Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT DI WILAYAH PESISIR &


KEPULAUAN (BATASAN DAN RUANG LINGKUP KESEHATAN)

Disusun oleh :

Talita Putri Syaira

J1A121323

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Haluoleo

Kendari

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Pengantar
Ilmu Pesisir Kepulauan

Saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan,bahasa,maupun penulisannya. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Kendari,20 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penulisan
1.4 Manfaat penulisan

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Batasan dan ruang lingkup kesehatan masyarakat

2.2 Konsep kesehatan masyarakat di wilayah pesisir

2.3 Sanitasi lingkungan

2.4 Peran layanan kesehatan bagi masyarakat pesisir dan kepulauan

BAB 11 PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Kesehatan menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Sehat menurut UU 23 tahun 1992 tentang kesehatan masyarakat
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan sosial yang
mungkin hidup produktif secara sosial dan ekonomi.Ilmu kesehatan
masyarakat (public health) menurut profesor Winslow (Leavel & Clark,
1958) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit memperpanjang hidup,
meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha
masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan,
kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan
perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk
diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang
akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar
kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya. Kesehatan Masyarakat
adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat (Ikatan Dokter
Amerika, AMA, 1948). Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan
kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan dalam mencegah penyakit
yang melanda penduduk atau masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah
kombinasi antara teori (ilmu) dan Praktek (seni) yang bertujuan untuk
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan
penduduk (masyarakat). Kesehatan masyarakat adalah sebagai aplikasi
keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam
mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat

Masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini masih menjadi perhatian


bagi pemerintah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih
rendah. Tingkat kesehatan masyarakat yang tidak merata dan sangat rendah
khususnya terjadi pada masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh.
Perilaku masyarakat yang masih tidak higienis ditambah lagi dengan tidak
adanya sarana dan prasarana lingkungan yangmendukung berdampak pada
kesehatan masyarakat yang tinggal pada pemukimankumuh tersebut. Banyak
masalah kesehatan masyarakat yang mungkin akan timbul akibat perilaku
masyarakat dan kondisi lingkungan yang tidak memperhatikan kesehatan.

Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu


maupun kesehatan masyarakat.Hendrik L. Blum seorang pakar di bidang
kedokteranpencegahan mengatakan bahwa status kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh 4 halyaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
genetik (keturunan).

Namun, semakin berkembangnya wilayah pesisir pantai sebagai jalur


penyeberangan dan tempat persinggahan orang-orang diseluruh penjuru dunia
maka dampak negatif dapat terlihat di bidang kesehatan yaitu dengan tingkat
penyebaran dan resiko suatu penyakit semakin tinggi pula. Kawasan pesisir
pantai sangat rawan dengan terjadinya penyebaran suatu penyakit, salah satu
faktor penyebabnya adalah kondisi lingkungan dan kebiasaan dari masyarakat
setempat, sehingganya memunculkan beranekaragam jenis penyakit. Dan hal
ini harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Keberadaan sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan yang memadai juga mendukung untuk
mengatasi dan menangani masalah kesehatan yang ada di kawasan pesisir
pantai.
Masyarakat pesisir sebagian besar merupakan masyarakat
nelayan memiliki karakteristik yang berbeda dengan masyarakat lainnya.
Perbedaan ini dikarenakan keterkaitannya yang erat dengan karakterstik
ekonomi wilayah pesisir, latar belakang budaya dan ketersediaan sarana dan
prasarana penunjang. Pada umumnya masyarakat pesisir mempunyai nilai
budaya yang berorientasi selaras dengan alam, sehingga teknologi
memanfaatkan sumber daya alam adalah teknologi adaptif dengan kondisi
wilayah pesisir.

Masyarakat di pesisir pantai merupakan nelayan tradisional dengan


penghasilan rendah dan tergolong keluarga miskin yang disebabkan oleh
faktor alamiah, yaitu semata-mata bergantung pada hasil tangkapan dan
bersifat musiman, serta faktor non alamiah berupa keterbatasan tehnologi
alat penangkap ikan, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan keluarga.
Rendahnya pendapatan keluarga berdampak terhadap ketersediaan pangan
keluarga, dan kurang pedulinya terhadap sanitasi lingkungan pesisir.

Permasalahan yang sering timbul di wilayah pesisir yakni


rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan rendahnya kualitas
lingkungan. Tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah tercermin
dari kualitas lingkungan dan rumah yang mereka tingggal. Lingkungan
yang buruk dapat diidentifikasi dengan melihat aspek aspek yang
berpengaruh pada kualitas hunian tersebut seperti jaringan air bersih,
drainase, persampahan, fasilitas jamban.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana batasan dan ruang lingkup kesehatan masyarakat ?

2. Bagaimana konsep kesehatan masyarakat diwilayah pesisir ?

3. Bagaimana sanitasi lingkungan ?

4. Bagaimana peran layanan kesehatan bagi masyarakat pesisir & kepulauan


?

1.3. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui batasan dan ruang lingkup kesehatan masyarakat ?

2. Untuk mengetahui konsep kesehatan masyarakat di wilayah pesisir ?


3. Untuk mengetahui sanitasi lingkungan ?

4. Untuk mengetahui peran layanan kesehatan bagi masyarakat pesisir &


kepulauan ?

1.4. Manfaat penulisan

Dengan adanya makalah ini sehingga diharapkan para pembaca dapat


menambah pengetahuan tentang konsep kesehatan masyarakat diwilayah
pesisir & kepulauan (batasan dan ruang lingkup kesehatan )
BAB II
KAJIAN TEORI

1.1 Batasan dan Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat

Ruang lingkup kesehatan masyarakat mencakup 2 disiplin pokok


keilmuan, yakni ilmu bio medis (medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial (social
sciences), sejalan dan perkembangan ilmu kesehatan masyarakat mencakup:
Ilmu Biologi, kedokteran, kimia, fisika, lingkungan, sosial, antropologi,
pendidikan dan sebagainya. Secara garis besar disiplin ilmu yang menopang
ilmu kesehatan masyarakat sebagai berikut:

1. Epidemiologi

Menurut WHO, epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan


kesehatan yang berkaitan dengan kejadian di populasi dan aplikasi dari studi utk
pemecahanmasalah kesehatan. Epidemiologi adalah studi tentang seberapa
sering suatu penyakit terjadi pada kelompok orang yang berbeda dan mengapa.
Informasi epidemiologi digunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi
strategi untuk mencegah penyakit dan sebagai panduan untuk pengelolaan pasien
yang telah mengembangkan penyakit tersebut.

2. Biostatistik/statistik kesehatan

Statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang cara


mengumpulkan,mengolah, menganalisis data dan menyimpulkanya serta
melakukan inferensi (ke populasi) bila hanyasebagian data yang diperoleh
(sampel). Biostatistik adalah cabang statistik dalam bidangilmu biologi
dan medis.

Bahan baku statistik adalah data, sebagian menyederhanakan sebagai


angka. Angkaadalah hasil dari pengukuran dan perhitungan. Data terdiri
atas kumpulan angka. Setiapangka tersebut dinamakan datum. Data yang
dibutuhkan untuk analisis statistik adalah datayang dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan (penelitian). Data tersebut dapat diperolehdari
berbagai sumber seperti:

1. Catatan rutin, seperti catatan follow-up dokter, rekam medis,


laporan keuangan,dan sebagainya
2. Survey, data yang tidak dapat diperoleh dari catatan rutin, harus
dicari dengansurvey. Contoh untuk mengetahui tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayananPuskesmas, kita dapat mengetahuinya
dengan cara mengadakan survey terhadap pasien puskesmas.

3. Eksperimen yaitu data yang diperoleh setelah melakukan uji coba.

4. Sumber eksternal, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian


orang lain, jurnal yang dipublikasikan, textbook dan sebagainya.

Variabel adalah karakteristik yang diobservasi, yang berbeda pada tiap


orang, tempat atau sesuatu.Variabel diskrit tidak memiliki desimal. Contoh
variabel diskrit adalah jumlah jari tangan. Variabel kontinu mempunyai
desimal, contohnya adalah tinggi badan anak sekolah. Variabel kuantitatif
adalah yang dapat dihitung, variabel kualitatif adalah yangtidak dapat
dihitung (seperti gender : laki-laki, perempuan). Variabel kualitatif
biasanyamerupakan skala nominal.

3. Kesehatan lingkungan

Kesehatan lingkungan menurut WHO (World Health Organization)


adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Ruang
lingkup kesehatan lingkungan meliputi : penyediaan airminum,
pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran, pembuangan
sampah padat, pengendalian vektor, pencegahan / pengendalian
pencemaran tanah oleh ekskreta manusia,higiene makanan termasuk
higiene susu, pengendalian pencemaran udara, pengendalian radiasi,
kesehatan kerja, pengendalian kebisingan, perumahan dan pemukiman,
aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara, perencanaaan daerah
perkotaan, pencegahan kecelakaan, rekreasi umum dan pariwisata,
tindakan tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam danperpindahan penduduk, tindakan
pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

4. Pendidikan kesehatan/ilmu Prilaku

Pendidikan secara umum merupakan segala upaya yang dilakukan


untukmempengaruhi orang lain agar melakukan hal-hal yang diharapkan
pendidik. WHO (1984),memberi batasan bahwa pendidikan kesehatan
merupakan proses membuatindividu/masyarakat mampu mengontrol dan
memperbaiki kesehatannya. Sedangkan menurutWood (1926),
menekankan bahwa pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman
yang berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan kebiasaan / perilaku
yang berhubungan dgnkesehatan perorangan dan masyarakat.
Notoatmodjo (2003), mengatakan bahwa pendidikankesehatan merupakan
proses perkembangan yang dinamis (menerima/menolak informasi),sikap
maupun perilaku baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat.

Output yang diharapkan dari pendidikan khususnya pendidikan


kesehatan adalahterbentuknya perilaku baru yang sesuai dengan harapan
pendidikan yang bermanfaat danmemberikan nilai bagi upaya
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Beberapa dimensi perilaku
tersebut adalah sebagai berikut :

 Perubahan Perilaku ; Perilaku individu, keluarga dan masyarakat


yang tidak sesuaidengan nilai-nilai kesehatan diubah menjadi
perilaku yag mengandung nilai-nilai kesehatan,atau dari perilaku
negatif ke perilaku positisif. Misalnya kebiasaan merokok, minum
minuman keras, ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya
pada petugas kesehatan,termasuk bermalasan-malasan juga
merupakan salah satu perilaku yang harus diubah, dansebagainya.

 Pembinaan Perilaku ; Pembinaan ini ditujukan kepada perilaku


individu, keluargadan masyarakat yang sudah sehat agar
dipertahankan. Misalnya olahraga teratur, makandengan menu
seimbang, membuang sampah pada tempatnya, dan sebagainya.

 Pengembangan Perilaku ; pengembangan perilaku sehat ditujukan


membiasakanhidup sehat pada usia dini. Misalnya membiasakan anak
untuk mencuci angan sebelummakan dan setelah melakukan aktifitas
fisik, mengosok gigi dan mandi secara teratur, dansebagainya.

Dari uraian diatas, secara konsep pendidikan kesehatan merupakan


upaya untuk mempengaruhi individu, keluarga dan masyarakat agar
melaksanakan perilaku hidup bersihdan sehat. Sedangkan secara
operasional pendidikan kesehatan adalah upaya untukmemberikan dan
atau meningkatkan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan
keterampilan (psikomotorik) kepada individu, keluarga dan masyarakat
dalam meningkatkandan memelihata kesehatannya secara mandiri

5. Administrasi Kesehatan masyarakat

Administrasi kesehatan masyarakat adalah administrasi yang


diterapkan pada pelayanan kesehatan demi tercapainya suatu keadaan
sehat.

6. Gizi masyarakat

Gizi berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa gizi yang


baik kita tidak bisamerasakan indahnya hidup sehat, dan tanpa kesehatan
kita tidak bisa menjalani hidup dengan baik. Selain itu, gizi juga berkaitan
erat dengan makanan. Status gizi seseorang ditentukanoleh makanan yang
dimakannya. Untuk itu diperlukan makanan-makanan sehat dan
seimbangagar kita bisa memperoleh gizi yang seimbang.
Gizi memiliki cakupan yang sangat luas. Tidak hanya mencakup
masalah klinis, tapi juga mencakup kehidupan masyarakat luas. Oleh
karena itu, di zaman sekarang, penelitian- penelitian dan pendidikan
tentang ilmu gizi berkembang pesat agar masyarakat bisa denganmudah
mendapatkan pengetahuan tentang gizi, sehingga mampu menerapkan gizi
seimbangdalam kehidupannya untuk mewujudkan hidup sehat dan
sejahtera dengan asupan gizi yang baik.

7. Kesehatan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang


sangat populer.Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih
dikenal dengan singkatan K3 yangartinya keselamatan, dan kesehatan
kerja. Menurut Milyandra (2009) Istilah ‘keselamatandan kesehatan
kerja’, dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian.

Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan


ilmiah(scientific approach) dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai
suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu.
Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai
suatu ilmu terapan (applied science).Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiahdalam upaya mencegah
atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk)terjadinya
penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang
mungkin terjadi.

Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja


adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi
bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatanyang mungkin terjadi. Dan
masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal pemecahannya secara
multi disiplin, sedangkan kesehatan masyarakat sebagai seni mempunyai
bentangan semua kegiatan yang langsung atau tidak untuk mencegah
penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi
fisik, mental, sosial) adalah upaya masyarakat, misal pembersihan
lingkungan, penyediaan air bersih, pengawasan makanan dan lain-lain.

8. Kesehatan reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan


sosial secarautuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam semua hal yang berkaitandengan system reproduksi serta fungsi
dan prosesnya.

Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan:

1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir

2) Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk


PMS-HIV/AIDS.

3) Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi

4) Kesehatan reproduksi remaja

5) Pencegahan dan penanganan infertile

6) Kanker pada usia lanjut

7) Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker servik,


mutilasigenital, fistula, dll

Dan masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal pemecahannya


secara multi disiplin, sedangkan kesehatan masyarakat sebagai seni
mempunyai bentangan semua kegiatan yang langsung atau tidak untuk
mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif),
terapi (terapi fisik, mental, sosial) adalah upaya masyarakat, misal
pembersihan lingkungan, penyediaan air bersih, pengawasan makanan
dan lain-lain.
Jadi kesehatan masyarakat veteriner adalah semua yang berhubungan
dengan hewan yang secara langsung atau tidak mempengaruhi kesehatan
manusia berfungsi untuk melindungi konsumen dari bahaya yang dapat
mengganggu kesehatan, menjamin ketenteraman bathin, pada penularan
zoonosis, melindungi petani atau peternak dari rendahnya mutu nilai
bahan asal hewan yang diproduksi.

