Anda di halaman 1dari 3

Tabel 1 Keseimbangan pada Kodok

Perlakuan I (Normal) Perlakuan II (Sisi Kiri Ditusuk) Perlakuan III (Kedua Sisi Ditusuk)
No. Bagian yang diamati
Statis Dinamis Statis Dinamis Statis Dinamis
Menghadap ke Menghadap ke Sedikit Menghadap ke arah Agak sedikit Sedikit miring ke
1. Sikap Kepala
arah atas arah atas (tegak) menunduk atas menunduk arah kanan dan kiri
Kaki tegak ke
Kaki tegak ke Kaki mengayuh Kaki kiri
arah depan dan Kaki kanan Tidak seimbang
2. Sikap Kaki Depan arah depan dan ke arah depan dan menghadap ke
kurang aktif mengarah ke dalam dan tidak aktif
aktif melompat aktif berenang arah depan
melompat
Normal dengan
Normal, aktif Normal dengan
kaki aktif Gerak lambat Pergerakan agak Bergerak tidak
3. Sikap Kaki Belakang bergerak, dan kaki aktif
bergerak dan ketika berenang lambat stabil
aktif berenang bergerak
melompat
Membalikkan Membalikkan Tidak dapat Membalikkan
Arah gerak cukup Membalikkan
4. Sikap Diputar tubuh dengan tubuh dengan membalikkan tubuh dengan
cepat tubuh secara lambat
cepat cepat tubuh sangat lambat
Menggunakan
Arah gerak ke Tubuh agak Tubuh kurang Tubuh tidak dapat
tungkai depan Arah gerak
5. Sikap Berenang depan saat sedikit miring dapat berenang berenang secara
untuk mengayuh cenderung ke kanan
berenang ke kanan secara seimbang seimbang
tungkai belakang
Keterangan: Statis = saat kodok pada posisi diam
Dinamis = saat kodok pada posisi bergerak
Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul keseimbangan pada kodok. Adapun tujuan pada praktikum ini di
antaranya adalah mengidentifikasi keseimbangan kodok pada keadaan normal, mengidentifikasi
keseimbangan kodok saat salah satu bagian osteo parabilisnya dirusak, dan mengidentifikasi
keseimbangan kodok saat kedua bagian osteo parabilisnya dirusak. Adapun objek yang diidentifikasi
adalah kodok dewasa yang memiliki keseimbangan normal, sedangkan perlakuan yang dilakukan
pada praktikum kali ini meliputi tiga perlakuan saat posisi kodok diam (statis) dan bergerak (dinamis).
Perlakuan tersebut di antaranya: 1) keseimbangan kodok pada keadaan normal, yaitu ketika bagian
osteo parabilis pada kodok belum dirusak, 2) keseimbangan kodok ketika salah satu bagian osteo
parabilisnya dirusak, dan 3) keseimbangan kodok ketika kedua bagian osteo parabilisnya dirusak.
Adapun bagian yang diamati meliputi sikap kepala, sikap kaki depan, sikap kaki belakang, sikap
diputar, dan sikap berenang.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan praktikan dapat dinyatakan bahwa pada
keadaan normal, kodok memiliki keseimbangan yang cukup stabil. Hal ini dikarenakan tidak ada
perlakuan apapun yang dapat mengganggu keseimbangan kodok. Keseimbangan tersebut dapat
dikatakan stabil terlihat ketika kodok pada saat kodok berposisi statis dan dinamis dapat menghadap
ke arah atas (tegak), kedua kakinya baik kaki depan maupun belakang dapat melakukan gerakan
melompat dan berenang secara aktif, dan mampu membalikkan tubuhnya dengan cepat. Dengan
demikian, kondisi kodok pada perlakuan pertama tidak mengalami gangguan dan kesulitan sedikitpun.
Adapun perlakuan kedua yang dilakukan oleh praktikan yaitu dengan merusak salah satu
bagian osteo parabilis kodok yang terletak di bagian rahang atas. Adapun osteo parabilis yang
dimaksud memiliki fungsi yang hampir sama dengan saraf vastibular. Hal ini dikarenakan saraf
vastibular dapat mengatur tiga sistem di antaranya adalah keseimbangan, propioseptif dari otot dan
sendi, serta sistem optik (Satyanegara, 2014). Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sherwood (2013)
yang menyatakan bahwa fungsi dari vestibular adalah untuk pemeliharaan keseimbangan dan
mengontrol gerakan mata. Selain itu, saraf vestibular merupakan termasuk dalam bagian dari otak
kecil yang memiliki dua bagian utama, yaitu cerebellar cortex dan deep cerebellar nuclei. Salah satu
bagian dari deep cerebellar nuclei adalah vestibulocerebellum. Bagian inilah yang akan berinteraksi
dengan sistem vastibular (Richard, 2012). Keseimbangan kodok mulai terlihat lemah ketika salah satu
bagian osteo parabilisnya dirusak. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perubahan sikap
sebagaimana yang tertera pada tabel. Sikap kepala, kaki depan, kaki belakang, berputar, dan berenang
secara signifikan mengalami pelemahan baik pada saat posisi kodok statis (diam) maupun dinamis
(bergerak).
Adapun perlakuan ketiga yang dilakukan oleh praktikan, yaitu dengan merusak kedua bagian
osteo parabilis kodok yang terletak di bagian rahang atas. Keseimbangan kodok terlihat semakin
lemah ketika kedua bagian osteo parabilisnya dirusak dengan menggunakan jarum pentul yang
ditusuk secara perlahan-lahan. Efek yang terlihat pada keadaan kodok ialah adanya perubahan sikap
sebagaimana yang tertera pada tabel. Sikap kepala, kaki depan, kaki belakang, berputar, dan berenang
mengalami pelemahan secara drastis baik pada saat posisi kodok statis (diam) maupun dinamis
(bergerak). Dengan demikian, adanya perusakan pada kedua bagian osteo parabilis kodok menjadikan
kodok kehilangan keseimbangan normalnya seperti sedia kala.

Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kodok sebagai
hewan amfibi yang tergolong dalam kategori vertebrata memiliki sistem keseimbangan tubuh. Sistem
ini terletak pada otak kecil, tepatnya pada bagian osteo parabilis. Adapun salah satu fungsi osteo
parabilis adalah untuk menjaga atau memelihara keseimbangan tubuh pada kodok sehingga apabila
bagian tersebut dirusak, maka keseimbangan tubuh kodok pun ikut terganggu. Dengan demikian,
osteo parabilis merupakan organ yang berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh pada kodok.

Daftar Pustaka
Hill, Richard W., et. al. 2012. Animal Physiology Third Edition. Sunderland: Sinauer Associates.

Satyanegara. 2014. Ilmu Bedah Saraf. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sherwood Lauralee., et. al. 2013. Animal Physiology From Genes to Organism Second Edition.
Belmont: Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai