Kelompok B
1. Ani Labibah
2. Arum Dyah
3. Dyflia Irfania
4. Febri Jayanti
5. Nirmala Yekti
6. Risa Fatonalia
7. Susanti Arisonya
Kesehatan masyarakat baik sebagai ilmu (teori), maupun sebagai seni praktek belum
begitu popular di bandingkan ilmu kedokteran, secara teori maupun prakteknya kesehatan
masyarakat menekankan pada upaya-upaya pencegahan penyakit(Preventif) dan peningkatan
kesehatan (promotif), sedangkan kedokteran ataupun kesehatan perorangan menekankan pada
upaya pengobatan (kuratif) dan pemulihan kesehatan (Rehabilitatif). Namun demikian peran
kedua ilmu tersebut dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat
saling melengkapi, dan kedua nya juga melakukan upaya-upaya preventif, promotif, kuatif,
dan rehabilitative. Perbedaan hanya terletak pada penekanannya saja.
Tenaga kesehatan, baik medis maupun para medis harus mempunyai keempat bidang
kemampuan tersebut, meskipun dominan(aspek) dan porsinya berbeda. Oleh sebab itu di
dalam pendidikan tenaga kesehatan /kedokteran, baik tingkat menengah, akademik, maupun
fakultas,kedua ilmu tersebut di berikan dengan porsi dan derajat yang berbeda pula.
Pembuatan laporan ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi
kondisi kesehatan gigi dan kesehatan lingkungan masyarakat desa harjowinangun RW 01,
serta dapat menunjang proses belajar kami mahasiswa fakultas kedokteran gigi unissula
dalam bidang kesehatan masyarakat.
Kritik dan saran yang sifat membangun dari warga harjowinangun dan perangkat
desa sangat kami harapkan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan yang lebih baik.
Tim survey
2
SURVEI TERPADU PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS) DAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan,
Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. PHBS di Rumah Tangga adalah
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat.
Sasaran survei ini adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah
tangga serta kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang bertempat tinggal di dukuh
Tugu, Bokopayung, Domplang, dan pangkalan di desa Tugu Sayung Demak. Survei
ini dilakukan pada anak-anak, dewasa maupun orang tua, baik laki-laki maupun
perempuan, pada seluruh lapisan sosial-ekonomi masyarakat tanpa terkecuali.
Penilaian PHBS meliputi :
1. Perilaku
- Tidak merokok - Penimbangan balita
- Persalinan (KIA) - Cuci tangan
- Periksa hamil (KIA) - Gosok gigi
- Imunisasi - Olah raga/aktivitas
2. Lingkungan
- Jamban - SPAL
- Air bersih - Ventilasi
- Sampah - Lantai rumah
Penilaian survei terpadu Kesehatan Gigi dan Mulut meliputi :
Indikator :
1. Status kesehatan Gigi dan Mulut dan kebutuhan perawatan, meliputi :
3
Maloklusi
Status gigi dan perawatan yang diperlukan
Status periodontal
2. Data perorangan
Pemanfaatan fasilitas kesehatan gigi dan mulut
Pengetahuan dan kebiasaan memelihara kesehatan
Kepercayaan yang menyangkut kesehatan gigi dan mulut
B. Tujuan
Survei terpadu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga
serta Kesehatan Gigi dan Mulut ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui perwujudan program Perilaku Hidup Bersaih dan Sehat (PHBS) yang
telah dilakukan warga.
2. Memperoleh data yang objektif mengenai Perilaku Hidup Bersaih dan Sehat
(PHBS) serta Kesehatan Gigi dan Mulut.
3. Memperoleh pokok-pokok permasalahan kesehatan masyarakat, keluarga, serta
gigi dan mulut.
4. Memberdayakan pribadi , keluarga maupun masyarakat dalam berperilaku hidup
bersaih dan sehat dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, lingkungan serta
serta kesehatan gigi dan mulut sehingga dapt meningkatkan derajat kesehatan.
5. Sebagai bahan acuan untuk menentukan prioritas dan cara pemecahan masalah
sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan di daerah tersebut.
6. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah setempat mengenai masalah
kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
C. Metodologi
Didalam epidemiologi terdapat dua tipe pokok pendekatan atau metode yakni :
1. Epidemiologi Deskriptif
Didalam epidemiologi deskriptif di pelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah
menurut perubahan veriabel-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang, tempat,
dan waktu.
4
Orang
Dibicarakan mengenai peranan umur, jenis kelamin, kelas sosisal, pekerjaan,
golongan etnik, setatus perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan
varietas.
