Anda di halaman 1dari 9

Nama / NIM : Norma Fitriani / 1808086022

Prodi / Kelas : Pendidikan Biologi / 4-A


Kloter/Kelompok : 2/4

ACARA 4
SISTEM DIGESTi: UJI KARBOHIDRAT, UJI PROTEIN DAN UJI
LEMAK
(Selasa, 3 Maret 2020)

A. Hasil Praktikum
Tabel 1. Uji Karbohidrat dengan Uji Molisch
Sebelum Sesudah Perlakuan
Bahan Keterangan
Perlakuan H2SO4
Berwarna ungu
Usus Ayam Agak keruh Putih terdapat endapan +
dibawah
Berwarna merah
bata pada bagian
Glukosa Bening Pink ++
atas, bagian
bawahnya bening

Tabel 2. Uji Karbohidrat dengan Uji Benedict

Sebelum Sesudah Perlakuan


Bahan Keterangan
Perlakuan
NaOH Pemanasan

Usus Ayam Bening Biru Tetap berwarna biru -

Glukosa Bening Bitu Coklat ke orengean +

Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Protein


Bahan Sebelum Sesudah Perlakuan Keterangan
Reagen CuSO4
Perlakuan
Benedict
Usus Ayam Bening Putih Ungu bening +
Bagian atas
Putih berwarna ungu,
Albumin Kuning ++
bening bagian bawah
berwarna putih

Tabel 4. Pengamatan Uji lemak (kualitatif)


Bahan Sebelum Sesudah Keterangan
Bahan Berat Keruh +
Aquades Biasa, basah Biasa, basah -
Minyak Transparan (jika Transparan
++
goreng diterawang), mengkilap

Tabel. 5 Pengamatan Uji Lemak Kuantitatif


Berat
Bahan
Awal Akhir
1 gram usus ayam 31,8 gram 28,33 gram
Hasil Akhir 31,8 - 28,33 = 2,47 gram

B. Pembahasan
Acara praktikum pada 3 Maret 2020 adalah tentang system digesti pada
hewan dengan uji karbohidrat, uji protein dan uji lemak. Digesti (pencernaan) adalah
proses pemecahan zat-zat makanan sehingga dapat diabsorpsi oleh saluran pencernaan.
Hasil akhir proses pencernaan adalah terbentuknya molekul-molekul atau partikel-
partikel makanan yakni: glukosa, asam lemak, dan asam amino yang siap diserap
(absorpsi) oleh mukosa saluran pencernaan. Selanjutnya, partikel-partikel makanan
tersebut dibawa melalui sistem sirkulasi (tranportasi) untuk diedarkan dan digunakan
oleh sel-sel tubuh sebagai bahan untuk proses metabolism. Bahan yang digunakan untuk
pengujian adalah usus ayam yang fresh. Tujuan dari praktiksum ini adalah untuk
mengetahui kandungan karbohidrat, protein dan lemak dari organ pencernaan hewan
yaitu usus ayam. Uji karbohidrat dilakukan dengan uji molish dan uji benedict. Uji
protein dilakukan dengan uji biuret dan uji lemak dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif.
1. Uji Karbohidrat
Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang mengandung unsur C,H, dan O
yang merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau turunan
senyawa-senyawa tersebut. Karbohidrat merupakan komponen bahan makanan yang
penting dan merupakan sumber energi yang utama. Pencernaan karbohidrat terjadi
ketika polisakarida, senyawa karbohidrat kompleks yang mengandung lebih dari
60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun
bercabang diuraikan menjadi monosakarida. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis),
tidak seperti monosakarida dan disakarida. Enzim ptialin didalam air liur akan
menghidrolisis pati menjadi maltosa dan gugus glukosa (3-9 tiga molekul glukosa),
selanjutnya makanan akan dibawa menuju lambung dan masuk ke dalam deudenum.
Hasil akhir proses ini berupa glukosa, galaktosa, fruktosa, dan manosa. Senyawa
tersebut kemudian diabsorbsii oleh dinding usus dan akan dibawa ke hati oleh darah
(Sartika, 2008).
a. Uji Benedict
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Larutan benedict dilakukan pada suasana basayang menyebabkan
terjadinya transformasi isomerik. Pada suasana basa, reduksi ion Cu2+ dari CuSO4
oleh gula pereduksi akan berlangsung dengan cepat dan membentuk Cu2O yang
merupakan endapan merah bata (Rohman dan Sumatri, 2007).
Pengujian dilakukan dengan pengambilan 1 gram usus ayam dan 2ml
glukosa 1% ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 2,5 ml reagen
benedict ke masing-masing tabung lalu dihomogenkan. Setelah itu dilakukan
pemanasan dan di timer. Lalu diamati perubahannya. Hasil dari pengamatan
diperoleh pada larutan glukosa, yang telah diberi reagen benedict sebelum
dipanaskan berwarna biru. Setelah dipanaskan warnanya berubah menjadi
keorengean atau merah bata. Sedangkan pada larutan yang berisi usus ayam yang
telah diberi reagen benedict, sebelum dipanaskan berwarna biru dan setelah
dipanaskan warnanya tetap biru.
b. Uji Molish
Pada Uji Molisch, Larutan stock dicampur dengan pereaksi Molisch, yaitu larutan
α-naftol dalam alkohol, kemudian ditambah asam sulfat pekat dengan hatihati.
Warna violet yang terbentuk menunjukkan adanya karbohidrat. Berdasarkan hasil
pengamatan, pada usus ayam sebelum diberi perlakuan berwarna agak keruh.
Setelah diberi perlakuan penambahan α-naftol warnanya berubah menjadi putih
dan setelah penambahan asam sulfat warnanya berubah menjadi ungu dan terdapat
endapan dibawah. Sedangkan pada glukosa, sebelum diberi perlakuan berwarna
bening. Setelah diberi perlakuan penambahan α-naftol warnanya berubah menjadi
pink dan setelah penambahan asam sulfat warnanya berubah menjadi merah bata
pada bagian atas dan bening pada bagian bawahnya. Menurut Sumardjo (2008),
dasar uji ini adalah heksosa atau pentosa mengalami dehidrasi oleh pengaruh asam
sulfat pekat menjadi hidroksimetilfurfural atau furfural dan kondensasi aldehida
yang terbentuk ini dengan α-naftol membentuk senyawa yang berwarna khusus
untuk polisakarida dan disakarida. Reaksi ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu
hidrolisis polisakarida dan disakarida menjadi heksosa atau pentose, dan diikuti
oleh proses dehidrasi dan proses kondensasi.
2. Uji Protein
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien, tidak seperti
bahan makronutrien lain (karbohidrat dan lemak), protein lebih berperan dalam
pembentukan biomolekul dari pada sebagai sumber energi. Uji kandungan protein
dilakukan dengan uji biuret. Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji
kandungan protein. Hal ini didasarkan pada pereaksi biuret, larutan biru yang
mengubah violet pada kontak dengan protein, atau zat-zat dengan ikatan peptida. Bila
bahan makanan itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan
menghasilkan warna ungu/ warna lembayung. Hal itu terjadi karena ada ikatan protein
dengan biuret yang menghasilkan dasar reaksi sebagai berikut : Kompleks koordinasi
antara Cu2+ dengan gugus -C=O dan NH ikatan peptida dalam larutan alkalis, akan
membentuk warna lembayung (Yazid, 2006)
Pada uji biuret ini dilakukan dengan menggunakan bahan usus ayam dan
albumin yang diberi larutan NaOH, kemudian diberi larutan CuSO4 dan diamati
perubahan warnanya. Berdasarkan hasil pengamatan, Usus ayam yang belum diberi
perlakuan awalnya berwarna bening. Setelah ditambahkan NaOH warna berubah
menjadi putih dan setelah ditambahkan CuSO4 warnanya berubah menjadi ungu
bening. Sedangkan pada albumin ketika belum diberi perlakuan awalnya berwarna
bening. Setelah ditambahkan NaOH warna berubah menjadi putih bening dan setelah
ditambahkan CuSO4 warnanya berubah menjadi ungu bagian atas dan putih dibagian
bawah.
3. Uji Lemak
Lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,
hewan, atau manusia dan memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel.
Lemak atau lipid memiliki peranan penting bagi tubuh, selain menjadi sumber energi
kedua dalam tubuh, lemak juga memiliki peran seperti sebagai bantalan penahan panas
di bawah kulit, komponen struktural dalam tubuh, dan pembawa bagi absorpsi vitamin
larut lemak. Uji kandungan lemak dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Uji
Kualitatif lemak dilakukan dengan melihat sampel kering dari bahan stock. Pengujian
dapat dilakukan dengan mengoleskan larutan pada kertas. Jika kertas menjadi
trasnparan atau buram, maka bahan yang diuji mengandung lemak. Berdasarkan
pengamatan dilakukan uji coba dengan menggunakan 3 kertas saring yang diteteskan
bahan Antara lain usus ayam, minyak goring dan aquades. Hasil yang diperoleh antara
lain pada usus ayam berwarna keuh, pada aquades teelihat basah dan pada minyak
goring terlihat transparan. Hal ini menunjukkan bahan yang positive mengandung
lemak yaitu minyak goreng karena terlihat transparan. Sedangkan pada usus ayam
terlihat buram atau sedikit transparan ini menandakan hanya sedikit lemak yang
terkandung dalam usus ayam.
Pada uji kuantitatif yaitu dilakukan dengan menghitung kandungan lemak
yang terkandung dalam usus ayam. Berat awal diketahui 31,8 gram. Berat akhir
diketahui 28,33 gram. Hasi akhir didapatkan dengan menguranggi berat awal dengan
berat akhir. Hasil yang didapatkan adalah 3,47 gram. Jadi, lemak yang terkandung
dalam usus ayam sebesar 3,47 gram. Adapun penyebab air tidak larut dalam lemak
ayam dan terbentuk emulsi tidak stabil ialah karena air merupakan senyawa yang
bersifat polar, berbeda dengan lemak yang sifatnya nonpolar. Selain itu, lemak
memiliki rantai karbon yang panjang dimana semakin panjang rantai karbon maka sisi
hidrofobik lipid terhadap air semakin besar. Sama halnya dengan etanol juga tidak
larut dalam lemak karena bersifat polar yang tidak larut dalam lemak yang bersifat
nonpolar. Sedangkan pada pencampuran antara lemak ayam dan soda (Na2CO3), juga
menunjukkan bahwa lemak tidak larut tapi membentuk emulsi yang stabil karena
sabun dapat mengemulsikan lemak atau minyak. Lemak dalam soda (Na 2CO3) akan
membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak
bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan,
sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya (Akpinar, 2014).

C. Kesimpulan
Digesti (pencernaan) adalah proses pemecahan zat-zat makanan sehingga
dapat diabsorpsi oleh saluran pencernaan. Berdasarkan hasil praktikum dapat diambil
simpulan bahwa pada uji Benedict, usus ayam memiliki kandungan karbohidrat yang
lebih sedikit dibandingkan dengan glukosa. Sebab glukosa menunjukkan perubahan
warna merah bata dan bernilai positif banyak. Pada uji Molish hasilnya sama dengan
uji Benedict. Usus ayam uji Molish mengandung karbohidrat lebih sedikit daripada
glukosa dengan adanya warna ungu tua yang muncul. Pada uji protein, albumin lebih
banyak mengandung protein dibandingkan dengan usus ayam, albumin mengeluarkan
warna ungu tua sedangka usus ayam berwarna ungu muda. Sedangkan pada uji
lemak, terdapat 3 bahan yaitu: akuades, usus ayam dan minyak. Uji transparansi
lemak menunjukkan bahwa minyak goreng mengandung lemak lebih banya
dibanding dengan akuades danusus ayam. Dengan adanya transparans permukaan
sebar yang luas.

D. Daftar Pustaka
Akpinar, A. dan Bayizit. 2014. Fungal Lipids: The Biochemistry of Lipid
Accumulation. International Journal of Chemical Engineering and
Applications. Vol. 5 (5)
Barasi, Mary E. 2007. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga
Dan Asam Lemak Trans Terhadap Kesehatan. Kesmas: National Public
Health Journal. Vol. 2(4)
Fatimah, S, Surur, M, Atourrohman, M., Rohmah, A dam Khumaera, F.
2019. Sistem Digesti (Uji Karbohidrat, Uji Protein, Uji
Lemak). Semarang: Departemen Pendidikan Biologi UIN
Walisomgo Semarang
Rohman A dan Sumantri. Analisis Makanan. (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Sartika, Ratu Ayu Dewi.2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah
Mahasiwa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas
Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Yazid E. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Yogyakarta: ANDI

LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 10 Maret 2020

Mengetahui,

Dosen Pengampu Praktikan


Dwimei Ayudewandari P., M.Sc. Norma Fitriani
LAMPIRAN ABSTRAK

Anda mungkin juga menyukai