Penerapannya dalam ruang lingkup kesehatan masyarakat adalah:

1. Pemberantasan penyakit, menular dan tidak menular

2. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat-tempat umum

3. Perbaikan lingkungan pemukiman

4. Pemberantasan vektor

5. Pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat

6. Pelayanan ibu dan anak

7. Pembinaan gizi masyarakat

8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum

9. Pengawasan obat dan minuman

10. Pembinaan peran serta masyarakat

Ruang lingkup kesehatan masyarakat meliputi usaha-usaha:

1. Promotif (peningkatan kesehatan)

Peningkatan kesehatan adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan


kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olah raga
secara teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat
mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

2. Preventif (pencegahan penyakit)

Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam


mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara
etimologi berasal dari bahasa latin pravenire yang artinya datang sebelum
atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam
pengertian yang sangat luas prevensi diartikan sebagai upaya secara
sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan kerusakan atau
kerugian bagi seseorang atau masyarakat. Upaya preventif bertujuan
untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguankesehatan individu
keluarga& kelompok dan masyarakat.

Usaha-usaha yang dilakukan yaitu :

a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala ( balita, bumil,


remaja,usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah

b. Pemberian vitamin A, youdium melalui posyandu, puskesmas,


maupun kunjungan rumah

c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas , dan menyusui

d. Deteksi dini kasus dan faktor resiko ( maternal , balita, penyakit )

e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil

3. Kuratif ( pengobatan)

Pengobatan adalah usaha yang ditujukan terhadap orang sakit untuk dapat
diobati secara tepat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulikan
kesehatannya.
Usaha-usaha yang dilakukan yaitu :

a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis


penderita TB

b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas


dan rumah sakit

c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah ibu bersalin


dan nifas

4. Rehabilitatif (pemeliharaan kesehatan)

Pemeliharaan kesehatan adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita


yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya.

Usaha yang dilakukan adalah :

a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti patah


tulang, kelainan bawaan

b. Latihan fisik penderita penyakit tertentu seprti, latihan pernapasan


bagi penderita tbc, fisioterapi bagi penderita stroke.

Sanitasi lingkungan (Environmental Sanitation), secara relatif merupakan


disiplin yang lebih terbatas yang sekarang telah dikembangkan menjadi
kesehatan lingkungan. WHO mengemukakan definisi sanitasi lingkungan
sebagai usaha pengendalian dari semua faktor-faktor lingkungan fisik
manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal
yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan
hidup manusia. Ruang lingkup sanitasi lingkungan terutama ditujukan
kepada pengendalian (kontrol) dari:

1). Cara pembuangan dari ekskreta, air buangan dan sampah-sampah


lainnya sehingga dapat menjamin bahwa cara-cara tersebut memadai dan
aman.
2). Penyediaan air, untuk menjamin bahwa air yang digunakan oleh
masyarakat cukup bersih dan sehat.

3). Perumahan, untuk menjamin bahwa rumah dapat memberikan rasa


nyaman dan bebas dari kemungkinan penyebaran penyakit.

4). Makanan termasuk susu, untuk menjamin bahwa segala sesuatunya


bersih dan aman.

5). Individu dan masyarakat agar terbiasa hidup sehat dan bersih.

6). Kondisi udara untuk menjamin bahwa udara luar bebas dari elemen
yang merugikan, dan udara di dalam ruangan dapat mencukupi kebutuhan
sesuai dengan aktifitas di dalamnya.

7). Dan lain-lain.

2.2 Konsep Kesehatan Masyarakat di Wilayah Pesisir

Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan


meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat (Ikatan Dokter Amerika, AMA, 1948). Kesehatan masyarakat
diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan
dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat. Kesehatan
masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan Praktek (seni) yang
bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan
kesehatan penduduk (masyarakat).

Kesehatan masyarakat adalah sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu


kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di
masyarakat.

Wilayah pesisir merupakan satu areal dalam lingkungan hidup yang sangat
penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat
hidup, maupun pengelolaan sanitasi lingkungan hidup. Sanitasi lingkungan
merupakan salah satu program prioritas dalam agenda internasional Millennium
Development Goals (MDGs) yang ditujukan dalam rangka memperkuat
pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat serta mengimplementasikan
kebijakan pemerintah dalam meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar
secara berkesinambungan dalam pencapaian MDGs tahun 2015.

Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di


daerah pantai yang sebagian besar merupakan nelayan memiliki karakteristik
yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Perbedaan ini dikarenakan keterkaitan
erat dengan karakteristik ekonomi wilayah, latar belakang budaya dan
ketersediaan sarana dan prasarana penunjang. Pada umumnya masyarakat pesisir
memiliki budaya yang berorientasi selaras dengan alam sehingga teknologi
memanfaatkan sumberdaya alam adalah teknologi adaptif dengan kondisi pesisir.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Faizal (2002) masyarakat di wilayah
pesisir memiliki pendidikan rendah, produktivitas yang sangat tergantung pada
musim, terbatasnya modal usaha, kurangnya sarana penunjang, buruknya
mekanisme pasar dan sulitnya transfer teknologi dan komunikasi yang
mengakibatkan pendapatan masyarakat pesisir menjadi tidak menentu.

Permasalahan yang sering timbul di wilayah pesisir yakni rendahnya


tingkat kesejahteraan masyarakat dan rendahnya kualitas lingkungan. Tingkat
kesejahteraan masyarakat yang rendah tercermin dari kualitas lingkungan dan
rumah yang mereka tingggal. Lingkungan yang buruk dapat diidentifikasi dengan
melihat aspek aspek yang berpengaruh pada kualitas hunian tersebut seperti
jaringan air bersih, drainase, persampahan, fasilitas jamban.

2.3 Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitarnya, baik


berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak termasuk manusia
lainnya, serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen
– elemen di alam tersebut. Kondisi lingkungan (sanitasi) desa dan kota di
Indonesia tidak dapat dikatakan baik. Perilaku masyarakat yang masih awam
bahkan “primitif” dalam memperlakukan lingkungan dengan membuang sampah
dan limbah sembarangan mengakibatkan penyakit dapat menyebar ke berbagai
tempat. Banyak rumah masyarakat di perkampungan dibangun tanpa memiliki
toilet dan mereka membuang hajat di sungai-sungai dan danau.Menurut
Direktorat Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan seperti yang dikutip
Kantor Berita Antara menyebutkan, di Indonesia terdapat empat dampak besar
kesehatan yang disebabkan pengelolaan air, sampah dan sanitasi lingkungan yang
buruk yakni, diare, tipus, polio dan cacingan.( Depkes RI, 2008 ). Masalah
penyediaan sarana air bersih dan pengawasan pembuangan sampah serta
pengelolaan air limbah di daerah pantai masih perlu ditangani secara serius. Hal
ini disebabkan karena belum teraturnya pemukiman dan pembangunan 9 sarana
sanitasi wilayah pantai, sehingga sering menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan masyarakat.

Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah upaya


pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan
atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik,
kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Secara spesifik tujuan penyelenggaraan
sanitasi menurut Depkes (1999),adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat (pasien, klien dan


masyarakat sekitarnya) akan pentingnya lingkungan dan perilaku hidup
bersih dan sehat.
2. Agar masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan kesehatan lingkungan.

3. Agar tercipta keterpaduan antar program kesehatan dan antar sektor terkait
yang dilaksanakan dengan pendekatan penanganan secara holistik terhadap
penyakit yang berbasis lingkungan.
4. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit yang berbasis lingkungan
melalui pemantauan wilayah setempat (PWS) secara terpadu.
Lingkungan dapat diartikan secara mudah sebagai segala sesuatu yang berada
di sekitar manusia. Secara lebih terperinci, lingkungan disekitar manusia dapat
dikategorikan dalam:

 Lingkungan fisik, termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan udara serta
interaksi satu sama lain diantara faktor-faktor tersebut.

 Lingkungan biologi, termasuk dalam hal ini semua organisme hidup baik
binatang, tumbuh-tumbuhan maupun mikroorganisme, kecuali manusia
sendiri.

 Lingkungan sosial, termasuk semua interaksi antara manusia dari makhluk


sesamanya yaitu meliputi faktor-faktor sosial, ekonomi, kebudayan, psiko-
sosial, dll.

Wilayah pesisir merupakan satu areal dalam lingkungan hidup yang sangat
penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat
hidup, maupun pengelolaan sanitasi lingkungan hidup. Sanitasi lingkungan
merupakan salah satu program prioritas dalam agenda internasional Millennium
Development Goals (MDGs) yang ditujukan dalam rangka memperkuat
pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat serta mengimplementasikan
kebijakan pemerintah dalam meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar
secara berkesinambungan dalam pencapaian MDGs tahun 2015.

Banyak sekali permasalahan lingkungan yang harus dihadapi dan sangat


mengganggu terhadap tercapainya kesehatan lingkungan. Begitu besarnya
pengaruh lingkungan sehingga untuk meningkatkan status kesehatan perlu
dilakukan upaya penyehatan lingkungan yang merupakan usaha pencegahan
terhadap penyakit yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Kesehatan
lingkungan dapat berakibat positif terhadap kondisi elemen-elemen hayati dan non
hayati dalam ekosistem. Bila lingkungan tidak sehat maka sakitlah elemennya,
tapi sebaliknya jika lingkungan sehat maka sehat pulalah ekosistem tersebut.
Perilaku yang kurang baik dari manusia telah mengakibatkan perubahan
ekosistem dan timbulnya sejumlah masalah sanitasi.

Sanitasi meliputi penyediaan air rumah tangga yang baik,cukup kualitas


maupun kuantitasnya,mengatur penggunaan jamban keluarga,pembuangan
sampah, pembuangan airlimbah, mendirikan rumah sehat, danpembasmian
binatang-binatangpenyebar penyakit seperti lalat, nyamuk, kutu-kutu, serta
penyakit lainnya. Sanitasi lingkungan lebih menekankan pada pengawasan dan
pengendalian / kontrol pada faktor lingkungan manusia seperti :

 Penyediaan air menjamin air yang digunakan oleh manusia bersih dan sehat.
 Pembuangan kotoran manusia, air buangan dan sampah.
 Individu dan masyarakat terbiasa hidup sehat dan bersih.
 Makanan (susu) menjamin makanan tersebut aman, bersih dan sehat.
 Anthropoda binatang pengerat dan lain-lain.
 Kondisi udara bebas dari bahan-bahan yang berbahaya dari
kehidupanmanusia.
 Pabrik-pabrik, kantor-kantor dan sebagainya bebas dari bahaya-bahaya

Manajemen lingkungan adalah kegiatan komprehensif, mencakup


pelaksanaan kegiatan, pengamatan untuk mencegah pencemaran air, tanah, udara
dan konservasi habitat dan keanekaragaman hayati. manajemen lingkungan juga
mengandung arti Suatu konsep pendekatan keseimbangan dengan melakukan
manajemen sumber daya alam untuk pemenuhan kepentingan politis, sosial
ekonomi sesuai dengan ketersediaan lingkungan alami dan menitik beratkan pada
nilai, distribusi, hukum alam dan kesimbangan antar generasi.

Asas manajemen harus diterapkan supaya setiap komponen sistem dapat


berfungsi secara baik, diantaranya:
1. Perencanaan (Planning), yaitu Perencanaan pengelolaan lingkungan
dikelompokkan dalam perencanaan jangka pendek bersifat tahunan, meliputi
perencanaan untuk operasional pengelolaan lingkungan terutama pendekatan
teknis. Perencanaan jangka menengah berjangka 3-5 tahun meliputi
perencanaan untuk pengelolaan lingkungan. Perencanaan jangka panjang
berjangka lebih dari 5 tahun, terdiri dari perencanaan pengembangan
pengelolaan lingkungan dalam ekosistem yang lebih luas.
2. Pengaturan (Organizing) Pengaturan adalah upaya untuk menyusun
pengelolaan terhadap sistem operasional dari setiap komponen sistem dan
hubungan antar sistem. Hubungan tersebut dalam organisasi internal maupun
pada pihak lain di luar organisasi pengelola. Pengaturan ini mencakup aspek
administratif dan sumber daya manusia, aspek teknis operasional dan aspek
keuangan.
3. Pelaksanaan (Actuating)merupakan realisasi dari seluruh rencana, sehingga
kegiatan pengelolaan lingkungan dapat berjalan secara optimal. Seluruh unit
kerja didukung oleh profesionalisme baik mekanisme maupun sumber daya
manusia yang ditempatkan. Dalam konteks profesionalisme juga dituntut
pemberian imbalan yang sepadan dengan tingkat profesionalisme yang
dimiliki.
4. Monitoring atau kontrol (controlling) merupakan satu mekanisme sistem
untuk mengetahui kinerja dari masing-masing unit sistem yang ada dan pola
penanganan bila terjadi penurunan kinerja. Dengan sistem kontrol akan dapat
diketahui sinkronisasi antara perencanaan, pengelolaan dan pelaksanaan.

2.4 Peran Layanan Kesehatan Bagi Masyarakat Pesisir dan Kepulauan

1. Pelayanan kesehatan yang dapat ditemukan diwilayah pesisir


Kegiatan pelayanan kesehatan yang dapat ditemukan di wilayah
pesisir yaitu berupa Puskesmas. Puskesmas merupakan organisasi yang
bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tujuan untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia, harapan hidup, kesejahteraan
keluarga dan masyarakat, serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat
akan pentingnya hidup sehat. Selain itu, pelayanan kesehatan lainnya ialah
kegiatan Posyandu

2. Peran layanan kesehatan bagi masyarakat pesisir

Peran layanan kesehatan yang ada di masyarakat pesisir ini ternyata

masih saja kurang ditanggapi oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat dari tidak

adanya antusias dari masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan

dengan baik, yang juga terlihat dari kurangnya minat masyarakat untuk

mengunjungi posyandu. Sehingga tenaga kesehatan yang bertugas harus

mendatangi rumah warga yang akan mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal

ini merupakan salah satu bukti adanya sikap acuh masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan yang diberikan. Hal ini banyak di pengaruhi dengan

sikap masyarakat pesisir yang enggan ke pelayanan kesehatan berkaitan

denagan tradisi dan adat istiadat yang masih di pegang erat oleh kebanyakan

masyarakat yang bertempat tinggal di daerah sekitaran pesisir dan pendapatan

masyarakat yang tidak menentu juga masih menjadi salah satu alasan

masyarakat untuk tidak menggunakan layanan kesehatan yang terdapat di

daerah tempat tinggal mereka. Sehingga pemanfaatan pelayanan kesehatan

pada masyarakat pesisir masih sangat kurang di bandingkan masyarakat

perkotaan khsususnya pada masyarakat pesisir. Selain itu, juga tampak bahwa

pencarian pengobatan oleh Masyarakat Pesisir masih sangat kurang di

bandingkan dengan masyarakat perkotaan hal ini banyak di pengaruhi dengan

sikap masyarakat pesisir yang enggan ke pelayanan kesehatan berkaitan


denagan tradisi dan adat istiadat yang masih di pegang erat oleh kebanyakan

masyarakat yang bertempat tinggal di daerah sekitaran pesisir dan pendapatan

masyarakat yang tidak menentu juga masih menjadi salah satu alasan

masyarakat untuk tidak menggunakan layanan kesehatan yang terdapat di

daerah tempat tinggal mereka. Sehingga pemanfaatan pelayanan kesehatan

pada masyarakat pesisir masih sangat kurang dibandingkan masyarakat

perkotaan.

3. Cara menangani masalah kesehatan dan mencegah penyakit yang terjadi

Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks.Hal

ini saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan.Demikian

pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi

kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada

pengaruhnya terhadap masalah"sehat-sakit".Banyak faktor yang

mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan

masyarakat seorang pakar di bidang kedokteran pencegahan mengatakan

bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 hal yaitu lingkungan,

perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik (keturunan)

Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat akan memunculkan serangkaian

dampak yang berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia. Generasi

yang tidak ketercukupan gizi tentu akan memiliki kondisi fisik dan psikis

yang kurang bila dibandingkan dengan generasi yang terpenuhi

gizinya,khususnya masyarakat di pesisir.


Masalah-masalah kesehatan perlu kita atasi dengan berbagai upaya atau

cara agar kita dapat beraktivitas dengan baik karena jika kita sehat kita dapat

beraktivitas dengan baik. Adapun untuk mempermudah memahami Masalah

Kesehatan Masyarakat yang sering terjadi, maka perlu dikelompokan

menjadi:

 Masalah perilaku kesehatan, genetik, lingkungan dan pelayanan kesehatan

berkesinambungan yang meningkat ke masalah kesehatan ibu dan anak.

 Masalah gizi dan beragam penyakit menular dan tidak menular.

 Masalah Kesehatan bisa terjadi pada masyarakat umum atau kelompok

berisiko tinggi (bayi, balita dan ibu), Manula dan para pekerja.

Upaya-upaya dalam menanggulangi kesehatan seperti dibawah ini:

1. Peningkatan Gizi : Hal ini dapat dilakukan dengan memberi makanan

tambahanyang bergizi terutama bagi anak-anak dapat dioptimalkan

melalui pemberdayaan posyandu dan kegiatan PKK.

2. Penambahan Fasilitas Kesehatan : Fasilitas kesehatan harus mampu

menampung dan menjangkau masyarakat didaerah-daerah tertinggal.

Penambahan fasilitas kesehatan ini meliputi puskesmas, posyandu.

Penambahan fasilitas ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat, seperti imunisasi, KB, pengobatan , dan lain-

lain
3. Pelaksanaan Imunisasi : Berdasarkan prinsip pencegahan lebih baik dari

pengobatan, program imunisasi bertujuan melindungi tiap anak dari

penyakit umum. Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui PIN (Pekan

Imunisasi Nasional).

4. Penyediaan Pelayanan Kesehatan Gratis : Pemerintah menyediakan

pelayanan gratis bagi penduduk miskin dalam bentuk Askeskin ( Asuransi

Kesehatan Masyarakat Miskin ) dan Kartu sehat yang dapat digunakan

untuk memperoleh layanan kesehatan secara murah,

5. Pengadaan Obat Generik : Pemerintah harus mengembangkan pengadaan

obat murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat bawah. penyediaan obat

murah ini dapat beruba obat generik.

6. Penambahan jumlah tenaga medis : Agar pelayanan kesehatan dapat

mencakup seluruh lapisan masyarakat dan mencakup seluruh wilayah

Indonesia diperlukan penambahan jumlah tenaga medis, seperti dokter,

bidan, perawat.

7. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya Pola Hidup

Bersih dan Sehat : Penyuluhan semacam ini juga bisa melibatkan lembaga-

lembaga lain diluar lembaga kesehatan, seperti sekolah, masyarakat pesisir

pada masyarakat pesisir cara menangani masalah kesehatan pada

masyarakat pesisir ialah dengan meningkatkan pengetahuan atau

pemahaman masyarakat pesisir. Pengetahuan merupakan faktor yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).


