Anda di halaman 1dari 5

Jaringan Sederhana

Simple Tissue

Cut Saila
cutsaila.bio17@fkip.unsyiah.ac.id

Abstrak
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berlekatan satu dengan lainnya oleh satu perekat dari
senyawa peptin. Jaringan berdasarkan struktur kelompok sel penyusun dan jumlah macam sel
penyusunnya terbagi menjadi dua,yaitu jaringan sederhan dan jaringan komplek. Jaringan
sederhana yaitu jaringan parenkim, jaringan kolenkim, dan jaringan sklerenkim. Jaringan komplek
yaitu jarinngan epidermis. Praktikum tentang jaringan sederhana ini bertujuan untuk mengamati
bermacam-macam struktur dari jaringan sederhana. Metode yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu dengan cara mengamati secara langsung preparat dengan menggunakan mikroskop. Adapun
objek yang diuji untuk praktikum ini yaitu empelur ubi kayu (Manihot utilissima), bayam
(Amaranthus Sp), pelepah daun genjer (Limnocharis flava), pelepah daun bunga tasbih (Canna Sp),
batang cabe (Capsicum Sp), dan tempurung kelapa (Cocos nucifera). Hasil dari praktikum ini
adalah dapat ditemukan adanya jaringan parenkim pada empelur ubi kayu (Manihot utilissima),
bayam (Amaranthus Sp), pelepah daun genjer (Limnocharis flava), pelepah daun bunga tasbih
(Canna Sp), jaringan kolenkim pada batang cabe (Capsicum Sp), serta jaringan sklerenkim pada
tempurung kelapa (Cocos nucifera).
Kata kunci: Parenkim, sklerenkim, dan kolenkim.

Abstract
Tissue is a collection of cells that are attached to one another by an adhesive from the peptin
compound. Networks based on the structure of the constituent cell groups and the number of types
of constituent cells are divided into two, namely simple networks and complex networks. Simple
tissues are parenchymal tissue, kolenkim tissue, and sclerenchymal tissue. The complex network is
the network of the epidermis. This simple network practicum aims to observe various structures
from simple networks. The method used in this practicum is by observing directly preparations
using a microscope. The objects tested for this practicum are cassava (Manihot utilissima), spinach
(Amaranthus Sp), genjer leaf midrib (Limnocharis flava), midrib of tasbih flower (Canna Sp), chili
stems (Capsicum Sp), and coconut shell ( Cocos nucifera). The results of this practicum are that
parenchymal tissue can be found in cassava (Manihot utilissima), spinach (Amaranthus Sp), genjer
leaf midrib (Limnocharis flava), rosary leaf fronds (Canna Sp), kolenkim tissue in chili stems
(Capsicum Sp ), and sklerenkim tissue in the coconut shell (Cocos nucifera).
Keywords: Parenchyma, sklerenkim and kolenkim.

1
Cut Saila: Jaringan Sederhana

Pendahuluan (Capsicum Sp), dan tempurung kelapa (Cocos


Menurut Sri (2008, p.84) jaringan pada nucifera). Setelah itu disayat secara melintang
tubuh tumbuhan dikelompokkan berdasarkan semua bahan tersebut kecuali tempurung
tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, kelapa yang disayat secara paradermal
asal-usul, dan tahap perkembangannya. permukaan dalam tempurungnya. Setelah
Menurut Campbel (2008, p.322) sel-sel semua bahan disayat, kemudian diletakkan
parenkim melaksanakan sebagian besar fungsi diatas kaca objek dan diberi tetesan aquadest,
metabolik tumbuhan, yaitu menyintesis dan lalu ditutup dengan menggunakan kaca
menyimpan berbagai produk organik. penutup dan kemudian diamati dibawah
Menurut Wirdati (2016, p.179-180) mikroskop secara bergantian. Setelah semua
bayam adalah tanaman yang termasuk dalam bahan diamati, lalu digambarkan hasil
Famili Amaranthaceae, dengan nama latin pengamatan pada lembar hasil pengamatan.
Amaranthus sp yang merupakan tanaman Kemudian, dibersihkan semua alat dan bahan
perdu dan semak. setelah selesai praktikum.
Menurut Agoes (2010, p.2) daun genjer
berkutikula tipis. Mesofil daun genjer terdiri Teknik Pengambilan Data
atas parenkim palisade dan parenkim spons. Data diambil dengan melakukan
Parenkim palisade terletak di bawah lapisan eksperimen.
epidermis daun bagian atas, tampak tegak
lurus dan berbentuk seperti lobus yang Teknik Analisis Data
bercabang, tersusun dalam deretan yang rapat Data ditampilkan dan disajikan secara
dan hanya selapis. Parenkim palisade ini deskriptif.
banyak mengandung kloroplas. Ketebalan
parenkim palisade mencapai ±25 m. Parenkim Hasil dan Pembahasan
spons berbentuk seperti lobus yang berongga. Menurut Siswanto (2016) histologi
Parenkim spons juga mengandung kloroplas adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur
namun tidak sebanyak kloroplas pada jaringan secara detail menggunakan mikroskop
parenkim palisade. Rongga-rongga yang pada sediaan jaringan yang dipotong tipis yang
terbentuk dari lobus-lobus palisade dan spons merupakan salah satu dari cabang-cabang
diduga merupakan rongga udara pada daun biologi.
genjer. Menurut Bresnick (2009) jaringan
Menurut Tirono (2011, p.144) kelapa adalah sekumpulan sel yang memiliki struktur
(Cocos nucifera) memiliki bagian yang dan fungsi yang sama.
berfungsi sebagai pelindung inti buah yang Jaringan terbagi dua yaitu jaringan
disebut tempurung kelapa. Tempurung kelapa sederhana dan komplek. Jaringan sederhana
terletak dibagian dalam kelapa setelah sabut, adalah jaringan yang dibentuk oleh kelompok
dan merupakan lapisan yang keras dengan relatif sederhana strukturnya dan terdiri dari
ketebalan 3-5 mm. satu macam sel saja. Sedangkan jaringan
kompleks adalah jaringan yang tersusun atas
lebih dari satu tipe sel. Jaringan sederhana
Metode/Cara Kerja
terdiri atas jaringan parenkim, jaringan
Waktu dan Tempat kolenkim, dan jaringan sklerenkim. Sedangkan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jaringan komplek yaitu jaringan epidermis.
Rabu tanggal 17 Oktober 2018 Wib di Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel
Laboratorium Pendidikan Biologi Universitas parenkim, dengan demikian dapat dikatakan
Syiah Kuala. bahwa sel-sel parenkim itu adalah massa (sel-
sel) yang menyebar luas pada seluruh organ
Prosedur dari tumbuhan. Jaringan parenkim biasa
Prosedur yang digunakan yaitu dengan disebut sebagai ground tissue atau jaringan
menyediakan alat dan bahan yang akan dasar, yang berarti bahwa pada hampir setiap
digunakan, yaitu tabung reaksi, pipet tetes, bagian tumbuhan akan terdapat jaringan
mikroskop, empelur ubi kayu (Manihot parenkim ini sebagai jaringan dasar, dimana
utilissima), bayam (Amaranthus Sp), pelepah jaringan-jaringan lain terdapat di dalamnya.
daun genjer (Limnocharis flava), pelepah daun Adapun ciri-ciri dari jaringan parenkim
bunga tasbih (Canna Sp), batang cabe yaitu jaringan parenkim mempunyai dinding
2
Cut Saila: Jaringan Sederhana

sel tipis dan jika mengalami penebalan Gambar 1. Empelur ubi kayu (Manihot
biasanya terdiri dari selulosa yang masih utilissima)
lentur. Dinding selnya jarang sekali
mengandung lignin, kecuali organ yang telah
tua. Dinding sel yang telah menebal umumnya
mempunyai plasmodesmata yang dapat
membantu kelancaran pertukaran zat. Jaringan
parenkim mempunyai sel-sel yang masih
hidup. di bagian tengah ruang selnya terdapat
sentra vakuola besar berisi zat-zat makanan
cadangan. Dalam protoplasma biasanya
terdapat plastida baik leukoplas, kloroplas,
maupun kromoplas. Di antara sel-sel
parenkim, terdapat ruang antarsel Sumber : dokumentasi pribadi
(intercellular spaces) yang berperan dalam
pertukaran atau peredaran gas-gas. Gambar 2. Bayam (Amaranthus Sp)
Kebanyakan sel parenkim berbentuk segi
banyak (polihedral).
Adapun menurut Sumiati (2010) sifat
jaringan parenkim yaitu berbentuk segi enam,
dapat bersifat meristematik, selnya hidup dan
berdinding tipis serta berukuran besar,
memiliki banyak vakuola, memiliki ruang
antar sel sehingga letaknya tidak terlalu padat.
Fungsi jaringan parenkim yaitu selain
sebagai jaringan dasar, jaringan parenkim juga
berfungsi untuk sebagai jaringan penghasil dan
penyimpan cadangan makanan. Parenkim
penghasil makanan adalah parenkim yang
digunakan sebagai tempat fotosintesis,
misalnya pada mesofil daun. Hasil-hasil Sumber : dokumentasi pribadi
fotosintesis akan disimpan dalam parenkim.
Menurut Darsini (2011) dalam ilmu anatomi Gambar 3. Pelepah daun genjer
jaringan parenkim merupakan salah satu jenis (Limnocharis Sp)
jaringan yang berfungsi sebagai jaringan dasar
dan sebagai media jaringan-jaringan lain
dalam tubuh tumbuhan secara in vivo (dalam
tubuh tumbuhan).
Pada praktikum kali ini untuk
mengamati jaringan parenkim digunakan
empelur ubi kayu (Manihot utilissima), bayam
(Amaranthus Sp), pelepah daun genjer
(Limnocharis flava), dan pelepah daun bunga
tasbih (Canna Sp).

Sumber : dokumentasi pribadi

3
Cut Saila: Jaringan Sederhana

Gambar 4. Pelepah daun bunga tasbih Selanjutnya yaitu jaringan sklerenkim.


(Canna Sp) Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mati
dengan sel penyusunnya telah mengalami
penebalan dinding sekunder dan terjadi
lignifikasi. Jaringan sklerenkim biasanya
tersusun atas dua tipe sel, yaitu serat dan
sklereid. Serat lebih panjang, diameter, dan
lumen kecil sedangkan sklereid lebih pendek,
diameter, dan lumen lebih besar. Jaringan
sklerenkim biasanya ditemukan pada organ
tumbuhan yang tidak lagi mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Fungsi
jaringan sklerenkim adalah sebagai penguat
bagian tumbuhan yang sudah dewasa serta
sebagai pelindung bagian-bagian atau organ
lunak yang ada didalamnya.
Sumber : dokumentasi pribadi Untuk melihat jaringan sklerenkim,
Tidak hanya jaringan parenkim, pada digunakan sayatan paradermal tempurung
praktiikum kali ini juga diamati jaringan kelapa (Cocos nucifera).
kolenkim. Adapun fungsi jaringan kolenkim
yaitu sebagai jaringan penguat terutama pada Gambar 6. Tempurung kelapa (Cocos
organ-organ tumbuhan yang masih aktif nucifera).
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut Meidiliza (2008) bentuk, susunan
serta ukuran sel penyusun kolenkim bervariasi,
dan dalam sekelompok sel-sel kolenkim, sel-
sel yang ditengah lebih besar daripada yang di
tepi. Ciri-ciri dari jaringan kolenkim yaitu sel
kolenkim berbentuk memanjang sejajar pusat
organ yang ditempatinya dan biasanya
berdinding tebal, dinding sel tidak
mengandung lignin tapi mengandung pektin,
selulosa, dan hemiselulosa. Serta tidak ada
ruang antar sel atau antar selnya rapat.
Untuk melihat jaringan kolenkim, pada
praktikum kali ini digunakan sayatan
melintang batang cabe (Capsicum Sp). Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 5. Batang cabe (Capsicum Sp) Simpulan dan Saran


Simpulan
Jaringan adalah kumpulan dari beberapa
sel yang memiliki struktur dan fungsi yang
sama atau berbeda. Jaringan terbagi dua yaitu
jaringan sederhana yang trediri dari parenkim,
kolenkim, sklerenkim dan jaringan kompleks
terdiri dari epidermis. Berdasarkan hasil
praktikum dapat disimpulkan bahwa telah
dapat ditemukan jaringan parenkim pada
empelur ubi kayu (Manihot utilissima), bayam
(Amaranthus Sp), pelepah daun genjer
(Limnocharis flava), dan pelepah daun bunga
tasbih (Canna Sp), jaringan kolenkim pada
batang cabe (Capsicum Sp), dan jaringan
Sumber : dokumentasi pribadi sklerenkim pada tempurung kelapa (Cocos
nucifera).

4
Cut Saila: Jaringan Sederhana

Suplemen dan Bahan Imbuhan Pakan.


Saran Google Cendikia, 6(11): 56-57.
Diharapkan untuk praktik selanjutnya Sumardi. (2010). Ekologi kesehatan.
agar lebih berhati-hati dalam menggunakan Cendikiawan, 3(1): 45-53.
kaca preparat agar tidak pecah dan juga agar Tirono. 2011. Karakteristik Mikroskopis Dan
lebih teliti dan fokus dalam melakukan Komponen Bioaktif Tanaman Genjer
pengamatan dengan menggunakan mikroskop. (Limnocharis Flava) Dari Situ Gede
Bogor. Jurnal Neutrino, 3(2): 143-144.
Daftar Pustaka
Bresnick. (2009). Jaringan dan Ilmu
Pengetahuan. Google Cendikia,
1(2):148.
Campbell, Neil A.( 2008). Biologi Edisi
Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Darsini. (2011). Perkembangan Latisifer Pada
Kultur Kalus Catharanthus Roseus (L)
G. Don Yang Diinduksi Dengan
Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh
Kinetin+Naa. Jurnal Biologi, 7(2): 37-
45.
Irma, Wirdati. 2015. Pengaruh Pemberian
Timbal (Pb) Terhadap Morfologi Daun
Bayam (Amaranthus Tricolor L.) Dalam
Skala Laboratorium. Jurnal Ipteks
Terapan, 1(2): 179-180.
Jacoeb, Agoes, M. 2010. Karakteristik
Mikroskopis Dan Komponen Bioaktif
Tanaman Genjer (Limnocharis Flava)
Dari Situ Gede Bogor. Akuatik, 4(2): 2.
Maideliza, T., dkk. 2008. Kajian Struktur dan
Kariotipe Gadung (Dioscorea bulbifora
L.) di Sumatra Barat. Jurnal Sains dan
Makara, 11:1, 37-43.
Mulyani, Sri. 2008. Anatomi Tumbuhan.
Yogyakarta: Penerbit Kansius.
Siswanto. (2016). Respon Reproduksi Induk
Betina Sepat Siam Terhadap Bahan

Anda mungkin juga menyukai