Anda di halaman 1dari 9

Nama / NIM : Yakuti Afifan / 1808086003

Prodi / Kelas : Pendidikan Biologi / 4A


Kloter/Kelompok : 1 (satu) / 4 (empat)

GERAK REFLEKS DAN TERMOREGULASI

A. Hasil Kegiatan

Tabel pengamatan gerak reflek pada kodok kelompok 4


No Perlakuan / Pengamatan pada Hasil / Keterangan
. kodok
1. Mengamati pernafasan pada 165x / menit dan cepat
kodok
2. Mengamati keseimbangan pada Diputar : tidak ada perlawanan
kodok Dimiringkan : Memberontak
3. Mengamati cara berenang kodok Kaki belakang lebih aktif dari kaki
bagian depan dan bergerak ke depan
seperti loncat
4. Mencubit jari kaki dengan pinset Mengangkat kakinya
5. Memasukkan salah satu kaki ke Stabil, tidak ada respon.
dalam gelas piala berisi air (suhu
kamar) kemudian dipanaskan.
(Suhu kamar 27o)
6. Memasukkan salah satu jari kaki Terkejut dan langsung mengangkat
yang lain ke dalam air panas + kaki.
80o C
7. Memasukkan salah satu kaki Langsung mengangkat kaki dengan
kodok ke dalam gelas piala yang cepat
berisi asam sulfat
8. Menyentuh salah satu kaki kodok Mengangkat kaki dengan cepat
dengan sumber listrik (dari
intensitas rendah ke tinggi)
9. Mengamati pupil dan iris kodok. Jarak 25 cm : biasa saja
Diberi kapas basah pada kornea. Jarak 15 cm : pupil agak mengecil
Mata langsung tertutup rapat. Jarak 5 cm : kelopak mata tidak
membuka dengan sempurna, kemudian
pupil mengecil.

Tabel pengamatan gerak reflek pada kodok kelompok 3


No Perlakuan / Pengamatan pada Hasil / Keterangan
. kodok
1. Mengamati pernafasan pada 177x / menit dan cepat
kodok
2. Mengamati keseimbangan pada Diputar : terlihat bingung dan linglung
kodok Dimiringkan : berusaha memberontak
3. Mengamati cara berenang kodok Katak berenang dan memanjat tepian
wadah, sesekali meloncat, kepala
menghadap ke atas
4. Mencubit jari kaki dengan pinset Merasa kesakitan dan menggerak-
gerakkan kakinya
5. Memasukkan salah satu kaki ke Tidak ada respon.
dalam gelas piala berisi air (suhu
kamar) kemudian dipanaskan.
(Suhu kamar 27o)
6. Memasukkan salah satu jari kaki Mengangkat kakinya
yang lain ke dalam air panas +
80o C
7. Memasukkan salah satu kaki Mengangkat kakinya
kodok ke dalam gelas piala yang
berisi asam sulfat
8. Menyentuh salah satu kaki kodok Menggerakkan kakinya dan merasa
dengan sumber listrik (dari kesakitan
intensitas rendah ke tinggi)
9. Mengamati pupil dan iris kodok. Jarak 25 cm : tidak ada respon, selaput
Diberi kapas basah pada kornea. mata mulai menutup
Mata langsung tertutup rapat. Jarak 15 cm : mulai memberontak
Jarak 5 cm : terlihat selaput matanya
menutup dan memberontak lebih dari
sebelumnya dan terkadang
mengerjapkan mata.

Tabel pengamatan gerak reflek pada kodok kelompok 2


No Perlakuan / Pengamatan pada Hasil / Keterangan
. kodok
1. Mengamati pernafasan pada 41x gerakan / menit dan cepat
kodok
2. Mengamati keseimbangan pada seimbang
kodok
3. Mengamati cara berenang kodok Kaki belakang memanjang, kepala ke
arah atas, kaki depan mendayung.
4. Mencubit jari kaki dengan pinset Kakinya menekuk dan meluruskan

5. Memasukkan salah satu kaki ke Pada suhu 27o kaki stabil dan tidak
dalam gelas piala berisi air (suhu bergerak
kamar) kemudian dipanaskan.
(Suhu kamar 27o)
6. Memasukkan salah satu jari kaki Kaki mengangkat
yang lain ke dalam air panas +
80o C
7. Memasukkan salah satu kaki Kaki megangkat
kodok ke dalam gelas piala yang
berisi asam sulfat
8. Menyentuh salah satu kaki kodok Kaki menekuk
dengan sumber listrik (dari
intensitas rendah ke tinggi)
9. Mengamati pupil dan iris kodok. Jarak 25 cm : tidak ada respon
Diberi kapas basah pada kornea. Jarak 15 cm : tidak ada respon
Mata langsung tertutup rapat. Jarak 5 cm : mengecil