Karena jika seseorang tidak mengetahui tentang sebuah objek,maka objek

tersebut tidak akan menarik bagi seseorang. Begitu juga halnya dengan

pemanfaatkan pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas dan

Posyandu.Pengetahuan tentang puskesmas dapat mempengaruhi perilaku

masyarakat didalam pemanfaatan pelayanan puskesmas untuk memeriksa

kesehatannya. Pengetahuan sangat penting peranannya dalam memberikan

wawasan terhadap bentuk sikap, yang selanjutnya akan diikuti oleh

tindakan dalam memilih pelayanan kesehatan yang diyakini

kemampuannya. Tingkat pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap

penggunaan puskesmas, apabila masyarakat tidak mengetahui tentang

manfaat puskesmas, maka masyarakat memandang tidak penting untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang disediakan.

Selain itu, Akses. Akses dapat mempengaruhi frekuensi kunjungan

ditempat pelayanan kesehatan, makin dekat jarak tempat tinggal dengan

pusat pelayanan kesehatan makin besar jumlah kunjungan di pusat

pelayanan tersebut, begitu pula sebaliknya, makin jauh jarak tempat

tinggal dengan pusat pelayanan kesehatan makin kecil pula jumlah

kunjungan di pusat pelayanan kesehatan tersebut. Akses masyarakat atau

transportasi masyarakat Pesisir ke lokasi pelayanan kesehatan sangat

mempengaruhi pemanfaatan atau tidak dimanfaatkannya pelayanan

kesehatan terutama Puskesmas. Pelayanan kesehatan yang lokasinya

terlalu jauh dari tempat tinggal baik jarak secara fisik maupun secara

finansial tentu tidak mudah dicapai. Dengan demikian akses baik berupa
jarak maupun transportasi yang di butuhkan dari tempat tinggal ke pusat

pelayanan kesehatan sangat mempengaruhi tingkat permintaan pelayanan

kesehatan dan jika akses serta sulitnya transportasi dari tempat tinggal

yang jauh dari unit pelayanan kesehatan maka semakin besar untuk tidak

memanfaatkan pelayanan kesehatan. .

Cara lain yaitu juga dengan memperbaiki kepercayaan. Kepercayaan

masyarakat Pesisir terhadap mantra yang dibuat oleh dukun mempunyai

kekuatan tersendiri dalam penyembuhan penyakit. Masyarakat Pesisir

masih percaya akan hal-hal mistis seperti penyakit yang datang dari roh-

roh makhluk halus sehingga upaya yang dilakukan dalam menyembuhkan

penyakit tersebut adalah melakukan pengobatan dengan menggunakan

dukun. Mereka yakin bahwa dukun mampu menyembuhkan penyakit

tersebut dengan mantra atau ramuan-ramuan tertentu, sementara untuk

sarana kesehatan berupa Puskesmas mereka tidak percaya akan mampu

menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh makhluk halus tersebut.


BAB II

PENUTUP

A.Kesimpulan

Masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini masih menjadi perhatian


bagipemerintah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih
rendah.Tingkat kesehatan masyarakat yang tidak merata dan sangat rendah
khususnyaterjadi pada masyarakatyang tinggal di pemukiman kumuh. Perilaku
masyarakatyang masih tidak higienis ditambah lagi dengan tidak adanya sarana
dan prasaranalingkungan yang mendukung berdampak pada kesehatan masyarakat
yang tinggalpada pemukiman kumuh tersebut. Banyak masalahkesehatan
masyarakat yang mungkin akan timbul akibat perilaku masyarakat dan kondisi
lingkungan yang tidak memperhatikan kesehatan.

Memberikan sedikit pemahaman kepada masyarakat agar kiranya


merekaselalu bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
kesadaranterhadap masyarakat tentang pentingnya kesehatan bagi kita dan
petugaskesehatan juga harus melakukan promosi, penyuluhan kesehatan
secaralangsung (kunjung rumah, pertemuan diskusi, pertemuan di balai desa,
pertemuan di posyandu) dan penyuluhan secara tidak langsung (melalui
mediacetak, melalui radio, melalui pertunjukan film)

B.Saran

Masih banyak yang perlu dikaji dan dipelajari dalam bidang ini. Namun, ada satu
kesimpulan yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah perlunya kesadaran dari
masyarakat akan pentingnya menjaga kondisi lingkungan demi terwujudnya
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

1.https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=LPNrDQAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA25&dq=konsep+kesehatan+m
asyarakat+di+wilayah+pesisir+kepulauan&ots=rkijSIan9J&sig=99_1VqfC5EYi_
1MwJezb9BRqy2Y&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

2.https://www.academia.edu/download/57922627/345_TRI_JUNIANTI_R.M._M
ASALAH_KESEHATAN_MASYARAKAT_DI_PESISIR_PAPUA.pdf

3. https://febriandhy.blogspot.com/2016/11/sanitasi-kawasan-pesisir.html?m=1

4.https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1293/05.2%20bab
%202.pdf?sequence=8&isAllowed=y

5. https://afiasi.unwir.ac.id/index.php/afiasi/article/view/134/98

Anda mungkin juga menyukai