descriptive. Results : the study added honey concentration of 25% carbohydrate concentration
of 2.67%, concentration of 50% carbohydrate content of 2.68%, and concentration of 75%
carbohydrate concentration of 2.80%. Conclusion : carbohydrate content in cow's milk after the
addition of honey with a concentration of 25%, 50% and 75%, all of them have a low
concentration of carbohydrate content. Suggestion : for analyst study program lecturers and
students carry out community service in the form of providing counseling / counseling about
milk supplemented with honey to the community.

Keywords : Carbohydrates, Milk, Honey.

PENDAHULUAN Salah satu faktor yang penting untuk


menentukan kualitas susu adalah lama dari
Susu merupakan sumber protein hewani susu sapi tersebut karena kontaminasi bakteri
yang ditumbuhkan dalam pertumbuhan dan pada susu sapi dimulai setelah susu keluar
perkembangan tubuh serta dalam menjaga dari ambing sapi dan jumlah bakteri akan
kesehatan. Susu sapi segar merupakan unsur semakin meningkat pada jalur susu yang
penting dalam industri pengolahan susu. lebih panjang (Abraham, Hidayat, & Darana,
Sebagai pangan asal hewan, susu bersifat 2018). Selain dalam minuman, karbohidrat
mudah rusak (perishable food). Dalam juga dapat ditemukan dalam makanan yang
rangka meningkatkan peran susu segar dalam juga dapat menunjang kebutuhan karbohidrat
negeri dan perlindungan terhadap konsumen bagi tubuh. Dalam penelitian sebelumnya
dan produsen, telah ditetapkan standart kriteria karbohidrat dapat dikatakan rendah,
nasional SNI 01-3141-1998 mengenai sedang dan tinggi secara berurutan <55%,
standar susu segar. Susu sapi segar 56% - 69% dan >70% (Damaryanti, 2018)
merupakan salah satu minuman bergizi yang
sangat sering dikonsumsi oleh masyarakat Karbohidrat merupakan salah satu gizi yang
untuk dikonsumsi setiap hari karena paling banyak dibutuhkan oleh manusia yang
memiliki banyak kandungan nutrisi dan gizi berfungsi sebagai sumber energi utama bagi
yang sangat baik bagi kesehatan tubuh tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas.
manusia. Selain itu, susu juga mengandung Manusia membutuhkan energi, rata-
nutrisi yang baik seperti karbohidrat (4,5%), rata1200-2000 kilo kalori perhari, 45 – 60%
protein (3,4%), lemak (3,6%), mineral dari seluruh kebutuhan kalori tersebut
(0,75%), air (87,75%) dan enzim-enzim baik diperoleh dari karbohidrat. Kebutuhan
seperti Lactoferrin yang berguna untuk karbohidrat untuk remaja dapat terpenuhi
penyerapan zat besi dan respon imun tubuh dengan 292 gram perharinya (Ginting,
manusia (Vinifera & Nurina, 2016). Rosidi & Noor, 2016).

Banyaknya kebutuhan masyarakat akan susu Karbohidrat merupakan sumber energi bagi
sapi membuat beberapa produsen susu sapi tubuh, namun jika suplai karbohidrat dalam
tidak telalu mementingkan kesegaran dan tubuh kurang makan akan menyebabkan
kualitas susu sapi yang menyebabkan tubuh menjadi lemah dan kurang
berkurangnya nutrisi yang terkandung di konsentrasi. Tetapi sebaliknya jika tubuh
dalam susu sapi tersebut. Kualitas susu sapi kelebihan dalam supalai karbohidrat maka
segar dipengaruhi oleh beberapa faktor akan terjadi penumpukan di jaringan adipose
seperti bangsa sapi perah, pakan, sistem bawah kulit dan apabila tidak digunakan
pemberian pakan, frekuensi pemerahan, akan menyebabkan penumpukan sehingga
metode pemerahan, perubahan musim dan terjadi overweight (Wulandari & Mardiyati,
periode laktasi sapi tersebut. 2017).
Madu merupakan bahan tambahan makanan karotenoit, asam amino, protein, produk
yang dapat memberi rasa manis juga reaksi Maillard, flavonoid dan asam,
digunakan sebagai pengganti gula. fenolat). Di Indonesia, untuk kualitas madu
Keuntungan menggunakan madu sebagai sudah ditentukan berdasarkan standart
pemanis bila dibandingkan dengan gula nasional Indonesia (SNI) nomor 01-3545-
(sukrosa), yaitu madu memiliki nilai kalori 1994. Standart tersebut merupakan kriteria
yang lebih tinggi daripada gula dan rasanya dari madu yang telah ditetapkan oleh Badan
lebih manis daripada gula sehingga Standarisasi Nasional (BSN) dan merupakan
penggunaan madu dapat dikurangi bila hasil revisi dari SNI tentang syarat madu
dibandingkan apabila menggunakan gula. tahun 1992 (Wulandari, 2017).
Kedua, gula merupakan sukrosa yang terdiri
dari dua molekul yang terikat bersama. Menurut Badan Standart Nasional Indonesia,
Ketika mengonsumsi gula, tubuh harus madu memiliki kandungan gula pereduksi
menggunakan enzim yang dihasilkan sendiri minimal 65%. Madu kelengkeng
untuk memisahkan molekul-molekul tersebut mengandung gula pereduksi sebesar 68,12%
sebelum dapat digunakan energinya, dan kandungan gula pereduksi pada madu
sedangkan pada madu terdapat enzim khusus randu sebesar yaitu 72,17%. Kadar glukosa
untuk memecah sukrosa menjadi glukosa dan pada madu kelengkeng lebih tinggi daripada
fruktosa sehingga dapat langsung diserap madu randu(Turmala, Ikrawan & Anggraini,
tubuh. Selain itu, gula tidak mengandung 2012).
vitamin dan sedikit mineral, sedangkan madu
mengandung vitamin dan mineral yang Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
cukup banyak. Gula memanfaatkan nutrisi pernah dilakukan terhadap penentuan kadar
tubuh untuk dimetabolisme ke dalam sistem. karbohidrat dadih susu sapi dengan
Ketika nutrisi ini semua sudah digunakan, penambahan tepung maizena di dapatkan
metabolisme kolesterol dan asam lemak yang hasil perhitungan karbohidrat dalam dadih
tidak diinginkan terhambat, berkontribusi susu sapi sebesar 18.54%, dengan kenaikan
terhadap naiknya kadar kolesterol dan kadar karbohidrat dadih susu sapi sebesar
obesitas, akibat asam lemak yang lebih tinggi 6.8% dari jumlah tepung maizena yang
pada organ dan jaringan. Penggunaan madu digunakan untuk mengentalkan susu sapi
pada produk pangan lebih unggul daripada sebesar 8% ( Pradipta, 2013).
menggunakan gula (Sapriyanti, Nurhartadi,
& Ishartani, 2014). Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
peneliti tertarik untuk melakukan suatu
Madu merupakan cairan alami yang pada pemeriksaan kadar karbohidrat pada susu
umumnya memiliki rasa manis yang sapi dengan penambahan madu konsentrasi
dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga 25%, 50% dan 75%.
tanaman (floral nectar) atau bagian lain dari
tanaman atau ekpresi serangga. Madu
mengandung sejumlah senyawa dan sifat BAHAN DAN METODE PENELITIAN
antioksidan yang telah banyak diketahui.
Sifat antioksidan yang dimiliki madu berasal Desain penelitian merupakan merupakan
dari zat-zat enzimatik (katalase, glucose, sesuatu yang sangat penting dalam
oksidase dan peroksidase) dan zat-zat penelitian. Desain penelitian digunakan
nonenzimatik (asam askorbat α-tokoferol, sebagai petunjuk dalam merencanakan dan
melaksanakan penelitian untuk mencapai yang dimasukkan ke dalam cool box
satu tujuan atau menjawab pertanyaan dengan suhu 10oC.
penelitian (Nursalam, 2011). Penelitian yang
digunakan bersifat eksperimen. B. Rumus pembuatan konsentrasi madu
Konsentrasi =
A. Alat yang digunakan Keterangan : n = Volume pelarut

1. Buret 1. Konsentrasi madu 25%


2. Corong
3. Erlenmeyer 500 ml Konsentrasi =
4. Gelas kimia
5. Gelas ukur
6. Labu ukur 500 ml 25% ==
7. Pendingin tegak x=
8. Pipet volume 10 ml, 25 ml
9. Spatula x = 2,5 ml
10. Stopwatch
2. Konsentrasi madu 50%
B. Bahan yang digunakan Konsentrasi =
50% =
1. Air suling 15 ml
2. CH3COOH 3% x=
3. HCI 3% 200 ml
x = 5 ml
4. H2SO4 25% 25 ml
3. Konsentrasi madu 75%
5. Indikator amilum
6. KI 20% 15 ml Konsentrasi =
7. Larutan Luff Schrool 25 ml 75% =
8. Madu randu 2,5 ml, 5 ml dan 7,5
ml x=
9. NaOH 30% x = 7,5 ml
10. Na2S2O3 0,1 N 1 ml
11. Susu sapi 300 ml Dengan ini peneliti ingin menggunakan
madu dengan konsentrasi 25%, 50% dan
Cara Penelitian 75% berturut-turut 2.5ml, 5ml dan 7,5ml
sebagai bahan tambahan pada susu perah
A. Pengambilan susu (susu sapi) (Wardhana, 2014)
1. Mengambil susu sapi segar yang baru
diperah C. Persiapan sampel
2. Memberi label pada sampel 1. Mengambil 150 ml susu sapi
3. Melakukan pasteurisasi di laboratorium dan memasukkan ke dalam
Kimia Amami STIKes ICMe dengan Erlenmeyer masing-masing
suhu 95°C selama 21 detik. 50 ml
4. Membawa sampel susu untuk diujikan
ke Laboratorium Kimia Balai Riset dan
Standarisasi Surabaya dengan sampel
2. Memberi label pada 3. Mendidihkan menggunakan refluk
Erlenmeyer pada masing- selama 3 jam
masing Erlenmeyer 4. Mendinginkan, menetralkan dengan
3. Menambahkan madu larutan NaOH 40% sampai kertas
konsentrasi 25%, 50% dan lakmus merah menjadi biru. Setelah
75% atau setara dengan 2,5 itu asamkan dengan CH₃COOH 1:1
ml ,5 ml dan 7,5 ml pada sampai suasana sedikit asam (pH 5-6)
Erlenmeyer yang sudah diberi 5. Memindahkan ke labu ukur 50 ml,
label tambahkan aquadest sampai batas
4. Dihomogenkan. miniskus, kocok dan saring
menggunakan kertas saring biasa.
D. Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan KI 6. Mengambil 10 ml hasil saringan tadi,
1. Menyiapkan biuret 25ml diisi dengan tambahkan 25 ml larutan Luff
larutan Na2S2O30.1 N Schrool tambahkan 15 ml aquadest
2. Memipet 25 ml KI 0.1 N dan tambahkan batu didih. Setelah itu
memasukan kedalam erlen meyer 125 didihkan / refluk 10 menit (gunakan
ml stopwatch)
3. Menambahakan 2 gram KI, 7. Mendinginkan segera tanpa
goyangkan perlahan hingga KI larut digoyang, lalu setelah dingin
sempurna tambahkan H₂SO₄ 25% 25 ml
4. Menambahkan 10 ml HCl 2 N dan tambahkan Kl 20% 15 ml. Titrasi
segera titrasi dengan Na2S2O3 Na₂S₂O₃ 0,1 N (dengan indikator
5. Saat warna kuning hampir amilum) dari biru dongker / tua
menghilang, hentikan titrasi dan menjadi putih susu.
tambahkan 5 tetes indikator amillum
6. Titrrasi sampai warna biru F. Penentuan Kadar Karbohidrat dalam susu
menghilang sapi dengan penambahan madu
7. Mencatat volume Na2S2O3titrasi dan
ulangi percobaan hingga 3X 1. Menimbang sampel ± 3 gram
8. Sebelum ditambahkan HCl larutan kedalam Erlenmeyer 500 ml
KIO3 berwarna bening, dan setelah 2. Menambahkan 200 ml HCl 3% +
ditambah HCl 2 N larutan berubah baku didih
menjadi kuning. Saat warna kining 3. Mendidihkan menggunakan refluk
hampir menghilang, ditambahkan selama 3 jam
indikator amilum larutan berubah 4. Mendinginkan, menetralkan dengan
menjadi biru. Setelah warna biru larutan NaOH 40% sampai kertas
menghilang titrasi dihentikan. lakmus merah menjadi biru. Setelah
itu asamkan dengan CH₃COOH 1:1
E. Penentuan Kadar Karbohidrat dalam susu sampai suasana sedikit asam (pH 5-6)
sapi 5. Memindahkan ke labu ukur 50 ml,
tambahkan aquadest sampai batas
1. Menimbang sampel ± 3 gram miniskus, kocok dan saring
kedalam Erlenmeyer 500 ml menggunakan kertas saring biasa.
2. Menambahkan 200 ml HCl 3% + 6. Mengambil 10 ml hasil saringan tadi,
baku didih tambahkan 25 ml larutan Luff
Schrool tambahkan 15 ml aquadest No Konsentrasi Kadar Kriteria
tambahkan batu didih. Setelah itu Karbohidrat
didihkan / refluk 10 menit (gunakan (%)
stopwatch) 1 Konsentrasi 2,66 Rendah
7. Mendinginkan segera tanpa 0%
digoyang, lalu setelah dingin 2 Konsentrasi 2,67 Rendah
25%
tambahkan H₂SO₄ 25% 25 ml
3 Konsentrasi 2,67 Rendah
tambahkan Kl 20% 15 ml. Titrasi 50%
Na₂S₂O₃ 0,1 N (dengan indikator 4 Konsentrasi 2,80 Rendah
amilum) dari biru dongker / tua 75%
menjadi putih susu.
Tabel 1. memperlihatkan bahwa pada
Perhitungan konsentrasi 0% kadar karbohidratnya
Rumus penetapan kadar karbohidrat sebanyak 2,66%, konsentrasi 25% sebanyak
2,67% , konsentrasi 50% sebanyak 2,67% ,
a. X = volume blanko – volume sampel dan konsentrasi 75% sebanyak 2,80%,
x sehingga semua konsentrasi kadar
karbohidratnya dikatakan rendah.