Tabel pengamatan gerak reflek pada kodok kelompok 1


No Perlakuan / Pengamatan pada Hasil / Keterangan
. kodok
1. Mengamati pernafasan pada 201x / menit dan cepat
kodok
2. Mengamati keseimbangan pada Berusaha melepaskan diri, tangan
kodok bergerak, kaki memanjang, dan kepala
terangkat
3. Mengamati cara berenang kodok Membuka dan menutup kaki dan
tangan tetapi tidak serentak, sesekali
melompat.
4. Mencubit jari kaki dengan pinset Kaki bergerak menjulur ke bawah

5. Memasukkan salah satu kaki ke Tidak ada respon.


dalam gelas piala berisi air (suhu
kamar) kemudian dipanaskan.
(Suhu kamar 27o)
6. Memasukkan salah satu jari kaki Kaki mengangkat dengan sangat cepat
yang lain ke dalam air panas +
80o C
7. Memasukkan salah satu kaki Kaki naik ke atas secara lambat
kodok ke dalam gelas piala yang
berisi asam sulfat
8. Menyentuh salah satu kaki kodok Tangan dan kaki (seluruh tubuh)
dengan sumber listrik (dari bergerak / seperti terkejut
intensitas rendah ke tinggi)
9. Mengamati pupil dan iris kodok. Jarak 25 cm : pupil membesar
Jarak 15 cm : pupil mengecil
Jarak 5 cm : pupil semakin kecil

Tabel termoregulasi pada kodok


No. Kodok Suhu awal Suhu di Air Dingin Suhu di Air panas
(A,T,L)
1. Kelompok 1 28o / 27o / 29o 25o / 26o / 27o 31o / 28o / 29o
2. Kelompok 2 27o / 30o / 27o 24o / 28o / 26o 30o / 31o / 29o
o o o
3. Kelompok 3 28 / 27 / 28 29o / 24o / 29o 28o / 27o / 30o
4. Kelompok 4 27o / 32o / 27o 24o / 29o / 26o 30o / 33o / 29o
Keterangan : A = Awal, T = Tubuh, L = Lingkungan

