Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

HISTOLOGI TUMBUHAN
JARINGAN MERISTEM

Nama : Ashfa Tsamrotal Muna


NIM : 1908086066
Kelas/Kloter : PB-3C/1
Dosen Pengampu : Hafidha Asni Akmalia,M.Sc.

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
2020
ACARA KE-2
HISTOLOGI TUMBUHAN
Jum’at, 11 September 2020
A. Judul
Jaringan Meristem

B. Tujuan
1. Mempelajari karakteristik sel penyusun jaringan meristem
2. Mempelajari struktur jaringan meristem pada ujung akar dan ujung batang

C. Dasar Teori
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang
mendukung pertumbuhan pada tumbuhan. Jaringan tumbuhan terbentuk karena
berlangsungnya pembelahan dari sel-sel, yang dalam hal ini sel-sel yang terjadi tetap
melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara yang satu dengan yang lainnya.
Selanjutnya pembentukkan jaringan-jaringan tersebut sangat erat hubungannya pula
dengan pembentukkan berbagai alat pada tumbuhan, akar, batang, daun, bunga, buah
dan lain sebagainya. Dalam hal ini, tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu
proses dalam hidupnya. Seperti; jaringan meristem yang mampu membelah terus
menerus dan membentuk sel-sel baru. (Waluyo, 2006: 71).
Jaringan meristem adalah sel sel muda yang selau membelah. Jaringan
meristem terdiri atas jaringan embrional, yaitu jaringan yang terdapat pada lembaga
tetapi tidak mengalami diferensiasi atau mengadakan pembagian tugas. Jaringan
meristem terdapat pada ujung akar, ujung batnag, dan kambium. Berdasarkan
letaknya dalam tumbuhan ada tiga macam yaitu meristem apikal, meristem lateral dan
meristem interkalar. Meristem apikal terdapat di ujung batang dan di ujung akar.
Meristem interkalar terdapat diantara jaringan dewasa, misalnya di pangkal luas
batang rumput. Meristem lateral terdapat pada kambium pembuluh dan kambium
gabus.(Joko Waluyo,2006:71)
Fungsi utama sel sel meristematik adalah mitosis. Bnetuk selnya tipis dan
berdinding tipis dan tanpa vakuola. Jaringan meristem terletak pada ujung kar dan
batang. Mitosis pada jaringan meristem enghasilkan sel sel baru untuk pertumbuhan
tanamannya. Sel sel yang terbentuk melalui proses mitosis tersebut akan
berdiferensiasi membentuk beberapa tipe jaringan (Kimball, 2003: 113).

D. Metode Penelitian

1. Bahan
Beberapa foto pengamatan mikroskopis seperti:
a. Foto P.B. akar Allium cepa (bawang merah)
b. Foto P.B. pucuk batang Coleus sp (tanaman iler)
2. Cara Kerja
a. Sebelum foto preparat yang telah disediakan diamati, langkah-langkah pembuatan
preparat tersebut dipelajari yang memerlukan bahan-bahan berikut:
1. Ujung Akar Allium cepa (bawang merah) (kurang lebih 5 cm) disayat secara
membujur menggunakan silet tajam, lalu diletakkan di atas gelas benda yang telah
ditetesi air. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (100x), kemudian
ganti dengan perbesaran sedang (400x). Pada preparat ini, yang diamati adalah
jaringan meristem apikal pada ujung akar.
2. Ujung Pucuk batang Coleus (kurang lebih 5 cm) disayat secara membujur
menggunakan silet tajam, lalu diletakkan di atas gelas benda yang telah ditetesi air.
Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (100x), kemudian ganti dengan
perbesaran sedang (400x). Pada preparat ini, yang diamati adalah jaringan meristem
apikal pada ujung batang.
b. Mencari Informasi mengenai preparat penampang membujur meristem apical pada
akar Allium cepa dan ujung batang Coleus sp.Kemudian digambar kembali dan diberi
keterangan bagian-bagiannya.
c. Laporan praktikum dibuat dalam bentuk file (.pdf) sesuai format dengan memuat hasil
gambar pengamatan.
E. Hasil Pengamatan

N Gambar Keterangan Gambar Pembanding


o

1.
a Allium cepa
a. Protoderm
b
b. Ground meristem
c c. Procambium
d. RAM
d e. Tudung akar
e

2.
a
Coleus sp
a. Plumulae
b b. Procambium
c. SAM
d. Ground meristem
c

F. Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini ada 2, yaitu:


1. Allium cepa var. ascalonicum
Bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum) merupakan sayuran umbi yang
cukup populer di kalangan masyarakat, selain nilai ekonomisnya yang tinggi, bawang
merah juga berfungsi sebagai penyedap rasa dan dapat juga digunakan ebagai bahan
obat tradisional atau bahan baku farmasi lainnya.
Deskripsi dari bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum), habitus
termasuk herba, tanaman semusim, tinggi 40-60 cm. Tidak berbatang, hanya
mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan
yang lain. Berumbi lapis dan berwarna merah keputih-putihan. Daun tunggal
memeluk umbi lapis, berlobang, bentu lurus, ujung runcing. Bunga majemuk, bentuk
bongkol, bertangkai silindris, panjang ± 40 cm, berwarna hijau, benang sari enam,
tangkai sari putih, benang sari putih, kepala sari berwarna hijau, putik menancap pada
dasar mahkota, mahkota berbentuk bulat telur, ujung runcing (Silalahi, 2007).
Tanaman bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) dapat ditanam di
dataran randah maupun di dataran tinggi, yaitu pada ketinggian 0-1.000 m dpl. Secara
umum tanah yang dapat ditanami bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum)
adalah tanah yang bertekstur remah, sedang sampai liat, berdrainase baik, memiliki
bahan organik yang cukup, dan pH-nya antara 5,6-6,5. Syarat lain, penyinaran
matahari minimum 70 %, suhu udara harian 25-32oC, dan kelembaban nisbi sedang
50-70 % (Silalahi, 2007).

Bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum) termasuk family Liliaceae dan
sistimatika klasifikasinya secara rinci sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spematophyta
Kelas : Monocotyledonal
Ordo : Liliaceae
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa var. ascalonicum
Sumber : Rahayu dan Berlian (1999) dalam Dewi (2012)
Struktur morfologi tanaman bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum)
terdiri atas akar, batang, umbi, daun, bunga, dan biji. Tanaman bawang merah (Allium
cepa var. ascalonicum) termasuk tanaman semusim ( annual), berumbi lapis, berakar
serabut, berdaun silindris seperti pipa, memiliki batang sejati (diskus) yang berbentuk
sperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya perakaran dan mata tunas
(titik tumbuh) ( Rukmana, 2007)
2. Coleus sp
Coleus sp merupakan salah satu spesies tanaman berbungan yang masuk
kedalam famili Lamiaceae. Tanaman ini banyak ditemuka di Malaysia, Asia Tenggara
dan daerah lainnya. Tanaman ini membutuhkan tanah berdrainase lembab untuk
tumbuh dan biasanya memiliki tinggi 0,5-1 m, tetapi ada beberapa yang tumbuh
hingga 2 meter. Tanaman ini lebar, berkayu, hijau abadi dan sebagian besar tumbuh
karena daun memiliki bentuk beraneka ragam (Suva et al,2015). Tanaman dari genus
Coleus banyak digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai antimikroba,
antioksidan, antiseptic, dan aktivitas farmokologi lainnya (Amrillah et al,2015)

Coleus pada umumnya terbagi atas tanaman obat yaitu Coleus amboinicus
Lour. dan tanaman hias yaitu Coleus blumei warna ungu/hijau dan warna merah.
Mengkonsumsi Coleus amboinicus Lour. atau torbangun terbukti mampu
meningkatkan kuantitas dan kualitas air susu ibu (ASI),membersihkan daerah rahim
serta meningkatkan status gizi bayi (Damanik, 2009; Warsiki et al., 2009). Disamping
itu,torbangun juga mengandung senyawa flavonoid (Soni dan Singhai, 2012; Khattak
et al., 2013), sebagai antioksidan (Surya et al., 2013).Selain sebagai tanaman obat,
coleus banyak dikenal masyarakat sebagai tanaman hias seperti tanaman pot, tanaman
penutup tanah, dan tanaman pagar (Werdiningsih,2007; Lestari dan Kencana, 2008)
Klasifikasi tumbuhan iler yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophtina
Kelas : Magnoliopsida
Super Ordo : Asteranae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Plectranthus L’Her
Spesies : Plectranthus scutellarioides (L) R.Br.

G. Tugas dan Pertanyaan

1. Jelaskan macam-macam jaringan meristem berdasarkan asal-usulnya dan sebutkan


contoh spesiesnya!
2. Jelaskan karakteristik jaringan meristem apical!
3. Jelaskan teori titik tumbuh Histogen dari Hanstein pada meristem apical ujung batang
Angiospermae!
4. Jelaskan teori titik tumbuh Tunika-Korpus dari Schmidt pada meristem apical ujung
batang Angiospermae!
5. Jelaskan teori titik tumbuh Korper-Kappe dari Scuepp pada meristem apical ujung
akar!
Jawaban
1. Berdasarkan asal-usulnya jaringan meristem dibagi menjadi 3 yaitu promeristem,
jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder. Promeristem merupakan
bagian awal dari meristem yang sudah ada berupa daerah kecil pada ujung akar dan
ujung batang.Meristem primer adalah jaringan lanjutan dari promeristem yang sel-
selnya masih aktif membelah.Meristem sekunder merupakan jaringan yang sel-selnya
berkembang dari jaringan dewasa yang sudah mengalami differensiasi contohnya
yaitu kambium dan kambium gabus yang terletak ditepi lat tumbuhan.
2. Jaringan meristem apical memiliki karakteristik yang dapat diidentifikasi melalui jenis
jaringannya.Adapun karakteristik dari jaringan meristem adalah berbentuk prismatic
atau sel kuboid, memiliki vakuola dengan ukuran paling kecil, terdapat inti sel yang
berukuran besar, terdapat banyak sel dari sitoplasma dan protoplasma, tersusun dari
sel-sel yang terdapat didalam fase pertumbuhan dan pembelahan, tidak dapat
ditemukan diruangan antar sel dan meristem, dan sel ini memiliki bentuk yang
lonjong, bulat, serta memiliki dinding sel yang tipis.
3. Teori Histogen dikemukakan oleh Hanstein yang menjelaskan bahwa tiap titik
tumbuh batang serta akar terdiri dari zone-zone atau lapisan-lapisan sel. Lapisan sel
yang disebut Histogen ini terdiri dari bagian pusat yang disebut plerome yang
membentuk empulur dan jari-jari pengangkut primer.Lapisan terluar yang disebut
dermatogen akan membentuk epidermis.Lapisan diantara plerome dan dermatogen
yang disebut periblem terdiri dari beberapa lapisan sel yang selanjutnya akan
membentuk kortek atau jaringan kulit kayu.
4. Teori Tunica Curpus menjelaskan tentang cara pembentukan batang-batang tumbuhan
berkayu atau berbiji yang dalam hal ini tentu telah mempunyai berkas pembuluh.Pada
tumbuhan titik tumbuhnya mempunyai dua zone yaitu adanya corpus dan tunica.Yang
dimaksud dengan corpus ialah bagian pusat dari titik tumbuh sedangkan tunica yaitu
bagian atau zone paling luar dari titik tumbuh.
5. Pada bagian ujung akar ada teori korpe-kappe yang dikemukakan oleh
schuepp.Menurut korpe-kappe sel membelah diri dalam pola yang disebut pembelah
T.Didaerah bagian luar apeks akar kappe itu terdiri atas sel-sel yang setelah
pembelahan horizontal pertama sel anaknya dibagi lebih bawah membelah diri secara
longitudinal dengan demikian bidang kedua pembelahan tersebut membentuk aksara
T pada irisan membujur median dari akar.Pada korper daerah bagian dalam apeks
bentuk T nya terbalik yaitu pembelahan yang kedua berlangsung pada sel anak yang
sebelah atas.

H. Kesimpulan

1. Karakteristik sel penyusun jaringan meristem bersifat embrional atau selalu aktif
membelah.Selain itu karakteristik lainnya adalah belum mengalami diferensiasi dan
spesialisasi, vakuola keci, inti besar, plastida belum matang dan berbentuk sama ke
segala arah.

2. Jaringan meristem pada ujung batang dan ujung akar berbentu kubah dibentuk oleh
sel-sel yang membelah pada ujung tunas atau kuncup. Meristem pada ujung akar dan
ukung batang ini berperan untuk membuat akar dan batang menjadi panjang.

I. Daftar Pustaka

Kimball, John W. 2001. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Lestari, G., I.P. Kencana.2008.Galeri Tanaman Hias Landskap.Jakarta:Penebar


Swadaya

Rukmana, R.,(2007).Bawang Merah Dari Biji.Semarang: PT Aneka Ilmu

Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember Press

Werdiningsih, H. 2007. Kajian penggunaan tanaman sebagai alternatif pagar rumah.


Enclosure. 6:32-39.

Silalahi, R., (2007), Pengaruh Lama Perendaman Dan Konsentrasi Kolkhisin


Terhadap Jumlah Kromosom, Pertumbuhan, Dan Produksi Bawang Merah
(Allium Cepa) Varietas Samosir FMIPA Unimed, Skripsi, FMIPA, Unimed,
Medan.
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Dosen Pengampu Temanggung,17 September 2020
Praktikan

Hafidha Asni Akmalia,M.Sc. Ashfa Tsamrotal Muna

Anda mungkin juga menyukai