b. Kemudian lihat dalam daftar luff Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik Pada
schrool beberapa mg gula yag Susu Sapi Dengan Penambahan Madu
terkandung untuk ml thio yang Konsentrasi 25%, 50% Dan 75%
dipergunakan
c. y = hasil dalam daftar luff No Konsentrai Warna Aroma Rasa
schrool+{(mg glukosa sesudahnya- 1 Konsentrasi Putih Normal Hambar
mg glukosa hasil) x sisa ml thio 0% susu (khas
hasil)} susu)
2 Konsentrasi Putih Normal Hambar
Kadar = 25% susu (khas
susu)
Keterangan : 3 Konsentrasi Putih Normal Manis
y = hasil dalam daftar luff 50% susu (khas
schrool+{(mg glukosa sesudahnya- susu)
mg glukosa hasil) x sisa ml thio 4 Konsentrasi Putih Normal Lebih
hasil)} 75% susu (khas manis
fp = Faktor Pengencer susu)

Tabel 2. memperlihatkan bahwa pada


HASIL DAN PEMBAHASAN konsentrasi 0% didapatkan hasil dengan
warna putih susu, aroma normal (khas susu)
Tabel 1.Distribusi Data Kadar dan rasa hambar, konsentrasi 25%
Karbohidrat Dalam Susu Perah (Susu didapatkan hasil dengan warna putih susu,
Perah) Dengan Penambahan Madu aroma normal (khas susu) dan rasa hambar,
Konsentrasi 25%, 50% Dan 75% konsentrasi 50% didapatkan hasil warna
putih susu, aroma normal (khas susu) dan
rasa manis, pada konsentrasi 75% didapatkan Penentuan karbohidrat yang termasuk
hasil warna putih susu, aroma normal (khas polisakarida maupun oligosakarida
susu) dan rasa lebih manis. memerlukan pendahuluan yaitu hidrolisis
lebih dahulu sehingga diperoleh
monosakarida. Pada penentuan karbohidrat
PEMBAHASAN ini maka bahan dihidrolisa dengan asam atau
enzim pada suatu keadaan tertentu. Proses
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana hidrolisis karbohidrat merupakan suatu cara
ditunjukkan pada tabel 5.1 menunjukkan meningkatkan jumlah karbohidrat di dalam
bahwa penambahan madu yang disajikan suatu bahan makanan. Kandungan
dengan 3 konsentrasi termasuk kedalam karbohidrat yang berada di dalam madu akan
kriteria rendah yaitu kadar karbohidrat pada memberikan pengaruh pada jumlah kadar
konsentrasi 25% sebanyak 2,67% , kadar karbohidrat pada hasil hidrolisis susu sapi.
karbohidrat pada konsentrasi 50% sebanyak Madu dapat dijadikan produk minuman
2,67% , dan kadar karbohidrat pada selain itu bisa digunakan untuk pemanis
konsentrasi 75% sebanyak 2,80%. alami. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kadar karbohidrat yaitu suhu dan lama
Menurut peneliti penambahan madu dalam penyimpanan.
suatu penentuan kadar karbohidrat dalam
susu sapi sebagai bahan tambahan pangan Berdasarkan data hasil penelitian yang
akan memberikan perbedaan terhadap ditunjukkan pada tabel 5.2 menunjukkan
jumlah karbohidrat. Hal ini bisa dibuktikan bahwa penambahan madu yang disajikan
pada hasil penelitian yang menunjukkan dengan 3 konsentrasi yaitu pada konsentrasi
bahwa susu sapi tanpa penambahan madu 25% didapatkan hasil dengan warna putih
didapatkan hasil kadar karbohidrat sebanyak susu, aroma normal (khas susu) dan rasa
2,66% dengan penambahan madu terjadi hambar, konsentrasi 50% didapatkan hasil
peningkatan kadar karbohidrat sebanyak warna putih susu, aroma normal (khas susu)
0,01% pada konsentrasi madu 25% dan 50%, dan rasa manis, pada konsentrasi 75%
tetapi pada konsentrasi madu 75% terjadi didapatkan hasil warna putih susu, aroma
peningkatan kadar karbohidrat sebanyak normal (khas susu) dan rasa lebih manis.
0,2%. Pada konsentrasi 75% didapatkan Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan
kadar karbohidrat yang paling tinggi bahwa berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui
dikarenakan pada susu terdapat kandungan bahwa hasil uji organoleptik warna pada
karbohidrat dan pada madu juga terdapat susu sapi dengan penambahan madu
kandungan karbohidrat sehingga semakin konsentrasi 25%, 50% dan 75% tidak
tinggi konsentrasi pada madu maka semakin mengalami perubahan.