B. Pembahasan
Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disadari akibat peranan
konektor yang melalui neuron motorik langsung menuju efektor tanpa melalui
syaraf penghubung. Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur syaraf
yang paling sederhana. Jalur syaraf yang dilalui tersebut dibentuk dari kumpulan
neuron sensor, interneuron, dan neuron motorik yang berfungsi sebagai
penggerak pada syaraf untuk terjadinya gerakan atau impuls syaraf untuk
gerakan refleks tertentu, gerak refleks paling sederhana hanya membutuhkan dua
tipe sel syaraf yaitu neuron motorik dan neuron sensorik (Kimball, 1983).
Termoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur
suhu tubuhnya supaya tetap konstan. Hewan yang mampu mempertahankan
suhu tubuhnya disebut homoiterm, sedangkan hewan yang tidak mampu
mempertahankan suhu tubuh disebut poikiloterm (Isnaeni, 2006).
Pada praktikum yang telah dilakukan, kami mengamati gerak refleks dan
termoregulasi pada kodok (Bufo sp.). Bufo merupakan salah satu aspek penting
dalam kehidupan manusia, baik dalam aspek ekologi, ekonomi, maupun ilmiah
(Chahyadi dkk., 2016). Bufo biasanya sangat peka terhadap perubahan kondisi
lingkungan seperti pencemaran air, kerusakan habitat asli, penyakit dan parasit.
Hal ini menyebabkan Bufo dapat dijadikan sebagai indikator perubahan
lingkungan yang potensial. Perubahan kualitas lingkungan dapat menyebabkan
Bufo menjadi stres, sehingga dapat menyebabkan turunnya populasi (Nurcahyani
dkk., 2009)
Pada saat praktikum kodok (Bufo sp) diberi beberapa perlakuan dan
diamati refleks yang timbul. Perlakuan pertama yaitu mengamati pernafasan
pada kodok. Penghitungan menggunakan hand counter dalam kurun waktu 1
menit. Pada kodok yang kami amati pernafasannya 165 kali per menitnya. Pada
kelompok 3 berdasarkan hasil pengamatan pernafasan kodok yang diamati
sebanyak 177x per menitnya. Pada kelompok 2 berdasarkan hasil pengamatan
terhadap pernafasan kodok yang diamati sebanyak 41x per menitnya. Dan pada
kelompok satu, pernafasan pada kodok yang diamati sebanyak 201x per
menitnya dan cepat. Dari perbedaan data kelompok tersebut dapat kita ketahui
bahwa pada setiap kodok memiliki kecepatan bernafas yang berbeda-beda. Ada
yang sangat cepat seperti pada kodok di kelompok satu yang pernafasannya
sebanyak 201x per menit dan ada yang lambat seperti pada kodok yang diamati
pada kelompok dua yaitu 41x per menit. Hal tersebut dapat terjadi karena
berbagai faktor, misalnya ukuran kodok, perlakuan yang diberikan pada kodok
sebelumya, atau bisa juga karena pengamat yang kurang jeli dalam melihat
berapa kali kodok bernafas.
Perlakuan kedua yaitu mengamati keseimbangan pada kodok.
Pengamatan keseimbangan dilakukan dengan mengikat kodok pada sebuah
kardus, kemudian diputar searah jarum jam. Setelah putaran kardus berhenti
baru diamati tingkah lakunya yang ternyata hanya diam saja dan tidak ada
responnya. Kemudian ketika kardus dimiringkan, kodok tersebut bergerak tak
beraturan dan memberontak. Pada kelompok tiga, kodok yang telah diberikan
perlakuan yang sama, ketika diputar respon kodok terlihat bingung dan linglung,
ketika dimiringkan, respon kodok yaitu berusaha memberontak. Pada kelompok
dua, kodok yang telah diberi perlakuan sama, kodok tetap seimbang dan tidak
memberikan respon. Pada kelompok satu , kodok yang telah diberi perlakuan
sama, respon pada kodok yaitu berusaha melepaskan diri, tangan bergerak, kaki
memanjang, dan kepala terangkat. Pada masing-masing kelompok, respon yang
muncul pada kodok mendekati sama, namun pada kelompok dua kodok tetap
seimbang dan tidak memberikan respon. Kemungkinan hal tersebut terjadi
karena mengikat kodok ke kardusnya terlalu kuat atau ketika memutar
kardusnya pelan, sehingga kodok tidak merespon. Bisa jadi juga dari faktor
kodoknya yang memang minim respon.
Perlakuan ketiga yaitu mengamati cara berenang kodok. Kodok
diletakkan pada sebuah tempat yang berisi air, setelah diamati ketika kodok
berada di dalam air, kodok dapat berenang dengan aktif. Kaki belakang pada
kodok bergerak lebih aktif daripada kaki depan. Pada kelompok tiga setelah
memberi perlakuan yang sama, respon yang muncul pada kodok yaitu berenang
dan memanjat tepian wadah, sesekali meloncat, kepala menghadap ke atas. Pada