Tempat
Pentingnya peranan tempat dalam mempelajari etiologi suatu penyakit
menular dapat di gambar dengan jelas pada penyelidikan suatu wabah, yang
akan di uraikan nanti, di dalam membicarakan pola penyakit antara kota dan
pedesaan, factor factor yang baru di sebutkan di atas harus di perhatikan.
Migrasi antar desa dapat menyebabkan membawa akibat pola dan penyebaran
penyakit menular, di tempat bersangkutan.
Waktu
Mempelajari antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar dalam
analisis epidemiologis, oleh karena perubahan penyakit menurut waktu,
menunjukan adanya perubahan factor-faktor etiologis. Melihat panjangnya
waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan, maka di bedakan menjadi
tiga yaitu : 1. Fluktuasi jangka pendek, dimana perubahan angka kesakitan
berlangsung beberapa jam, hari, minggu, dan bulan. 2. Perubahan-perubahan
secara siklus dimana perubahan-perubahan angka kesakitan terjadi secara
berulang-ulang, dengan antara beberapa hari, beberapa bulan(musim), tahunan
dan beberapa tahun. 3. Perubahan-perubahan angka kesakitan yang
berlangsung pada periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau
berpuluhan tahun yang disebut “secular trends”.
2. Epidemiologi Analitik
Pendekatan ini dipergunakan untuk mengguji data serta informasi-informasi yang
di peroleh study epidemiologi deskriptif. Ada dua study tentang epidemiologi ini :
a. Study riwayat kasus
Dalam study ini akan dibandingkan antara 2 kelompok orang, yakni orang
yang terkena penyakit dengan kelompok orang yang tidak terkena (kelompok
kontrol).
b. Study kohort
5
Dalam study ini kelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab
penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai
ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama
D. Manfaat
Manfaat survei PHBS serta kesehatan gigi dan mulut ini adalah untuk mengetahui
data PHBS dan data kesehatan gigi dan mulut, dari hasil survei yang diperoleh dapat
menjadi bahan evaluasi program perencanaan kesehatan dan mengembangkan potensi
daerah dari segi kesehatan khususnya masyarakat di desa Harjowinangun, kecamatan
Dempet kabupaten Demak.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
Beberapa konsep epidemiologi tentang penularan penyakit yang berhubungan atau
mempengaruhi penyebaran penyakit, antara lain :
1. Fomite
Adalah benda yang mempunyai peranan dalam penularan penyakit. Fomite dapat
berupa gelas, pensil, pintu, mata pena, pakaian atau benda mati lainnya yang
menghantarkan infeksi akibat terkontaminasi organisme penyebab penyakit yang
kemudian disentuh orang lain.
2. Vector
Serangga misalnya lalat, kutu, nyamuk, hewan kecil seperti mencit, tikus atau hewan
pengerat lain. Vector adalah setiap mahluk hidup selain manusia yang membawa
penyakit (carier) yang menyecarkan dan menjalani proses penyakit. Vector
menyebabkan agen infeksi dari manusia atau hewan yang terinfeksi ke manusia atau
hewan yang terinfeksi ke manusia lain yang rentan melalui kotoran, gigitan dan cairan
tubuh atau secara tidak langsung melalui kontaminasi pada makanan. Misalnya
penyakit demam berdarah.
3. Reservoir
Reservoir adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah atau zat organic (seperti tinja dan
makanan) yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang organisme infeksius.
Sewaktu organisme infeksius berkembang dalam reservoir, mereka melakukannnya
sedemikian rupa sehingga penyakitdapat ditularkan pada penjamu yang rentan.
B. Pengukuran epidemiologi
Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa didalam mempelajari epidemiologi suatu
penyakit perlu untuk diketahui berbagai ukuran kesakitan dan kematian yang lazim
dipakai dalam survai atau penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Ujuran dasar yang
digunakan adalah “rate”.
Dalam hubungannya dengan kesakitan akan dibicarakan insidensi rate, prevalence
rate, attack rate dan dalam hubungannya dengan kematianakan dibicarakan crude death
dan disease spasific rate dan adjusted deat rate. Sebelum membicarakan masing-masing
tersebut perlu dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk penyusunan rate di butuhkan tiga element, yakni jumlah orang yang terkena
penyakit atau meninggal, jumlah penduduk darimana penderita berasal dari dan waktu
atau periode dimana orang-orang terserang penyakit.
8
2. Apabila pembilang terbatas pada umur, seks atau golongan tertentu, maka penyebut
juga harus terbatas pada umur, seks atau golongan yang sama.
3. Bila penyebut terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit. Maka
penyebut tersebut terjangkit penyakit dinamakan populasi yang mempunyai resiko :
a. Incidence Rate
Incidence rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi
di kalangan penduduk selama periode tertentu.
b. Attack rate
Attack rate adalah jumlah kasus lama epidemi pada suatu populasi tertentu.
c. Prevalence rate
Prevalence rate adalah mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang
menderita suatu penyakit pada suatu titik tertentu.
d. Period Prevalence
Jumlah kasus penyakit yang selama periode
Period prevalence = X 1000
Penduduk rata−rata dari periode tersebut
9
e. Crude Death Rate (CDR)
Crude Death Rate adalah jumlah kematian pada suatu kalangan penduduk dalam
periode satu tahun.
Jumlah kematian pada umur tertentu di suatu daerah dalam waktu satu tahun
Age Specific Death Rate = Jumlah penduduk berumur antara 20−30 th pada daerah dan tahun yang sama
X 1000
10
BAB III
ANALISA SITUASI KESEHATAN
11
4. Data Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah DEMPET pada tahun 2014 berjumlah 58.504 jiwa yang
terdiri dari 28.667 laki-laki (48,69%) dan 29.837 perempuan (51,31%).
Adapun jumlah penduduk di wilayah Dempet meliputi :
Desa atau Kelurahan Jumlah Penduduk KK
Dempet 7510
Botosengon 2659 848
Kedungori 3204 240
Jerukgulung 2215 44
Karangrejo 2403 36
Merak 4250 281
Brakas 3030 75
Kunir 4169 1325
Balerejo 4537 86
Baleromo 2786 995
Kuwu 2826 85
Kebonsari 2000 52
Sidomulyo 4955 139
Gempoldenok 1662 305
Kramat 4607 126
Harjowinangun 5691 144
JUMLAH 58.504
12
B. Analisa Situasi Kesehatan Umum
JUMLAH PENDERITA
PENYAKIT Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Jml
Influenza 673 783 769 378 631 341 321 276 364 298 340 298 5472
Gastritis 592 550 781 781 562 783 526 506 326 412 312 412 6543
Artritis
reumathoid 446 567 446 816 873 886 797 612 613 596 596 596 7844
Hypertensi 362 364 414 629 309 441 381 386 316 218 299 218 4337
Of 302 163 309 631 213 100 481 412 311 286 208 286 3702
Rhinitis
allergy 196 120 120 62 60 61 56 71 216 62 162 62 1248
Den all 163 58 118 136 93 141 180 108 62 71 208 71 1409
Ge 121 57 109 86 112 62 81 68 326 62 72 62 1218
Chepelgia 62 56 108 231 61 398 112 181 196 213 210 213 2041
Asma 46 36 97 96 78 81 102 72 85 98 62 98 951
Lain-lain 0 0 10 12 96 87 62 132 217 231 201 231 1279
Jumlah
penderita 2963 2754 3281 3858 3088 3381 3099 2824 3032 2547 2670 2547
TOTAL 36044
13
Data. penyakit Gigi dan Mulut
OK NO DE JA FE MA JM
NAMA PENYAKIT T V S N B R L
KARIES 17 8 7 40 30 28 130
KELAINAN PULPA JARINGAN
PERIAPIKAL 17 13 29 32 40 41 172
KELAINAN GUSI DAN PERIODONTAL 28 53 8 7 16 22 134
KELAINAN DENTOFASIAL TERMASUK
MALOKLUSI 1 0 0 0 0 0 1
GANGGUAN PERTUMBUHAN GIGI DAN
ERUPSI 42 35 29 36 51 29 222
IMPAKSI 0 0 0 0 0 2 2
ABSES 4 6 2 4 3 5 24
TOTAL 685
14
3.Gambaran penyakit gigi dan mulut pada anak
sekolah, ibu hamil dan lansia
15
8) Pelaksana Gizi : 1 Orang
9) Asisten apoteker : 1 Orang
10) Sanitarian : 1 Orang
11) Staf administrasi : 1 Orang
12) Pekarya Kesehatan : 1 Orang
13) Petugas Laboratorium : 1 Orang
14) Tenaga Wiyata Bhakti/Honda : 4 Orang
15) Penjaga Malam : 1 Orang
16) Petugas Kebersihan : 1 Orang
3. Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan puskesmas ada 6 meliputi :
1) KIA
2) GIZI
3) KESEHATAN LINGKUNGAN
4) PROMOSI KESEHATAN
5) P2P (PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT)
6) PELAYANAN KESEHATAN
16
Jumlah sekolah dan Madrasah di wilayah kerja kecamatan Dempet tahun 2014 yang
dibina kesehatan lingkungan adalah 100%. Dengan harapan bahwa tempat yang sehat dapat
mendukung tingkat prestasi siswa dalam belajar.
C. Analisa Lingkungan
KESEHATAN LINGKUNGAN
Indikator yang digunakan untuk mengtahui tingkat kesehatan lingkungan antara lain :
1. Jumlah Rumah Sehat
Jumlah rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Dempet tahun 2013 sebanyak 37.442
(64 %)
2. Jumlah Tempat-tempat Umum yang Sehat
Jumlah Tempat-tempat umum yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dempet tahun 2013
adalah 167 buah, yang diperiksa sebanyak 142 buah dan memenuhi syarat kesehatan
sebanyak 81 buah (43 %)
D. Analisa Gizi
Pravalensi Balita Gizi Baik
Hasil pemantauan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Dempet tahun 2014 seperti dalam
table berikut :
No. Status Gizi Jumlah %
1. Gizi Lebih 21 0.49
2. Gizi Baik 3661 86.66
3. Gizi Kurang 462 10.9
4. Gizi Buruk 83 1.9
Jumlah 4227 100,00
17
Dari table di atas dapat diketahui bahwa status gizi baik balita 87.66 %, sedangkan status
gizi buruk 1.9 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan dan pengetahuan
masyarakat dalam memenuhi kebutuan gizi khususnya bagi balita sudah baik.
18
BAB IV
UPAYA KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI DESA BINAAN
A. Program UKGS
1. Tujuan
a. Murid memiliki pengetahuan tentang kesgilut
b. Murid memiliki sikap kebiasaan pelihara diri terhadap kesgilut
2. Sasaran
Sasaran UKGS adalah semua anak pada tingkatan TK dan SD kisaran umur 4-8
tahun.
3. Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2015 pada pukul 10.00-selesai di
SDN 2 Harowjinangun.
Kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan oleh dokter gigi muda dalam UKGS
di SD Harjowinangun II adalah penyuluhan kesgilut, pemeriksaan gigi dan sikat
gigi massal
Setelah kegiatan di TK dan di SD dilanjutkan pelatihan KADER UKGS dari
SDN 2 Harjowinangun
4. Hasil Pencapaian Program
B. Program UKGM
1. Tujuan
Program UKGM bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelihara diri
masyarakat dibidang kesehatan gigi dan mulut dalam rangka terciptanya
perilaku hidup sehat.
Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan
gigi dan mulut yang didalamnya mencakup memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berperan aktif
19
didalam usaha peningkatan kesehatan gigi, terutama kesehatan gigi dan mulut
dirumah dan lingkungan masyarakat.
2. Sasaran
Kader posyandu dari 2 posyandu (dusun dan dusun Mbicak)
Pejabat Desa
Ibu PKK
3. Kegiatan
Kegiatan pemilihan kader UKGMD dilaksanakan pada tanggal 03 Juni 2015 di dusun
pojok dalam acara kegiatan rutin ibu PKK pada pukul 14.00-selesai.
Dilanjutkan, dengan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dan penyuluhan kader
posyandu dan keluarga resiko tinggi karies pada tanggal 04 juni 2015 di balai desa
Harjowinangun..
20
BAB V
MASALAH, PRIORITAS DAN PENYEBAB
A. MASALAH
Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat desa pada tanggal 04 Juni 2015
1) Anggota keluarga tidak pernah mendapat penyuluhan gigi.
2) Kurangnya kesadaran memeriksakan gigi ke PKM
3) Pengelolaan sampah
4) SPAL kurang baik
5) Ketidaktahuan masy tentang desa siaga, (Poskesdes, FKD, Ambulan Desa dan
UKGMD)
6) Kurangnya kesadaran diri tentang kebersihan lingkungan
7) Kurang kesadaran diri tentang kebersihan gigi
8) Kurang pengetahuan tetang kesehatan gilut
9) Penggunaan garam rosok
B. PRIORITAS MASALAH
1. Rendahnya perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut
Kesehatan gigi berkaitan dengan pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang
kesehatan gigi dan mulut seperti cara menyikat gigi, waktu menyikat gigi dan
mengganti sikat gigi setiap 3 bulan sekali. Apabila masyarakat mengalami sakit gigi
biasanya pasien hanya akan mengobati giginya dengan obat yang dibeli di warung.
Keadaan kesehatan rongga mulut masyarakat desa Harjowinangun masih kurang baik.
Banyak kasus karies, karang gigi dan OHI yang ditemukan menjadi cerminan
kesehatan masyarakat.
mengetahui bahwa dirinya terdaftar dalam anggota JKN. Hal ini dikarenakan sering
21
mencegah hal tersebut terulang kembali, maka kartu JKN disimpan oleh Bidan desa
terdekat.
prioritas paling utama dengan menggunakan matrik penetapan prioritas masalah sebagai
berikut :
INDIKATOR
P S RI DU SB PB PC
Rendahnya perilaku
Ketidaktahuan masyarakat
Kurangnya kesadaran
beryodium
3 4 4 3 4 3 3 1 3 4 20.736
22
P : Prevalency T : Technical Feasibility
Kesimpulan dari matrik penetapan masalah diatas bahwa yang menjadi prioritas utama
masalah adalah rendahnya perilaku masyarakat tentang dalam menjaga kehatan gigi dan
mulut.
KOMPONEN KELEMAHAN
INPUT
23
Kurangnya materi penyuluhan dan model gigi yang bisa
MATERIAL digunakan
MACHINE - ----
Dari hasil inventarisasi penyebab – penyebab permasalahan yang timbul pada desa
sebagai berikut :
KRITERIA
MASALAH
NO TOTAL PERINGKAT
POKOK
U S G
Rendahnya perilaku
masyarakat dalam
menjaga kesehatan
Ketidaktahuan
masyarakat mengenai
2 JKN 4 3 3 36 II
Kurangnya kesadaran
masyarakat mengenai
24
C. Alternatif Pemecahan Masalah
Dari matriks di atas dapat dilihat bahwa prioritas utama adalah SIMPUS kurang
memadai. Selanjutnya dari table alternative jalan keluar dan table prioritas jalan keluar
25
Efektivitas Efisiensi Jumlah
Mengadakan pelatihan
tentang kesehatan gigi dan
mulut
1 4 4 3 3 16
Dilakukan penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut
secara periodik oleh petugas
3 promkes, UKGM dan UKGS 4 3 4 3 16
4 3 3 3 12
4 3 4 2 24
Pengaktifan UKGM dan
5 UKGS
Kriteria N NT N NT N NT N NT N NT
Pelaksan
aan 4 70 280 70 280 70 280 70 280 70 280
26
Biaya 3 80 240 70 210 60 240 80 240 70 210
27
BAB VI
RENCANA PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN DI DESA BINAAN
SOLUSI
1. Rendahnya peilaku masyarakat menjaga kesehatan gigi dan mulut
Solusi :
- Mengadakan pelatihan tentang kesehatan gigi dan mulut
- Menambah SDM promkes dengan cara membentuk kader UKGM dan UKGS
- Dilakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut secara periodik oleh petugas
promkes, UKGM dan UKGS
- Pengadaan alat dan materi untuk kegiatan promosi kesehatan gigi dan mulut
- Pengaktifan UKGM dan UKGS
28
BAB VII
INTERVENSI YANG DI LAKUKAN
29
BAB VIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil survey yang dilakukan di Desa Harjowinangun RW 2 pada tanggal
26 mei – 4 juni 2015, didapatkan masalah mengenai perilaku masyarakat tentang
menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dikarenakan rendahnya perilaku
masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kurangnya petugas promosi
kesehatan gigi dan mulut, kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan gigi
dan mulut serta kurangnya sarana dan prasarana untuk mengadakan promosi
kesehatan gigi dan mulut mempengaruhi kehatan gigi dan mulut masyarakat.
Selain itu terdapat masalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang JKN.
Masyarakat kurang mengetahui bahwa dirinya terdaftar, hal ini disebabkan karena
kurangya sosialisasi dari desa dan kader kesehatan setempat. Masalah lain yang
ditemukan adalah tingginya penggunaan garam krosok oleh masyarakat setempat.
Kurangnya pengetahuan mempengaruhi kurang kesadaran masyarakat tentang
manfaat garam beryodium, dan disisi lain garam krosok merupakan pilihan utama
masyarakat karena harganya yang ekonomis
Untuk mengurangi angka kesakitan gigi dan mulut masyarakat maka
diperlukan pembentukan kader promosi kesehatan dan pengaktifan UKGM dan
UKGS. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang JKN maka peru
sosialisasi lebih lanjut oleh petugas promosi kesehatan. Meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang manfaat garam beryodium yang bisa dilakukan dengan
penyuluhan oleh kader posyandu dan petugas kesahatan puskesmas.
B. Saran
Untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Desa
Harjowinangun RW 02, maka perlu dilakukan promosi kesehatan secara periodik
tentang kesehatan gigi dan mulut, mengenalkan dan mensosialisasikan tentang
JKN dan BPJS sebagai asuransi kesehatan, dan meningkatkan pengetahuan
30
masyarakat tentang manfaat garam beryodium agar masyarakat terhindar dari
penyakit gondok dan penyakit akibat kurang garam beryodium.
31