tinggi kadar karbohidratnya. Peningkatan
kadar karbohidrat susu sapi dengan Menurut peneliti tidak adanya perubahan
penambahan madu yang terbilang rendah dikarenakan pada semua perlakuan
dapat disebabkan proses pembuatan menghasilkan susu sapi dengan warna putih
konsentrasi madu dengan pengenceran susu. Hasil penelitian juga menunjukkan
aquades yang memungkinkan kadar bahwa hasil uji organoleptik aroma pada
karbohidrat madu (fruktosa, glukosa, sukrosa susu sapi dengan penambahan madu
dan maltosa) ikut larut dalam proses konsentrasi 25%, 50% dan 75% tidak
pengenceran. mengalami perubahan. Menurut peneliti
perbedaan konsentrasi yang diberikan pada SIMPULAN DAN SARAN
susu tidak memberikan pengaruh terhadap
aroma susu sapi. Penilaian rasa pada susu Simpulan
sapi dapat dilakukan dengan meminum Dapat disimpulkan bahwa kadar karbohidrat
sampel susu sapi. Rasa dikelompokkan pada susu sapi dengan penambahan madu
kedalam tiga kategori yaitu hambar, manis dengan konsentrasi 25% sebanyak 2,6680%,
dan lebih manis. Menurut peneliti hasil kosentrasi 50% sebanyak 2,6746% dan pada
organoleptik rasa susu sapi dengan konsentrasi 75% sebanyak 2,7943%.
penambahan madu konsentrasi yang berbeda Sehingga dikatakan rendah.
menunjukkan adanya pengaruh pada masing-
masing konsentrasi, dikarenakan tingginya Saran
konsentrasi yang berbeda memberikan rasa Untuk dosen prodi analis beserta mahasiswa
manis terhadap susu, semakin tinggi melaksanakan pengabdian masyarakat dala
konsentrasi yang diberikan maka semakin bentuk memberikan penyuluhan / konseling
manis susu yang dihasilkan. Rasa manis tentang susu yang ditambahi dengan madu
madu disebabkan oleh unsur fruktosa dan kepada masyarakat.
glukosa sehingga rasa manis pada susu pada
madu dengan konsentrasi 25%, 50% dan
75% terdapat perbedaan menjadi lebih manis KEPUSTAKAAN
pada madu konsentrasi 75%.
Abraham, R. I., Hidayat, B., & Darana, S.
Pemanis alami atau madu yang beredar (2018). Identifikasi Kualitas
dipasaran pada umumnya mempunyai kadar Kesegaran Susu Sapi Melalui
karbohidrat 80–85%. Masyarakat sekarang Pengolahan Citra Digital Berdasarkan
lebih sering menggunakan gula dari pada Metode Content-Based Image
madu dikarenakan gula mudah didapatkan Retrieval (Cbir) Dengan Klasifikasi
dan harganya terjangkau dikalangan Decision Tree. E-Proceeding of
masyarakat. Tetapi madu juga mudah Engineering, 5(2), 2048–2055.
didapatkan selain itu madu memiliki nilai
kalori tinggi daripada gula dan rasanya lebih Cahyaningrum, L.P. (2019). Aktifitas
manis daripada gula, sehingga penggunaan Antioksidan Madu Ternakan dan
gula dapat dikurangi apabila dibandingkan Madu Kelengkeng Sebagai Pengobat
dengan madu selain itu madu juga Alami. Fakultas Kesehatan
bermanfaat bagi tubuh untuk pengobatan Univeristas Hindu Indonesia. Volume
tradisional, penyikatan antibodi dan 1 No. 1.
penghambat pertumbuhan sel kanker atau
tumor. Madu juga bermanfaat sebagai Damaryanti, Ratih, D. (2018). Uji Kadar
pembersihan luka dan mencegah Karbohidrat Pada Campuran Kacang
pertumbuhan bakteri. Dengan adanya uji Kedelai (Glycine max L. Merr) dan
kadar karbohidrat dalam susu perah (susu Ekstrak Buah Nanas (Ananas
sapi) dengan penambahan madu masyarakat comosus). STIKes ICMe Jombang.