kelompok dua setelah memberikan perlakuan yang sama, respon yang muncul
pada kodok yaitu kaki belakangnya akan memanjang, kepala ke arah atas, kaki
depan mendayung. Pada kelompok satu setelah memberikan perlakuan yang
sama, respon yang muncul pada kodok yaitu membuka dan menutup kaki dan
tangan tetapi tidak serentak, sesekali melompat. Berdasarkan hasil pengamatan
pada setiap kelompok, respon yang muncul setelah kodok diberi perlakuan
hampir sama.
Perlakuan keempat yaitu dengan mencubit pada ujung jari kodok.
Respon yang diberikan oleh kodok saat dicubit jari kakinya yaitu langsung
mengangkat kakinya agar terlepas dari jepitan tersebut. Pada kelompok tiga
setelah memberikan perlakuan yang sama, respon yang muncul pada kodok
adalah merasa kesakitan dan menggerak-gerakkan kakinya. Pada kelompok dua
setelah memberikan perlakuan yang sama, respon yang muncul pada kodok
adalah kakinya menekuk dan meluruskan. Pada kelompok satu setelah
memberikan perlakuan yang sama, respon yang muncul pada kodok adalah kaki
bergerak menjulur ke bawah. Berdasarkan data hasil pengamatan, respon yang
muncul pada kodok setelah kakinya dijepit menggunakan pinset sama, yaitu
mengangkat kakinya.
Percobaan kelima yaitu dengan memasukkan salah satu kaki ke dalam
gelas piala berisi air (suhu kamar) kemudian dipanaskan. (Suhu kamar 27 o).
Pada perlakuan ini kodok stabil dan tidak memberikan respon. Pada kelompok
tiga dengan memberi perlakuan yang sama pada kodok, tidak ada respon dari
kodok. Pada kelompok dua dengan memberi perlakuan yang sama pada kodok,
respon yang muncul pada kodok adalah badan dan kakinya tidak bergerak dan
diam saja. Pada kelompok satu dengan memberi perlakuan yang sama pada
kodok, tidak ada respon dari kodok. Berdasarkan data hasil pengamatan pada
setiap kelompok, setelah mencelupkan kaki kodok ke dalam air dengan suhu
ruang (suhu ruang 27o) tidak ada respon yang muncul pada kodok.
Perlakuan keenam yaitu memasukkan salah satu jari kaki yang lain ke
dalam air panas + 80o C. Respon yang muncul pada kodok yang kami amati yaitu
langsung mengangkat kakinya yang dicelupkan pada air panas tersebut dengan
cepat. Pada kelompok tiga dengan memberikan perlakuan yang sama, respon
yang muncul pada kodok yaitu langsung mengangkat kakinya. Pada kelompok
dua, dengan memberikan perlakuan yang sama, respon yang muncul pada kodok
yaitu kakinya mengangkat. Pada kelompok satu dengan memberikan perlakuan
yang sama, respon yang muncul pada kodok yaitu kakinya mengangkat dengan
sangat cepat. Berdasarkan pada hasil pengamatan pada setiap kelompok, dengan
memberi perlakuan mencelupkan kaki kodok ke air panas dengan suhu lebih dari
80o semua kodok merespon sama, yaitu langsung mengangkat kakinya.
Perlakuan ketujuh yaitu memasukkan salah satu kaki kodok ke dalam
gelas piala yang berisi asam sulfat. Setelah diamati, respon yang muncul yaitu
kodok akan menekuk dan mengangkat kakinya. Pada kelompok tiga dengan
memberikan perlakuan yang sama, respon yang muncul yaitu kodok akan
mengangkat kakinya. Pada kelompok dua dengan memberikan perlakuan yang
sama, respon yang muncul yaitu kakinya megangkat. Pada kelompok satu
dengan memberikan perlakuan yang sama, respon yang muncul yaitu kaki naik
ke atas secara lambat. Berdasarkan data hasil pengamatan pada setiap kelompok,
setelah kaki kodok dimasukkan ke larutan asam sulfat pekat, kodok akan
merespon dengan mengangkat kakinya. Hal ini dikarenakan larutan asam sulfat
pekat bersifat korosif sehingga menyebabkan bagian tubuh yang terkena larutan
ini terasa seperti terkena luka bakar.
Perlakuan kedelapan yaitu menyentuh salah satu kaki kodok dengan
sumber listrik (dari intensitas rendah ke tinggi). Respon yang muncul yaitu
kodok akan mengangkat kakinya dengan cepat. Pada kelompok tiga setelah
diberi perlakuan yang sama, respon yang muncul pada kodok yaitu kodok
menggerakkan kakinya dan merasa kesakitan. Pada kelompok dua setelah diberi
perlakuan yang sama, respon yang muncul pada kodok yaitu kakinya akan
menekuk. Pada kelompok satu setelah diberi perlakuan yang sama, respon yang
muncul pada kodok yaitu tangan dan kaki (seluruh tubuh) bergerak / seperti
terkejut. Berdasarkan hasil pengamatan pada setiap kelompok, dengan
memberikan perlakuan yang sama, yaitu menyentuh salah satu kaki kodok
dengan sumber listrik (dari intensitas rendah ke tinggi) respon yang muncul
hampir sama semua, yaitu mengangkat kakinya dengan cepat karena terkejut.
Perlakuan kesembilan yaitu mengamati pupil dan iris kodok dengan cara
menyenteri matanya. Ketika senter diletakkan dengan Jarak 25 cm, respon pada
mata kodok biasa saja, kemudian ketika didekatkan dengan jarak 15 cm, kodok
akan merespon dengan pupil agak mengecil, dan ketika senter didekatkan lagi
dengan jarak 5 cm, maka kodok akan merespon dengan kelopak mata tidak
membuka dengan sempurna, kemudian pupil mengecil. Pada kelompok tiga
setelah diberi perlakuan yang sama, respon yang muncul pada kodok yaitu
ketika senter diletakkan dengan Jarak 25 cm, tidak ada respon yang muncul,
selaput mata mulai menutup, kemudian ketika didekatkan dengan jarak 15 cm,
respon yang muncul pada kodok yaitu mulai memberontak, dan ketika senter
didekatkan lagi dengan jarak 5 cm, respon yang muncul yaitu terlihat selaput
matanya menutup dan memberontak lebih dari sebelumnya dan terkadang
mengerjapkan mata.Pada kelompok dua setelah diberi perlakuan yang sama,
respon yang muncul pada kodok yaitu. Ketika senter diletakkan dengan Jarak 25
cm, tidak ada respon yang muncul, kemudian ketika didekatkan dengan jarak 15
cm, tetap tidak ada respon, dan ketika senter didekatkan lagi dengan jarak 5 cm,
maka kodok akan merespon dengan pupil mengecil. Pada kelompok satu setelah
diberi perlakuan yang sama, respon yang muncul pada kodok yaitu ketika senter
diletakkan dengan Jarak 25 cm, respon pada mata kodok yaitu pupil membesar,
kemudian ketika didekatkan dengan jarak 15 cm, kodok akan merespon dengan
pupil mengecil, dan ketika senter didekatkan lagi dengan jarak 5 cm, maka
kodok akan merespon dengan pupil semakin mengecil.
Berdasarkan data pengamatan termoregulasi pada kodok, pada kelompok
satu, diketahui suhu awal 28o, suhu tubuh 27o, dan suhu lingkungan 29o. Pada
suhu di air dingin (suhu awal diturunkan 3o) dengan hasil suhu awal 25o, suhu
tubuh 26o, dan suhu lingkungan 27o. Pada suhu di air panas (suhu di naikkan 3 o)
dengan hasil suhu awal 31o, suhu tubuh 28o, dan suhu lingkungan 29o. pada
kelompok dua, diketahui suhu awal 27o, suhu tubuh 30o, dan suhu lingkungan
27o. Pada suhu di air dingin (suhu awal diturunkan 3o) dengan hasil suhu awal
24o, suhu tubuh 28o, dan suhu lingkungan 26o. Pada suhu di air panas (suhu di
naikkan 3o) dengan hasil suhu awal 30o, suhu tubuh 31o, dan suhu lingkungan
29o. pada kelompok tiga, diketahui suhu awal 28o, suhu tubuh 27o, dan suhu
lingkungan 28o. Pada suhu di air dingin (suhu awal diturunkan 3 o) dengan hasil
suhu awal 29o, suhu tubuh 24o, dan suhu lingkungan 29o. Pada suhu di air panas
(suhu di naikkan 3o) dengan hasil suhu awal 28o, suhu tubuh 27o, dan suhu
lingkungan 30o. pada kelompok empat, diketahui suhu awal 27 o, suhu tubuh 32o,
dan suhu lingkungan 27o. Pada suhu di air dingin (suhu awal diturunkan 3 o)
dengan hasil suhu awal 24o, suhu tubuh 29o, dan suhu lingkungan 26o. Pada suhu
di air panas (suhu di naikkan 3o) dengan hasil suhu awal 30o, suhu tubuh 33o, dan
suhu lingkungan 29o. Pada hasil pengamatan di setiap kelompok, suhu awal,
suhu tubuh, dan suhu lingkungan pada setiap kodok pada setiap kelompok
berbeda-beda.

C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa gerak refleks
pada hewan kodok dipengaruhi oleh lingkungan luar, seperti pemberian H 2SO4,
air 80o, menjepit kaki dan di setrum menggunakan aliran listrik dari baterai,
sedangkan suhu tubuh pada kodok mengikuti suhu lingkungan.
D. Daftar Pustaka
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: PT Kanisius
Kimball, John W. 1983. BIOLOGI, Fifth Edition. Jakarta : Erlangga

Chahyadi, Ennie, Titrawani, Rauf, Wiwid Haryati. 2016. Variasi Morfometik


Bufo asper Gravenhorst (1829) di Kawasan Universitas Riau dan Desa Bencah
kelubi Tapung Kampar. Jurnal Biologi Al-Kauniyah

Nurcahyani, N. M., Kanedi., Kurniawan, E. S. (2009). Inventarisasi jenis Anura


di kawasan hutan sekitar Waduk Batutegi, Tanggamus, Lampung. (Skripsi).
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Lampung.

E. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai