Anda di halaman 1dari 12

Pembangunan berwawasan

kesehatan serta politik dan


ekonomi kesehatan
Kelompok 9:
1. Muhammad ramli nurhali
2. Akbar maulana
3. Anggi dwi R
4. Faldha
5. rionaldi
pengertian
Pembangunan berwawasan
kesehatan merupakan salah satu
aspek penting dalam mewujudkan
pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan
diselenggarakan untuk mencapai
kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang demi tercapainya
derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. (Depkes, 2006).

2
Pemberdayaan
masyarakat
pemberdayaan masyarakat merupakan
strategi untuk mewujudkan kemampuan dan
kemandirian masyarakat.

 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)


 Pondok Bersalin Desa (Polindes)
 Lembaga Swadaya Masyarakat
 . Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
 Pos Upaya Kesehatan Kerja (pos UKK)
 Karang Taruna Husada
 Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu

3
Peran Puskesmas terhadap kedua jenis
pemberdayaan masyarakat

. Khusus untuk pembangunan kesehatan


upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.

• Upaya pokok pelayanan


 Promosi Kesehatan
 Pencegahan Penyakit Menular
 Program Pengobatan Dasar
 Kesehatan Ibu dan Anak
 Upaya Peningkatan Gizi
 Kesehatan Lingkungan

4
Upaya pengembangan pelayanan
kesehatan

Contoh program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas :


• Usaha Kesehatan Sekolah
Politik Kesehatan
• Kesehatan Olah Raga
• Perawatan Kesehatan Masyarakat  politik kesehatan adalah pengelolaan kebijakan
• Kesehatan Kerja dalam arti politik mengenai kesehatan untuk
mengatur jalannya peraturan kesehatan yang ada
• Kesehatan Gigi Dan Mulut di Indonesia.
 Contoh Pelarangan merokok di tempat-tempat
• Kesehatan Jiwa umum.

• Kesehatan Mata
• Kesehatan Usia Lanjut
• Pembinaan Pengobatan Tradisional
5
Pengertian Ekonomi adalah salah satu bidang ilmu
sosial yang membahas dan mempelajari tentang
kegiatan manusia berkaitan langsung dengan distribusi,
konsumsi dan produksi pada barang dan jasa.
Ilmu Ekonomi : Menganalisa biaya, keuntungan dan
memperbaiki corak penggunaan sumber daya yang
terbatas untuk memenuhi keinginan (kebutuhan)
manusia yang tidak terbatas.

Menurut Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan ekonomi


kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik
ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan. Ekonomi
kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :
• Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehtan.
• Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan.
• Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan
kesehatan.
• Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya.
• Dampak upaya pencegahan , pengobatan dan pemulihan kesehatan
pada individu dan masyarakat.
. 6
Ada 4 bidang yang tercakup dalam ekonomi kesehatan yaitu :
1. Peraturan (regulation)
2. Perencanaan (planning)
3. Pemeliharaan kesehatan ( the health maintenance ) atau organisasi
4. Analisis Cost dan benefict
Pembahasan dalam ilmu ekonomi kesehatan mencakup costumer
(dalam hal ini pasien / pengguna pelayanan kesehtan) provider ( yang
merupkan profesional investor, yang terdiri dari publik maupun
private), pemerintah ( government).

7
. Langkah – langkah yang harus dilalui dalam evaluasi
ekonomi dalam pelayanan kesehatan adalah :

1. Identifikasi berbagai biaya dan berbagai konsekuensinya


2. Perhitungan biaya dan konsekuensi tersebut
3. Penilaian dan pengukuran biaya
4. Penyesuaian biaya dan konsekuensi untuk waktu yang berbeda

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan


berdasarkan langkah tersebut adalah:

1.jumlah sumber daya yang tersedia untuk diteliti;


2.adanya suatu pilihan yang jelas dalam penggunaan sumber daya yang akan
dievaluasi;
3. penggunaan teknologi yang cukup dikenal sebagai dasar dalam menentukan
pilihan;
4.tersedianya waktu yang cukup untuk penelitian dan
5.pengambil keputusan diharapkan dapat menerima hasil penelitian dan tidak
berubah – ubah fikiran. 8
Hambatan hambatan dalam pembangunan kesehatan
Segi Ekonomi. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan dan pinggiran kota yang
miskin (40% penduduk Indonesia dari acuan sembilan bahan pokok/dapur), merasa berat
memikul biaya pengobatan biomedis yang diselenggarakan di puskesmas, rumah sakit dan
klinik pemerintah, terutama yang diselenggarakan swasta. Warga masyarakat sering
menghindari pengobatan biomedis, pergi ke penyembuh medis tradisional yang biayanya
sukarela atau pengobatan sendiri (Boedhihartono, 1989:17; Soenardi, 1989:86).
Segi Ilmu Pengetahuan. Hambatan dari segi ilmu pengetahuan, dapat bersumber dari
lembaga pengembangan ilmu pengetahuan biomedis, dari sistem medis tradisianal serta
dari warga masyarakat.

9
Masalah masalah dalam
pembangunan kesehatan
Ledakan penduduk begitu cepat dari ± 180 juta di tahun 1995, hingga tahun 2010
mencapai 230 juta jiwa. Memenuhi kebutuhan termasuk kesehatan mereka
merupakan beban berat. Jenis penyakit meliputi infeksi menular berupa
tuberkulosis paru, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), malaria, diare,
penyakit kulit, polio, filariasis, kusta dan pneumonia.
Pada saat bersamaan muncul penyakit tidak menular seperti penyakit jantung
dan pembuluh darah (gangguan sirkulasi), serta diabetes mellitus dan kanker.
Sementara itu Indonesia juga diterpa penyakit dadakan ”emerging diseases”
seperti demam berdarah ”dengue” (DBD), HIV/AIDS, Chikunguya, Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) dengan Flu Burung dan Flu Babi. Tingkat
keparahan ada yang ringan dan berat, kronis dan akut. Kesemuanya ini
melengkapi transisi epidemiologi Indonesia ke beban ganda (double burdens).
Konsekuansinya perlu penemuan berbagai obat yang tepat, memadai dan
terjangkau. Menghendaki fasilitas dan pranata kesehatan lengkap: puskesmas,
rumah sakit, balai pengobatan, klinik dan sejenisnya hingga Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) sebagai pranata pelayanan kesehatan terakar rumput
produk kerja sama masyarakat dengan pemerintah.
10
THANK
YOU!
Putra putri
indonesia
prodi
Sarjana keperawatan
institusil
Sekolah tinggi ilmu kesehatan sukabumi
sampurasun

12

Anda mungkin juga menyukai