diharapkan menggunakan madu tersebut
untuk bahan tambahan pangan pengganti E. Vinifera, Nurina, S. (2016). Studi tentang
gula (Sjamsiah et al, 2018). kualitas air susu sapi segar yang
dipasarkan di kota kediri. Fillia Sapriyanti, R., Nurhartadi, E., & Ishartani,
Cendekia, 1, 34–38. D. (2014). KARAKTERISTIK
FISIKOKIMIA DAN SENSORI
Fadli, Z. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu VELVA TOMAT ( Lycopersicum
Keolahragaan, 13(2), 38–44. esculentum Mill ) DENGAN
PEMANIS MADU
Ginting, Hartati., Rosidi, Ali., & Noor, PHYSICOCHEMICAL AND
Yuliana. (2016). Perbedaan Tingkat SENSORY CHARACTERISTICS
Kecukupan Karbohidrat dan Status OF VELVA TOMATOES
Gizi (BB/TB) dengan Kejadian (Lycopersicum esculentum Mill)
Bronkopneumonia Pada Balita Usia WITH HONEY SWEETENER.
1-5 Tahun di Puskesmas Purwoyoso VII(1), 59–69.
Semarang. (2016). Jurnal Gizi, 4(2),
16–21. Sudaryanto, Heri, (2010). Analisis Kualitas
Fisik dan Kimia Madu Lebah (Apis
Hutagalung, Halomoan. (2004). Karbohidrat. cerana) di Desa Kuapan Kecamatan
Fakultas Kedokteran Universitas Kambang Kabupaten Kampar.
Sumatra Utara. Digitized by USU Fakultas Pertania dan Peternakan
digital library. Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau.
Kalangi, R.J.S. (2012). Kasiat Madu Pada
Penyembuhan Luka Kulit. Fakultas Sjamsiah,. Sikanna, Rismawati,. Rifka,
Kedokteran Universitas Sam Azmalaeni,. & Saleh, Asri. (2018).
Ratulangi Manado. Volume 4 No. 3. Penentuan Sifat Fisiko Kimia Madu
Hutan (Apis dorsata) Sulawesi
Navyanti, Feryalin,. & Andriani, Retno. Selatan. Fakultas Sains dan
(2015). Higiene Sanitasi, Kualitas Teknologi. UIN Alaudin Makassar.
Fisik dan Bakteriologi Susu Sapi Volume 6 No. 2.
Segar Perusahaan Susu X di
Surabaya. Fakultas Kesehatan Turmala, Ela., Ikrawan, Yusep., &
Masyarakat. Universitas Airlangga. Anggraini, Sulistina. (2012). Kajian
Surabaya pembuatan cokelat dengan
penambahan nanas bubuk dan madu
Oka, Bagus., Wijaya, Muhammad., & terhadap sifat fisik dan organoleptik.
Kadirman. (2017). Karakterisasi
Kimia Susu Sapi Perah di Kabupaten Vintania. (2014). Karbohidrat. Fakultas
Sinjai. Jurnal Pendidikan Teknologi Industri Teknologi Perrtanania.
Pertanian, Vol. 3 (2017) : 195-202 Universitas Sahid Jakarta. Paper
Biokomia.
Pradipta. (2013). Pengembangan produk
dadih susu sapi afif tunggul pradipta Wardyaningrum, Damayanti. (2011).
departemen teknologi industri Tingkat Kognisi Tentang Konsumsi
pertanian fakultas teknologi Susu Pada Ibu Peternak Sapi Perah
pertanian. Lembang Jawa Barat. Fakultas Ilmu
Politik dan Ilmu Sosial.Universitas Al Wulandari, D. T., & Mardiyati, N. L. (2017).
Azhar Indonesia. Vol. 1, No. 1. Hubungan Antara Karbohidrat

Wulandari, D. D. (2017). Analisa Kualitas


Madu (Keasaman, Kadar Air, dan
Kadar Gula Pereduksi) Berdasarkan
Perbedaan Suhu Penyimpanan. Jurnal
Kimia Riset, 2(1), 16.
https://doi.org/10.20473/jkr.v2i1.376
8

Anda mungkin juga menyukai